Badan Sarah terasa segar setelah mandi dengan air hangat. Dirasakannya kondisi badannya sudah mulai enteng. Panas badannya sudah menurun dan pening di kepalanya pun telah menghilang. Ya, sebenarnya dia sudah merasa cukup sehat tapi dia toh beringsut lagi di balik selimut. “Kapan lagi bisa malas-malasan seperti ini…?” Pikirnya senang. Sambil tiduran dipencetnya remote televisi mencari-cari channel yang menayangkan infotainment. Setelah memilih 1 channel, diraihnya sebuah apel dari meja kecil di samping ranjangnya. “Hari ini muas-muasin manjain diri aah…” ucapnya dalam hati.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsaASPyVqiK
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdjJgyx16JM
Sementara itu Tejo baru saja selesai menyapu seisi rumah. Di dekatnya, Doni yang sebelumnya anteng di dalam babywalkernya mulai merengek-rengek. Tejo pun paham, botol susu yang sudah disiapkan sejak tadi segera diberikannya. Pokoknya hari ini Tejo benar-benar seperti ibu rumah tangga menggantikan Sarah. Setelah menyapu dia mengerjakan pekerjaan lainnya dengan sigap. Dan bila Doni rewel, Tejo juga sudah tak canggung lagi memomongnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkpCG8fysU
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJYbgwnjhSx
*************18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1o7MLI0vE
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjIgzDTQzya
Hari kini menjelang siang. Doni yang sebelumnya aktif bermain ditemani oleh Tejo sudah tampak kelelahan. Tejo pun menggendongnya dan masuk ke kamar Sarah. Diketuknya pintu kamar Sarah yang tidak tertutup.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRg38OcnTiP
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn5iD2Fm3OS
“Yaa…?” Sahut Sarah yang masih bermalas-malasan di ranjang.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡil4B8IGS0A
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI3vC4f2cWU
“Tante nggak tidur ya?” Tanya Tejo setelah masuk.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqd4rIhcU2M
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ66jkzo6iii
“Nggak Jo, tidur terus-terusan malah tambah pening…” Jawab Sarah. Dihadiahinya Tejo dengan senyuman manis karna dia sudah membantu mengurusi rumah dan Doni.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFmrPNMBrk
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvI88b7L4yp
“Sudah beres semua ya Jo, duh kamu hebat deehh… Bisa diandalkan!” Pujinya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBeEMbaYXjd
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnmyoEtal5
“Iya Tante… Ini Doninya udah ngantuk lagi, biar tidur dulu…” Jawab Tejo yang kegeeran. Hatinya melambung mendapat senyuman dari Tantenya itu. Takut salah tingkah, Tejo segera melangkah ke ruang sebelah hendak menidurkan Doni di box bayi.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULSlLE3YHB
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBE7lSllBYr
“Eh, sini aja Jo, biar tidur di samping Tante. Biar Tante kelonin…” Sarah menggelar kain perlak di sampingnya dan ditutupinya lagi dengan kain yang empuk. Disuruhnya Tejo membaringkan Doni di atasnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0WWse6vgt
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDxBBvJgYx
“Kamu ambilin bantalnya di box bayi…” Pinta Sarah lagi.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJu6KWANU1J
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdjSkcOUIiB
“Ya Tante…” Jawab Tejo.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCrEPTTgc3
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZSRAkecQv
Setelah Tejo menyerahkan bantal Doni Sarah pun mengeloni Doni dengan sayang. “Makasih ya Jo, kamu istirahat gih…” Ucap Sarah lembut. Tejo yang begitu mengagumi Tantenya itu kali ini memandangnya tanpa nafsu karna Sarah sedang memancarkan kharisma keibuannya. Tapi, melihat ibu yang cantik begitu, Tejo pun berkhayal seandainya istrinya nanti, ibu dari anak-anaknya kelak bisa secantik Sarah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7sEzvWrfye
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDroiGjEL8
Tejo yang sangat menghayati tanggungjawabnya kini berpikir untuk menyiapkan lagi susu Tejo untuk sore nanti. Seperti tadi pagi, dia sudah menyiapkan susu di awal sehingga ketika Doni rewel minta minum dia tinggal menyerahkan botol susunya. Tapi tiba-tiba saja muncul rasa penasaran Tejo dengan air susu itu ketika mengambilnya dari lemari es. Ditimang-timangnya botol susu itu. Ini adalah air susu Sarah yang diperah Sarah sendiri. Sebelumnya belum pernah Tejo membayangkan seorang ibu memerah air susunya sendiri. Air susu itu adalah yang terakhir. Hanya cukup untuk 1 botol lagi. Setelah ini jika Tantenya masih belum bisa menyusui Doni, berarti tentu dia harus memerah susunya lagi. Wajah Tejo mulai mupeng membayangkan adegan Sarah memerah air susunya sendiri dari payudaranya yang indah itu. Terbesit ide nakal dalam benak Tejo. Dia penasaran seperti apa rasa susu ibu itu. Bukannya memindah air susu itu ke botol susu Doni, Tejo malah menuangkannya ke dalam gelas untuk diminumnya sendiri.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VgIKTKgsN
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡynEakpqUtp
Awalnya Tejo agak ragu dengan rencananya itu, dalam hatinya merasa konyol. Tapi persetan, pikirnya kemudian. Ditenggak habis juga akhirnya gelas berisi air susu Tantenya itu. Tiap kali meneguk susu itu, dada Tejo berdebar kencang. Dipandangnya gelas yang sudah licin tandas itu. Tanpa memikirkan rasa susu itu, ada semacam perasaan puas dalam diri Tejo. Bahkan tanpa terasa batang Tejo mengeras di balik celananya. “Waduh…” Keluhnya. “Bisa-bisanya bangun adik kecilku ini…?” Keluh Tejo pada dirinya sendiri dalam hati. Ya terang saja batangnya itu mengeras. Jelas tidak mungkin kalau dia minum air susu Tantenya tanpa memikirkan sumbernya, alias buah dada Tantenya yang montok itu. Tejo menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. Sesekali tangannya menepuk-nepuk kepalanya sendiri. Dia seperti ingin mengenyahkan bayangan yang kerap menyiksa batinnya itu. Tapi alih-alih hilang, bayangan itu malah makin menjadi. Batangnya malah makin menegang hingga maksimal. “Anjiir…” makinya dalam hati.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjYdNzO3B5g
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHSooW4Wr6
Entah setan mana yang merasukinya, tiba-tiba Tejo bangkit menuju kamar Sarah. Dia sendiri tidak tahu apa yang hendak dilakukannya. Kakinya seperti bergerak sendiri melangkah memasuki kamar Tantenya itu. Di dalam kamar dijumpai Tantenya sedang duduk bersandar di atas ranjang sambil membaca majalah. Di sampingnya Doni tampak telah tertidur pulas.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMfeyGQg7Z
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡadZtGVgZyS
“Ada apa Jo?” Tanya Sarah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1dJKi4n9c
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQbjEt3FuC
Tejo terdiam. Wajah Sarah yang tampak segar, dengan beberapa helai rambut tipis jatuh menutupi dahi dan wajahnya, makin tampak mempesona di mata Tejo. Sarah menyibak rambut yang jatuh menutupi wajahnya itu. Darah Tejo makin berdesir. Tiap gerakan Sarah seperti sudah didesain untuk memanjakan mata laki-laki. Lidah Tejo pun makin kelu. “Ngapain aku ke sini dalam keadaan ngaceng begini???” Dalam hati dia menghardik dirinya sendiri. “Kamu mau perkosa Tantemu sendiri memangnya, haah??? Buruan sana ke kamar!! Coli sanaaa…!!!” Hatinya menghardik kembali. Tapi dia sudah terlanjur masuk ke kamar Sarah. Jelas tidak mungkin pergi begitu saja mengatakan apa-apa. Makin lama dirinya diam, makin heran Sarah dibuatnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9RycZOj0T7
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzyHA8MdsVA
“Ngg…ga Tante, ga ada apa-apa…” Akhirnya Tejo menjawab. Tapi jawaban macam apa itu? Kalo ga ada apa-apa ngapain masuk? Hatinya seperti menertawai dirinya sendiri. Tejo pun tersenyum kecut. Sarah tampak heran dengan jawaban itu, matanya melirik gelas kosong yang dibawa Tejo.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCeezApLlj
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQC9tHhHl2J
“Oh mai gat!! Tantee… Cantik nian dirimuuu…” Puja Tejo dalam hatinya yang makin terbuai. Sungguh dahsyat kharisma kecantikan Tantenya itu. Hanya dengan gerakan mata saja, dia sudah bisa membuat hati Tejo blingsatan. Tapi hanya sekejap saja dirinya terbuai. Tanpa sengaja gelas yang tadi digunakan untuk minum susu Sarah masih dipegang di tangannya. Menyadari hal itu, Tejo pun makin bingung harus berkata apa. Lirikan Sarah pada gelas itu seperti memberondongnya dengan pertanyaan, “gelas apa itu Jo?! Kamu baru minum apa Jo?!” Padahal Sarah sendiri sama sekali tidak menanyakan apa-apa.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz5u8JQ23bq
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCpJWTBoBw
“Sini Jo…” Sarah menyuruh Tejo mendekat. Tangannya menepuk-nepuk sisi ranjangnya mengisyaratkan bahwa dia mempersilahkan Tejo duduk di situ. Sarah tersenyum. Dalam hatinya bertanya ada apa dengan keponakannya itu, kok canggung seperti dulu saat awal-awal dia baru datang. Sungguh bagi Tejo saat itu lebih baik Sarah menyuruhnya keluar kamar saja ketimbang malah menyuruhnya mendekat. Tapi sambil melangkah dikuatkan hatinya. “Tampaknya aku sudah tak bisa mundur lagi… Maju teruuuss…” Katanya dalam hati. Lho, seperti mau ngapain aja dia itu. Gila.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ6OlAlx7vm
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2V90cynQz
Bukan Tejo namanya kalau tidak segera bisa menguasai diri.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFaBWlNTLRb
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqDXBX55BdC
“Ini, susunya habis Tante…” Ucapnya lancar setelah duduk di dekat Sarah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN2He835Cmw
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtqrAGLKpRn
“Lho… Habis ya…? Kirain cukup buat 3 kali…” Jawab Sarah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZoNQZm1JjD
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gdAZASekK
“Eee… Iya sih tadi sebenernya masih ada buat sekali lagi Tante.” Sahut Tejo.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRFc2JN6Uz
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOXmrrt3fqi
“Nah, trus kemana? Tumpah ya?” Tanya Sarah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6BlWsjY8Cn
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfjKPOVTFSY
Tejo hendak mengiyakan. Dia sudah siap berbohong tentang hal ini. Tapi entah kenapa, tiba-tiba muncul keberanian dalam dirinya untuk menjawab jujur.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjVuEFBMePQ
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtmQeFwHMhU
“Tejo minum Tante…” Jawabnya polos. Hatinya pun berdebar menanti reaksi Tantenya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5F18DSo6JK
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPz4agYEir8
Sungguh di luar dugaan, Sarah spontan tertawa geli mendengar jawaban Tejo.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS907GdEDYq
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoUc9TumUhw
Tejo meringis.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsyXVPUq1gD
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMaWikd8eVL
“Aduuh… Serius kamu Jo? Kok bisa-bisanya kamu minum air susu Tante itu…? Bukannya Tante udah belikan susu buat kamu sendiri? Sudah habis memangnya?” Tanya Sarah bertubi-tubi setelah tawanya reda. Senyum lebar masih tersungging di bibir manisnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMxxtBigv6G
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ34wxE3EILX
“Penasaran aja Tante…” Jawab Tejo cengengesan dengan muka memerah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfkrbbOVhb
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsYTFLXg0Bc
“Penasaran gimana?” Tanya Sarah lagi.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ51xLiPDUCz
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3p1j0rOgy
“Ya yang dibelikan Tante kan susu sapi…” Jawab Tejo.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV11LCoq1JS
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3KRapwAktN
“Ya iyalah… terus kamu penasaran ya rasanya ASI? Duh, kamu ini ada-ada aja Jo… Jatah Doni gitu loh kamu minuum…” Ujar Sarah gemas.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjbnGj0Ph7K
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ10W0vWcT7X
“Iya Tante, tadi Tejo cuma iseng aja… ga tau deh… Maaf ya Tante…” Ucap Tejo meminta maaf walau Tantenya itu sama sekali tidak menampakkan nada marah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlxi8zvXm5
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQriSMGBu9E
“Yah udah deh… Tapi gimana nanti kalo Doni haus, hayoo…? Tante belum bisa nyusuin nih… masih lemesss…” Ucap Sarah manja.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCYv3YpSKuF
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ29sXwhoBR9
“Diperah lagi aja Tante…” Jawab Tejo enteng.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRmC4cNkLrX
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFh61nAnfhi
“Huuu… Kamu ini… Dipikirnya enak?” Ujar Sarah sambil mengusap-usap kepala Tejo dengan cepat hingga rambutnya berantakan. Tejo meringis saja sambil merapikan rambutnya. Hatinya senang diperlakukan seperti itu oleh Sarah.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBstjW9MUXw
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYJ5TLrMjGX
“Badan Tante ini masih pegal. Terutama leher ini loh yang paling sakit kalo masuk angin… Kalo merah susu kepalanya harus nunduk terus, bentar aja udah pegal tengkuk Tante… Tante belum kuat…” Jelas Sarah. Tangannya diangkat memijit-mijit tengkuknya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEdvspIZ2rU
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡczdLiyd4rV
“Mmm… Biar Tejo bantu Tante…” Entah angin darimana yang membuat Tejo nekat mengucapkan itu tanpa ragu sedikit pun. Sarah agak tercengang dalam hatinya melihat ponakannya yang mulai ‘nakal’ itu. Tapi dalam hatinya malah merasa gemas dan makin ingin menggoda Tejo lebih jauh.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3o2tq4DRF
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPye3oBeAB
“Iih kamu… bantu ngapain?” Tanyanya menggoda. Tejo tersipu tak menjawab.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnk5NpDC3XL
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYrlNJizdtW
“Tejoo… kamu mulai genit yah? Kamu mau bantu memerah buah dada Tante iniii…?” Sarah mencubit Tejo gemas.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgIlplJ5C4r
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzpAh69WZH1
“I… iyaa Tante, kan kemarin Tante sendiri yang bilang…” Tejo meringis membela diri. Cubitan Sarah yang tidak sakit seperti cubitan sayang baginya. Jantungnya mulai berdebar-debar lagi, kali ini karena terlampau bersemangat.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEh11KTl00G
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5PQQ1jGdtf
“Kamu ini… Jo…” Ucap Sarah lembut sambil membelai-belai rambut Tejo yang terdiam tidak berani menatapnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHxNYdDkDB5
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLejuPIuMAD
“Sebenarnya itu ide bagus Jo, Tante memang butuh bantuan, kalau Oom-mu ada pasti Tante udah minta ke dia… Tapi kalo sama kamu…?” Sarah idak melanjutkan ucapannya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡktHYLV8VkT
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOI64GMaaL8
“Kenapa memangnya Tante…” Tanya Tejo berlagak polos. Sarah tersenyum geli mendengarnya. Dipijitnya hidung Tejo gemas, “Kamu ini udah gede Jo…!” Ucapnya. Sarah sebenarnya sedang mempermainkan perasaan Tejo. Dari tadi tangannya melancarkan ‘serangan maut’ mengusap-usap kepala Tejo, mengelus rambutnya, mencubitnya, menepuk-nepuknya, kini bahkan memijit hidungnya. Belum lagi ditambah senyum manis yang bertubi-tubi dilemparkan pada Tejo dari tadi.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTtMJu6UvQN
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYrrQXe17fo
“Kamu udah remaja sekarang. Udah pernah ‘ngimpi’ kan Jo? Kapan pertama kali?” Tanya Sarah serius.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXWXSXRNJE
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXzmejaaLa
“Ee… Ngimpi apa…? Ooh maksud Tante mimpi basah?” Tejo balik bertanya. Wajahnya merah padam tak menyangka Tantenya bakal menanyakan hal itu.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZlEqmKTEoo
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡebeyU0cNJ7
“Ya iya…” Jawab Sarah. “Udah kan?” lanjutnya mengulang pertanyaan.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2pzx5YqAum
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0NctzpZfhQ
“Ya… Udah Tante…”18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeuJ44bKOeP
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf9Hk7Rcy97
“Kapan pertama kali?”18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡofgZh8mVGY
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQJlCvp0y6
“Yaa… Ga tahu Tante udah lama deh, pas SD…”18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7f5am9nw2
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBx875I7pD
“Nah lo, malah udah sejak SD…!”18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsCOmEqwest
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡve4jwSt79O
Tejo terdiam. Sarah juga ikut diam sejenak memikirkan kata-kata yang akan dilontarkannya lagi. “Artinya kamu udah matang Jo… Udah punya nafsu kamu…” Sarah menerangkan dengan serius. “Coba Tante tanya, gimana menurutmu Tante ini?” Tanyanya kemudian.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPAFoeosyN
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo7RD42s7gC
“Ee… maksudnya? Tante… Ya Tante orangnya baik…?” Jawab Tejo masih terbata-bata belum tahu arah pembicaraan Tantenya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBsujpUkD94
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYVVc5mAKya
“Bukan gitu…” Sarah tertawa kecil. “Maksudnya secara fisik, bagaimana penilaian kamu sebagai laki-laki dewasa terhadap Tante sebagai seorang wanita dewasa… Bagaimana kamu memandang Tante?” Tanya Sarah lagi.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNkf6m8Uok1
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlLr00eBFS9
“Ta… Tante cantik…?” Jawab Tejo agak ragu.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR9SVyOv5Ae
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxWS9M1z5a
Sarah tersenyum. “Hanya itu?”18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9JcgbZ1S28
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡniSogzT6YC
“Mmm…” Tejo bingung harus berkata apa lagi. Sebenarnya dengan ditanya begitu ingin sekali ditumpahkan perasaannya saat itu juga. Tapi dia segan dan ragu, di samping menerka-nerka apa sebenarnya maksud Tantenya itu.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ312c571JS8
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKhG7aKhzz
“Jangan malu… Hayo…?” Sarah mengusap-usap rambut Tejo lagi seperti hendak memunculkan keberaniannya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvc5WWJ6hxp
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWIe0lJZBk0
“S… Seksi Tante…!” Jawab Tejo sambil meringis.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWavz7bHVEW
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHPW3uhXzE3
“Haa…?” Sarah berlagak tak mendengar.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAPgMVphijs
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnWOVCBoyZ
“Iya… Tante seksi. Cantik dan seksi!” Ucap Tejo lagi kali ini mantap.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9hJ5Ul8Ym
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTJuQN7MJnJ
Sarah tertawa kecil. “Apa selama ini cuma itu yang kamu pikirkan tentang Tante?” Ucapnya. “Tante tahu, bukannya sombong ya Tante sadar dengan kecantikan Tante. Dulu Oom-mu itu banyak saingannya loh… Memperebutkan Tantemu ini. Hi hi hi…”18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpaPOCbiLm0
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZvq3lu2ki
Tejo mangut-mangut.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2v4HQdKVmK
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH2Dh1PbWx1
Sarah melanjutkan, “Tapi kalau cuma cantik dan seksi… Mmm…” Kalimatnya terputus. Dia bingung bagaimana menjelaskan maksudnya. “Sekarang gini aja… Tante tanya, gimana menurutmu kulit Tante?” Tanya Sarah lagi. Tejo berpikir sebentar, tapi kemudian dia tak ragu lagi. “Putih dan mulus…” Jawabnya meringis.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFsklA5L8mQ
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3PWCkXtNGU
Sarah tersenyum. “Nah begitu, kalo body Tante gimana?” Kerlingnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9gRzZ7Lp1m
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7kqxBGd4x
“Yaaa… Itu tadi, seksi…” Sahut Tejo tak bisa menemukan kata lain.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHnVrLTWAB
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdU5CgjgArA
Sarah tertawa, “Oh iya…” Ucapnya. Tejo jadi ikut tertawa.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmMdpdxnEW
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6PA25WEjeY
“Yaa ya… sudah deh nanti Tante malah kege-eran… Tapi kamu dah paham kan maksud Tante? Kamu itu udah gede, naluri seksualmu pasti udah tumbuh. Wanita dewasa dan bagian-bagian tubuhnya menjadi sangat menarik dan merangsang buat kamu… Iya kan? Buktinya kemarin kamu nonton DVD porno… Kamu bilang penasaran. Lha iya memang begitu fitrahnya. Tante juga wanita dewasa. Bukannya ge-er, tapi Tante tahu kok selama ini kamu mengagumi Tante. Kamu suka curi-curi pandang ke Tante, terutama kalo Tante lagi nyusuin si Doni… Tante nggak marah karena emang begitu normalnya. Kecuali kamu homo…” Jelas sarah panjang lebar.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuulywK5GCm
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgj0ZdX4RD
“Buah dada memang salah satu bagian dari wanita yang paling menarik bagi laki-laki di samping wajahnya. Kalo wajah kan selalu terlihat… Sementara buah dada selalu tersembunyi, jadi memang menjadi misteri yang menyenangkan bagi laki-laki, dan sensasinya jauh lebih besar kalo sudah bisa melihatnya.” Lanjut Sarah masih panjang lebar. “Itulah sebabnya Tante ragu kasih kamu memerah buah dada Tante Jo… Tante ga berani…” Pungkasnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZF9KlD41A
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzkvgNl8Lr
Tejo menelan ludahnya. Mendengar Sarah mengucap ‘buah dada’ berulang kali saja sudah membuat jantungnya blingsatan.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSSXzbWL81
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADWFVDZUmO
“Memangnya kenapa Tante?” Tejo bertanya lugu.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxKERUUftP
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN62YTeZtC8
“Halah, masih nanya juga kamu udah dijelasin juga… Jo, kamu bukan hanya bakal melihat buah dada Tante telanjang tapi juga menyentuhnya Jo… Bahkan meremas-remas… Itu terlalu beresiko!” Jawab Sarah gemas.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyE2PTZjk0o
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKawpRIMR4z
“Tapi Tejo kan ga mungkin macem-macem Tante… Kan sama Tante sendiri.” Jawab Tejo meyakinkan. Sarah terdiam. Dipandangnya wajah Tejo yang ngenes.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiItJWln2bi
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡteKK4rQqd2
“Duuh, kamu ini benar-benar kepingin yaa…?” Tanya Sarah pelan. Dibelainya lagi kepala Tejo.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLaDgzbVdKH
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ZHr4yeii8
“I… Iya Tante…” Jawab Tejo tercekat. Matanya memandang Sarah penuh harap.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DuvhkLJAq
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNLVNvvIk7
“Kamu belum punya pacar Jo?” Sarah mencoba mengalihkan pembicaraan.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOrlkDZGf4d
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1D8FiMMMg
“Duh, ga kepikiran Tante… Lagian sejak kenal Tante rasanya cewek lain jadi ga menarik di mata Tejo…” Jawab Tejo polos.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHoErduslAh
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPYVE5mz7g
“Waduuh, malah sudah berani merayu kamu ini… Ini Tantemu Jo…!” Tawa Sarah meledak. Tejo seketika tersipu. Dia sama sekali tidak ada maksud merayu tadi. Ucapannya benar-benar apa adanya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lptQ2FeZ6
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh65wz8DCVB
Tiba-tiba mimik Sarah berubah serius, ditatapnya mata Tejo dalam-dalam.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeWbHgMQv36
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlorkEi6p2
“Jo……” Ucapnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3hhtKKrISo
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXqnj5oYZUk
“Ya Tante?” Sahut Tejo berdebar-debar.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ1Bcr2JpHg
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhEp0cNDID
“Gimanapun Doni memang butuh ASI… Kamu… Kamu bener ya janji ga macem-macem?” Tanya Sarah agak terbata. Diam-diam dia sendiri juga mulai terangsang.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkqXIOR8sT0
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYNyJuRXQ8h
“Janji Tante!” Jawab Tejo mantap.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UHgpmz5V6
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJI32nUtt0
Sarah terdiam sesaat. Berdebar-debar Tejo dibuatnya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡInd7SHvUoh
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Awky9TjqP
“Ya udah, kamu ambil wadah sana…” Akhirnya Sarah memberi instruksi.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡknFjNMo4Gk
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDJuAHLRwl2
“Ja… Jadi Tante…?” Sahut Tejo seperti tak percaya. Dalam hatinya seketika berteriak girang seperti orang yang baru menang lotre.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCx2VESg1Px
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14ZCJE4YXj
“Tapi ingat loh Jo…! walau kamu nanti terangsang dengan buah dada Tante, ini demi Doni. Bukan buat pelampiasan nafsu kamu. Kamu kontrol diri ya, ingat Oom kamu…!” Ucap Sarah mengingatkan.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhhiYS2lp7e
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbi1bwZBUIY
“Siap Tante!” Sahut Tejo sambil melesat keluar kamar mengambil wadah yang diminta Tantenya.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQPQHKpykEg
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL7rKTJXNBe
Sarah diam terpaku di atas ranjang. Dirinya juga berdebar membayangkan apa yang sebentar lagi bakal terjadi. Ada perasaan grogi menyelinap, di samping nafsunya juga mulai meluap-luap. “Aah Tejo, gak nyangka secepat ini kamu sudah bisa menjamah Tante.” Ucapnya dalam hati.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQxD5QpRn4
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbB1FQcjG3C
Kalau saja di dapur ada kamera tersembunyi, tentu polah Tejo yang melompat-lompat kegirangan seperti orang yang lupa diri akan terekam. Ya, begitulah Tejo saat Sarah tak lagi melihatnya di luar kamar. Kegembiraannya teramat sangat, bahkan ingin rasanya dia teriak, tapi urung karena tentu Sarah bakal mendengarnya. “Yess, datang juga hari ini…!” Pekiknya dalam hati.18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1XHDEEYQvM
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj10utF2Itk
############18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Wov7gKTc6
HOLY COW!
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbz4fkGktaC
Dengan membawa wadah yang dibutuhkan Tejo segera kembali ke dalam kamar. Dilihatnya Sarah duduk pasrah di tepi ranjang. Sarah menoleh, senyumnya tersungging lagi. “Ahh Tante…” gumam Tejo dalam hati dengan gemas. Tak membuang waktu Tejo segera duduk di ranjang berhadapan dengan Sarah. Untuk sesaat keduanya tampak canggung. Tapi Sarah segera angkat bicara.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG92ocxGjrf
“Siap Jo…?” Ucapnya tersenyum menggoda.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr0WddIuBJ5
“Y.. ya Tante…” Tejo tampak grogi.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf4qUsboemA
“Yang lembut ya…?” Melihat Tejo yang grogi Sarah malah makin gemas menggodanya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqaq5RnnEsE
“I… iya Pasti Tante!” Tejo makin blingsatan.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9MbIeWDu0A
“Tante tahu ini saat teristimewa bagimu…” Sarah makin nekat menggoda.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKx4gGNBwNt
Tejo terdiam.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYLLCwSzUx
“Ini pertama kalinya kamu lihat payudara secara langsung kan?’ Tanya Sarah.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeAnPMmVQiN
Tejo mengangguk cepat.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhkIWaNiqbk
“Nah, Tante ingin kasih yang spesial buat kamu…” Kerling Sarah. “Sekarang Tante kasih kamu kesempatan, kamu yang buka baju Tante…” Tantangnya. Edan. Sarah seperti lupa kata-katanya sendiri. Padahal tadi dia minta pada Tejo untuk mengontrol diri dan tidak menganggapnya sebagai pelampiasan nafsu, tapi kini malah dia sendiri menggodanya seperti itu. Tejo sendiri jelas terkesiap mendengar kata-kata Sarah. Jakunnya naik turun, tapi belum juga berani bergeming.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡut3rFLGubm
“Nah lo, sekarang malah kamu yang malu-malu… Hi hi hi…” Sarah membelai pipi Tejo, diangkat dan ditolehkannya kepala Tejo yang dari tadi menunduk supaya menghadap dirinya. Kemudian Sarah membuka 1 kancing paling atas piyamanya lantas diam menunggu Tejo untuk meneruskannya. Tejo yang paham apa yang dikehendaki Tantenya mulai memberanikan diri. Dengan gemetar tangannya mulai melolosi kancing piyama Sarah satu demi satu. Nafasnya menderu. Dalam hatinya geregetan sekali dia pada Tantenya. Serasa ingin langsung ditubruk dan digagahinya. Inilah yang selalu dia bayangkan saat Anton mengunjungi Tantenya itu. Bayangan yang selalu menyiksa dirinya, tentang bagaimana Anton menelanjangi Tantenya. Kini peran itu dimainkan olehnya. Sekarang dia yang jadi bintangnya!
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2xxVnLsVCz
Tejo berhenti di kancing ketiga. 2 kancing paling bawah dibiarkannya tetap mengancing. Nafasnya makin memburu. Keberanian makin muncul dalam dadanya. Dibukanya piyama Sarah dengan menyibak bagian kerahnya dan memelorotkannya dengan cepat dari atas melewati bahunya hingga berhenti di tengah lengannya. Sarah tentu saja kaget. “Kyaaa…!” Kedua payudaranya langsung melompat keluar karena dia tak mengenakan BH. Tejo terkesiap melihat pemandangan yang begitu indahnya itu. Pemandangan yang selama ini menghantui jiwa remajanya, yang menjadi impian tiap laki-laki untuk memandangnya, kini terpampang jelas di hadapannya tanpa halangan apapun. Detak jantungnya mengencang bak dentuman meriam. Nafasnya tercekat, tenggorokannya menjadi gersang, dan yang pasti ‘adik kecil’nya langsung terbangun dengan tegangan super tinggi. Tejo merasa betapa beruntungnya dirinya. Pengalaman pertama melihat payudara wanita, dirinya langsung mendapat kualitas nomor satu. Payudara Sarah memang benar-benar sempurna. Besar, namun padat dan kencang sehingga putingnya yang mungil mengacung seperti menantang minta segera dihisap. Putih tanpa noda, mulus tanpa cacat.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrep08CeJP
“Ahh…” Sarah mendesah lirih merasakan angin dingin AC menerpa kulit payudaranya yang terbuka bebas. Bulu kuduknya berdiri seketika. Debar jantungnya juga makin keras seperti halnya Tejo. Naluri ekshibisionisnya hari ini naik ke level yang lebih tinggi dengan mempertontonkan kedua payudaranya dengan bebas tepat di hadapan keponakannya sendiri yang buruk rupa itu. Awalnya Sarah mengira Tejo hanya akan menyingkap piyamanya saja. Tak disangka Tejo telah membuka dirinya dengan cara seperti itu. Bagian pundak hingga dada Sarah kini terekspos. Secara spontan dia menyilangkan kedua tangannya di dada.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw1gmaLE9Kf
“Kenapa dibuka dua-duanya Jo…? Nakal iih… Satu aja…” Ujarnya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡND4Uxg7xzp
“Hari ini Tejo mau memeras Susu yang banyak…!” Jawab Tejo nakal.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡasb0WKamaY
“Satu aja cukup Jo…” Ucap Sarah tersenyum. Ditariknya piyamanya supaya menutupi lagi pundaknya yang terbuka. Tejo buru-buru mencegahnya. “Jangan Tante pliss…” Ucapnya ngenes. Dia tak ingin pemandangan itu segera berakhir. Sarah langsung mencubit pipinya, “Nah lo, mulai nakal… Tante ini bukannya mau memuaskan nafsu kamu Jo. Hayo, tadi katanya janji mau kontrol diri…?! Lagian dingin kan, nanti Tante sakit lagi…” Sahutnya tegas. Tejo tidak berani membantah. Geregetan perasaannya dengan sikap Sarah yang main tarik ulur itu. Sarah sendiri dalam hati juga menikmati permainannya itu. Dia tahu Tejo tentu terangsang berat saat itu.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjVixlzvXl
“Kamu suka Jo?” Tanya Sarah pelan.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQHPt6B8vT
“I.. Iya Tante, suka sekali…” Jawab Tejo polos.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBIRuIk6zF
Sarah tersenyum mendengarnya. Dielusnya lagi kepala Tejo. “Tante tahu betapa menariknya buah dada Tante buat kamu. Dan Tante nggak marah, justru itu menunjukkan kalo kamu laki-laki normal. Walaupun niat kita menyediakan ASI buat Doni, Tante tahu bagaimanapun juga nafsu kamu pasti tetap muncul. Kamu pasti terangsang kan? Itu resiko yang Tante ambil dan Tante harap kamu ikut jaga kehormatan Tante… Oke?” Ucap Sarah, mencoba memainkan peran sebagai Tante yang bijaksana. Tejo pun mengangguk tanda menurut.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡczgH3EtAws
“Nah ayo dimulai Jo…” Ucap Sarah tersenyum menggoda. Manis sekali. Tejo mulai mengulurkan tangannya. Waktu seakan berhenti saat jemarinya menyentuh kulit payudara Sarah. Bahkan jantungnya sendiri pun seolah berhenti berdenyut. Tejo tidak langsung menggenggam payudara itu. Dia terlebih dulu mengelusnya dengan lembut, ingin merasakan kehalusannya. Sarah merinding saat merasakan kulit payudaranya bergesekan dengan jemari Tejo yang kasar. Dia membiarkan Tejo mengelus-elus payudaranya untuk beberapa saat. Dipandangnya wajah Tejo yang tampak tegang. “Puas-puasin deh Jo rasa penasaran kamu dengan payudara Tante…” gumamnya dalam hati. Sesaat kemudian, tangannya meraih tangan Tejo dan digenggamkannya pada payudaranya. “Kok malah dielus-elus Jo, ayo mulai diperas ASI Tante…” Ucapnya. Dia pun membimbing tangan Tejo dengan gerakan meremas. “Begini caranya Jo…” Jelasnya. Sarah mengajarkan gerakan mengurut dan memeras dengan 2 jari hingga air susunya pun mulai keluar. Tejo benar-benar takjub melihat air susu yang mengucur keluar dari puting susu Tantenya itu. Sarah melepaskan tangannya dan menyandarkan tubuhnya. Tejo mengerti, dia pun segera meneruskan memeras payudara Sarah. Air susu Sarah yang mulai mengucur deras ditampungnya di wadah yang telah disiapkan. “Curr… Cuurr… Cuurrr…”
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ82JrvIAaGB
Sarah memejamkan matanya dan menggigit bibirnya. Bagaimanapun dia juga merasakan sensasi dari remasan tangan Tejo pada payudaranya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccdpDm2Ht4
“Aah… Jo jangan terlalu kencang, sakit…” Desah Sarah manja.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡakC7XbMFml
“Iya Tante… Maaf…” Tejo tersipu menyadari dirinya yang terlalu bersemangat.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJc900853Rs
“Pelan aja ya sayang…” Ucap Sarah lagi.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9VFaEDYHB
Lagi-lagi perasaan Tejo dilambungkan oleh godaan Sarah yang memanggilnya dengan sebutan sayang. Makin gemas dia melumat payudara Tantenya itu dengan tangannya. Betapa menakjubkannya gumpalan payudara itu. Bentuknya sangat sederhana tapi bisa membuat semua laki-laki mabuk kepayang, blingsatan, hingga lupa diri. “Duh herannya, benda ginian aja kok nggemesin banget… Hiiih…!!! Oh mai gat… indahnyaaa…!!! Ingin rasanya Tejo teriak.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzpSrOnVd51
“Ouuuhhh…. Joooo, pelan…!” Sarah mendesah panjang. Matanya mulai sayu. Tanpa sadar Tejo terlalu keras lagi meremasnya. Lenguhan Sarah terdengar merdu sekali di telinga Tejo. Penisnya pun makin meronta di balik celananya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe4C0YQ8Cpn
“Maaf Tante… Habis gemas…” Tejo meringis seperti tanpa dosa.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMdkXEXU39Z
“Kamu ini… mau memerah susu apa mau mencabuli Tante sih…?” Sarah merengut manja. Sekali lagi Tejo takjub mendengar kata-kata “mencabuli” dari bibir Tantenya itu. Hatinya teriak, “Iyaa Tante, Tejo pingin mencabuli Tante sekarang jugaa…!” Tapi tentu saja kalimat itu tidak sampai keluar dari mulutnya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡijY6k5uQ60
Dengan pelan Tejo meneruskan lagi memerah ASI dari payudara Sarah. Sedikit demi sedikit wadah yang dibawanya pun mulai penuh. Sarah diam saja sambil tetap menyandarkan tubuhnya. Posisinya terlihat seperti sedang pasrah. Kalau saja Doni terbangun dan bisa berpikir, tentu dia akan takjub melihat pemandangan yang ganjil itu. Mamanya yang cantik jelita bersandar pasrah sementara payudaranya yang putih mulus diremas-remas oleh tangan Tejo yang kasar dan hitam legam. Sesekali Sarah terlihat meringis dan menggigit bibir karena Tejo masih saja kerap meremas terlalu kencang. Tapi dirinya tidak lagi memprotesnya. Diam-diam sesungguhnya dia pun menikmatinya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IiOjN8s70
Tak lama kemudian wadah yang dibawanya pun penuh dengan air susu Sarah. Tejo menghentikan perasannya. Diambilnya tisu dan diusapnya puting susu Sarah yang basah.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4OT1CjlGPO
“Sudah Jo?” Tanya Sarah. Tubuhnya menggelinjang merasakan geli di putingnya yang disapu tisu.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiSjSIx9fXf
“Iya Tante, ni yang satu udah penuh…” Tejo yang masih gemas pada payudara Sarah ternyata sudah menyiapkan wadah kedua. Lho… Sarah jelas tidak menyangka, tapi dirinya malah tertawa geli. “Ya ampun Tejo, kamu bawa 2 wadah? Buat apa banyak-banyak Jo, 1 aja cukup…!” Ujarnya gemas.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjYxcbGwrVJ
“Buat persediaan Tante…” Jawab Tejo meringis. Tapi dirinya ragu juga untuk meneruskan karna tampaknya Sarah keberatan. “Itu kan sudah bisa buat 2 kali Jo… Lagian nanti kalo habis kan bisa diperah lagi…” Ucap Sarah lembut. Tejo terdiam. Jelas sekali dia menahan sesuatu yang hendak disampaikannya. Mungkin karena takut. Sarah yang mengamati raut muka Tejo pun memahami. “Kamu mau perah buat kamu sendiri ya? Hayo…?” Terkanya. Muka Tejo memerah. Sebenarnya dia hanya ingin lebih lama lagi menikmati menjamah payudara Tantenya itu. Tapi dirinya pun mengangguk mengiyakan. “He eh Tante…. Bo.. leh kan Tante?” Tanyanya ragu. Lagi-lagi Sarah tertawa geli. “Kamu ini ada-ada aja Jo… Tante beliin kamu susu sapi, jarang sekali kamu minum. Eh, sekarang kamu malah ketagihan susu Tante…” Ucapnya sambil mengacak-acak rambut Tejo karena gemas. Tejo hanya meringis saja. Dirinya masih belum berani bicara.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMiu0ioc0Ah
“Ya udah deh Tante kasih…” Akhirnya Sarah memutuskan. “Tapi, secukupnya saja ya…?” Kerlingnya. Tejo pun sumringah, “Baik Tante…” Sahutnya cepat. Sarah tersenyum geli. Tubuhnya pun bersandar lagi mempersilahkan Tejo melanjutkan. Tejo tidak buang waktu. Disingkapnya piyama Sarah yang menutupi payudaranya yang 1 lagi. Sarah langsung memprotesnya, “Nah lo, kok dibuka lagi Jo…? Nakal banget sih kamu…” Ujarnya pura-pura mengomel. “Ka… Katanya boleh 1 lagi Tante…?” Jawab Tejo ngeles. “Kan biar imbang Tante, kalo ga pindah susu nanti yang 1 kosong, yang 1 penuh kan jadi berat sebelah…” Lanjutnya. Sarah langsung tertawa geli mendengar logika Tejo yang lugu itu. “Huuu…! Sok tahu kamu Jo…!” Dicubitnya pipi Tejo dengan gemas. “Ya udah deh terserah kamu… Dasar genit!” Lanjutnya. Bagaimanapun juga pada akhirnya Sarah membiarkan saja apa mau Tejo.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEmFVz2N7bG
Tidak heran memang kalau Tejo terobsesi menelanjangi seluruh dada Tantenya itu. Payudara tentu jauh lebih indah bila tampil sepasang ketimbang hanya sebelah.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW3n7SIOnxe
Tejo hanya mesam-mesem saja melihat tingkah Tantenya yang sok jual mahal itu. Dia pun mulai nekat. Sebelum mulai memeras, dia menyingkap lagi bagian atas piyama Sarah yang masih menutupi bahunya. Dengan 1 gerakan, bahu Sarah pun terbuka lagi. Sarah langsung bergidik merasakan angin AC yang kembali menerpa tubuhnya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHev3uKRDnW
“Iiih Tejo…!” Protesnya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9rPoDyFSf9
“Biar leluasa Tante…” Tejo berdalih.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXrvaATWqZp
“Dingiin Joo…” Keluh Sarah.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZKF1MGZLQs
“AC-nya dikecilin aja Tante…” Usul Tejo. Tanpa minta persetujuan Sarah dia sendiri langsung meraih remote AC dan menekan tombol untuk menaikkan suhu. Sarah terdiam menyaksikan ulah keponakannya yang mulai nakal itu. Piyamanya yang masih terbuka separuh dan menggantung di lengannya pun ia lolosi hingga terlepas sepenuhnya. Kemudian piyama itu dilemparkannya ke wajah Tejo dengan gemas.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEJdLklHcNO
“Niih… Puaas…? Puaaass…?” Serunya menirukan Tukul Arwana. Tejo jelas terkesiap melihat Tantenya yang kini bertelanjang dada. Dia tak berani menjawab, hanya menelan ludah berkali-kali. “Gila… Betapa mulus dan betapa sempurnanya…” Puja Tejo dalam hatinya. Ingin sekali dijelajahi dan dielusnya seluruh tubuh Tantenya itu.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgMVxIeE2r
Darah Sarah juga makin berdesir kencang di dalam dadanya. Dia sendiri tak menyangka akan berbuat sejauh itu. Tapi ada semacam perasaan lega dan puas sekali dalam dirinya saat itu. Terjadi keheningan sesaat yang membuat mereka berdua merasa canggung satu sama lain. Akhirnya karena tidak tahan Sarah pun angkat bicara.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlaF0agYKoG
“Hayo dimulai lagi… Kok malah bengong? Kalo kamu cuma mau melototi tubuh Tante, tak usah yaa…! Tante pakai lagi lho piyamanya!” Ujarnya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcGQ0htkkQ3
Tejo tersentak. “I… Iya Tante!” Jawabnya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPwBl4vdwif
Dengan sigap Tejo mulai memerah payudara Sarah yang satunya. ASI murni nan jernih pun mulai mengucur deras dari puting susu Sarah yang bersandar terdiam. Dirasakannya Tejo masih saja kerap meremas payudaranya dengan kasar. Tapi dia enggan memprotesnya lagi. Lagipula dirinya juga mulai merasakan keenakan dari sensasi itu.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUZKRsxaYsM
“Aaahh…” Desahnya lirih.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgN0DHkmeh5
Mendengar itu Tejo spontan memperlunak remasannya. “Sakit Tante? Tejo terlalu kencang ya…?” Tanyanya prihatin.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1KITP0Yno
“Eh ng… Nggak Jo, terusin aja…” Jawab Sarah dengan muka memerah. Ada perasaan malu menyelinap. Desahan tadi keluar spontan saja, tak diduganya Tejo ternyata memperhatikan.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbkmj5F74Wu
Adegan pemerahan itu pun berlanjut. Suasana kamar menjadi hening karena tak satupun di antara mereka yang bersuara. Yang ada hanya suara derasnya kucuran air susu Sarah yang tertampung dalam wadah. Baik Sarah maupun Tejo, sama-sama saling meresapi fantasi dan kenikmatannya masing-masing. Lama kelamaan Tejo pun makin tidak konsentrasi dengan pekerjaan memerahnya. Perahan pada payudara Sarah untuk mengeluarkan ASInya membutuhkan gerakan mengurut yang konsisten. Sementara gerakan tangan Tejo sendiri makin bervariasi, dari meremas, mengelus, bahkan memelintir-melintir puting susu Sarah dengan gemas. Jelas air susu Sarah tidak keluar lagi. Tejo bukannya tidak menyadari hal itu, namun dia tidak peduli. Padahal wadah yang dibawanya baru terisi separuh.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOcdSwpGox
Sarah sebenarnya juga merasakan bahwa gerakan tangan Tejo mulai ‘ngaco’. Tapi dia sendiri malah mendiamkannya. Ada kepuasan tersendiri dari membiarkan jiwa remaja Tejo melampiaskan rasa gemas dan penasaran pada payudaranya. Dia sendiri juga sedang melampiaskan kecenderungan ekshibisionisnya, dan kejadian hari ini sungguh memuaskan dirinya. Perasaan itu terus bergejolak, terus memuncak dan makin memuncak, makin memuncak, hingga akhirnya… “Aaahhh… hhh…” Tubuh Sarah menggelinjang hebat. Dirinya mengalami orgasme. Cairan cintanya memancar dengan deras di dalam rahimnya hingga membanjirinya.
18684Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5rPyALgW0N
Tejo tersentak. Remasannya spontan terhenti. Disaksikannya tubuh Tantenya yang melemas seakan seluruh tulang dalam tubuhnya dilolosi satu persatu. Tejo tidak menyadari bahwa Tantenya itu sedang mengalami orgasme. Dirinya pun khawatir, wajahnya memucat merasa telah melakukan kesalahan.
ns18.191.105.161da2
