Sudah hampir setengah jam ibu dan anak anak kandung ini bergumul di atas ranjang. Keduanya dengan diselimuti perasaan berbeda. Anwar penuh dengan nafsu, sementara Hamidah benar-benar kacau hatinya. Pikirannya juga berantakan.9270Please respect copyright.PENANAT1S4zOzAdZ
9270Please respect copyright.PENANAwRlGwUrJDr
Hamidah sudah tak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya menatap langit-langit dan sesekali melihat wajah anaknya yang seperti tak peduli siapa yang sedang ia cumbu.
9270Please respect copyright.PENANAeTTHlfMxGY
Anwar sendiri lebih fokus melihat penisnya memompa vagina ibunya. Kadang-kadang mendongak, melihat wajah ibunya, hanya untuk meyakinkan jika tak ada perlawanan dari ibunya.
9270Please respect copyright.PENANAoBsTPjqrc3
Cairan spermanya seperti sudah sampai di ujung kepala penis. Beberapa kali gesekan lagi, sudah pasti akan muncrat.
9270Please respect copyright.PENANAPboEtwAUhQ
“Ahhhhh,” Anwar sedikit mengerang lebih keras. Diimbangi dengan gerakan penisnya yang lebih cepat. Hentakan yang begitu keras. Ibunya pun terkaget dan memindahkan pandangannya ke arah Anwar.
9270Please respect copyright.PENANAeoTQwviA6F
“Aduhhh,” suara Hamidah akhirnya keluar, ia kesakitan. Anwar tak peduli. Seperti tidak mendengar. Anwar terus lanjut memompa vagina ibunya.
9270Please respect copyright.PENANAjXKtOudQ1E
Beberapa detik kemudian, Anwar tiba-tiba mencabut penisnya dari vagina ibunya. Lalu kemudian lompat ke lantai. Hamidah pun kembali kaget.
9270Please respect copyright.PENANAqGxrAVpYdD
“Aduhhh,” ringik Hamidah.
9270Please respect copyright.PENANAnfKdRBXZrn
Anwar sudah ejakulasi dan menyemburkan spermanya ke lantai pojok kamar ibunya. Cukup banyak deras sperma yang ia keluarkan.
9270Please respect copyright.PENANA9YKqFiAyZl
Entah kenapa Anwar memilih mengeluarkan spermanya di luar, bukan di rahim ibunya.
9270Please respect copyright.PENANAiXo75qPROw
Anwar yang sudah tersalurkan hasratnya, langsung mengambil sarungnya lalu keluar dan menutup kamar ibunya. Anwar begitu saja meninggalkan ibunya. Tanpa melihat keadaan ibunya.
9270Please respect copyright.PENANAC5rxwBAaLa
Ia pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil dan membersihkan penisnya. Setelah selesai pergi kamarnya.
9270Please respect copyright.PENANASenS0WrGKO
Sementara Hamidah berusaha untuk duduk di ranjangnya. Pikirannya masih kacau. Ia melihat jam dinding, menunjukkan pukul 11.35 malam. Pelan-pelan Hamidah beranjak dari ranjangnya dan menuju kamar mandi. Ia tak memakai celana dalamnya, ia tak tahu ke mana Anwar tadi melemparnya.
9270Please respect copyright.PENANAAAhN296otO
Sepanjang perjalanan ke kamar mandi pikirannya seperti kebingungan. Ia lalu kencing dan membersihkan vaginanya.
9270Please respect copyright.PENANATfmmGpBijU
Saat hendak kembali ke kamarnya, ia menuju kamar anak ketiganya dan ternyata masih begitu terlelap. Sementara kamar anak pertamanya selalu dikunci saat tertidur.
9270Please respect copyright.PENANAEVPdM4s06Q
Hamidah menuju ke dapur untuk meminum segelas air putih sebelum menuju ke kamarnya kembali.
9270Please respect copyright.PENANAGrv2LdkS3S
Di pojok kamar, ceceran sperma Anwar, dengan cepat ia bersihkan dengan kain kotor, takut anak pertama dan ketiganya tahu kejadian malam itu.
9270Please respect copyright.PENANA3B7riMdbMv
Setelah beres, Hamidah menemukan celana dalamnya yang dilepas Anwar dan memakainya kembali. Lalu ia beranjak ke atas ranjang.
9270Please respect copyright.PENANArUG08nvVkK
Selimut ia tarik dan menutup tubuhnya. Kembali ia melihat langit-langit. Seakan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
9270Please respect copyright.PENANAxirsnCADt1
Ia sedikit mengingat-ngingat sekilas apa yang terjadi dari awal, apa yang dilakukan Anwar padanya.
9270Please respect copyright.PENANAr5nkWfdaLU
Semakin mengingat momen yang terjadi barusan, tubuh Hamidah semakin lemas. Kemudian ia membaringkan tubuhnya dan berusaha untuk tidur.
9270Please respect copyright.PENANAtqKSoIWxxS
***
9270Please respect copyright.PENANA3mUgf0V38G
Jam menunjukkan pukul 05.00 WIB. Hamidah masih terlelap tidur, tidak seperti biasanya. Kali ini Hamidah sedikit bangun terlambat. Biasanya ia yang pertama kali bangun pagi di rumah itu.
9270Please respect copyright.PENANAEzwRaKGRVS
“Jangan,” teriak Hamidah. Ia kaget ketika anak ketiganya membangunkannya. Ia tiba-tiba trauma dengan kejadian selama. Melihat yang di depannya adalah bukan Anwar.
9270Please respect copyright.PENANAo4mlooi2t5
“Kenapa bu,” tanya anak perempuannya. “Maaf nak, barusan mimpi,” Hamidah berkilah.
9270Please respect copyright.PENANA7I5q47BiJC
“Sudah pukul 5 pagi bu,” kata anaknya. “Ha, ibu kesiangan,” jawab Hamidah sambil memastikanke jam dinding.
9270Please respect copyright.PENANAFWRCQfj7Ve
Hamidah langsung beranjak dari kamarnya untuk melakukan rutinitasnya. Meski ia merasakan badannya yang tidak enak. Sedikit pegal-pegal dan mulai meriang.
9270Please respect copyright.PENANAm0FtekBMkH
“Ibu seperti tidak enak badan, mangkanya kesiangan bangunnua,” kata Hamidah pada anaknya sambil berlalu.
9270Please respect copyright.PENANAbRD7RhUiuF
Sementara anak pertamanya sudah bangun dan membantu melakukan pekerjaan rumah. Lalu siap-siap untuk berangkat kerja. Sedangkan Anwar masih tertidur pulas.
9270Please respect copyright.PENANAbCMaj8biVf
Kali ini Hamidah lebih siang berangkat ke pasar. Ia tetap memaksakan ke pasar meski tubuhnya tidak enak.
9270Please respect copyright.PENANAhfOp7rlh93
“Ibu tidak apa-apa?” tanya anak ketiganya.
9270Please respect copyright.PENANAV8So1pgvPV
Pukul 06.30, Hamidah pun segera pergi ke pasar. “Jangan lupa kakakmu (Anwar) dibangunin, sebelum kamu berangkat (sekolah),” ucap Hamidah lalu keluar rumah.
9270Please respect copyright.PENANAQUb7q6kHiP
Anak ketiga Hamidah berangkat sekolah bersama teman-temannya naik sepeda. Cukup ditempuh waktu 15 menit, tidak jauh.
9270Please respect copyright.PENANAJbmGVVn6Xr
“Kak, bangun,” teriaknya membangunkan Anwar sambil menggedor-gedor pintu kamar Anwar. Ia lakukan berulang-ulang, biasa ia lakukan sampai bangun.
9270Please respect copyright.PENANAEYB6Zh31dZ
“Iya, cil,” begitu biasa Anwar memanggil adiknya. Tak pernah Anwar memanggil adiknya dengan nama asli.
9270Please respect copyright.PENANAYhwdAB9Cc4
Diketahui, nama anak ketiga Hamidah adalah Fadian dan anak pertamanya Ratna.
9270Please respect copyright.PENANAwYnav9g6i7
“Kak Anwar, Kak Ratna, aku berangkat dulu,” pamit Fadian pada kedua kakaknya.
9270Please respect copyright.PENANAQgwDsi4ylR
“Iya,” sahut Ratna yang sedang menyisir rambut di kamarnya. Sementara Nawar tak menjawab.
9270Please respect copyright.PENANAdlWNaABvCZ
Ratna masuk kerja pukul 07.30, sedangkan Anwar masuk pukul 08.00.
9270Please respect copyright.PENANAA1uAzR8EqV
Anwar bangun dari tidurnya dan duduk di samping ranjangnya. Pikirannya tiba-tiba ingat kejadian semalam bersama ibunya dan sontak penisnya menegang.
9270Please respect copyright.PENANALSxuytAH1z
Ia sebenarnya ke kamar mandi, tapi takut ketahuan kakaknya jika penisnya masih tegang. Anwar masih bertahan di kamarnya sambil memegang penisnya di balik sarung.
9270Please respect copyright.PENANAotiRp8osOB
Jam menunjukkan pukul 07.00 pas, sebentar lagi kakaknya akan berangkat kerja.
ns18.188.91.180da2