
Pagi-pagi, embun masih menggantung di rerumputan ketika gerbang sekolah mulai dibuka. Anak-anak dengan seragam merah putih melintasi halaman, berlari-larian dengan tawa yang riang, membiarkan udara pagi yang segar menyambut semangat mereka. Suara lonceng tanda masuk kelas berdering nyaring, mengiringi langkah-langkah kecil mereka menuju ruang-ruang kelas. Di tengah keramaian yang penuh energi itu, ada satu sosok yang berbeda.6023Please respect copyright.PENANAcv7wIXfnVl
Nadia, seorang guru yang dikenal dengan kelembutannya, melangkah pelan menuju ruang kelas dengan senyuman tipis di wajahnya. Matanya berbinar di balik hijab lebarnya, yang selalu tersusun rapi, tanpa celah sedikit pun memperlihatkan rambutnya. Hijab itu bukan sekadar penutup kepala baginya, melainkan simbol dari ketaatan dan pengabdian kepada Sang Pencipta. Setiap kali dia melangkah, Nadia selalu berusaha menghadirkan ketenangan. Dia menjadi sosok yang diandalkan oleh para orang tua murid karena kesabarannya yang tiada habisnya dalam mengajar, meski sering kali harus berhadapan dengan anak-anak yang berlarian tanpa kendali atau terlambat menyerahkan tugas. Tapi bagi Nadia, semua itu adalah bagian dari proses mendidik, sesuatu yang harus dijalani dengan hati lapang dan penuh kasih.6023Please respect copyright.PENANAHtnZLemH9K
Suasana di dalam kelas yang dia ajar selalu damai. Anak-anak tahu, di balik kelembutannya, ada aturan yang tidak bisa dilanggar. Suara Nadia yang lembut namun tegas, mampu meredam keributan dengan satu dua kalimat. "Anak-anak, ayo duduk tenang. Kita mulai pelajaran hari ini." Kata-katanya selalu membuat para siswa diam dan memperhatikan. Mereka senang mendengarkan suara Nadia, karena di dalam setiap pelajaran yang dia sampaikan, ada kehangatan dan perhatian.6023Please respect copyright.PENANAhdj6bXOQka
Nadia usianya sudah memasuki awal tiga puluhan, dan ia telah menikah dengan Ilham seorang lelaki baik hati yang bekerja sebagai pegawai negeri. Rumah tangganya tenang dan tenteram, meski mereka belum dikaruniai anak. Namun, ada satu hal yang sering mengganggu pikirannya ketika ia berada di ruang guru.6023Please respect copyright.PENANAfavgl3djcC
Setiap kali bel istirahat berdering, Nadia kerap mendengar percakapan teman-teman sesama guru yang lain. Ibu-ibu muda itu sering berbagi cerita tentang kehidupan rumah tangga mereka, termasuk urusan yang menurut Nadia sangat pribadi.6023Please respect copyright.PENANAePQhHc08QC
"Sumpah, Mas Ari itu hebat banget. Aku selalu puas setiap kali gituan dengan suami," suara Bu Siti terdengar jelas di tengah-tengah perbincangan mereka yang lain.6023Please respect copyright.PENANAVg1O5yGK6S
Bu Dewi tertawa sambil menutup mulutnya, "Aduh, Bu, jangan ngomong kayak gitu di sini, nanti Bu Nadia dengar."6023Please respect copyright.PENANAR8OeKUX4vb
Nadia yang duduk tak jauh dari mereka, pura-pura sibuk memeriksa buku murid. Hatinya bergetar, dan ia beristighfar dalam hati. Sungguh, percakapan seperti itu membuatnya merasa sangat risih.6023Please respect copyright.PENANAXobdnqN35k
"Kenapa sih, Bu? Bukankah itu hal biasa? Malah bagus loh, biar rumah tangga kita makin mesra," kata Bu Siti lagi sambil tersenyum lebar.6023Please respect copyright.PENANAvtWwRrLx8Z
Nadia akhirnya tak tahan lagi. Ia menutup bukunya dan berdiri, berniat meninggalkan ruangan itu untuk mencari ketenangan di tempat lain. Namun, Bu Dewi memanggilnya.6023Please respect copyright.PENANAw8f4BkfUHi
"Bu Nadia, kok buru-buru banget sih? Ada yang mau dikejar?"6023Please respect copyright.PENANAw9luJuetG5
Nadia tersenyum kaku. "Maaf, Bu. Saya ada urusan di kelas sebentar."6023Please respect copyright.PENANAZkbUvpCrgW
Begitu keluar dari ruangan itu, ia menghela napas panjang. Nadia memahami bahwa hubungan suami istri adalah bagian dari ibadah dalam pernikahan, sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Namun, ia tak pernah memikirkan kepuasan seperti yang dibicarakan teman-temannya. Baginya, hubungan itu hanya sekadar kewajiban, tak lebih. Setiap kali bersama suaminya, ia menjalankannya dengan penuh keikhlasan, namun tak pernah sekali pun terpikir oleh Nadia untuk mencari kepuasan di dalamnya.6023Please respect copyright.PENANAFu6x4knrTa
Saat sampai di ruang kelas yang kosong, Nadia duduk di salah satu kursi murid dan berdoa dalam hati. Ia memohon pada Allah agar diberikan kekuatan dan petunjuk, agar hatinya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang baginya tidak pantas dibicarakan.6023Please respect copyright.PENANAglAb49Dq1m
"Ya Allah, lindungilah aku dari godaan syaitan yang terkutuk. Berikanlah ketenangan dalam hatiku dan kuatkanlah imanku," bisiknya dengan suara pelan.6023Please respect copyright.PENANAnabH3EPTIK
Ketika kembali ke ruang guru, perbincangan tadi sudah berganti topik. Mereka sekarang membahas resep masakan baru yang viral di media sosial. Nadia merasa lebih lega, meski bayangan percakapan sebelumnya masih mengganggu benaknya.6023Please respect copyright.PENANAh8lMnIks2A
Malam harinya, ketika suaminya pulang dari kerja, Nadia menyambutnya seperti biasa. Senyumnya manis, menyembunyikan kegelisahan yang masih bersarang di hati. Suaminya tak pernah menuntut apa-apa darinya, selalu bersikap penuh pengertian. Tetapi, di dalam hati Nadia bertanya-tanya, apakah ada sesuatu yang salah dengan dirinya? Apakah ia telah melewatkan sesuatu yang seharusnya ia pahami dalam menjalani peran sebagai istri?6023Please respect copyright.PENANAOCDGgLOeNU
Di sela-sela shalat malam, Nadia kembali merenung. Ia merasa perlu mencari jawaban, tapi kepada siapa ia harus bertanya? Bagaimana ia bisa mengungkapkan perasaan ini tanpa menyinggung perasaan suaminya atau melanggar prinsip-prinsip yang ia pegang teguh selama ini?6023Please respect copyright.PENANAX22HVM61w5
Nadia menutup shalatnya dengan doa panjang, berharap suatu hari nanti ia akan menemukan jawaban yang bisa menenangkan hatinya dan menguatkan imannya. Dan di tengah gelapnya malam, ia tetap berpegang pada keyakinan bahwa apapun yang terjadi, Allah selalu memiliki rencana terbaik untuknya.6023Please respect copyright.PENANAQQWOdAeyE0
Pertanyaan-pertanyaan tentang kehamilan kerap menjadi beban berat yang harus ditanggung oleh Nadia, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun di tempat-tempat lain yang seharusnya menjadi sumber kedamaian baginya. Di ruang guru, ketika para ibu-ibu muda selesai membahas urusan rumah tangga mereka, topik pertanyaan sering kali bergeser pada Nadia.6023Please respect copyright.PENANADGMZRv2Qzg
"Bu Nadia, kok belum hamil juga? Udah berapa tahun nikah, kan?" tanya Bu Siti dengan nada seakan-akan menelusuri sebuah misteri.6023Please respect copyright.PENANA85bUFMCjGd
Nadia hanya bisa tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan perasaan perih yang menggelayut di dadanya. Ia tak pernah tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan semacam itu tanpa menyinggung atau membuat suasana canggung.6023Please respect copyright.PENANAav2IvM0gJT
“Ya, insya Allah, kalau Allah sudah berkehendak,” jawabnya dengan suara yang tenang, meski hatinya gemuruh.6023Please respect copyright.PENANAZr1se6vNpv
Namun, pertanyaan semacam itu bukan hanya datang dari rekan-rekannya di sekolah. Di pertemuan keluarga, terutama saat berkumpul di acara-acara besar seperti Idul Fitri, ia juga harus menghadapi tatapan penuh tanya dan pertanyaan-pertanyaan yang lebih menyakitkan.6023Please respect copyright.PENANAVZNTyB4Xiz
Saat di acara pengajian di kompleks perumahannya, ada seorang tetangga yang tampaknya merasa punya hak untuk mencampuri urusan pribadi Nadia. "Nadia, suamimu tuh ngapain aja di kamar? Udah lama nikah kok belum hamil-hamil? Jangan-jangan kamu terlalu sibuk ngajar?"6023Please respect copyright.PENANARcWuLQ0XG3
Nadia tersenyum kecut, seolah-olah pertanyaan itu tidak mengganggunya. Namun, jauh di dalam hatinya, ia merasa tertusuk. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering kali membuatnya merasa terasing, seolah ada yang salah dengan dirinya.6023Please respect copyright.PENANAZRp2Ovt78r
Hal yang paling menyakitkan adalah ketika salah seorang kerabatnya, seorang tante yang sudah cukup berumur, berbicara tanpa tedeng aling-aling saat acara keluarga.6023Please respect copyright.PENANAxtrExeLwTl
"Nadia, kamu tuh harusnya belajar dari adikmu, si Rahman. Lihat, istrinya udah hamil anak ketiga. Suruh suamimu tuh belajar dari dia," kata tantenya dengan nada bercanda, tapi nadanya menyiratkan ejekan yang menusuk hati.6023Please respect copyright.PENANAtGCkU2u5tO
Nadia terdiam. Ia menahan napas, mencoba menguasai diri. Dalam hati ia beristighfar, memohon kekuatan dari Allah untuk tidak terpancing amarah atau kesedihan yang terlalu dalam.6023Please respect copyright.PENANAA1n2dQGDhG
"Semua itu kehendak Allah, Tante," jawabnya dengan lembut, meski hatinya seperti dirajam dengan ribuan duri.6023Please respect copyright.PENANAxSNuDBfVhc
Setelah pertemuan keluarga itu, Nadia mengunci diri di kamar, meluapkan air matanya dalam kesendirian. Suaminya, yang menyadari perubahan pada diri Nadia, segera menghampiri dan menggenggam tangannya dengan lembut.6023Please respect copyright.PENANAperPc3l4hx
"Ada apa, sayang?" tanyanya penuh perhatian.6023Please respect copyright.PENANAHhq8RYMcLK
Nadia menggeleng pelan, menahan isak. 6023Please respect copyright.PENANAm2lMgMYplk
"Aku hanya... merasa bersalah. Semua orang bertanya-tanya kenapa kita belum punya anak, dan aku... aku tak tahu harus bagaimana menjawabnya."6023Please respect copyright.PENANAFs4I4UYTB0
Nadia, seorang guru yang dikenal dengan kelembutannya, melangkah pelan menuju ruang kelas dengan senyuman tipis di wajahnya. Matanya berbinar di balik hijab lebarnya, yang selalu tersusun rapi, tanpa celah sedikit pun memperlihatkan rambutnya. Hijab itu bukan sekadar penutup kepala baginya, melainkan simbol dari ketaatan dan pengabdian kepada Sang Pencipta. Setiap kali dia melangkah, Nadia selalu berusaha menghadirkan ketenangan. Dia menjadi sosok yang diandalkan oleh para orang tua murid karena kesabarannya yang tiada habisnya dalam mengajar, meski sering kali harus berhadapan dengan anak-anak yang berlarian tanpa kendali atau terlambat menyerahkan tugas. Tapi bagi Nadia, semua itu adalah bagian dari proses mendidik, sesuatu yang harus dijalani dengan hati lapang dan penuh kasih.6023Please respect copyright.PENANAHtnZLemH9K
Suasana di dalam kelas yang dia ajar selalu damai. Anak-anak tahu, di balik kelembutannya, ada aturan yang tidak bisa dilanggar. Suara Nadia yang lembut namun tegas, mampu meredam keributan dengan satu dua kalimat. "Anak-anak, ayo duduk tenang. Kita mulai pelajaran hari ini." Kata-katanya selalu membuat para siswa diam dan memperhatikan. Mereka senang mendengarkan suara Nadia, karena di dalam setiap pelajaran yang dia sampaikan, ada kehangatan dan perhatian.6023Please respect copyright.PENANAhdj6bXOQka
Nadia usianya sudah memasuki awal tiga puluhan, dan ia telah menikah dengan Ilham seorang lelaki baik hati yang bekerja sebagai pegawai negeri. Rumah tangganya tenang dan tenteram, meski mereka belum dikaruniai anak. Namun, ada satu hal yang sering mengganggu pikirannya ketika ia berada di ruang guru.6023Please respect copyright.PENANAfavgl3djcC
Setiap kali bel istirahat berdering, Nadia kerap mendengar percakapan teman-teman sesama guru yang lain. Ibu-ibu muda itu sering berbagi cerita tentang kehidupan rumah tangga mereka, termasuk urusan yang menurut Nadia sangat pribadi.6023Please respect copyright.PENANAePQhHc08QC
"Sumpah, Mas Ari itu hebat banget. Aku selalu puas setiap kali gituan dengan suami," suara Bu Siti terdengar jelas di tengah-tengah perbincangan mereka yang lain.6023Please respect copyright.PENANAVg1O5yGK6S
Bu Dewi tertawa sambil menutup mulutnya, "Aduh, Bu, jangan ngomong kayak gitu di sini, nanti Bu Nadia dengar."6023Please respect copyright.PENANAR8OeKUX4vb
Nadia yang duduk tak jauh dari mereka, pura-pura sibuk memeriksa buku murid. Hatinya bergetar, dan ia beristighfar dalam hati. Sungguh, percakapan seperti itu membuatnya merasa sangat risih.6023Please respect copyright.PENANAXobdnqN35k
"Kenapa sih, Bu? Bukankah itu hal biasa? Malah bagus loh, biar rumah tangga kita makin mesra," kata Bu Siti lagi sambil tersenyum lebar.6023Please respect copyright.PENANAvtWwRrLx8Z
Nadia akhirnya tak tahan lagi. Ia menutup bukunya dan berdiri, berniat meninggalkan ruangan itu untuk mencari ketenangan di tempat lain. Namun, Bu Dewi memanggilnya.6023Please respect copyright.PENANAw8f4BkfUHi
"Bu Nadia, kok buru-buru banget sih? Ada yang mau dikejar?"6023Please respect copyright.PENANAw9luJuetG5
Nadia tersenyum kaku. "Maaf, Bu. Saya ada urusan di kelas sebentar."6023Please respect copyright.PENANAZkbUvpCrgW
Begitu keluar dari ruangan itu, ia menghela napas panjang. Nadia memahami bahwa hubungan suami istri adalah bagian dari ibadah dalam pernikahan, sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Namun, ia tak pernah memikirkan kepuasan seperti yang dibicarakan teman-temannya. Baginya, hubungan itu hanya sekadar kewajiban, tak lebih. Setiap kali bersama suaminya, ia menjalankannya dengan penuh keikhlasan, namun tak pernah sekali pun terpikir oleh Nadia untuk mencari kepuasan di dalamnya.6023Please respect copyright.PENANAFu6x4knrTa
Saat sampai di ruang kelas yang kosong, Nadia duduk di salah satu kursi murid dan berdoa dalam hati. Ia memohon pada Allah agar diberikan kekuatan dan petunjuk, agar hatinya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang baginya tidak pantas dibicarakan.6023Please respect copyright.PENANAglAb49Dq1m
"Ya Allah, lindungilah aku dari godaan syaitan yang terkutuk. Berikanlah ketenangan dalam hatiku dan kuatkanlah imanku," bisiknya dengan suara pelan.6023Please respect copyright.PENANAnabH3EPTIK
Ketika kembali ke ruang guru, perbincangan tadi sudah berganti topik. Mereka sekarang membahas resep masakan baru yang viral di media sosial. Nadia merasa lebih lega, meski bayangan percakapan sebelumnya masih mengganggu benaknya.6023Please respect copyright.PENANAh8lMnIks2A
Malam harinya, ketika suaminya pulang dari kerja, Nadia menyambutnya seperti biasa. Senyumnya manis, menyembunyikan kegelisahan yang masih bersarang di hati. Suaminya tak pernah menuntut apa-apa darinya, selalu bersikap penuh pengertian. Tetapi, di dalam hati Nadia bertanya-tanya, apakah ada sesuatu yang salah dengan dirinya? Apakah ia telah melewatkan sesuatu yang seharusnya ia pahami dalam menjalani peran sebagai istri?6023Please respect copyright.PENANAOCDGgLOeNU
Di sela-sela shalat malam, Nadia kembali merenung. Ia merasa perlu mencari jawaban, tapi kepada siapa ia harus bertanya? Bagaimana ia bisa mengungkapkan perasaan ini tanpa menyinggung perasaan suaminya atau melanggar prinsip-prinsip yang ia pegang teguh selama ini?6023Please respect copyright.PENANAX22HVM61w5
Nadia menutup shalatnya dengan doa panjang, berharap suatu hari nanti ia akan menemukan jawaban yang bisa menenangkan hatinya dan menguatkan imannya. Dan di tengah gelapnya malam, ia tetap berpegang pada keyakinan bahwa apapun yang terjadi, Allah selalu memiliki rencana terbaik untuknya.6023Please respect copyright.PENANAQQWOdAeyE0
Pertanyaan-pertanyaan tentang kehamilan kerap menjadi beban berat yang harus ditanggung oleh Nadia, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun di tempat-tempat lain yang seharusnya menjadi sumber kedamaian baginya. Di ruang guru, ketika para ibu-ibu muda selesai membahas urusan rumah tangga mereka, topik pertanyaan sering kali bergeser pada Nadia.6023Please respect copyright.PENANADGMZRv2Qzg
"Bu Nadia, kok belum hamil juga? Udah berapa tahun nikah, kan?" tanya Bu Siti dengan nada seakan-akan menelusuri sebuah misteri.6023Please respect copyright.PENANA85bUFMCjGd
Nadia hanya bisa tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan perasaan perih yang menggelayut di dadanya. Ia tak pernah tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan semacam itu tanpa menyinggung atau membuat suasana canggung.6023Please respect copyright.PENANAav2IvM0gJT
“Ya, insya Allah, kalau Allah sudah berkehendak,” jawabnya dengan suara yang tenang, meski hatinya gemuruh.6023Please respect copyright.PENANAZr1se6vNpv
Namun, pertanyaan semacam itu bukan hanya datang dari rekan-rekannya di sekolah. Di pertemuan keluarga, terutama saat berkumpul di acara-acara besar seperti Idul Fitri, ia juga harus menghadapi tatapan penuh tanya dan pertanyaan-pertanyaan yang lebih menyakitkan.6023Please respect copyright.PENANAVZNTyB4Xiz
Saat di acara pengajian di kompleks perumahannya, ada seorang tetangga yang tampaknya merasa punya hak untuk mencampuri urusan pribadi Nadia. "Nadia, suamimu tuh ngapain aja di kamar? Udah lama nikah kok belum hamil-hamil? Jangan-jangan kamu terlalu sibuk ngajar?"6023Please respect copyright.PENANARcWuLQ0XG3
Nadia tersenyum kecut, seolah-olah pertanyaan itu tidak mengganggunya. Namun, jauh di dalam hatinya, ia merasa tertusuk. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering kali membuatnya merasa terasing, seolah ada yang salah dengan dirinya.6023Please respect copyright.PENANAZRp2Ovt78r
Hal yang paling menyakitkan adalah ketika salah seorang kerabatnya, seorang tante yang sudah cukup berumur, berbicara tanpa tedeng aling-aling saat acara keluarga.6023Please respect copyright.PENANAxtrExeLwTl
"Nadia, kamu tuh harusnya belajar dari adikmu, si Rahman. Lihat, istrinya udah hamil anak ketiga. Suruh suamimu tuh belajar dari dia," kata tantenya dengan nada bercanda, tapi nadanya menyiratkan ejekan yang menusuk hati.6023Please respect copyright.PENANAtGCkU2u5tO
Nadia terdiam. Ia menahan napas, mencoba menguasai diri. Dalam hati ia beristighfar, memohon kekuatan dari Allah untuk tidak terpancing amarah atau kesedihan yang terlalu dalam.6023Please respect copyright.PENANAA1n2dQGDhG
"Semua itu kehendak Allah, Tante," jawabnya dengan lembut, meski hatinya seperti dirajam dengan ribuan duri.6023Please respect copyright.PENANAxSNuDBfVhc
Setelah pertemuan keluarga itu, Nadia mengunci diri di kamar, meluapkan air matanya dalam kesendirian. Suaminya, yang menyadari perubahan pada diri Nadia, segera menghampiri dan menggenggam tangannya dengan lembut.6023Please respect copyright.PENANAperPc3l4hx
"Ada apa, sayang?" tanyanya penuh perhatian.6023Please respect copyright.PENANAHhq8RYMcLK
Nadia menggeleng pelan, menahan isak. 6023Please respect copyright.PENANAm2lMgMYplk
"Aku hanya... merasa bersalah. Semua orang bertanya-tanya kenapa kita belum punya anak, dan aku... aku tak tahu harus bagaimana menjawabnya."6023Please respect copyright.PENANAFs4I4UYTB0
Bersambung
ns216.73.216.78da2