
Sementara itu di dekat tangga Naomi duduk menatap ke bawahke arah sofa tanpa ada yang memerhatikanPov NAOMIGue mainin klit gue pelan.Daster gue udah setengah kebuka. Gue jongkok deket jendela,separuh ngintip, separuh nahan suara biar gak keluar. Tangan kiri nahan tembok,tangan kanan gue… udah nggak sabar. Joni makin gila di bawah. Nafasnya ngaco, tangannya nampolbokong Juli sampe bunyi. Juli jerit tertahan manja, tubuhnya nunduk, kayak udahkebiasa digituin. Si bangsat dua-duanya tuh. Tapi jujur ya, dari semua yang gue liat, bukan Joni yangbikin gue makin meleleh. Tapi Pram. Iya, Pram. Cowok kampung yang dari tadi menemanianak2ku berenagng, duduk di ujung kolam dengan kaos nempel di bahunya, basah, alyaberada di depannya Matanya tajam. Serius. Tapi ada sedikit rasa... cemburu?Atau nafsu? Gue gak tau. Tapi tatapan dia ke sofa itu jelas beda.Beda banget. Itu yang ngebuat gue ngelantur. Ntah kenapa tiba2 Gue ngebayangin. Kalau Pram yang di situ.Bukan Joni.Gue ngebayangin tangan Pram yang kasar itu ngegenggampinggul gue.Gue ngebayangin tatapan dingin dia berubah liar, terus diadorong gue ke sofa—Anjing. Gue makin basah.Gue nggak sadar tangan gue udah makin kenceng. Nafas gueberat. Bibir gue kebuka. Gue udah di ujung, tinggal sedikit lagi. Rasanya kayakada letupan panas dari perut bawah gue yang siap meledak. Tapi sial. Hentakan makin tinggi. Genjotan Joni juga makin brutal. Gueliat gerakan mereka makin kacau, makin cepat—dan dalam hitungan detik, selesai.Joni jatuh terduduk ke sofa, napasnya habis. Juli langsungberdiri, ambil tisu dari meja dan ngebetulin bajunya. Santai. Seolah nggak adadosa. Seolah ini hal biasa.Dan gue?Gue masih jongkok di balik jendela. Jantung guegebrak-gebrak. Nafas belum stabil. Jari gue masih lengket. Tapi orgasme guebelum keluar. Tertahan. Nanggung. Sakit. Gila. Tapi gue belum selesai. Gue buru-buru berdiri. Daster gue berantakan. Rambutacak-acakan. Gue lari kecil, nyaris jatuh, balik ke arah kamar, biar nggakketauan. Tapi pas gue lagi nutup pintu kamar, gue nengok sebentar ke bawah.Dan saat itulah...Tatapan gue ketemu tatapan Pram.Dia ngeliat ke atas. Ke arah gue tajam menusuk sampaijantung.Mata kita saling nangkep.Cuma beberapa detik. Tapi... gila. Dalam banget. Dalamseolah dia tahu semua yang barusan gue lakuin. Gue nggak tau dia ngeliat apa. Tapi gue yakin... dia ngerti.Dan sialnya, tatapan itu bikin jantung gue meledak lagi.Bikin klit gue berdenyut lagi.Bikin gue pengen nerusin sisa yang tadi tertahan.Tapi pintu kamar keburu ketutup.Dan di luar, suara Juli manggil, “Mbak Naomi, saya bikin tehyaaa…”Gue duduk di kasur.Napas masih berat. Jantung masih lari marathon. Dan di balikkelopak mata gue… gue masih ngeliat Pram. Tatapan dinginnya. Tenang. Tapitajam. Dan malam itu, untuk pertama kalinya, gue sadar…Gue lebih sange ngeliat Pram diem…DaripadaJoni lagi ngegenjotMalam itu perasaan gw galau antara cemburu tapi juga ada sensasi gairah yang tak pernah gw rasakan lagi semenjak jadi istri ke 2 joni .Kembali ke Pram yang terkejut melihat Naomi“ dia .... dia pasti melihat dengan jelas tapi knapa tidamarah ??Knapa tangannya jutru.....”Pikiran pram berkecamuk hingga tiba2 tabgan di tarik “ ommau udahan beneran ? Mandi breng ya om pleaseeee... “Ku luhat tatapan polos dan senyuman manis Alya memohonDalam hati dan pikiran yang kacau aku masih sadar anak inimasih kecil terlalu kecil malahan“ yok om ayok “Tapi dengan perlahan aku katakan“ jangan nanti di marah sama papa lo kalo mandi bareng om ““ jangan lah om jangan bilang2 papa dong” ucapnya sambilkabur bersama sodaranyaDalam hati aku merasa aneh knp bisa setakut itu anak inipada papa nya ?Malam harinya saat semua sudah masuk kamar masing2 aku takbisa tidur bahkan jijik rasanya sekamar dengan juliHatiku hancur panasLalu saat aku ke dalur hendak minum untuk mendinginkan hatidan otakku ku merasa heran knapa ruangan ini terasa twnang dan rapi ?Padahal sebelumnya, kalau mereka main, rumah seperti kapalpecah, semua mainan bertebaran dan sering rebutan remote TV. Tapi kali initidak begitu.Tidak ada prasangka apa-apa mungkin anak2 kecapean berenang walau gk kayakbiasanya pada cepat masuk kamarTapi aku penasaran terhadap kegiatan mereka di dalam denganmengunci diri.aku penasaran juga ingin tahu apa kegiatan mereka di dalam kamar, karena selaluini kamar mereka tak pernah dikunci knapa malam ini dikunci ?. Apalagitidak terdengar suara 2 aneh mereka tidak seperti biasa kalau anak-anakbermain. Untuk mengintip ke dalam kamar, rasanya tidak mungkin karena tidak adacelah. Aku lalu ke arah luar ke samping menuju jwndela kamar merekaSuara2 desahan dan rintihan semakin terdengar walau samar2.Saat sampai di jendela aku mengintip ke dalam melalui celah2korden jendela terlihat jelas ... mereka sepertimelakukan pesta orgy sex. Si sulung Alya yang 12 tahun menari-nari sambilmembuka semua pakaiannya sampai telanjang bulat. Sementara Nia, 10 tahunkelihatan berciuman dengan adiknya Samuel 7 tahun. Tidak lama kemudian Samuelmembuka celananya dan penisnya yang masih kecil kelihatan menegang. Dia dudukdi tepi tempat tidur. Nia berlutut diantara kedua kakinya dan dia melakukanoral kepada adiknya. Tidak lama kemudian Alya menggantikan Nia melakukan oralke adik bungsunya. Nia kelihatan menurunkan celana dalamnya tetapi tidakmembuka roknya. Dia naik ke tempat tidur lalu mengangkat roknya dan tidurtelentang. Adegan terlihat bahwa Nia minta dioral memeknya oleh Samuel. KameraHP ku menangkap adegan mereka dari samping. Tidak terlihat jelas bagian memeksebelah mana yang diolah Samuel. Namun Nia bereaksi menglinjang-gelinjang.Tidak lama kemudian kepala Samuel ditarik keatas dan Nia memegangi penis kecil Samuelyang kelihatan tegak keras dan mengarahkan ke memeknya. Samuel lalu melakukangerakan naik turun atau maju mundur seperti layaknya orang melakukan senggama.Tidak lama kemudian Alya mengambil alih. Samuel ditelentangkan lalu Alyamenduduki bagian penis Samuel. Tangan Alya meraih penis Samuel danmengarahkannya ke memeknya. Dia lalu melakukan gerakan maju-mundur. Tidak jelasterlihat apakah penis Samuel memasuki memek Alya.Kalau memang masuk, pasti selaput dara mereka sudah jebol, meski penis Samuelmasih kecil. Dan kalau penis itu terbenam, rasanya tidak mungkin Samuel bisabertahan demikian lama.Aku yang shock akan pemandangan itu terpikir ide jahatMungkin ini jalan untuk melampiaskan DENDAM ku lalu akukembali masuk ke dalam rumah dan berpikir kerasapa yang harus aku lakukan. Apakah aku memberitahukan kepada Johi ?. Kalau ituyang kulakukan apa akan memberi perubahan kepada mereka bertiga. Dan membalaskansakit hatiku?? Masalahnya mereka selama ini tidak terawasi.Selama di rumah mereka di jakarta mereka juga sering ditinggal. Demikian jugajika menginap di vila papanya merekajuga tidak banyak waktu bersama papanya.Jika kedua orang tua mereka tahu, yang pasti mereka akan marah besar danbisa-bisa bertindak kasar. Kasihan juga mereka jika dikasari. Atau kemungkinankedua adalah kedua orang tua mereka pasrah dan membiarkan itu terus terjadikarena tidak tahu solusi apa yang harus diambil.Aku rasa ada hal yang lebih penting dari itu, dari mana sumber pengetahuanpersenggamaan itu. Rasanya anak seumuran mereka belum memiliki naluri untukmelakukan hubungan badan. Dengan bermacam pikiran berkecamuk laluAku masuk ke kamar mereka. Mereka sedang tiduran. Mereka kukumpulkan dan akulangsung bertanya dan mereka Terkejut, itu kesan pertama. Dan malu. Yang palingterkejut adalah Alya dan Nia, tetapi Samuel kelihatannya tenang-tenang saja.Aku langsung mengancam mereka akan memberitahukan hal ini kepada papa dan mamanya.Alya langsung memohon-mohon, demikian juga Nia sambil menangis. Aku diamsejenak membiarkan mereka stress.“Ok ini tidak ditunjukkan ke orang tua kalian, tapi ada syaratnya,” kataku.Alya langsung memelukku juga Nia.“Apa syaratnya oom,” tanya mereka. Mereka memang memanggilku Oom, padahal keduaorang tua mereka memanggilku juga oom.Aku minta mereka menceritakan dari mana pengetahuan itu berasal.Alya sambil mengusap air mata bercerita...
ns216.73.216.82da2