
Pagi harinya, setelah kejadian semalam. Jujur saja aku masih tak percaya bahwa Monica adalah wanita hiper pertama yang ku kenalnya, pasalnya sebuah pesan singkat mengunjungi layar handphonenya. Tak hanya satu, melainkan 20 hingga 30 pria mengirimkan foto kemaluan mereka beserta video masturbasi lengkap dengan adegan crot peju mereka.
Jika aku adalah pasangannya, tentu aku akan kesal dan marah, namun aku baru mengenalnya dalam semalam. Tentu bukan hal yang harus khawatirkan, hanya saja keperjakaanku yang kujaga hingga saat ini sudah di telan habis olehnya. Sepeninggal kedua orang tuaku saat aku akan merantau ke kota, mereka berpesan untuk aku selalu menjaga kesucian jiwa dan raga dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa.
Setelah kejadian ini, penyesalan turut datang menghampiri. Apalagi jika aku terkena penyakit menular seksual dan parahnya menderita impotensi, tentunya akan memberikan beban kepada pasanganku nantinya. Nasi sudah menjadi bubur, dan kini yang hanya aku bisa lakukan adalah tidak terjebak untuk kedua kalinya.
Setelah aku berbenah diri, aku sudah mantab untuk menjauhkan diri darinya dan mereka yang berbuat tak baik. Saat aku hendak keluar kamar mandi, Monica sudah berdiri di ujung pintu sambil menggaruk kemaluannya yang putih mulus tak ternoda, mataku nanar melihat tingkah polahnya.
"Rapi banget Bram? Mau kemana? aku ikut ya.. " jawabnya singkat masuk kamar mandi dan seketika dirinya sudah berdandan rapi lengkap dengan aroma parfum yang membuat hatiku berdetak kencang.
"Aaa... aaa... anuu.. anu anu... ak akuuu" aku terbata bata ingin mengatakan salam perpisahan, namun di sela oleh Monica dengan berkata.
"Ahh kamu mau makan ya, yuk aku tau tempat enak.. btw kamu kesini naik apa kemarin?"
"Aaa.. aaakuuu naik bis.. "
"Heeehh?? kukira kamu naik mobil gitu.. hmm"
Kesempatan yang baik, tentunya perempuan mana yang mau dengan lelaki miskin dan jelek kayak aku, pasti dia akan pergi meninggalkanku. Namun nasib berkata beda, dia malah makin berbuat ulah.
"Bagus lah, yuk naik mobilku ajah.. tapi kamu yang nyetir ya, sekalian aku mau beli keperluan make-up dan tas branded"
"Duh maaf Monica, jujur aku nggak bawa uang dan lagipula bisnisku baru merintis.. untuk makan saja kurang, tapi.. "
Lagi lagi Monica menutup mulutku dengan jemarinya sambil berkata..
"Aku ada duit kok, tenang ajah.. gini gini aku duitnya ga berseri loh.. kamu minta apa juga aku kasih.. selama kamu.... " Monica memberanikan diri menurunkan retsletingku dan kemudian mengoral kontolku yang akhirnya menegang maksimal.
"Kann.. kamu sangek.. yuk main lagi.. " aku gelagepan parah, melihat caranya memainkan kemaluanku dengan berbagai teknik dan gaya.
"Auuhhh mo... ouuchh ahhh.. esshhh.. oooorrgghh... " aku melenguh kencang dan tak sengaja memegang kepalanya sambil kukayuh kemaluanku dengan brutal nya, Monica tersenyum binal dan menarik kepalanya lalu memasukkannya ke dalam liang peranakannya.
"Uuuuhhhhhh yeahh baby... fuck my cunt... fuck fuck... uh gede banget kontolnya... aku suka beb.. " Aku terangsang dengan begitu hebat dan tak terduga aku menggenjoti memeknya begitu liar dan brutal. Aku tak percaya bahwa diriku terdapat monster buas penikmat vagina, aku merasa tak benar, setidaknya ini untuk yang terakhir kalinya.
"Baby... fuck harder with your monster cock... fuck yeaa yeaa baby.. " sambil menyalakan sebuah handphone miliknya dan memulai live streaming dan dihadiri oleh berbagai pejantan di seluruh dunia.
Bukannya panik, tapi aku malah semakin liar menghujani kemaluannya dengan berbagai sodokan kasar. Monica merintih dan mengerang hebat sementara ratusan penggemarnya bertanya tanya siapakah gerangan diriku.
"Ouuhh fuckk... yea, dia pacarku... ouhh baby... fuck me harder and creampie inside... "
Aku tak bergeming dan masih melanjutkan meyetubuhinya sembari menjilati payudaranya, selang 10 menit kemudian ada lonjakan besar dari dalam tubuhku, seolah Monica mengerti. Dia mengubah posisinya diatas kontolku dan memulai ulekan gila Monica.
Kemudian kontolku muncrat cairan sperma memenuhi ruang bayinya dan membasahi kemaluannya. Kontolku mengkilap dan masih tegak berdiri dan tak lama kemudian semua pria ejakulasi hebat. Mungkinkan pekerjaan sampingan Monica adalah live streaming, tapi ya biarlah karena bukan hakku untuk melarangnya, apalagi aku baru mengenalnya baru baru ini.
"Say, makan yuk sekalian deh mampir ke suatu tempat aku ada bisnis ketemuan dengan kolegaku" setelah beberes dan mengenakan pakaian kembali, Monica mengajakku untuk minta di temani.
"Baiklah, tapi aku hanya temenin doang kan? Gak lebih?" sejujurnya aku malas untuk mengikutinya karena bagiku Monica terlalu dini untuk dekat denganku, walau hubungan seks yang baru saja kami lakukan sudah bisa dibilang sangat sakral dilakukan oleh kedua insani.
Setelah kami turun dan makan makan buffet hotel, Monica sempat menjauh dariku untuk mengangkat telepon dari seseorang. Mungkin saja kolega atau teman ngentotnya, yah aku pasti salah satu diantara mereka.
"Say, yuk.. aku sudah pesan grab car nih.. udah nunggu depan lobi hotel" sembari merangkul lenganku dan aku beserta dirinya menaiki tumpangan online untuk menuju lokasi yang Monica pesan.
Karena perjalanan jauh dan mengalami kemacetan, aku akhirnya tertidur dalam kendaraan. Setibanya di lokasi, aku dibangunkan olehnya untuk turun dan menemani dirinya, jujur! Ini aneh dan asing sekali tempatnya, bukan tempat seram tetapi buat apa mendatangi sebuah tempat yang besar dengan banyak penjaga. Apakah bisnisnya itu sangat penting hingga butuh pengawalan. Kukira hanya sebuah bisnis biasa yang dilakukan kebanyakan para usahawan.
Begitu banyak area yang memberlakukan pemeriksaan, tetapi yang membuatku aneh adalah penjaga tempat ini seluruhnya wanita. Apakah pabrik wanita, maksudku seperti pakaian dalam wanita atau mungkin piyama dan sejenisnya? Ah masa bodoh dengan urusan itu.
Perjalanan yang memakan waktu 1 jam untuk menuju lokasi memang sangat melelahkan, akhirnya kami tiba di lokasi dan duduk menempati ruang dengan kedap suara yang sejuk dan penuh dengan pernak pernik aneh. Ada sebuah meja yang dihiasi oleh patung wanita dan pria bersetubuh, sisanya kemaluan pria berdiri terbuat dari kayu. Aku yakin pemiliknya adalah orang yang eksentrik.
Tak makan waktu lebih dari 5 menit, seorang wanita paruh baya berwajah chindo datang menemui kami dan bersalaman.
"Anda Monica? dan yang satunya siapa?"
"Sa-sa-sayaa Bram" kami bersalaman, namun matanya seakan tak lepas dari pandanganku, dia sedikit menyunggingkan senyumnya sedikit.
"Monica!!" Monica menjabat tangannya
Selama percakapan tak ada yang aneh, namun tidak menuju pokok inti permasalahan. Lalu pelayan cantik cantik datang membawakan kami sebuah minuman.
"Kalian pasti haus, ini adalah minuman kesehatan untuk semua kalangan dari dataran cina.. " warnanya kemerahan dengan sedikit hitam diatasnya, dipadu padankan dengan es batu hingga tampaklah menggoda.
"Silahkan di minum, selagi itu kita melanjutkan transaksi" aneh, padahal sedari tadi tidak ada omongan bisnis tapi langsung transaksi.
Aku menenggak pelan dan menelannya hingga habis, Monica dan paruh baya yang ku ketahui bernama Cindy tersenyum aneh sambil keduanya bertatapan. Aku yang merasakan gelagat aneh, merasakan ancaman yang tidak biasa, namun semua itu telat saat minuman kutenggak habis seluruhnya.
Seketika tubuhku memanas, gerah sekali walau udara di kantor ini sangatlah dingin. Kemaluanku menggeliat keras dan menegang, Monica lalu menurunkan celanaku dan digapainya daging panjang kemaluanku. Cindy terbelalak hingga tak sadar air liur membasahi bibirnya yang merah.
"Sesuai pesanan, saya akan bayar kontan 1 Milyar. Finka, segera transfer ke rekening Monica, dan panggil semua kru, kita akan pesta malam ini.. "
Bersambung
ns160.79.111.179da2