Wahyu mengangguk,"Sudah kudengar, dan kau
bisa percaya padaku, Sintia. Aku tidak akan
melakukan apa-apa yang kau tidak sukai."
Aku merasa lega dan mulai mengangkat kamarku,
"Terimakasih, sudah mengizinkan aku untuk tinggal
disini malam ini, Wahyu. Aku benar-benar butuh
tempat untuk tenang dan beristirahat."
Wahyu tersenyum,"Tidak ada masalah, Sintia.
Kamu selalu boleh datang kesini jika membutuhkan
tempat untuk beristirahat. Aku paham betapa
sulitnya keádaanmu saat ini."
Kami berdua kemudian menuju ke kamar Wahyu.
Aku merasa sedikit tegang, karena aku tidak pernah
tidur di kamar orang lain selain dari Bagas. Namun,
aku mencoba untuk tetap tenang dan berusaha
untuk menghilangkan semua rasa cemas dan
keraguan yang ada dalam pikiranku.
Saat kami sampai di kamar Wahyu, ia membuka
pintu dan mempersilahkan aku masuk terlebih
dahulu. Kemudian, ia menyuruhku untuk duduk di
atas tempat tidur sambil ia sendiri duduk disampingku.
"Sintia, kau harus tenang," ujarnya, meyakinkanku.
Aku mengangguk dan mulai merasa lebih baik
setelah mendapat dukungan dan motivasi dari Wahyu.
Kami berdua kemudian berbincang-bincang tentang
berbagai hal yang terjadi akhir-akhir ini. Wahyu
berusaha membantuku memahami situasi yang
terjadi, dan aku merasa sangat bersyukur karena
aku memiliki teman seperti Wahyu yang selalu
memberikanku nasihat yang baik dan mendukungku
dalam segala hal. Beberapa saat kemudian, Wahyu mencoba membicarakan tentang Bagas. Namun akulangsung merasa tidak nyaman dengan pembicaraan' ini, dan aku berusaha untuk menghentikannya.
"Aku sedang tidak ingin membicarakan Bagas
Wahyu. Aku hanya ingin melupakan semuanya
untuk sementara waktu dan mencoba untuk tenang,"
ujarku.
Wahyu mengangguk, dan kemudian ia membisikkan
sesuatu di telingaku,"Kamu tahu, Sintia, aku selalu
ada untukmu. Aku selalu di sampingmu, tidak
pedii kapan dan dimana."
Aku merasa tersentuh dengan kata-kata Wahyu.
Aku merasa sangat beruntung karena aku memiliki
teman sebaik Wahyu. Kemudian, ia memelukku
erat, dan aku merasa lebih tenang dan aman di
pelukannya.
Waktu terus berlalu, dan aku semakin nyaman di
samping Wahyu. Kami berdua mulai bercanda dan
tertawa tentang berbagai hal, dan aku merasa
semakin merasa bahagia.
Namun, tiba-tiba kamar menjadi begitu dingin dan
aku merasa hawa dingin yang aneh di dalam
ruangan kamar Wahyu. Tubuhku menjadi kaku dan
aku mulai merasa ketakutan. Aku melihat sekeliling
kamar, mencari tahu dari mana datangnya angin
dingin itu.
Ketika aku melihat ke arah cermin yang di seberang
ranjang, aku terkejut melihat hal aneh di sana. Aku
melihat' bayangan hitam dengan wajah yang
menakutkan ada di sana. Aku merasa jantungku
berdetak kencang dan aku benar-benar ketakutan
"Ssssttt jangan takut, Sintia,"bisik Wahyu kepadaku.
la menyuruhku berlindung di balik tubuhnya, dan aku merasa suhu tubuhku mulai meningkat.
Kami berdua kemudian mencoba mencari tahu apa
yang/terjadi, dan Wahyu meninggalkan kamarnya
untuk mencari sumber masalah itu. Aku merasa ketakutan karena aku tidak mau Wahyu terluka atau mengalami hal buruk apapun
Setelah beberapa saat, Wahyu kembali ke kamar.
la menatapku dengan ekspresi serius, dan kemudian ia
membisikkan sesuatu kepadaku yang membuatku semakin takut.
"Sintia, ada hantu di rumah ini." sambung Wahyu dengan suara serak.
Aku sungguh tidak percaya dengan apa yang ia
katakan. Tapi bagaimana jika memang benar?
Bagaimana jika kami benar-benar tidak sendirian di kamarnya?
Wahyu mengulurkan tangannya kepadaku,"Jangan
takut, Sintia. Aku akan melindungimu."
Aku merasa lega mendengar kata-kata itu. Dan
kemudian,/Wahyu memelukku erat sambil
membisikkan sesuatu yang bisa membuat hatiku merasa tenang.
"Sintia, aku suka padamu. Aku selalu suka padamu,'
lanjutnya dengan suara serak.
"Terimakasih Wahyu, aku juga selalu suka kamu.
Hanya saja, aku tidak bisa berbuat lebih selain
hanya memberikan pelukan dan ciuman kepadamu.
Maafkan aku Wahyu," kataku sambil mengeratkan pelukanku,
Wahyu tersenyum lebar dan mencium keningku
dengan lembut."Tidak perlu minta maaf, Sintia.
Kamu sudah melakukan yang terbaik untukku. Dan
siapapun pasti suka padamu, kamu hebat dan
cantik," ucapnya dengan nada lembut.
Aku merasa sangat senang dan tenang
diperlakukan seperti itu. Sudah lama sekali aku
tidak diperlakukan seperti ini oleh suami, tentu saja aku sangat merindukannya.
ns216.73.216.82da2