Andrina, salah satu anggota OSIS di sekolah yang cukup agamis yaitu Madrasah Al-Istiqomah. Jas almamater yang rapi dan hitam mengkilat berwarna biru gelap menghiasai penampilan Andrina yang mengenakan hijab segi empat dengan bros bunga yang lucu. Pagi-pagi sekali di Madrasah, Andrina sudah berbaris di lapangan upacara bersama teman-temannya.
Hari ini adalah Senin. Andrina baris paling depan dekat dengan Andi. dibarisan kelas X-C tampak seorang murid yang bernama Raffi memperhatikan wajah Andrina dari awal hingga beres upacara. Mungkin, menurut Raffi, Andrina adalah wanita yang paling cantik diantara murid lainnya.
"Drin, tuh lihat. Kamu gak risih apa dilihatin terus wajahnya sama Raffi? dia suka ke kamu mungkin." kata Andi. "Enggak, biasa aja kok. Hah, kemana aja kamu, enggak mungkin dia suka sama aku. Kan terserah orang mau suka atau enggak suka juga." kata Andrina. "iya, bener sih." kata Andi. "Eh, jangan lupa nanti kumpulkan PR pelajaran Bahasa Indonesia. Kita kan satu kelompok." kata Andrina. "Iya, gurunya siapa sih?" kata Andi. "Bu Erna." kata Andrina. "Siap, Andrina cantik....." kata Andi. "makasih ya." kata Andrina.
Upacara pun usai. Semua murid kembali ke kelasnya masing-masing. Pelajaran Bahasa Indonesia dimulai. "Andrina, sini kita presentasi." kata Andi bisik bisik pelan. "iya siap." kata Andrina. "Baik, mulai presentasi, kita dari kelompok satu..." kata Andrina dan Andi berbarengan. Presentasi kelompok berjalan lancar. Di kelas XII-A, terdapat 5 kelompok pelajaran Bahasa Indonesia. Sekitar pukul sepuluh pagi, pelajaran beres, dimulailah jam literasi sampai dzuhur.
"Shaffiyah, boleh pinjem novel istikharah?" kata Andrina dengan senyum manisnya. "Boleh, Andrina. Silahkan saja. Saya pinjem novel horor nya ya yang milik kamu." kata Shaffiyah. "Iya, boleh, sip." kata Andrina. "Teman-teman, mari kita mulai literasi ya dimulai dari sekarang." kata Yunizar. Yunizar adalah KM di kelas XII-A.
"Shaffiyah, aku mau tanya, definisi cinta dalam diam menurut kamu itu apa sih. Beda lagi nih kalau didalam internet apalagi buku." kata Andrina. "Kok, tanya ke aku sih, lebih baik kamu tanyain aja ke ustadzhah. Aku belum pernah tuh ngalamin pacaran. Apalagi mencintai juga belum pernah. Kata ibuku, boleh saja mencintai seseorang asalkan dalam istikharah itupun bila sudah yakin merasa cocok sebagai calon jodoh begitu." kata Shaffiyah. "Oh begitu ya. Makasih ya Fhiya." kata Andrina. "Sama-sama. Sekarang aku lanjut baca ya." kata Andrina. "Iya, silahkan." kata Shaffiyah.
Hmm...mencintai seseorang itu tidak salah. Bahkan, ketika sudah punya mantan pacar pun, barang-barang tidak ada yang salah. Yang salah itu adalah berharap berlebihan, berharap menjadi jodohnya dan berharap dicintai balik oleh orangnya. Adapun, rasa suka biarlah Allah yang mencabutnya dalam diri kita. Kita sebagai hamba Allah harus percaya kepada Allah. Yakin, Allah sudah menyiapkan seseorang jodoh terbaik untuk kita.
Andrina memutuskan pulang sekolah lebih awal. Dia menyadari dirinya perlu memperbaiki hati agar tidak kotor, terhindar dari sikap iri, dan bisa menerima kenyataan hidup. Andrina memutar video ceramah ustadzhah Halim, disana dijelaslan tidak perlu khawatir dengan urusan jodoh. Setelahnya, Andrina mempelajari pelajaram yang akan dipelajari besok. Dibukanya pelajaran Sosial dan Budaya.
Telepon berdering, dengan cepat Andrina mengangkat telepon. “Halo, Andrina ini saya Ibnu dari kelas X-D. Saya suka ke kamu. Mau gak jadi pacarku?” kata Ibnu. “Iya, mau, tapi aku mau mengenal kamu dan kita jalani aja proses sekarang. Urusan nanti jodoh atau bukan jodoh gimana nanti.” Kata Andrina.
Keesokan harinya. Gus Zulfi bertemu dengan Andrina. “Eh, Andrina, Drin, lagi apa? Sibuk ya?” kata Gus Zulfi. Andrina kaget dan langsung mematikan teleponnya. Ia menelpon Ibnu. Dan segera menyudahinya. “Eh, Gus, tadi baru ditelpon pacar nih.” kata Andrina. “Oh, pacaran, sini aku ada obrolan seru.” kata Gus Zulfi. “Gus, kita ngobrol berdua aja nih di mesjid, memangnya enggak kenapa-kenapa?” kata Andrina. “Itu disana banyak orang, diluar mesjid juga ada yang lagi kerja kelompok biasa anak SD. Iya gak apa-apa lah.” kata Gus Zulfi.
“Ada yang mau diobrolkan. Mari kita berbicara sebentar tentang dilarangnya pacaran. Sebenarnya dalam agama islam itu kita dilarang berpacaran. Apalagi kamu kan sekolah di Madrasah Al-Istiqomah. Aku juga mengenal kamu dari keluarga kamu. Dan saya juga sebenarnya kecewa bukannya kita dulu pernah berkomitmen ya kalau misalnya sudah lulus sekolah, apakah mau tunangan atau dilamar menikah?” kata Gus Zulfi. “Hmm, iya, aku akan pikirkan hal ini terima kasih Gus Zulfi sudah mengingatkanku. Nanti, aku akan pikirkan mau putus pacaran dengan Ibnu. Aku cari waktu yang tepat. Nanti saja ketika aku sudah benar-benar ikhlas. Makasih Gus Zulfi sudah mengingatkan. Tolong, kasih waktu untuk aku memperbaiki diri lagi, aku tahu, Gus Zulfi itu memang calon jodoh. Tapi belum tentu kita berjodoh.” Kata Andrina.
“Tadi kulihat kamu senyum-senyum sendiri terus bukannya aku cemburu ya, aku cuman hanya menasehati saja pacaran itu dilarang dalam Islam dan juga itu hal yang buruk.” kata Gus Zulfi. “Iya, Gus, makasih atas nasehatnya ya.” kata Andrina.
“Ada juga suatu kisah ketika di masa Rasulullah. Rasulullah itu menghalalkan atau menikah ya ijab kabul tapi perempuannya itu dibilang beda daerah jadi menikah dengan jarak jauh tapi jauh. Entah siapa." kata Gus Zulfi.
ns216.73.216.143da2