
"Oh Tuhan, menjijikkan" Diana terhenti menatap ke kamar anaknya.
19910Please respect copyright.PENANALBRm3lMOoY
Di monitor terlihat film Diana sedang mendorong dildo ke pantatnya. Diana lalu masuk dan duduk di kasur anaknya.
19910Please respect copyright.PENANAN5VLFnyjad
“Sampe diperbesar gitu? Tunggu, mama punya tanda di sana?” Diana lalu berputar menatap pantatnya sendiri.
19910Please respect copyright.PENANAPCM39aCSj3
Ibu dan anak itu menonton video dalam diam. Hingga dildo keluar dan sang ibu menjatuhkan diri di kasur.
19910Please respect copyright.PENANA7BmJxnZQCq
“Menjijikan yah,” kata Diana sambil menutup wajah dengan tangan, namun matanya mengintip dari sela – sela jemari.
19910Please respect copyright.PENANAmKnqbiJsQd
Dana tertawa, “Hahaha, kalau liat film horror juga mama bilang takut, tapi sambil ngintip.”
“Orang – orang mestinya jangan liat orang lain terbunuh; apalagi melihat mama mainin anus mama pake dildo,” kata Diana sambil melempar bantal ke anaknya. “Pokoknya, kalau sampai ada yang melihat rekaman ini, mama bersumpah akan membunuhmu.”
“Baiklah Nona Cerewet. Akan saya matikan,” kata Dana lalu menutup media playernya.
“Ya tuhan, gambar mama lagi telanjang kok dijadiin latar belakang sih? Gimana kalau temanmu melihat? Udahlah, gak akan ada yang lihat rekaman mama karena sekarang kamu akan mama bunuh.”
“Tenang mah. Kan ada dua akun. Yang pertama kalau yang log innya Dana. Sedangkan kalau temen pake akun umum.”
19910Please respect copyright.PENANAlaqmCuUloT
19910Please respect copyright.PENANADUT1JLWjoi
Diana melihat pantatnya memenuhi hampir seluruh layar dengan dildo menancap dan
Diana sembur. Dia melihat gambar pantatnya mengisi sebagian besar layar dengan setengah penis karet mencuat dari anusnya dengan kepala hanya terlihat di bahu di latar belakang.
19910Please respect copyright.PENANA99iE7rlVDc
19910Please respect copyright.PENANAXMQRs5YwlZ
“Kok pake gambar yang itu sih? Pantat mama jadi terlihat super besar.”
“Kan gambarnya juga cuma sedikit mah. Tapi Dana siap fotoin lagi kok.”
“Tidak. Yang terakhir aja bisa jadi masalah.”
“Tapi mah, hasil kamera ini adalah hasil terindah yang pernah Dana lihat.”
“Bercanda aja. Mama sih lihatnya kayak lihat film porno tua. Hanya saja tanpa musik latar.”
“Kalau mama mau Dana bisa tambahin musik kok mah.”
“Bukan gitu maksud mama,” Diana menatap monitor lagi lalu bergidik. “Jorok bener gambarnya, kamu kok bisa tahan melihatnya sih?”
19910Please respect copyright.PENANAna6Yh1ROic
“Mah, Dana tahu mama sudah empat puluh tahun lebih, tapi mama masih cantik. Ditambah susu dan pantat mama yang montok.”
“Dasar kamu aneh,” Diana tertawa, “pokoknya gambar itu mesti dihapus!”
Dana melambaikan tangan tanda tidak sambil menyeringai pada webcam.
19910Please respect copyright.PENANAB2J7Rb5w8K
19910Please respect copyright.PENANA4UGc6F7lmD
“Tidak, tidak, tidak. Kamu udah bikin mama gak pake baju. Kamu udah liat mama sepuasnya, bahkan kamu udah jadiin mama bintang film porno…”
“Kamera kan ide mama.”
“Jangan ngeles.”
“Iya. Kayaknya nyonya terlalu banyak protes.”
“Pokoknya hapus.”
19910Please respect copyright.PENANAmjb7bBsGC4
“Enggak”
“Dana dapet apa kalau ngehapus ini?”
“Apa? Kamu mau sesuatu? Dasar mesum!”
“Bukankah mama yang pertama ngajarin tawar – menawar!”
“Mama sungguh tak percaya ini. Baiklah, kamu mau apa?”
“Foto lain lagi.”
“Iya, tapi sedikit.”
“Tapi Dana suka gambar latar ini mah. Banyak dong.”
“Gak adil itu. Masa satu gambar ditukar banyak gambar,” Diana memainkan suaranya agar terdengar seperti lebih simpati.
“Suaranya gak usah dibuat – buat mah.”
19910Please respect copyright.PENANAu28AP6DNwQ
“Oke, terus mama dapet apa dong?”
“Hah?”
19910Please respect copyright.PENANAB7d0jJ4Wpc
“Kok malah bengong sih? Kamu kan pintar negosiasi.”
“Emang apa yang bisa Dana kasih?”
19910Please respect copyright.PENANAdAJvZMZjid
Diana ingat saat memergoki anaknya yang sedang memegang kelaminnya. Diana lalu menyeringai ke anaknya.
19910Please respect copyright.PENANA1y5g6Udc2b
19910Please respect copyright.PENANAjV2EmkNcvz
“Wajah mama kok aneh gitu sih?”
“Inilah mamamu, hehehe…”
19910Please respect copyright.PENANAhPn2mCVX16
Dana menyeringai, namun Diana menunjukkan telunjuk ke wajah anaknya.
19910Please respect copyright.PENANAfrFg5zIgsw
“Kamu ingin ngambil banyak foto mama demi menghapus foto yang gak mama suka dan …”
19910Please respect copyright.PENANALUHMISL8le
Diana menghentikan sebentar suaranya, Dana menatap cemas.
19910Please respect copyright.PENANAf7f2K6DWyC
19910Please respect copyright.PENANAUHwNWjzkBA
“… kamu masturbasi hingga keluar sambil diliat mama.”
“Apa?!? Tidak mungkin!”
“Bener nih gak setuju?”
“Tapi, Dana ambil banyak foto mama dan juga film baru.”
“Film apa?”
“Seperti yang pertama, cuma kali ini sambil nungging.”
“Kamu memang aneh. Doyan bener sama pantat.”
“Kan gara – gara mama juga. Siapa suruh liatin pantat montok mama.”
“Dasar aneh.”
19910Please respect copyright.PENANAFgRARfn3GV
“Jadi, Dana masturbasi di depan mama, terus mama yang nentuin latar belakang monitor. Mama beri Dana film baru dan foto baru yang banyak.”
“Maksud banyak?”
“Sampai Dana bosan.”
“Emangnya kamu bisa bosan?”
“Dana kan masih muda mah.”
“Baiklah. Mama akan obok – obok pantat mama sementara kamu filmkan dan fotoin. Tapi sebelumnya kamu masturbasi dulu, telanjang tentunya.”
“Tapi Dana pasti butuh rangsangan dulu dong mah. Mama bikin film aja dulu lalu Dana mulai lepas pakaian.”
“Baik, bikin film dulu tapi harus telanjang.”
19910Please respect copyright.PENANATrQBoyZCAh
“Baik. Tapi kalau libur kita pergi liburan mah.”
“Apa? Banyak bener keinginanmu. Kenapa gak kamu pikirkan dulu sebelum mama mulai melepas pakaian mama?”
“Kan mama yang bilang ‘lihat pantat mama agar Dana bisa berubah.”
“Ya, tapi kini pantat mama yang terus dilihat, malah diobok – obok.”
19910Please respect copyright.PENANAXWxKURj20e
Dana mulai menghitung memakai jemari, “Ayo kita hitung, telanjang, masturbasi, gambar latar, film anal baru, banyak foto, liburan dan bersedia difilm lagi nanti.”
“Kamu pasti cocok kalau kerja jadi politisi.”
“Enggak deh. Jadi gimana, Telanjang, masturbasi, gambar latar, film, foto, liburan, setidaknya dua film lagi.”
“Menyebalkan.”
“Bener gak mau?”
“Mama muak sama per – pantat – an.”
19910Please respect copyright.PENANAXigKgWoWef
Dana lalu memutar kepalanya dari yang tadinya menghadap monitor menjadi menghadap mamanya.
Diana melihat lagi gambar pantatnya yang dijadikan gambar latar, lalu bergidik.
19910Please respect copyright.PENANAF8UkwX8gfo
"Baiklah, setuju."
19910Please respect copyright.PENANA3PwqzcjFk2
Ibu dan anak itu saling tatap. Dana mengangkat alisnya, Diana menggeleng. Keduanya lalu berdiri. Dana melingkarkan tangan ke bahu mamanya sambil berjalan ke luar.
19910Please respect copyright.PENANAOeYNP1Mmiq
“Lebih baik bikin filmnya di ruang tv aja. Biar pencahayaannya lebih jelas dan latarnya sofa hitam.”
“Maksudnya?”
“Biar Dana lebih mudah beresin sofanya mah.”
19910Please respect copyright.PENANA1FGO2nYw0Y
“Mama benci kamu,” kata Diana sambil memukul lengan anaknya.
“Bukankah anak – anak kebanyakan dibenci mamamnya. Dana kan cuma kasih kesempatan mama main film berkualitas.”
19910Please respect copyright.PENANAEfevfS9zp8
Diana menghentikan langkahnya lalu menatap anaknya.
19910Please respect copyright.PENANALGpIEz8m2l
19910Please respect copyright.PENANA8zZeVL4iQ8
“Apalagi?”
“Berkualitas?”
19910Please respect copyright.PENANAfvqU1zMMeS
“Mama masih punya handycam kan?”
“Handycam? Jangan!”
“Jadi mama mau film mama terlihat seperti film porno jadul? Sekalian aja tambah musik latar murahan.”
“Mama makin benci kamu.”
“Terserah mama, mau terlihat kuno atau cantik?”
“Sekalian aja mama pake make-up, minyak zaitun dan high heel.”
“Ide bagus tuh mah!”
19910Please respect copyright.PENANASAvLZyfS55
“Ya, tapi mama hanya bercanda. Dasar anak aneh.”
“Gak bosan mah bilang gitu?”
19910Please respect copyright.PENANAcyU7m3Q8F8
“Anak aneh!” kata Diana sambil menunjukkan telunjuk ke dada anaknya.
“Mama makin galak sih? Lagian, kalau pake make-up, minyak zaitun dan high heel kan Dana jadi bisa nyeting kameranya dulu. Ntar jadinya pasti bagus mah. Kalau tidak, mungkin gambar latarnya takkan berubah mah.”
“Baik, make-up, minyak zaitun dan highheel. Biar sekalian filmnya menang kontes film.”
19910Please respect copyright.PENANAu99IZRV6KT
Diana pun melangkah menuju kamarnya sementara Dana diam berpikir kapan terakhir kali memakai handycam.
19910Please respect copyright.PENANAc2AwoYxnof
“Hei nak.”
19910Please respect copyright.PENANATKRrxuGvV8
Dana melihat arah suara yang ternyata di pintu. Mamanya sedang berdiri membelakangi, lalu rukuk dan menggoyangkan pantatnya sambil berkata goyang pinggul, goyang pinggul. Setelah itu mamanya tertawa lalu menutup pintu.
19910Please respect copyright.PENANATXzU2wLR5M
“Malah mama yang bilang Dana aneh.”
19910Please respect copyright.PENANAJGtwatbReb
Dana tersenyum. Pasti akan menyenangkan nanti, batinnya.
19910Please respect copyright.PENANAPuKry8gKkX
####
19910Please respect copyright.PENANAmkAS3lEIbQ
Setelah mandi, Diana duduk di kasur sambil mengeringkan rambut. Diana merasa senang dengan apa yang akan terjadi namun Diana juga merasa tak senang akan sikap anaknya yang mulai arogan. Diana merasa sudah waktunya mengajarkan anaknya bahwa kalau bermain api bisa berakibat kebakaran.
19910Please respect copyright.PENANAawtBZAA9Bm
++++
19910Please respect copyright.PENANAxHuQ5ePMrL
Setengah jam kemudian Dana hampir selesai menyiapkan tempat. Di sisi sofa telah dipasangi lampu yang mirip di studio foto hingga membuat pencahayaan pada sofa sangat terang. Sedang hampir satu meter di depan sofa terdapat tripod yang dipasangi handycam. Saat mengecek handycam, Dana mendengar langkah mamanya datang.
19910Please respect copyright.PENANA1nXFj0anFQ
“Cantiknya!”
19910Please respect copyright.PENANAlmJ9OI1J7E
Rambut Diana masih basah. Wajahnya memakai make-up yang bahkan belum pernah terlihat secantik ini oleh Dana. Tubuhnya berkilau dan mengeluarkan aroma baby oil. Tangan kanan Diana memegang dildo. Tak lupa kakinya memakai highheel.
19910Please respect copyright.PENANAIDD7AcZlhP
Diana melihat ruangan yang telah disiapkan anaknya dengan takjub, “Kamu siapkan ini sendiri?”
19910Please respect copyright.PENANAxMsznkzS7g
Untuk kali pertama Diana melihat betapa anaknya sangat terpesona hingga tak bisa berkata – kata. Diana berjalan sambil mengelus dadanya, lalu elusannya turun ke pantat hingga pantat itu duduk menyentuh sofa hitam.
19910Please respect copyright.PENANANkYCw1iRV6
Pantat Diana yang berminyak kini duduk di sofa. Satu kaki dibuka lebar hingga tumitnya mengenai sisi sofa. Sedangkan kaki satunya dipanjangkan ke bawah.
19910Please respect copyright.PENANAAxXn7cLWzi
Nafas Dana tercekat melihat memek mamanya yang telah bersih tiada rambut sehelai pun. Jelas terlihat lipatan memeknya. Apalagi dengan olesan baby oil membuatnya memantulkan cahaya.
19910Please respect copyright.PENANAnFDU8HhFfZ
Melihat anaknya terpesona, Diana mengambil dildo dan memposisikan di vaginanya, namun tanpa melakukan penetrasi.
19910Please respect copyright.PENANA3Tu5Zy5Cvt
“Jangan salahkan mama kalau kamu sampai lupa ngerekamnya. Serangan di Pantat Tua Mama jilid Dua.”
19910Please respect copyright.PENANA5pTkcTmBh1
Begitu Diana selesai berbicara maka dildo itu langsung berusaha memasuki pantat Diana. Beberapa bagian sofa kini telah dipenuhi minyak yang menetes dari tubuh Diana.
19910Please respect copyright.PENANArFfTe5E6Zm
Dana langsung memainkan kameranya sambil terus membasahi bibir dengan lidahnya. Tangannya begitu sibuk memainkan tombol yang ada di handycam.
19910Please respect copyright.PENANAIjc4jrII3Y
Diana mencoba tersenyum di sela – sela erangan yang terus keluar dari mulutnya.
19910Please respect copyright.PENANAj4wMFs2CnP
“Kamu tuh jangan cepat – cepat matiin kameranya terus pergi. Siapa tahu kali ini bisa ngerekam saat mama bersihin dildo pake mulut mama seperti yang terakhir.”
19910Please respect copyright.PENANAIuU9pwitwS
Mulut Dana ternganga mendapati adegan yang dilewatinya.
19910Please respect copyright.PENANAI2qVxUvu9g
Diana perlahan menarik dildo dari pantat lalu mendekatkan ke wajahnya.
19910Please respect copyright.PENANAgZ9OcI3MX0
“Kayak gini nih.”
19910Please respect copyright.PENANA6cYW7rd74b
19910Please respect copyright.PENANAqO2ruVHGgV
Diana lalu memasukan dildo ke mulut dan memainkannya. Tak lupa juga menjilatinya.
Dana merasa penisnya makin keras dan cairan pelumasnya pun keluar membasahi celananya.
19910Please respect copyright.PENANAlIiUiAi3eF
“Aduh,” kata dana sambil mengelus celananya.
19910Please respect copyright.PENANAfL84MB0Qfq
Diana melepas dildo di mulutnya lalu tertawa. Dildo itu kembali ditempatkan di pantatnya. Diana terus memainkan dildo sambil berbicara.
19910Please respect copyright.PENANALS0x2P5wNO
“Dasar anak muda.”
19910Please respect copyright.PENANAlZmsfYeyes
Setelah beberapa menit, Diana mengangkat lututnya hingga mendekati dada membuat pantatnya makin terlihat jelas. Kini kedua tangan Diana sibuk memainkan dildo di anusnya.
19910Please respect copyright.PENANAo6dNvWBFTy
“Unh, unh, unh, unh AHHHHHHH.”
19910Please respect copyright.PENANA9LV0DWkjN7
Diana menjerit sambil berusaha memasukan dildo sampai mentok. Kakinya bergoyang, tubuhnya kejang hingga beberapa detik kemudian tubuh Diana pun berhenti gemetaran. Kakinya terjatung lunglai ke bawah.
19910Please respect copyright.PENANA2uqDLnQGM6
Setelah beberapa detik, Diana mencabut dildo dari pantat lalu mendekatkannya ke wajah. Dildo itu dijilati Diana lalu dimasukan ke mulutnya. Beberapa saat kemudian Diana asik memainkan dildo di mulut hingga merasa cukup.
19910Please respect copyright.PENANAKqts3G6E0Z
19910Please respect copyright.PENANAPnfIfLt7OQ
“Jadi berantakan gini yah.”
“Iya, mama sih nakal.”
Diana tertawa, “yang penting tugasmu tuh ntar bersihin ini.”
19910Please respect copyright.PENANAPcH0UODd48
Diana melihat keadaanya lalu bangkit berjalan mendekati anaknya.
19910Please respect copyright.PENANAStRAtdhH2n
“Nah, anak aneh, perjanjian pertama kita telah mama laksanakan.”
19910Please respect copyright.PENANAv2MwaSTPmA
Dana langsung mengangguk.
19910Please respect copyright.PENANAJyhFjLauDb
“Sayang sekali. Padahal mama udah siap ronde berikutnya. Nih deh mama kasih sedikit inspirasi buat kamu.”
19910Please respect copyright.PENANAabhkfDlQrB
Diana lalu memeluk anaknya membuat pakaian anaknya kini basah oleh baby oil. Paha Diana juga diangkat untuk membasahi sekitar pinggang dan celananya.
19910Please respect copyright.PENANAxeIeBXuICU
“Kayaknya bajumu perlu dicuci tuh.”
19910Please respect copyright.PENANArcwIF16FyR
Dana mengerang. Diana menepukkan tangannya.
19910Please respect copyright.PENANAVcUoFmE0Ce
“Baiklah pejantan muda. Mama beri kamu sepuluh menit untuk siap – siap menghibur mama.”
19910Please respect copyright.PENANA9pNKOErRQE
Dana pun melangkah menjauh menuju kamarnya. Namun saat baru setengah jalan, terdengar suara mamanya.
19910Please respect copyright.PENANAlTI28IAFdm
“Mama taruh baby oil di lemarimu nak.”
19910Please respect copyright.PENANAzxvNempbxk
Diana menyeringai. Pasti malam ini bakalan seru, pikirnya.
19910Please respect copyright.PENANAPot7ecOKS1
Dana duduk di kasur dengan hanya memakai celana pendek sambil gemetaran. Dana memang jadi terbiasa melihat mamanya telanjang, namun Dana merasa tak nyaman jika harus ikutan telanjang juga. Dana menyadari memang tak adil jika dirinya tetap berpakaian, namun toh bukan salahnya. Dana tak pernah melihat mamanya seliar ini, senakal ini. Terus terang saja kini Dana merasa takut. Dana menduga dia telah mendorong sisi gelap mamanya keluar dan mulai merubah mamanya.
19910Please respect copyright.PENANASe80vVptkw
Dana merasa hubungannya dengan mama tak pernah sedekat ini. Dana memang mencintai mamanya, sebagai anak, juga menghirmatinya. Dana sungguh merasa beruntung dengan perjanjian ini, tapi kebenaran yang disampaikan sendiri oleh mama merupakan hadiah tersendiri. Telah terlalu jauh sejak kali pertama Dana melihat mamanya telanjang di dapur.
19910Please respect copyright.PENANALtCeYgyeC1
Dana tersenyum sendiri saat berdiri lalu melepas pakaian terakhirnya, celana pendek. Setelah itu Dana meraih baby oil yang ada di lemarinya.
Diana duduk di sofa menunggu. Keheningan yang ia rasakan sedari tadi membuatnya sampai pada kesimpulan bahwa anaknya mungkin merasa takut dan atau tidak berani. Satu kosong untuk mama, pikirnya. Tiba – tiba terdengar dentuman suara musik yang kemungkinan berasal dari kamar anaknya. Cahaya tiba – tiba menghilang menjadikan kegelapan yang muncul menyelimuti. Diana menyeringai. Ya tuhan, dia benar – benar akan melakukannya, batin Diana.
19910Please respect copyright.PENANApnywej3Q4O
Tiba – tiba ada sinar. Setelah ditelisik oleh mata Diana, sinar itu mengarah ke kepala kontol. Ternyata anaknya memegang dua senter yang kini diarahkan ke kontolnya sambil berjalan mendekat. Dana pun sampai di depan sofa yang diduduki mamanya lalu menggoyangkan pinggulnya. Puas bergoyang, tangan kanannya melempar senter lalu memegang kontolnya.
19910Please respect copyright.PENANAa19cbLOJAn
“Mah, kok Dana jadi gini sih?”
19910Please respect copyright.PENANAo3fr8hmH6u
“Jangan berhenti nak. Lagian gak apa – apa kok jadi gini juga.”
“Ini dia mah. Siap membuat mama terangsang.”
"Whoo hoo, goyang nak!” Diana tertawa.
19910Please respect copyright.PENANABdNcWAKRzx
Dana memaju mundurkan pinggul sambil tangannya mengocok kontol. Mata Diana berbinar melihat anaknya mengocok kontolnya sendiri. Tak butuh waktu lama Dana pun mengejang seiring dengan menyemburnya sperma yang mendarat di kaki Diana, sofa dan di lantai. Setelah orgasme tubuh Dana berhenti mengejang namun saat akan bergerak kakinya tersandung membuat Dana jatuh terduduk di sofa di sebelah mamanya. Kakinya menyentuh kaki mamanya. Keringat bercucuran di dahi Dana. Nafas Dana terengah – engah.
19910Please respect copyright.PENANAH9mdGG8dsl
Diana bertepuk "Hebat, luar dari pada biasa!"
Dana melambaikan tangannya, “santai mah.”
19910Please respect copyright.PENANAjtBPKrZwd4
Diana dan Dana saling memangang, lalu keduanya menyeringai.
19910Please respect copyright.PENANA80xcavOi18
19910Please respect copyright.PENANAGCPF3OqjGS
“Mah, maafin Dana yah udah ngedorong mama terlalu jauh hingga jadi gini. Dana bener – bener menyesal mah.”
“Ya, kamu memang nakal. Tapi mama seneng kamu berani mengakuinya. Lagian mama juga tak terlalu suka per – anal – an.”
“Ya gak apa – apa kok mah asal perjanjian kita yang lain tetap berjalan Dana gak keberatan kok.”
“Mama gak keberatan dengan hal baru, asal tak menyakitkan bagi kita.”
19910Please respect copyright.PENANARRCk5eXpve
Diana melingkarkan tangan ke bahu anaknya lalu memeluknya dari samping membuat tubuh ibu dan anak itu menempel ketat.
19910Please respect copyright.PENANAhzXDbB2uBs
“Sial mah, Dana menyentuh mama.” Dana terlihat panik.
“Ini sih sikap ibu dan anak yang saling mencintai, meski tanpa pakaian.”
19910Please respect copyright.PENANA4u6v21IBOu
Mereka pun menatap tubuh mereka yang penuh baby oil.
19910Please respect copyright.PENANAXVqdikGjLF
19910Please respect copyright.PENANAP7jx0URNq5
“Kok jembut mama dibabat habis sih?”
“Mama hanya ingin memberikan yang terbaik bagi kamu. Lagian kamu tuh bener – bener maksa mama sih.”
19910Please respect copyright.PENANAZebDlcSfQx
Diana dan Dana menatap selangkangan Diana. Seperti berjanji, keduanya sama – sama berbicara “kayaknya jelek deh.” Menyadari kesamaan kata yang terucap, keduanya saling pandang lalu tertawa.
19910Please respect copyright.PENANAaJZUjwiC3C
“Untungnya ntar tumbuh lagi. Sekarang kamu tahu kan mama juga bisa mencoba hal – hal baru. Kalau kamu gimana? Mau mulai telanjang di rumah gak?”
“Gak tahu mah. Kayaknya aneh deh.”
19910Please respect copyright.PENANAuAc1oZ5Lgs
Diana memegang payudara lalu mengangkat susunya.
“Mama tak bisa mengatakan bagaimana rasanya hidup dengan selalu menunjukan ini padamu. Mama juga senang kalau kamu gak mau ikut – ikutan. Tapi mama tak akan keberatan kok kalau kamu berubah pikiran.”
19910Please respect copyright.PENANACXHRsvn2VJ
Diana dan Dana menatap kontol Dana. Mereka berdua melihat betapa kontol itu kini mulai kembali mengembang.
19910Please respect copyright.PENANA1czEYH3mL9
Begitu muda begitu jantan, pikir Diana.
19910Please respect copyright.PENANARqgRiMkxqs
Diana lalu mendorong anaknya bangkit.
19910Please respect copyright.PENANALI4ai7mRxE
“Kamu bersih – bersihnya ntar mama bantu deh.”
“Setuju,” seringai Dana.
ns216.73.216.220da2