Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti.
6788Please respect copyright.PENANAnLvR2i9FDp
“Assalamualaikum.”
6788Please respect copyright.PENANAOVhgjOKbO7
“Waalaikumsalam. Eh sudah pulang nak.”
6788Please respect copyright.PENANAgvZJd3K7eZ
“Iya. Aduh…”
6788Please respect copyright.PENANAi5HNDW1RWL
“Kenapa sayang?”
6788Please respect copyright.PENANAiVR5y76Zu0
“Cepet berlutut mah?”
6788Please respect copyright.PENANAsHpQnaUnyr
“Berlutut?”
6788Please respect copyright.PENANAoHlTMGo04F
“Iya, sudah, jangan banyak tanya dulu.”
6788Please respect copyright.PENANAwPxRap7oki
Saat Rina berlutut, Erna melepas rok birunya hingga kini terlihat cd putihnya, yang meski tak seputih salju namun tetap sedap dipandang. Erna berdiri agak jauh dari mama yang berlutut sambil melihatnya. Setelah itu Erna ngompol. Cairan urin merembes menuruni kakinya. Ada juga yang menetes langsung ke lantai.
6788Please respect copyright.PENANAoY4O2weCsV
“Diam dulu ya mah, jangan ngapa – ngapain sebelum Erna bilang.”
6788Please respect copyright.PENANAj5xEMIPxO3
“Iya sayang.”
6788Please respect copyright.PENANAy0C3CPiIuM
Hidung Rina begitu dekat dengan selangkangan putrinya, namun tidak mengenai. Terasa elusan sayang di rambutnya dari tangan putri kecilnya itu.
6788Please respect copyright.PENANAWEWEUz4Kfk
“Ayo mah, hirup saja, tapi jangan kena ya.”
6788Please respect copyright.PENANAZqFzj1U7CF
Rina menurut. Rina menghirup tanpa terasa waktu berjalan.
6788Please respect copyright.PENANAMzYox6JXth
“Sekarang hisap mah, puas – puasin mama.”
6788Please respect copyright.PENANA57aexnOGpq
Rina menghisap cd putrinya hingga urin yang ada masuk dan ditelan. Rina tetap menghisap dan menjilat cd putrinya meski kini sudah tak ada lagi cairan urinnya.
6788Please respect copyright.PENANAg8Sq5LQ3m7
“Masih ingin mah?”
6788Please respect copyright.PENANAJ28s9Iqkbf
“Iya sayang.”
6788Please respect copyright.PENANANhujLwizVG
“Kalau begitu, jilatin saja yang tadi mengalir di kaki Erna.”
6788Please respect copyright.PENANA66jJ8GjYDB
Tanpa menjawab, Rina langsung menjilati kaki putrinya.
6788Please respect copyright.PENANADiwODvggfg
“Geli mah…” namun Erna tak menghentikan jilatan mama. “Sudah mah, Erna gak tahan kalau berdiri.” Kini tangan Erna sedikit menjambak rambut mama. Saat mulai melangkah, Erna merasa mama akan berdiri.
6788Please respect copyright.PENANAfAcBYzvlsd
“Mama jangan berdiri, majunya berlutut aja, atau merangkak sekalian. Kan biar Erna pandu ini pake rambut mama.”
6788Please respect copyright.PENANAuj7vixWPc4
Rina hanya mampu menurut saat dibimbing merangkak hingga ke ruang tv. Di sana, putrinya duduk dan kepalanya kembali di arahkan ke selangkangan putrinya.
6788Please respect copyright.PENANAffxJs9KGwA
“Lepasin dong celana Erna mah.”
6788Please respect copyright.PENANAL8asfqWjjn
Erna memegang cd anaknya, namun tangannya langsung ditampar oleh putrinya.
6788Please respect copyright.PENANAKeEOj8BuNs
6788Please respect copyright.PENANADUs7XPidGd
“Jangan memakai tangan. Gigit saja mah!”
6788Please respect copyright.PENANAjCssXKsJE8
Erna menggigit cd anaknya, pelan dan perlahan, hingga lepas.
6788Please respect copyright.PENANAeJgXaJoZxJ
“Jilatin lagi mah!”
6788Please respect copyright.PENANAEXhm9QdDK9
Jilatan dan jilatan kembali dilancarkan oleh Erna.
6788Please respect copyright.PENANAELMJ2vA0G8
“Enghh… terus…” rintih Rina sambil menggerakkan selangkangan hingga turut menggesek hidung mamanya. Rintihannya berubah jadi lolongan saat kepalan tangannya menjambak rambut mama dan menekannya.
6788Please respect copyright.PENANAUTmCLPnjaK
“Enak mah,” ritih Rina sambil terengah – engah.
6788Please respect copyright.PENANAXOVd5yJxpj
***
6788Please respect copyright.PENANAwb2WPfDgnP
Detik – detik bergant jadi menit dan menit pun silih berganti.
6788Please respect copyright.PENANAt5WTCfL39Y
Aktifitas Erna dan anaknya berlanjut tanpa sepengetahuan yang lain. Bagi Erna, menikmati urin putrinya serasa menikmati obat pengharmonis rumah tangga. Karena, suami makin sering menjamah dirinya, bahkan pernah suatu ketika mengatakan kalau dia merasa istrinya makin bernafsu.
6788Please respect copyright.PENANAblF7KEPD62
Tentu saja segala hasrat yang ditimbulkan putrinya harus mendapat pelampiasan. Dan dalam kasusnya, suamilah yang menjadi pelampiasannya.
6788Please respect copyright.PENANAbU4shplaIv
Erna pun melihat putrinya lebih riang. Suatu ketika, Erna melihat putrinya sedang nonton tv sambil nungging.
6788Please respect copyright.PENANAjYb3TWghuB
“Kamu kenapa sayang, kok nonton tvnya sambil begitu?”
6788Please respect copyright.PENANA3kt79uQazY
“Iya mah, nunggu mama. Sengaja.”
6788Please respect copyright.PENANAxwr32iZLnb
“Sengaja?”
6788Please respect copyright.PENANAWLZwMf1pgy
Erna melihat putrinya menepuk – nepuk pantatnya sendiri.
6788Please respect copyright.PENANAPobK3uRjuu
“Sini mah, bukain celana Rina!”
6788Please respect copyright.PENANAYWaQfWcSPm
“Hah, digigit lagi?”
6788Please respect copyright.PENANAO0PsYJpZCu
“Boleh, tapi terserah mama saja.”
6788Please respect copyright.PENANAHvJM402VVT
Erna menurut. Erna mendekat. Erna melorotkan celana pendek lantas cd putrinya. Saat sudah mencapai lutut, satu lutut Rina diangkat sehingga bagian kirinya bisa dilorotkan lagi. Pun dengan bagian kanan, hingga akhirnya tidak bercelana, pendek maupun dalam.
6788Please respect copyright.PENANAS9Boe1Oqb1
Erna mengelus pantat putrinya, melebarkan hingga anusnya terpampang jelas.
6788Please respect copyright.PENANA5WyhdWiE1B
“Cantiknya…” Erna menghirupnya “hm… segar…”
6788Please respect copyright.PENANAHq8AFQRrd7
“Masa sih mah?”
6788Please respect copyright.PENANATMxYxwjAa8
“Iya sayang.”
6788Please respect copyright.PENANAayiSPm3Y0b
“Duh rasanya mau kencing nih. Mama mau gak?”
6788Please respect copyright.PENANAVmoaZ7HgKP
Erna menganggukan kepala?
6788Please respect copyright.PENANAsZd0vnSHjF
“Mau gak mah? Kok gak jawab?”
6788Please respect copyright.PENANA801HIrl1NZ
“Iya.”
6788Please respect copyright.PENANAoDKmXbkGzx
“Iya apa?”
6788Please respect copyright.PENANAnihZTZJ87i
“Iya mau.”
6788Please respect copyright.PENANAm6bFZJzzPT
“Iya mau apa?”
6788Please respect copyright.PENANACaYdQplv4Q
“Iya, mama mau minum kencing kamu.”
6788Please respect copyright.PENANAMg6SNBuAkj
“Oh, kalau begitu, coba berbaring mah. Mulutnya taruh dibawah selangkangan Rina!”
6788Please respect copyright.PENANADr8WmNWq4F
Erna melakukan apa kata putrinya. Erna berbaring di, kepalanya ada di bawah selangkangan putrinya. Sementara itu, putrinya kini jongkok lantas.
6788Please respect copyright.PENANAvlFo5oZAlY
“Buka mulutnya mah. Tapi jangan dulu ditelan, meski nanti mungkin penuh.”
6788Please respect copyright.PENANAq2u7WTNw5g
Erna merasakan urin putrinya mulai membasahi wajah, mengisi mulutnya hingga penuh dan luber.
6788Please respect copyright.PENANAsJTj8KIthw
Setelah selesai kencing, Rina melihat mulut mama penuh dengan urinnya. Rina lantas menutup hidung mama dengan jemarinya.
6788Please respect copyright.PENANAOnAB2f8LrW
Erna bingung saat tangan putrinya menutup hidungnya.
6788Please respect copyright.PENANA8D1iCWDDks
“Kalau Rina tutup hidung mama, berarti mama harus menelan kencing Rina.”
6788Please respect copyright.PENANABpoqh0d9YE
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Erna lantas menutup mulut dan minum hingga tegukannya terdengar oleh putrinya.
6788Please respect copyright.PENANAqRT6HbwBAl
“Udah habis mah? Sekarang tolong jilatin memek Rina hingga bersih ya mah?”
6788Please respect copyright.PENANA1DEZ8EuVfN
Tanpa menunggu jawaban, Rina menurunkan memek hingga mengenai lidah mamanya. Memeknya kini dijilati.
6788Please respect copyright.PENANAQ4sdSbL3Ag
“Bagus mah. Hayati, kalau gini kan Rina jadi punya toilet pribadi.”
6788Please respect copyright.PENANAFAeLDFElNh
Erna menjilati tetesan urin di paha putrinya, lantas di memeknya. Setelah itu di bagian jembut tipisnya.
6788Please respect copyright.PENANAZhwaksx60w
Setelah merasa cukup, Rina berdiri dan duduk di kursi.
6788Please respect copyright.PENANAjnCnbc30dY
“Sudah mah, bersihin lantainya sekalian.”
6788Please respect copyright.PENANAKa8cYUSMA5
Erna menurut dan membersihkan lantai, dengan mulutnya.
6788Please respect copyright.PENANAPe8IgyXAz0
***
6788Please respect copyright.PENANAJQuiZhdTjZ
Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Keakraban ibu dan anak terus berlanjut. Rasa penasaran sang anak membuatnya menyentuh dan memainkan memek ibu. Seiring berjalannya waktu, sang anak akhirnya bisa mengetahui saat – saat sang ibu akan orgasme.
6788Please respect copyright.PENANA7Ui6etGrR3
Setiap ada kesempatan, jemari lentik sang anak selalu bermain di memek sang ibu, permainannya begitu cekatan sehingga saat sang ibu akan orgasme, jemari lentik itu dicabut, meninggalkan sang ibu perasaan sange yang berlebih.
6788Please respect copyright.PENANACL6HlPJyFb
“Terus sayang, mama udah mau enak nih…”
6788Please respect copyright.PENANAxwynwIMDbn
“Emang enak. Udah, sekarang bikin Erna enak dulu,” kata Erna sambil membimbing kepala mama ke memeknya. Memek Erna lantas dimainkan oleh mulut mama hingga Erna orgasme.
6788Please respect copyright.PENANAXJ6z7Gx8Hb
“Nanti mama main aja sama papa!”
6788Please respect copyright.PENANAoWleAeJMjd
“Iya deh.”
6788Please respect copyright.PENANAkKchxGzK98
Rina hanya bisa pasrah. Malamnya ketika suaminya meminta, Rina memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Rina yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
6788Please respect copyright.PENANAndq0sPVPrp
***
6788Please respect copyright.PENANAsIHbVyKXUe
Kejadian terus berulang. Rina dibawa ke puncak, namun saat akan orgasme, putrinya menghentikan permainan. Pelampiasan Rina otomatis hanya dengan suaminya.
6788Please respect copyright.PENANAFRTT9Ylqhi
Kejadian terus berulang. ketika suaminya meminta, Rina memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Rina yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
6788Please respect copyright.PENANAYWCy5xV9zg
Kehidupan ranjang yang bahagia membuat karir suami Rina cemerlang hingga mendapat posisi strategis. Kenaikan pangkat berimbas pada kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan berimbas pada kenaikan tugas. Suami Rina mulai jarang di rumah.
6788Please respect copyright.PENANA76CNZeFyeI
***
6788Please respect copyright.PENANAAqgNSBgtBQ
“Papamu mulai jarang belai mama.”
6788Please respect copyright.PENANA2cBBIoA9DJ
“Lho, emang kenapa Mah?”
6788Please respect copyright.PENANAo9z4I8jf2l
“Biasa, sibuk dengan pekerjaannya.”
6788Please respect copyright.PENANAu03iduUHyX
“Ntar deh Erna bantu. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mama diam saja. Pura – pura bego dan tak tahu apa – apa.”
6788Please respect copyright.PENANA7QgfZbxeW2
“Oke deh.”
6788Please respect copyright.PENANAmGbSsiPAKz
Setelah percakapan itu, Erna mulai memakai baju babydoll, dengan celana dalam yang berbeda warna sehingga terlihat mencolok.
6788Please respect copyright.PENANAZkdC2sD4Wa
“Sayang, kok bajunya kayak gitu sih?”
6788Please respect copyright.PENANAuzrtZWZWuo
“Gerah sih pah.”
6788Please respect copyright.PENANAXAJ8Mfklgg
“Kan malu kalau dilihat orang.”
6788Please respect copyright.PENANAKjUJfOD4p8
“Iyalah malu. Tapi kan lagi gak ada siapa – siapa. Pokoknya kalau lagi ada tamu, Erna ganti deh.”
6788Please respect copyright.PENANAp6JMABWQ1S
“Ya, terserah kamu saja.”
6788Please respect copyright.PENANA793xmVju3M
Awalnya biasa, namun lama – lama Rina mulai melihat lirikan suaminya pada putrinya semakin lama.
6788Please respect copyright.PENANAeKRr5S8Xa3
Rina menyadari ayahnya mulai sering memperhatikannya. Kini Rina bahkan tidak memakai BH.
6788Please respect copyright.PENANAP3PffiuDm8
Perubahan cara berpakaian anaknya kembali memanaskan ranjang Rina. Namun, setelah beberapa minggu, panasnya ranjang mulai berkurang. Bahkan kini terasa kembali dingin.
6788Please respect copyright.PENANAo9HfXlV6dY
Seolah dibuat secara tidak sengaja, Erna mulai dekat, secara fisik, dengan ayahnya. Saat menonton tv, Erna sengaja duduk di samping ayahnya. Ayahnya merasa risih, lantas bangkit dengan alasan minum. Setelah minum, duduk di tempat lain. Erna biarkan. Namun, di hari yang lain, ketika ada kesempatan, Erna kembali melancarkan aksinya.
6788Please respect copyright.PENANA42hC3sReWm
Saat tidur, siang maupun malam, Erna mulai jarang menutup pintu. Erna membeli sebuah kamera mata – mata lantas memasangnya di tempat yang dia kira strategis.
6788Please respect copyright.PENANAjk5FTO6xXk
***
6788Please respect copyright.PENANAeDlt6qWwYP
Suatu sore, Erna sedang menonton acara tv sambil menikmati geli – geli yang diakibatkan oleh tangan dan lidah mama. Telinga Erna menjadi tempat bermain bagi lidah dan mulut mama, sedang tangan Erna sibuk mengarahkan tangan mama agar bermain di susu dan atau memeknya. Jilatan dan sentuhan itu baru berhenti setelah Erna orgasme.
6788Please respect copyright.PENANAt5sbuSUQzE
“Mama jangan dulu ngentot sama ayah!”
6788Please respect copyright.PENANA04WcPcPbhz
“Emang kenapa?”
6788Please respect copyright.PENANA2Q4Ei8wDq4
“Pokoknya, Erna punya rencana.”
6788Please respect copyright.PENANAb8V64odem8
***
6788Please respect copyright.PENANA5Uae3my1ky
Sudah dua bulan sang ayah tidak orgasme. Sebuah pertengkaran biasa membuat istrinya tak ingin disentuh. Melihat kemolekan tubuh putrinya membuat sang ayah tidak tahan lagi. sumber Ngocoks.com
6788Please respect copyright.PENANAi0WxJZzKC4
Suatu malam, sang ayah melewati kamar putrinya. Pintu yang tidak tertutup membuatnya bisa melihat sang putri tidur memakai kaos, hanya bercelana dalam dan selimut yang tidak menutupi tubuhnya.
6788Please respect copyright.PENANA3SvKH0H6tb
Sang ayah masuk, mengelus paha putrinya lantas melorotkan celana dalam. Setelah itu, sang ayah melepas pakaiannya dan mulai menaiki tubuh putrinya. Karena ada yang menindih, sang putri bangun lantas berontak.
6788Please respect copyright.PENANAa8buvX6lvU
***
6788Please respect copyright.PENANAnjAoF0kOgg
“Diam, diam,” hanya itu yang keluar dari mulut sang ayah.
6788Please respect copyright.PENANAVK4bXJsaVM
Menyadari siapa yang sedang berada di atasnya membuat Erna sadar. Erna tetap berontak, namun hanya formalitas saja. Saat keperawanannya diambil sang ayah, Erna mengeluarkan air mata. Namun tidak jelas, apakah air mata itu keluar karena rasa sakit ataukah karena bahagia semua berjalan sesuai rencananya.
6788Please respect copyright.PENANAb68bvFcMKn
Puas melampiaskan nafsu, sang ayah lantas keluar dari kamar putrinya dan kembali ke kamarnya.
6788Please respect copyright.PENANAKUoSUwjEJa
***
6788Please respect copyright.PENANAlu3dzQamNZ
Rina terkejut dan marah mendengan cerita putrinya. Namun ia juga merasa aneh mendapati Erna yang bereaksi menenangkannya.
6788Please respect copyright.PENANA0xlmDBTwN4
“Sudah mah, diam saja. Mama pura – pura tidak tahu. Erna sudah tahu dan bahkan berharap seperti ini.”
6788Please respect copyright.PENANAfnfLyXrsKW
“Seperti ini bagaimana?”
6788Please respect copyright.PENANAPIOI43jp4p
“Pokoknya mama jangan bertindak apa – apa tanpa izin Erna.”
6788Please respect copyright.PENANAOlOIoDG1vQ
***
6788Please respect copyright.PENANATBOy5GGyyL
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti. Sang ayah kembali mengulangi perbuatan bejatnya, dengan sedikit ancaman. Erna menuruti kemauan sang ayah, dengan sedikit meronta.
6788Please respect copyright.PENANADE5DEC9T1F
***
6788Please respect copyright.PENANAkIkfkZUorV
Karena memiliki niat, maka Erna mengoperasikan perangkat lunak pembuat dan atau perubah video. Hasil rekaman diam – diam saat dirinya dinikmati sang ayah dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat jelas adegan rudapaksa.
6788Please respect copyright.PENANAlyeKKKsMT2
Film tersebut diperlihatkan kepada sang ayah.
6788Please respect copyright.PENANAc2o4KPPSnt
“Nah, apabila ayah mau menuruti semua kata – kata Erna, maka ayah tidak akan masuk bui. Namun, apabila ayah ingin mencoba masuk bui, ya silakan saja.”
6788Please respect copyright.PENANA1rmnVOsHvk
“Iya nak, ayah akan menuruti kamu,” kata sang ayah gemetar melihat akibat dari perbuatannya.
6788Please respect copyright.PENANARAa7NTbykC
“Nah, kalau ayah mau nurut, ayah boleh tiduri Erna. Bilang dulu kalau mau, ntar Erna kasih. Asal jangan kasih tahu siapa – siapa.”
6788Please respect copyright.PENANARIl7XlALne
“Iya.”
6788Please respect copyright.PENANApSixtCzZPw
***
6788Please respect copyright.PENANA7UZUUTtTxP
Erna merasa tentram. Nafsunya terpuaskan. Belajarnya terfokuskan. Dan bahkan karir ayahnya pun lancar.
ns216.73.216.51da2