Beberapa orang berpakaian rapi dan berjas hitam terlihat berdiri di sepanjang selasar menuju suite room yang terletak di lantai 10 sebuah hotel mewah di Jakarta. Di ujung terlihat dua orang berbadan besar menjaga pintu besar di belakang punggung mereka, di balik pintu itu adalah ruangan Sato menginap malam ini. Setelah selesai menghabisi nyawa Ja'far dan Om Yosh, praktis Sato tidak memiliki sumber informasi lain untuk melacak keberadaan Haruka, kecuali dari satu orang wanita yang kini berada dalam pelukannya, Ariyani.
Ariyani, wanita berusia 40 tahun yang terlihat jauh lebih muda dan cantik dari usia sebenarnya adalah wanita yang selama ini dicari oleh Haruka. Dia adalah mantan istri Iwao, Ibu kandung dari Haruka. Setelah berpisah dengan Iwao, Ariyani memutuskan untuk melanjutkan hidup seorang diri di kota kelahirannya, Yogyakarta. Jauh dari hingar bingar ibukota, Ariyani merintis usaha rias pengantin yang lambat laun berkembang pesat hingga akhirnya sebuah salon kecantikan berhasil didirikan oleh janda cantik ini. 3 tahun yang lalu dengan tekad bulat Ariyani memberanikan diri untuk berangkat ke Jepang, tujuaannya adalah untuk menemui Haruka.
Setelah bercerai dan menerima hak asuh Haruka, Iwao memang sengaja memberi "pagar pembatas" terhadap interaksi antara Ariyani dan putri kandungnya. Karena alasan itulah, praktis Ariyani tidak bisa berhubungan dengan Haruka begitu pula sebaliknya, Ariyani kehilangan momen kebersamaan dengan putri satu-satunya itu.
Tiga tahun lalu, Iwao mengetahui kedatangan Ariyani ke Jepang dengan tujuan untuk menemui Haruka. Sekuat tenaga Iwao mencegah hal itu agar tidak sampai terjadi, maka dia mengutus Sato untuk membereskan masalah tersebut. Ternyata, sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh Iwao terjadi. Pertemuan pertama Sato dengan Ariyani ternyata membawa cerita baru dalam kehidupan mereka berdua.
"Aaaacchhhh....Satoo...Aaacchghhh!" Lenguh Ariyani sambil meremas rambut Sato.
Pria Jepang itu seolah tidak mendengar lenguhan panjang dari Ariyani, dia terus menghujamkan penisnya ke dalam lubang vagina yang sudah terbuka lebar di bawah tubuhnya.
"Eeeemmccchhhh!!"
Sato menghujamkan batang penisnya dalam-dalam, membiarkannya untuk sesaat merasakan hangatnnya himpitan rongga dinding vagina Ariyani.
"Ooocchhhhh....Ooocchhhhh...Sato!" Ariyani melipat kedua kakinya di atas punggung Sato, mengunci tubuh pria Jepang itu agar tetap dalam posisi diam.
"Aaaaacchhhhh....Eeeemmchhh!!" Sato merasakan dinding vagina Ariyani seperti berkedut-kedut, memijat batang penisnya dari dalam.
"Eeemmcchhh....Suka...?" Tanya Ariyani dengan ekspresi manja.
"Luar biasa!!" Puji Sato.
TOK
TOK
TOK
"Masuk!!"
Teriak Sato setelah terdengar pintu kamarnya diketuk dari luar. Beberapa saat kemudian masuk dua pria dengan postur tinggi besar berpakaian rapi. Salah satu pria tersebut berkulit hitam legam khas keturunan Afrika, sementara pria satunya lagi berkulit kecoklatan dengan tipikal wajah khas Indonesia. Ariyani terkejut saat melihat kehadiran kedua pria tersebut, apalagi tubuhnya telanjang bulat dan masih dalam posisi menerima penetrasi dari penis Sato.
"Ini kejutan untukmu..." Bisik Sato mesra.
"Maksudmu...?" Tanya Ariyani bingung.
"Lepas baju kalian! Join with us!" Perintah Sato kepada kedua pria tersebut, tak menunggu lama kedua pria itu mulai melucuti pakaian dan celana mereka satu persatu.
"Apa-apaan ini Sato?!" Protes Ariyani.
"Tenang saja sayang. Kau akan menikmatinya. Hehehehe..." Kata Sato santai sambil mencabut penisnya dari dalam vagina Ariyani.
Ariyani bergidik ngeri saat kedua pria asing itu mulai berjalan mendekati ranjang, ukuran penis keduanya benar-benar membuat Ariyani menelan ludahnya sendiri berkali-kali, 2 kali lebih besar dan panjang dari apa yang dimiliki oleh Sato.
"Sekarang giliran kalian memuaskannya!" Kata Sato sambil beranjak dari ranjang dan meninggalkan Ariyani seorang diri.
"Sa-Sato..!!" Teriak Ariyani ketakutan.
241Please respect copyright.PENANAwxWs9hB9Rk
***
241Please respect copyright.PENANAlbsS9EnkJX
Rama dan Haruka berjalan menuju loby sebuah hotel di kawasan Malioboro Yogyakarta. Perjalanan darat menggunakan mobil dari Jakarta menuju Yogyakarta cukup membuat keduaanya terlihat kelelahan, waktu istirahat saat memasuki beberapa rest area tak memberi dampak signifikan terhadap keduanya. Insiden tewasnya Om Yosh akibat siksaan Sato memaksa keduanya untuk sementara "melarikan diri"
"Untuk berapa kamar Pak?" Tanya resepsionis hotel sambil melemparkan senyum pada Rama yang terlihat kusut.
"Satu kamar saja tapi double bed." Jawab Rama. Haruka sedikit mengenyritkan dahi setelah mendengar itu, jadi nanti malam dia akan tidur satu kamar dengan Rama.
"Ini demi keamananmu." Kata Rama singkat, seolah mengerti apa yang ada di dalam pikiran gadis Jepang itu.
Haruka hanya bisa terdiam, dia terlihat pasrah terhadap keputusan Rama, lagipula badan dan pikirannya sudah terlalu capek untuk diajak berdebat soal tempat tidur. Haruka hanya ingin segera merasakan air dingin menerpa tubuhnya lalu kemudian memejamkan kedua matanya di atas ranjang hotel. Setelah menerima kunci kamar dari resepsionis dan menyelesaikan proses check in, Rama dan Haruka bergegas menaiki lift menuju kamar 303 di lantai tiga hotel.
"Kenapa Kau tidak menghubungi Ayahmu?" Tanya Rama memecah keheningan saat berada di dalam lift.
"Sato datang ke Indonesia pasti atas perintah Ayahku, menghubunginya sama saja menyerahkan kebebasanku dan nyawamu pada Sato." Jawab Haruka dingin.
"Maksudmu?" Tanya Rama penasaran.
"Pasti Ayahku sudah mengetahui tujuanku datang ke Jakarta, kemudian menyuruh Sato untuk membawaku kembali ke Jepang."
"Jadi sebenarnya Kau tidak bermaksud untuk kembali lagi ke Jepang?" Tanya Rama kembali.
"Ya, seperti itu." Jawab Haruka singkat.
"Lalu kenapa hal itu harus sampai mengorbankan nyawa Om Yosh? Bukankah Om Yosh sahabat dekat Ayahmu? Apa hubungan Om Yosh dengan rencanamu itu?"
"Pertanyaanmu terlalu banyak dan Aku sama sepertimu Rama, tidak mengetahui jawabannya. Seharusnya Ibuku bisa membantu kita memecahkan masalah ini."
Rama menghela nafas panjang, dia mulai paham tentang apa yang sebenarnya dia hadapi saat ini. Sekelompok Yakuza tengah mengejarnya, atau lebih tepatnya mengejar Haruka, gadis yang dipesankan oleh mendiang Om Yosh untuk dia jaga selama berada di Indonesia. Yang dia tidak mengerti adalah kenapa para Yakuza itu sampai tega menghajar dan menghabisi nyawa Om Yosh, orang yang sebenarnya diberikan mandat untuk menjaga keamanan Haruka saat berada di Indonesia.
Kini Rama seolah menemui jalan buntu untuk menemukan solusi atas apa yang dihadapinya bersama Haruka. Satu-satunya sumber informasi adalah Ibu kandung Haruka, tapi sayang sekali menurut penuturan Ja'far, orang itu telah meninggal dunia.
"Nanti setelah tubuh kita fresh, kita cari jalan keluar lain." Kata Haruka bebarengan dengan pintu lift yang terbuka.
241Please respect copyright.PENANAoMv06MvKJX
***
241Please respect copyright.PENANA4uTUegOWL0
"Ooooocchhhh!!! Ooocchhhhh!!!!!"
Ariyani mengerang kencang saat Bruno, pria Afrika yang disewa Sato untuk bercinta dengan Ariyani mulai menghujamkan penis hitamnya ke dalam vagina dari arah belakang. Satu pria lagi bernama Rey, pemuda lokal, masih terus saja memainkan gundukan payudara Ariyani yang menggantung sempurna sambi sesekali menempelkan ujung penisnya ke bibir tipis wanita cantik itu.
Sato terlihat begitu menikmati "pertunjukan" live itu, pria Jepang itu hanya duduk di atas sofa hotel sambil mengocok sendiri batang penisnya. Tiap lenguhan Ariyani saat menerima sodokan penis Bruno membuat Sato semakin terangsang, apalagi saat Ariyani terlihat kesakitan akibat penis jumbo Bruno menyesaki rahimnya.
"Eeeeemmcchhhm!! Aaaargghhttt!!!" Lenguh Ariyani saat Bruno mempercepat gerakan pinggulnya dari belakang.
Penis Bruno seperti memaksa untuk masuk lebih dalam, mengorek-ngorek tiap jengkal ruang di dalam vaginanya. Rey semakin intens memainkan payudara Ariyani yang bergoncang hebat mengikuti irama sodokan penis Bruno. Pemuda itu mencoba memaksa mulut Ariyani terbuka, agar penisnya yang sudah mengeras sempurna bisa mulai masuk ke dalamnya.
"Eeemmcchhhh!!!!"
Erang Ariyani saat dengan kasar Bruno menarik rambutnya dari belakang, membuat kepalanya mendongak ke atas, payudaranya yang awalnya menggantung ke bawah kini juga ikut membusung ke depan. Bruno seperti memberi ruang kepada Rey untuk lebih mengexplore dada Ariyani. Rey tak menyia-nyiakan kesempatan itu, sambil mengocok penisnya sendiri, dia mulai menghisap kedua puting Ariyani yang mencuat tepat di depan wajahnya secara bergantian.
Ariyani semakin dibuat tak berdaya menghadapi "serangan" dari kedua pria yang didatangkan secara khusus oleh Sato. Birahi Ariyani seperti semakin terpacu tinggi saat penis besar Bruno menghujam semakin cepat dan semakin dalam di area kewanitaabnya. Ditambah hisapan nakal bibir Rey pada kedua putingnya semakin membuat tubuh wanita cantik itu kelejotan menahan nikmat. Sato tersenyum lebar saat melihat ekspresi penuh birahi Ariyani, dia semakin cepat mengocok penisnya. Sato ternyata juga semakin ikut terangsang saat melihat Ariyani disetubuhi oleh kedua pria yang dia bayar malam ini.
"Aaarrgghtttt!!! Masukin kontolmu juga!!! Aargghtttt!! Masukin anjing!!!"
Teriak Ariyani pada Rey. Rey menghentikan hisapan bibirnya pada payudara Ariyani, pemuda itu memberi tanda pada Bruno untuk berganti posisi. Bruno mengerti tanda yang diberikan Rey, perlahan dia menarik seluruh batang hitam miliknya dari vagina Ariyani.
"Ooooocchhhhh.....Fuck...!!! Sumpah gede banget kontolmu..." Lenguh Ariyani.
"Haahahahaha!! Aku suka banget kalau Kau kembali binal seperti dulu lagi!!! Hahahahaha!!" Teriak Sato dari sudut yang berbeda.
"Sato...Sini sayang...Aku mau ngrasain spermamu..." Goda Ariyani pada Sato saat mulai melesakkan penis Rey yang sudah terlentang di bawah tubuhnya.
"Aaaaacchhhh....!!! Yes baby...Yes..!!! Aaacchhhhh!! Fuck!!!" Erang Ariyani yang mulai menggenjot tubuh Rey dari atas. Sambil menggerakkan tubuhnya naik turun, matanya terus menatap binal Sato yang masih asyik memainkan batang penisnya seorang diri.
PLAK!!
PLAAKK!!
PLAK!!!
Dari belakang tangan kekar Bruno menampar pantat Ariyani dengan keras, pria Afrika itu terlihat begitu bernafsu saat melihat bongkahan padat body belakang milik Ariyani bergerak naik turun secara liar dan cepat, menggenjot tubuh Rey dari atas.
"Aaargghttt!! Fuck Me harder!!!"
Erang Ariyani seperti orang kesetanan, peluhnya mulai membasahi sekujur tubuhnya yang putih mulus. Bruno menepuk paha Rey, memberi tanda agar berhenti untuk sesaat. Pria Afrika itu membasahi lubang anus Ariyani dengan lidahnya, tanpa rasa jijik dia menjilatinya hingga basah.
"Eeemmcchhhhh....Aaaaacchhhhhh...."
Ariyani menjatuhkan tubuhnya di atas dada Rey dan membiarkan Bruno memainkan lidah pada lubang anusnya. Puas menjilati anus Ariyani, Bruno mulai bersiap memasukkan "rudal" hitam miliknya ke dalam tubuh Ariyani. Rey juga mulai perlahan menggerakkan pinggulnya naik turun.
"Ooooocchhhhh!!! Fuuuuucckk!!!"
Ariyani merasakan lubang anusnya seperti dirobek secara paksa oleh penis Bruno yang mencoba menerobos masuk ke dalam
"Stop it!!"
Kata Bruno sambil menekan pantat Ariyani, tekanan yang berhasil menghentikan untuk sementara gerakan tubuh Rey dari bawah.
"Aaaarrghht!!! Sakit! Aaarrrrghhtt!!!" Teriak Ariyani saat ujung penis Bruno mulai berhasil melakukan penetrasi ke dalam anusnya.
Rasa perih dan sakit dirasakan oleh wanita cantik itu. Rey menarik kepala Ariyani dengan kasar, pemuda itu menciumi bibir Ariyani yang terus mengerang kesakitan akibat ulah Bruno. Rey merasakan penis Bruno seperti menyentuh batang penisnya, keduanya hanya dipisahkan oleh dinding rahim dan anus.
"Eemmcchh....Eeemcchh...Eemmhh!!!"
Ariyani melenguh kembali saat Bruno dan Rey secara bersamaan mulai menggerakkan tubuh mereka. Dalam posisi menungging, dua lubang milik Ariyani kini telah disesaki oleh dua batang penis. Rintihan kesakitan berubah menjadi erangan kenikmatan saat Ariyani mulai bisa mengimbangi permainan kedua pria yang sedang menyetubuhinya.
Bruno dan Rey pun merasakan hal yang sama, threesome kali ini cukup membuat keduanya kewalahan, apalagi tak jarang Ariyani meladeni permainan mereka dengan sangat liar. Gigitan ditambah dengan umpatan-umpatan kasar seperti tak berhenti keluar dari mulut wanita cantik itu.
"Aaarrgghtttt!! Fuck Me harder!! Fuck Me!!! Aargghttttt!" Teriak Ariyani, Bruno dan Rey sepertinya akan segera memuntahkan "peluru" mereka. Keduanya semakin mempercepat sodokan pada tubuh Ariyani.
"Cum inside!! Cum inside please...!! Aaargghhttt!!!"
Erang Ariyani meminta kedua pria itu untuk menyemburkan sperma di dalam vagina dan anus. Sato beranjak dari atas sofa, dia berjalan mendekati tubuh Ariyani yang sedang disetubuhi oleh dua pria di atas ranjang.
"Sini sayang...Sini....keluarin spermamu di mulutku...Eeemmchhhh!!" Goda Ariyani saat melihat Sato berjalan mendekati ranjang. Dengan kasar Sato menarik kepala Ariyani, menyodorkan penisnya agar segera dikulum oleh wanita cantik itu.
"AAARGGHTTT!!! AARGGHTTT!!!"
"ARRGHHTT!! FUCK!!! AARGGGHTT!!!"
Rey dan Bruno tiba-tiba mengerang secara bersamaan saat keduanya ejakulasi di dalam vagina dan anus Ariyani.
"Eeeemmcchhhhh!!!!"
Ariyani merasakan kedua lubang intimnya telah dibasahi oleh sperma dari Rey dan Bruno, penis keduanya masih menancap dalam tubuhnya. Sato semakin mempercepat kocokan pada batang penisnya, sesekali Ariyani memainkan lidahnya pada lubang kencing Sato, membuat pria Jepang itu semakin bernafsu untuk segera memuntahkan sperma pada wajah dan mulut Ariyani.
"Ayo sayang...keluarin....keluarin yang banyak....Eeemmccchh..." Kata Ariyani sebelum membuka mulutnya lebar-lebar, bersiap untuk menampung sperma yang diyakininya akan segera keluar.
"AAARRGGHHTTT!!!!!! ARRGHHHT!!"
Erangan Sato bebarengan dengan keluarnya sperma dari dalam penisnya, menyembur keluar, membasahi mulut dan sebagian wajah cantik Ariyani.
ns216.73.217.10da2