HARUKA POV
25Please respect copyright.PENANApB2rBYxJ24
Akhirnya sampai juga di Jakarta, seneng banget rasanya bisa kembali menginjakkan langkah di kota ini lagi. Meskipun banyak orang bilang kalau Jakarta bukan kota yang nyaman untuk dijadikan destinasi kunjungan, tapi menurutku Jakarta adalah kota terbaik di dunia! Jauh lebih baik dari Kyoto atau Tokyo sekalipun.
Mungkin karena Aku lahir di kota ini, membuat penilaianku terhadap Jakarta selalu lebih baik dibanding penilaianku terhadap kota lain, ah apapun itu yang pasti Aku begitu bahagia hari ini saat sudah menghirup udara Jakarta. Tapi ada satu hal yang membuat kebahagiaanku terganggu, Rama.
Kemunculan Rama memang sudah Aku prediksikan sebelumnya, dia adalah orang yang ditugaskan oleh Ayahku untuk menjaga atau lebih tepatnya mengawasiku saat berada di Jakarta. Orang bernama Rama inilah yang akan membatasi kebebasanku selama 2 minggu ke depan, sungguh menyebalkan.
Secara fisik mungkin bisa dibilang Rama adalah cowok ganteng, sikapnya juga ramah, tapi itu tak cukup untuk membuatku terkesan apalagi membuatki merasa nyaman, belum lagi tadi saat berada di lift Aku pergoki dia sedang menatapku dengan pandangan "nakal". Iisssshhh!! Benar-benar membuatku risih.
Ah, sudah lupakan soal orang menyebalkan bernama Rama itu, kehadirannya tidak akan membuatku mengurungkan niat untuk bebas, lepas dari garis keturunan seorang Yakuza. Aku harus segera menemukan keberadaan Ibu, baru setelah itu memikirkan rencana selanjutnya. Untuk langkah awal, Aku harus mandi dulu, berendam sesaat di air hangat sepertinya cukup membuat rasa lelah dan sebalku terhadap Rama sedikit berkurang. Ah, kenapa Aku jadi memusingkan orang menyebalkan itu.
25Please respect copyright.PENANAuwP38yvpze
***
25Please respect copyright.PENANAQUGcRgolsh
RAMA POV
25Please respect copyright.PENANALVUDlEflkv
Sudah hampir 3 jam gadis Jepang itu tidak keluar dari apartemennya, apa dia tidak lapar? Atau mungkin dia sudah tertidur? Ah, jika saja sikapnya tidak sedingin itu, mungkin Aku bisa sedikit leluasa untuk menjalankan tugasku.
Benar apa yang dikatakan oleh Om Yosh jika gadis Jepang itu "spesial", dari sisi fisik Aku setuju jika Haruka dikatakan spesial, tapi tidak dengan sikap atau mungkin sifatnya. Jutek dan dingin. Aku harus lebih sabar menghadapi gadis ini, 2 minggu terasa sangat lama mulai detik ini buatku, tapi Aku harus tetap menjalankan tugas yang diberikan oleh Om Yosh karena ini sudah menjadi kewajibanku.
TOK
TOK
TOK
Hmmm, ini pasti gadis Jepang itu, baru juga Aku memikirkannya. Aku melangkahkan kakiku ke pintu apartemen dan bersiap menatap wajah jutek gadis yang harus Aku jaga sampai 2 minggu ke depan.
"Angel...?"
Aku terkejut saat membuka pintu dan mendapati Angel sudah berdiri di depan apartemenku. Tanpa Aku duga, Angel dengan ganasnya langsung menempelkan bibirnya pada bibirku, wanita yang malam kemarin menjadi klienku ini seolah sedang terbakar birahi begitu tinggi. Mendapat ciuman tiba-tiba membuat tubuhku secara reflek mencoba menjauhkan tubuh Angel yang sudah menempel begitu erat pada dadaku, tapi wanita itu seolah ingin sekali dipuaskan, tubuh rampingnya justru mendorong tubuhku jauh lebih dalam.
"Emmpph! Emmmpphh! Angel cukup!!" Kataku setelah dengan sekuat tenaga berhasil melepaskan ciumannya.
"Rama..." Entah kenapa suara Angel mendesah seperti ini.
"Apa-apaan kamu ini?!" Kataku masih dengan terkejut.
"Rama, Aku lagi pengen banget, setiap kali Aku telpon, nomormu selalu nggak pernah aktif." Angel kembali mendekatkan tubuhnya padaku, langkahnya sedikit terhenti setelah tanganku mencegahnya maju lebih dekat.
"Stop Angel! Aku nggak bisa kalo kayak gini, lagipula minggu ini Aku juga lagi nggak kerja." Aku mencoba menyadarkan wanita ini yang entah karena apa seperti sedang terangsang hebat.
"Please Rama, kali ini saja langgar sedikit aturanmu. I need You."
Tangan Angel tiba-tiba sudah meremas selangkanganku, jujur saja remasannya bukan saja mengagetkanku tapi juga langsung membangunkan si "junior" yang sedari tadi tertidur pulas.
"Angel, please stop!"
Bukannya berhenti, Angel malah semakin beringas meremas-remas selangkanganku, bibirnya juga sudah menempel di leherku, kakinya sedikit menjinjit, mencoba meraih leherku dengan usapan-usapan lidahnya. Aku seperti tak kuasa menahan gejolak yang dirasakan oleh Angel, justru Aku mulai ikut larut dalam permainan wanita ini. Dua tanganku mulai ikut meremas pantat gempal Angel, sementara tanpa Aku sadari tangan wanita ini dengan cepat mempreteli gasperku, kemudia setelah leluasa, giliran resleting celanaku yang bergerak turun.
"Angel...."
Desisku saat merasakan jemari lentik wanita ini sudah bersentuhan dengan kulit penisku, membuatnya perlahan namun pasti mulai menegang. Angel semakin intens menjilati leherku, sementara tangan kanannya sudah mulai mengocok pelan si "junior" yang sudah keluar dari sangkarnya.
"I want You Rama."
Desis Angel. Aku sendiri mulai ikut terangsang, tak menunggu rengekan dari Angel lagi, Aku mulai menciumi bibir tipis wanita cantik ini. Detik berikutnya kami mulai terlibat ciuman panas, lidah kami saling menjilat, memilin, memuaskan dahaga birahi. Perlahan Angel mulai menurunkan badannya, dengan telaten dia membuka satu persatu kancing kemejaku.
Sesekali bibirnya mampir di kedua putingku, memberinya sedikit ciuman dan jilatan. Jemari lentik Angel juga semakin intens memainkan batang penisku, Aku sempat menahan nafas saat ujung jempolnya mengusap-usap lubang kencingku, geli dan sedikit ngilu.
"Eeeeemmcchhhhh!" Desahku saat bibir Angel mulai menciumi ujung kepala penisku.
"Aku paling suka bagian tubuhmu yang ini." Kata Angel sambil tersenyum padaku dan mulai membenamkan seluruh batang penisku ke dalam mulutnya.
25Please respect copyright.PENANAgzngDBkkhV
***
25Please respect copyright.PENANAgJxKtubCuN
HARUKA POV
25Please respect copyright.PENANAwr811aeums
Aku berusaha sekuat tenaga membuka kelopak mataku, berat sekali rasanya. Jika saja perutku tidak "berdemonstrasi" menuntut agar segera diisi mungkin Aku masih bisa menikmati tidur lebih lama lagi. Aku segera beranjak dari tempat tidurku setelah kesadaranku benar-benar telah terkumpul, kesadaran untuk segera mengatasi rasa lapar pada perutku.
Setelah mencuci muka dan berganti baju, Aku segera melangkahkan kakiku ke luar apartemen. Tujuan utamaku tentu saja menemui Rama terlebih dahulu, benar-benar menyebalkan untuk mengatasi rasa laparku saja harus menemui pria itu. Ok...Ok..Kalian boleh menyalahkanku karena ketidaktauanku tentang tempat penjual makanan di sekitar apartemenku, tapi itu tidak cukup untuk menjadi pembeda tentang kesan yang telah dia berikan kepadaku, kesan seorang pria yang menyebalkan dan tentu saja pria mesum!
Aku membuka pintu apartemenku, Aku melihat pintu room Rama tidak tertutup dengan sempurna. Apa mungkin dia juga mau keluar? Sesaat Aku berdiri di depan pintu apartemenku, berharap makhluk menyebalkan itu segera keluar dari ruangannya.
"Eeecchhmm! Aacchh! Eeemmmchhh!"
Suara Rama terdengar olehku, samar tapi Aku cukup yakin jika itu adalah suara Rama, lalu kenapa suaranya seperti itu? Seperti orang mengerang, rasa penasaranku pun muncul. Perlahan Aku memberanikan diri untuk melangkahkan kakiku mendekat ke pintu apartemen Rama. Dari balik celah pintu yang sedikit terbuka Aku pasti bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi pada pria menyebalkan itu.Dari balik celah pintu ini Aku bisa melihat dengan jelas apa yang "sebenarnya" terjadi pada Rama. Sesuatu yang menjijikan menurutku. Eeeewwww!!!
Seorang wanita tengah berjongkok di bawah tubuh Rama yang sudah berdiri dan telanjang bulat. Kepala wanita itu bergerak maju mundur, sementara mulutnya sudah terisi penuh dengan batang penis Rama. Rama sendiri terlihat begitu menikmati apa yang dilakukan mulut wanita itu pada batang penisnya, yang membuatku semakin shock adalah ukuran batang penisnya!! Begitu panjang dan besar!!
Beberapa kali Aku melihat wanita itu sedikit tersedak akibat ukuran penis Rama sulit diterima oleh mulutnya. Rama terus mendesah, terkadang juga mengerang, entah apa yang dia rasakan saat ini, Aku sendiri masih menatap adegan itu dengan perasaan tak menentu. Entah kenapa dadaku berdesir kencang saat kedua mataku dengan jelas menjelajahi tiap jengkal tubuh Rama yang harus akui sangat atletis.
Otot-otot pada tubuhnya terlihat begitu kekar, dan tentu saja bagian bawah tubuhnya yang memiliki ukuran diluar kelaziman membuat otakku dipaksa untuk berhenti memikirkan hal lain. Belum lagi saat melihat ekspresi wajah Rama saat mengerang, entah kenapa Aku seperti terhipnotis, terpaku untuk waktu yang cukup lama di tempat berdiriku saat ini.
Dengan tergesa Aku segera pergi meninggalkan pintu apartemen Rama setelah otakku disadarkan entah karena apa. Aku tidak seharusnya melihat adegan itu, apalagi adegan itu melibatkan pria menyebalkan,mesum, menjijikkan bernama Rama! Eeeeewwww!! Bagaimana mungkin Aku bisa menjalani kebebasanku bersama orang seperti itu?!
***
25Please respect copyright.PENANAzKIilnnI6h
"Aaaacchhhh! Aaacchhhh! Yeess Rama!!! Aaaachhh!!!!"
Angel terus berteriak kencang saat Rama memainkan jari pada lubang vaginanya. Mulut Rama juga masih sibuk memainkan puting kiri Angel dengan hisapan-hisapan keras, sesekali Rama menggunakan giginya untuk menggigit pelan puting yang sudah mengeras itu.
"Aaaacchhhh Rama! Aauuuuw! Fuck!!!"
Rintih Angel. Rama bersiap melesakkan penisnya yang sudah mengeras sempurna, dia berdiri di tepi sofa panjang yang digunakan Angel untuk berbaring.
"Rama tunggu! Aku punya kejutan untukmu." Kata Angel sambil menahan tubuh Rama agar tidak melakukan penetrasi pada vaginanya.
"Kejutan?" Tanya Rama dengan ekspresi heran.
"Wait ! Hihihihihi."
Angel mengangkat tubuhnya dari sofa, kemudian mengambil handphone dari dalam tas yang tergeletak di atas meja, beberapa saat kemudian jari-jari lentik wanita itu dengan lincah mengetuk-ngetuk layar handphonenya, seperti mengirim pesan pada seseorang. Rama masih berdiri di tempatnya semula, matanya masih menelanjangi tubuh Angel yang memang sudah telanjang bulat, penis pria itu masih mengacung tegak sempurna.
"Sepuluh menit lagi teman-temanku akan datang ke sini, mereka ingin merasakan kejantananmu." Kata Angel setelah menyelesaikan karakter terakhir pada layanan pesan handphonenya.
"Maksudmu.?" Tanya Rama masih dengan ekspresi bingung.
"Kau tak keberatan kan jika melayani 3 wanita sekaligus?" Angel kembali mendatangi Rama, mulutnya kembali disibukkan oleh layanan oral sex pada batang penis Rama.
25Please respect copyright.PENANAthfTRizQ68
***
25Please respect copyright.PENANA04xQ3BKetX
Haruka sudah duduk di atas sebuah taksi, setelah mengisi perutnya gadis itu bergegas menuju sebuah alamat yang dia yakini sebagai alamat dimana Ibunya tinggal saat ini. Hanya 2 minggu waktu yang dimilikinya, Haruka harus memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin sebelum Ayahnya kembali memasung gadis cantik itu dengan peraturan ketat.
Dua puluh menit berlalu, taksi yang ditumpangi oleh Haruka berhenti di depan sebuah rumah tua di daerah Jakarta pusat, catnya yang pucat dan kusam memperlihatkan jika rumah itu tak terawat dengan baik. Haruka sejenak menghela nafas panjang setelah melihat rumah itu, rumah dimana dia meyakini Ibunya tinggal.
"Benar di sini Mbak alamatnya?" Tanya sopir taksi setelah melihat Haruka tertegun memandangi rumah tersebut.
"Oh iya Pak betul, terima kasih sudah mengantar." Jawab Haruka sambil memberikan ongkos taksi pada sang sopir.
"Kalau Mbak mau, biar saya tunggu di sini, takutnya nanti Mbak nya salah alamat." Kata sopir itu kembali.
"Nggak usah Pak, terima kasih."
Jawab Haruka sambil membuka pintu mobil. Perlahan taksi kembali berjalan pelan meninggalkan Haruka berdiri di depan rumah itu seorang diri. Haruka kemudian melangkahkan kakinya menuju halaman kecil rumah tersebut, tak ada pembatas pagar, yang ada hanya jalan setapak kecil terbuat dari bata merah yang sudah sedikit berlumut, jalan setapak itu berkorelasi langsung dengan teras rumah. Haruka mengintip lewat kaca jendela, rumah itu juga sangat sepi di dalamnya seperti tidak ada yang menghuninya.
TOK
TOK
TOK
Berkali-kali Haruka mengetuk pintu tapi tak ada yang membukakannya. Perasaan Haruka mulai tidak nyaman, dia takut jika gagal menemui Ibunya hari ini.
"Nyari siapa Dek?"
Terlihat seorang pria tua berjalan melalui jalan setapak menuju teras rumah, dengan membawa sebuah tas kresek hitam pria itu menghampiri Haruka.
"Maaf Pak, Ibu Ariyani benar tinggal di sini?" Tanya Haruka.
"Kamu siapa?" Tanya pria itu.
"Saya putrinya Pak, Haruka."
"Haruka???!!"
Tiba-tiba pria itu bergegas mendekati Haruka, diamatinya Haruka dengan sangat cermat seolah membaca raut muka dari gadis cantik itu. Setelah puas mengamati wajah Haruka, pria itu memeluk erat gadis itu, sangat erat.
"Eh..Ehmm..Ma..maaf Pak.." Kata Haruka sambil menahan tubuh pria tua itu agar tidak terlalu mendesak tubuhnya, bagaimanapun mendapat pelukan dari orang yang baru ditemui merupakan hal yang terasa tidak nyaman, hal yang sama tengah dirasakan oleh Haruka saat ini.
"Kau sudah dewasa Haruka...Oohh..." Kata pria tua itu setelah melepaskan pelukannya, terlihat kedua matanya sembab.
"Maaf Pak, kalau boleh tau, Bapak ini siapa?" Tanya Haruka.
"Aku Ja'far, Pamanmu..Kakak kandung Ibumu, Ariyani."
"Paman...?"
"Iya benar, Aku Pamanmu..."
Belum selesai Pak Ja'far menyelesaikan kalimatnya, kini giliran Haruka yang menghamburkan pelukan pada pria itu. Gadis itu mulai terisak, menahan haru yang telah lama dia pendam, ternyata di Jakarta dia tidak hanya akan menemukan sosok Ibunya, tapi juga keluarga.
"Sudah..sudah..Ayo kita masuk dulu, banyak hal yang harus Aku ceritakan padamu." Kata Pak Ja'far
"Iya Paman, ngomong-ngomong Ibu ada?" Tanya Haruka sambil mengusap air matanya dari pipi.
"Ayahmu tidak memberitahukannya padamu?"
"Maksud Paman?" Tanya Haruka dengan ekspresi bingung.
"Haruka...Paman minta maaf harus memberitahukan ini padamu...Ibumu telah meninggal 1 tahun yang lalu."
Pandangan Haruka tiba-tiba buram, kakinya seolah tak kuat menahan berat tubuhnya, gadis itu ambruk di depan Pak Ja'far.
25Please respect copyright.PENANAf9PZQ26vUE
BERSAMBUNG
ns3.141.107.132da2