
Seorang dokter muslimah muda berjilbab pergi ke pedalaman tanah Papua demi menjalankan misi pengabdian masyarakat. Tapi, setelah beberapa kali memeriksa kesehatan warga Papua di pinggiran hutan, dokter Atik dikejutkan oleh betapa besarnya batang gosi pria-pria Papua. Mampukah dokter Atik menahan dirinya dikuasai godaan sange setelah melihat kontol hitam besar Papua?
Atik (26 tahun, 155 cm, 48 kg) adalah seorang dokter muslimah berjilbab lulusan sebuah universitas Islam swasta milik organisasi M di kota M. Belum genap setahun dr. Atik menikah dengan suaminya yang merupakan kakak tingkat beberapa tahun di atasnya. Suaminya sama-sama berasal dari kota M, tapi sedang bertugas di Rumah Sakit (RS) sekaligus mengajar di kampus milik organisasi M di sekitar Jayapura, Papua. Kebetulan suami Atik memiliki jiwa sosial yang tinggi. Atik pun mengikuti suaminya tinggal di Papua sekaligus berpraktik di RS yang sama dengannya.
Suatu hari, ada program pengabdian masyarakat pedalaman dari organisasi M, dimana para dokter dan nakes dari luar Papua, khususnya yang menjadi kader dan anggota organisasi M, disebar ke berbagai penjuru Papua untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga lokal Papua sekaligus memberikan pelatihan bagi para nakes Orang Asli Papua (OPM) lulusan kampus ormas M. Sebagai pasutri aktivis ormas M dan dokter yang berpraktik di RS milik ormas M, suami Atik pun mengajak Atik untuk mengikuti program pengmas tersebut.
Bersama mereka, ditugaskan 8 dokter dan nakes Orang Asli Papua, Tonce Ubruangge (25, dokter muda asli Papua yang baru lulus), Egianus Tabuni (24, mahasiswa kedokteran), Undius Kogoya dan Lewis Kogoya (22, nakes kembar), Goliath Tabuni (35, nakes sekaligus driver), Peni Murib (50, warga lokal dan ahli tanaman obat tradisional Papua), Ando Waker (23, nakes dan driver), dan Willi Kobepa (23, nakes). Beberapa pemukiman di pedalaman itu.
Karena beratnya medan, suami Atik yang mendampingi para nakes OPM untuk jemput bola, sementara Atik praktik jaga di klinik tenda. ke kota dan mengisi ulang stok bahan dan alat medis. Mereka juga memanfaatkan tanaman obat lokal. Di situlah petualangan sange Atik dimulai.