Malam itu membuatku resah. Karena aku sudah berjanji untuk “melanjutkan” kejadian yang tadi pagi. Sudah berjanji bahwa kalau Papa dan Mama sudah tertidur, aku akan menyelundup ke dalam kamar Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAKmNpZWuG40
13104Please respect copyright.PENANAX1EA9FNGvY
Aku harus yakin benar bahwa Papa dan Mama sudah tidur, baru kemudian menyelundup ke dalam kamar Tante Vivi yang letaknya cukup jauh dari kamar orang tuaku. Sebenarnya kamar yang dipakai oleh Tante Vivi itu pavilyun dari rumah ini. Tadinya suka dipakai sebagai ruang kerja oleh Mama. Tapi setelah Tante Vivi tinggal di rumah ini, maka pavilyun itu dijadikan kamar Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAYvhN2X963P
13104Please respect copyright.PENANA0S9y7KSJsk
Lewat tengah malam, sekitar jam 01.15 barulah aku berani keluar dari kamarku. Pintu kamarku sengaja kukunci dulu pelan-pelan, supaya kalau tiba-tiba Papa atau Mama terbangun, mereka akan mengiraku sedang tidur pulas. Padahal aku mulai berjalan mengendap-endap seperti pencuri, menuju pintu pavilyun.13104Please respect copyright.PENANAQ3UyDD6xXF
13104Please respect copyright.PENANACLWBWTSDL2
Pintu kamar Tante Vivi tidak dikunci. Kubuka perlahan-lahan, lalu masuk ke dalam. Ternyata Tante Vivi belum tidur. Tampak gembira setelah aku masuk ke dalam kamarnya. Dan berkata perlahan, “Kuncikan dulu pintunya Ton.”13104Please respect copyright.PENANAPCkrJyZ8uN
13104Please respect copyright.PENANAm5qkxHKiu6
Aku mengangguk. Lalu kukuncikan pintu kamar Tante Vivi perlahan sekali supaya tidak menimbulkan suara.13104Please respect copyright.PENANAOlqBxnwq4C
13104Please respect copyright.PENANAhKAbRTEwEw
Tante Vivi memelukku dari belakang. Lalu terdengar bisikannya, “Tante bisa benar-benar ketagihan sama kamu Ton. Soalnya kamu hebat sekali. Gak nyangka.”13104Please respect copyright.PENANAsyt66N8tnp
13104Please respect copyright.PENANAmEf7uFbHVz
“Aku juga,” sahutku setengah berbisik pula, “Mudah-mudahan Papa dan Mama jangan sampai tau, ya Tante.”13104Please respect copyright.PENANA1MLNFHGtkC
13104Please respect copyright.PENANA4YNqpXiusW
“Iya dong,” Tante Vivi mencium pipiku, “Kita harus rapi, Ton.”13104Please respect copyright.PENANAdSaiToFNrK
13104Please respect copyright.PENANArbBa5rceYU
Saat itu Tante Vivi mengenakan kimono pink dengan corak bunga sakura putih. Tampak serasi dengan tubuhnya yang berkulit putih kekuning-kuningan. Aku sendiri mengenakan baju piyama. Sengaja saat itu aku tidak mengenakan celana dalam, supaya “mudah”.13104Please respect copyright.PENANAvZ6UwPNoZe
13104Please respect copyright.PENANAvqvBLNLd6y
Tante Vivi seperti tak sabar lagi. Tangannya menyelinap ke balik celana piyamaku, lalu memegang batang kemaluanku yang sudah mulai agak menegang. Remasan-remasan lembut tangan Tante Vivi membuat batang kemaluanku makin menegang. Lalu ia tersenyum dan berbisik, “Anak muda sih gampang dihidupkan. Nggak seperti suami tante dulu...harus lama sekali tante rangsang supaya ngaceng.”13104Please respect copyright.PENANAbeacE41ZC4
13104Please respect copyright.PENANAEXc2rbBsEd
Aku cuma tersenyum. Lalu melirik ke arah kasur Tante Vivi yang sudah dihamparkan di lantai. “Kasurnya digelar di lantai?”13104Please respect copyright.PENANA2XmiQypmuk
13104Please respect copyright.PENANAAthJ3J4B2J
“Iya,” sahut Tante Vivi sambil duduk di kasur, “Tempat tidurnya berisik...nanti derat deritnya terdengar ke kamar papamu.”13104Please respect copyright.PENANAKWJY3Yo7in
13104Please respect copyright.PENANA9POsz543Fa
Aku pun duduk di samping Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAtXDIQZjLW9
13104Please respect copyright.PENANAI42qv2tx3w
Makin terasa tidak sabarannya Tante Vivi, karena begitu aku duduk dengan kaki dijulurkan, tangannya sudah menyelinap lagi ke balik celana piyamaku. Kembali menggenggam batang kemaluanku dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya berusaha melorotkan celana piyamaku.13104Please respect copyright.PENANAzEvZxrmW63
13104Please respect copyright.PENANApL7fXVIX5J
Celana piyamaku terlepas. Tante Vivi berbisik, “Kontolmu bikin tante gila, Ton.”13104Please respect copyright.PENANAZjOKPPYCtD
13104Please respect copyright.PENANAIqX17pqLYk
Kemudian dengan binalnya Tente Vivi menciumi moncong kontolku, membuatku semakin bernapsu. Dan ketika Tante Vivi memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya, aku pun mulai melepaskan ikatan tali kimono adik ibu tiriku itu. Tanganku juga mulai beraksi. Mengelus kemaluan Tante Vivi yang sudah terasa hangat, bahkan lalu memasukkan jariku ke dalam memeknya. Dalam tempo singkat saja terasa liang kemaluan Tante Vivi mulai membasah. Terlebih setelah aku mulai intensif mengelus kelentitnya.13104Please respect copyright.PENANAufXxaiZ1Vg
13104Please respect copyright.PENANAKOpxQwPJku
Hanya sebentar Tante Vivi menyelomoti kontolku, kemudian berkata perlahan dan terengah, “Tante sudah kepengen dari tadi. Ayo masukkan aja Ton.”13104Please respect copyright.PENANAYIzNRG9IKz
13104Please respect copyright.PENANAF4ieedRdCA
Tante Vivi menanggalkan kimononya, kemudian menelentang dalam keadaan yang sudah bugil total. Aku pun menanggalkan baju piyamaku, kemudian merayap ke atas tubuh Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAbl2IB8wXm5
13104Please respect copyright.PENANAxujFxa1Xg9
Kubiarkan Tante Vivi memegang batang kemaluanku yang diarahkan ke memeknya. Lalu terasa puncak kontolku sudah bertempelan dengan mulut memek Tante Vivi. Tanpa menunggu komando lagi, kudesakkan batang kemaluanku sekuatnya, sehingga terasa mulai melesak, membenam ke dalam liang vagina adik ibu tiriku.13104Please respect copyright.PENANA0qkHpQD900
13104Please respect copyright.PENANAwUm5nfcNRN
Tante Vivi memelukku erat-erat sambil mendesah perlahan, “Ooooh....sudah masuk, sayang...”13104Please respect copyright.PENANALx4UkfukSA
13104Please respect copyright.PENANAw8JktIC3s5
Permainan surgawi pun kumulai. Kutarik batang kemaluanku perlahan-lahan, kemudian kudorong lagi sampai membenam sepenuhnya....kutarik lagi, kudorong lagi dan begitu seterusnya, laksana gerakan pompa, batang kemaluanku maju-mundur di dalam jepitan liang kemaluan adik ibu tiriku.13104Please respect copyright.PENANAkp1NYNMp3I
13104Please respect copyright.PENANAHcadr5MxMn
Seperti tadi pagi, Tante Vivi tak mau tinggal diam waktu kusetubuhi begini. Tangannya menggapai-gapai dan meremas-remas ke sana sini. Terkadang membelai rambutku, terkadang juga meremasnya sampai acak-acakan. Sementara pinggulnya pun mulai lagi bergoyang-goyang dengan gerakan yang membuatku semakin nikmat, karena liang kemaluan Tante Vivi seolah memilin-milin batang kemaluanku, ooo...ini benar-benar nikmat !13104Please respect copyright.PENANAVRwse1wi51
13104Please respect copyright.PENANAyaHs3PGNJK
Ketika mulut Tante Vivi ternganga, seperti mau melontarkan erangan histeris, cepat kupagut bibirnya, lalu kulumat dengan ganas. Selain saling lumat begini terasa nikmat, sengaja aku lakukan ini supaya tidak ada “bunyi aneh” yang terlontar tanpa kendali dari mulut Tante Vivi. Soalnya aku takut kalau semuanya ini ketahuan oleh Papa atau Mama.13104Please respect copyright.PENANA3o46ER5lUP
13104Please respect copyright.PENANAIc6WDbRIyS
Kembali batinku serasa melayang-layang di langit kenikmatan. Enak sekali memaju-mundurkan batang kemaluan di dalam liang kemaluan Tante Vivi yang terasa menjepit dengan kehangatan dan kelicinannya, terlebih dengan ayunan pinggulnya yang begitu erotis membuatku sulit mengendalikan napasku sendiri.13104Please respect copyright.PENANAaVqHekjPJe
13104Please respect copyright.PENANAVs75oiGcSZ
“Iiih...enak sekali Ton...” bisik Tante Vivi di satu saat, sambil menedekapku erat-erat, tanpa menghentikan goyangan pinggulnya.13104Please respect copyright.PENANAq9haEBeHiP
13104Please respect copyright.PENANAQ8Hn8li8Uc
Aku menjawabnya dengan bisikan pula, “Memek Tante juga enak sekali, iih....bener-bener enak, Tante....”13104Please respect copyright.PENANAjtJ5yEsEP6
13104Please respect copyright.PENANAiLBEoVrfz8
Tapi tak lama kemudian terdengar bisikan Tante Vivi di telingaku, terengah-engah, “Oooh...tante sudah mau keluar, Ton...oooh...enak sekali.....oooohhhhhhh....”13104Please respect copyright.PENANADhifng3meV
13104Please respect copyright.PENANAotIqW9UXAd
Lalu Tante Vivi mengelojot, mengejang dan napasnya pun tertahan. Disusul dengan terasanya kedutan-kedutan di dalam liang memeknya, sebagai pertanda bahwa dia sedang mengalami orgasme.13104Please respect copyright.PENANAjk7tTf7chE
13104Please respect copyright.PENANAWieqx14u3k
“Ntar...berhenti dulu....” kata Tante Vivi yang sudah mencapai orgasmenya. Aku heran, kenapa harus berhenti dulu? Tapi kemudian Tante Vivi berkata perlahan, “Sekarang tante yang di atas.”13104Please respect copyright.PENANACEpEPN4KwT
13104Please respect copyright.PENANAcMaZfkVjem
Aku pernah melakukan posisi di bawah dan Mama di atas. Karena itu aku pun dengan cepat mengerti apa yang diinginkan oleh Tante Vivi. Kemudian aku menggulingkan diri sambil memeluk badan Tante Vivi, tanpa mencabut batang kemaluanku dari memek Tante Vivi yang sudah agak becek itu.13104Please respect copyright.PENANAYYbbcJWWVK
13104Please respect copyright.PENANAXA5OeviixP
Posisi ini ternyata lebih nikmat rasanya. Karena aku bisa sepuasnya memainkan buah dada Tante Vivi yang bergelantungan di atas dadaku. Sementara Tante Vivi dengan binalnya mulai mengayun pinggul, membuat batang kemaluanku seperti dipelintir-pelintir oleh liang memek Tante Vivi...ooo, sulit aku melukiskannya dengan kata-kata. Betapa nikmatnya persetubuhan di kamar Tante Vivi ini.13104Please respect copyright.PENANAAcSXCx1SeS
13104Please respect copyright.PENANAcOEZWDOagL
Tapi aku tak kuasa menahan-nahan lagi. Baru 10 menitan kemi bersetubuh dengan posisi terbalik ini, tiba-tiba aku mengejang, batang kemaluanku pun ngecrot, crot,crot, tanpa bisa ditahan-tahan lagi.13104Please respect copyright.PENANAaNktbDkYn6
13104Please respect copyright.PENANADTOGpyKKBv
“Iiih...kamu...kok cepet-cepet dilepasin?” bisik Tante Vivi sambil mencubit hidungku.13104Please respect copyright.PENANAhcy1jskFnY
13104Please respect copyright.PENANAkaENIdlSaj
“Ooooh....” aku menghela napas panjang, “Terlalu enak sih....”13104Please respect copyright.PENANA4SclmVv3FW
13104Please respect copyright.PENANAQYscy6VCpt
Tante Vivi berguling ke sampingku. Berbisik lagi,“Kalau cuma ada kita berdua di rumah ini, jauh lebih enak lagi Ton.”13104Please respect copyright.PENANANb2H9sAe10
13104Please respect copyright.PENANAvr5HalUt4d
Kujawab dengan suara perlahan sekali, “Iya Tante. Atau mungkin kita harus mencari tempat di mana kita bebas melakukannya.”13104Please respect copyright.PENANAcYyaF0StXO
13104Please respect copyright.PENANArj7s9PuKYb
“Hmm...” gumam Tante Vivi pada saat tangannya memainkan batang kemaluanku yang sudah lemas.13104Please respect copyright.PENANArXlC2FoKBT
13104Please respect copyright.PENANAEupis9lqfy
Begitulah. Tante Vivi berusaha merangsangku, memainkan batang kemaluanku dengan remasan tangannya, bahkan lalu dengan mulutnya. Dan ketika batang kemaluanku sudah keras lagi, ia mengajakku bersetubuh dengan posisi doggy. Ia menungging, sementara aku mengentotnya sambil berlutut di depan pantatnya. Kali ini sangat lama aku bisa bertahan. Sehingga Tante Vivi mengajak untuk memilih posisi lain.13104Please respect copyright.PENANA9SPLhUOZgJ
13104Please respect copyright.PENANASTrNolY7mU
Jam 4 pagi, aku keluar dari kamar Tante Vivi, dengan langkah mengendap-endap seperti pencuri. Tak lama kemudian aku terkapar di kamarku, tidur nyenyak sekali.13104Please respect copyright.PENANAEGnKUryIYH
13104Please respect copyright.PENANANJhpsILUlk
13104Please respect copyright.PENANAYC1cjU6hsN
13104Please respect copyright.PENANAS0aWcvXhri
13104Please respect copyright.PENANAbvBaXT3pAV
13104Please respect copyright.PENANANHkvbDe9AI
Aku mulai dapat menilai bahwa Tante Vivi seorang wanita yang bernapsu besar. Apakah ia tergolong hyper sex atau apalah namanya, aku tidak tahu. Yang jelas, Tante Vivi selalu mencari kesempatan untuk bersetubuh denganku. Kadang-kadang ia minta sampai 3 kali disetubuhi olehku dalam semalam. Tentu saja aku masih bisa melayaninya, meski terkadang aku merasa kepayahan. Karena jika sudah 3 kali bersetubuh dengan Tante Vivi, besoknya aku jadi ngantuk waktu kuliah.13104Please respect copyright.PENANAs3LDviZCKM
13104Please respect copyright.PENANAuzwE5UbbF8
Semua ini kuceritakan kepada Aldi, teman kuliah yang sudah jadi sahabat dekatku. Di antara aku dan Aldi sudah tiada rahasia lagi. Kalau dia mengalami suatu masalah, pasti dia curhat padaku. Demikian juga sebaliknya, aku selalu curhat padanya, meski mengenai masalah yang sangat pribadi, seperti masalah Tante Vivi itu misalnya.13104Please respect copyright.PENANAlcLSiqHKaf
13104Please respect copyright.PENANAAUNY8qn27Z
“Kalau gitu, kenapa gua gak diajak buat muasin tante lu, Ton ?” kata Aldi setelah selesai mendengarkan penuturanku.13104Please respect copyright.PENANAYqcUMPxNJg
13104Please respect copyright.PENANAsYywp6rOTc
“Maksud lu?” aku agak tercengang.13104Please respect copyright.PENANA2vs3cBpJOQ
13104Please respect copyright.PENANAeFgwXGTqT1
Aldi membisikkan sesuatu ke telingaku. Pada mulanya aku enggan menanggapi bisikannya. Tapi setelah berpikir lama, aku merasa ide Aldi itu bagus. Lalu tanyaku, “Siapa yang nanggung biaya hotelnya?” tanyaku ragu.13104Please respect copyright.PENANAtmw2H3tIRW
13104Please respect copyright.PENANAKS8Xqjl8LO
“Hotel ?! Ngapain pake hotel ? Papa gua kan punya villa. Kita pesta di sana aja. Deal ?” Aldi menepuk bahuku.13104Please respect copyright.PENANA6SLoZpuxsQ
13104Please respect copyright.PENANARgKEIbingL
Aku tercengang. Serasa diingatkan bahwa Aldi punya villa di luar kota (tempatnya takkan kusebutkan, untuk menjaga privasi orang yang terlibat dalam kisah nyata ini).13104Please respect copyright.PENANAOn47GS1Y5R
13104Please respect copyright.PENANAnqvnSpNJqK
“Gua belum bisa janji,” kataku, “Soalnya gua harus berunding dulu sama tante gua. Belum tentu dia mau juga. “13104Please respect copyright.PENANAZ8DToOJxix
13104Please respect copyright.PENANAuyioavpfpF
“Hehehe...yang penting lu usahain dia mau dong. Gua yang sediakan villa dan biaya selama di sana nanti.”13104Please respect copyright.PENANAxezMO1Tp7r
13104Please respect copyright.PENANAfyN8tBTeFT
Kemudian kami berunding, tentang taktik yang harus kujalankan pada Tante Vivi nanti.13104Please respect copyright.PENANASCS8KUTeyj
13104Please respect copyright.PENANAdpd4g2eWJU
Sorenya, ketika aku sudah pulang, kebetulan Papa dan Mama sedang tidur siang. Ada kesempatan untuk menghampiri Tante Vivi yang sedang nonton TV di ruang depan.13104Please respect copyright.PENANAxY9hq8D6Kp
13104Please respect copyright.PENANA5Y3X6iXPAn
Tanpa banyak basa basi, aku langsung berkata setengah berbisik, “Ada kabar bagus, Tante.”13104Please respect copyright.PENANAfuarn4JNpf
13104Please respect copyright.PENANAL5LK4LlOo4
“Kabar apa?” Tante Vivi menoleh dengan senyum di bibir.13104Please respect copyright.PENANAnbeRju8X5K
13104Please respect copyright.PENANAy7SZ4OSkp1
“Kita bisa pake villa punya temanku.”13104Please respect copyright.PENANAdrfsDDbHjp
13104Please respect copyright.PENANAEU5tiKsVcJ
“Oya?!” Tante Vivi tampak jadi serius.13104Please respect copyright.PENANAY9wmNNvJsX
13104Please respect copyright.PENANADy9q5kMFId
“Temanku itu anak dokter, villanya jarang dipakai. Cuma lebaran atau tahun baru dipakainya.”13104Please respect copyright.PENANAPGFV9nQ2OY
13104Please respect copyright.PENANAOuAf9D0kM5
“Terus?”13104Please respect copyright.PENANAZbhbu7Pd4h
13104Please respect copyright.PENANAbLJT9BkICY
“Dia sahabat yang paling dekat denganku. Dia izinkan kita memakai villanya, tapi dengan syarat...” aku ragu untuk menyelesaikan kata-kataku.13104Please respect copyright.PENANAYBMiw4lhde
13104Please respect copyright.PENANA6RlRytPPTE
“Apaan syaratnya? Harus bayar?”13104Please respect copyright.PENANA3zDVRjHjTR
13104Please respect copyright.PENANARb1rNqG9Il
“Bukan,” aku menggeleng, “Dia... dia... mmm... dia pengen nonton kita... gakpapa kan ?”13104Please respect copyright.PENANAjOHmO529yr
13104Please respect copyright.PENANAPx2ROlkfHq
“Nonton kita ?! ” Tante Vivi melotot, “Maksudmu... nonton kita begituan?!” suara Tante Vivi terdengar ditahan, supaya jangan sampai terdengar orang tuaku.13104Please respect copyright.PENANAL7vYCky5H4
13104Please respect copyright.PENANAt8tT5wwsPx
“Iya,” aku mengangguk, “Dia anak baik Tante. Gak akan kurang ajar deh. Dijamin. Lagian dia itu sahabat yang paling dekat denganku di kampus.”13104Please respect copyright.PENANAnK2MCuclv4
13104Please respect copyright.PENANALO5UP4mwq4
“Emang kamu ceritain rahasia kita sama dia ?” Tante Vivi menatapku tajam.13104Please respect copyright.PENANAcajqrb7ipX
13104Please respect copyright.PENANAvu9HM3v8QW
“Iya. Antara aku dan dia sudah nggak ada rahasia lagi, Tante.”13104Please respect copyright.PENANA5N4kWI38ML
13104Please respect copyright.PENANAYq8j1BYic6
“Gila, kamu bikin tante malu aja.”13104Please respect copyright.PENANAdB5guC0oY8
13104Please respect copyright.PENANA7B3inrrtMP
“Dia juga kalau ada rahasia suka diceritakan padaku. Tapi kami tidak pernah saling bocorkan rahasia.”13104Please respect copyright.PENANAqtisBPheq7
13104Please respect copyright.PENANA1I2ksOdm7H
Tante Vivi tertunduk, seperti ada yang dipikirkan.13104Please respect copyright.PENANAA81wOdUsKL
13104Please respect copyright.PENANAnYf9bEcppO
“Gimana, Tante? Kan kita pengen suasana yang bebas. Di villa itu kita bisa sebebas-bebasnya tanpa takut ketahuan Papa dan Mama.”13104Please respect copyright.PENANA1v8kdXXVy3
13104Please respect copyright.PENANAo5Sp5qx9Gg
“Tapi teman kamu itu.... masa mau kita biarkan melihat perbuatan kita?”13104Please respect copyright.PENANAQrO7bzXpBR
13104Please respect copyright.PENANAW0rzPSfWR0
“Gakpapa Tante. Dia sahabatku, dia bisa pegang rahasia. Dijamin.”13104Please respect copyright.PENANA2IzYeInmxB
13104Please respect copyright.PENANAnhS3BFhjpK
“Bukan masalah itu. Yang tante pikirkan, bagaimana kalau dia tergiur... lalu kepengen juga?”13104Please respect copyright.PENANA7Qs4ggkkT6
13104Please respect copyright.PENANAIIWkKlDgUu
“Kita bikin pesta aja sekalian, Tante. Tapi itu juga kalau Tante gak keberatan. Anaknya tampan kok. Terus terang, dia lebih tampan daripada aku...”13104Please respect copyright.PENANAcTly7qL0xt
13104Please respect copyright.PENANA0M9YIVZi1Z
“Hihihi... kamu gila, Ton...” Tante Vivi mencubit lenganku.13104Please respect copyright.PENANArfgkG1EZXX
13104Please respect copyright.PENANAdtB1QzPArh
“Kan mumpung Tante belum punya suami lagi... apa salahnya?”13104Please respect copyright.PENANAtFqwYumkyx
13104Please respect copyright.PENANAUuoIGKynDY
Tante Vivi gigit bibir. Memejamkan matanya. Entah apa yang sedang dipikirkannya.13104Please respect copyright.PENANAexV7XVqwof
13104Please respect copyright.PENANAfmnhiLaaJq
Tak lama kemudian Tante Vivi berkata dengan suara hampir tak terdengar, “Emang kapan rencananya?”13104Please respect copyright.PENANAjB5jQPpQ1A
13104Please respect copyright.PENANA4IO4TIkOmM
“Terserah Tante.”13104Please respect copyright.PENANAGuy5WqX33A
13104Please respect copyright.PENANAzy9NFWYwir
“Kan harus cari alasan dulu sama Papa dan Mama...apalagi kalau kita pergi bareng-bareng...takut mereka curiga nanti.”13104Please respect copyright.PENANAdUuWoiLOPi
13104Please respect copyright.PENANAfKPVvKKNv5
“Perginya jangan bareng-bareng. Tante pergi duluan, atau saya yang pergi duluan, terus kita ketemu di mana gitu. Jadi seolah-olah kita gak pergi bareng-bareng. Pulangnya juga jangan bareng-bareng, biar Papa dan Mama gak curiga.”13104Please respect copyright.PENANAJd7me6FV7h
13104Please respect copyright.PENANAGtdca2wFvH
“Villanya jauh?”13104Please respect copyright.PENANAjy79UnD0hN
13104Please respect copyright.PENANAO3gKuFWd4R
“Nggak. Cuma duapuluh kiloan gitu. Nanti Tante dibonceng di motorku aja.”13104Please respect copyright.PENANArOhkgjtA30
13104Please respect copyright.PENANAeWgGBLhEYA
“Hmm...nanti deh tante pikirin dulu.”13104Please respect copyright.PENANAW7QJBCMUdk
13104Please respect copyright.PENANAgx9uDAETYI
13104Please respect copyright.PENANAceOjBahiIJ
13104Please respect copyright.PENANA0jTdGicYDZ
Esoknya sahabatku menanyakan rencana itu, “Bagaimana? Tante lu mau?” tanyanya.13104Please respect copyright.PENANAKxSxosrALy
13104Please respect copyright.PENANARdrQ1vL28L
Aku mengangguk sambil tersenyum.13104Please respect copyright.PENANAkch2P6A2b3
13104Please respect copyright.PENANA0wur7TAtwR
“Good !!! ” Aldi menepuk bahuku, tampak bersemangat sekali, “Kapan mau kita laksanakan?”13104Please respect copyright.PENANAIXHdpcN7zM
13104Please respect copyright.PENANADg7K8M2sMs
“Malam Minggu gimana?”13104Please respect copyright.PENANAi4G1zVJNdp
13104Please respect copyright.PENANAqANruhIsZd
“Maksud lu malam Minggu yang akan datang ini ?”13104Please respect copyright.PENANAuIseW65Lqh
13104Please respect copyright.PENANAaY4SV4lSIH
“Iya,” aku mengangguk, “Kalau kelamaan takut keburu berubah lagi pikirannya.”13104Please respect copyright.PENANATmcv5ciFNm
13104Please respect copyright.PENANAHYuSdDVTyu
“Oke... ” Aldi mengangguk sambil tersenyum, “Lalu bagaimana rencananya? Apakah kita mau pergi bareng-bareng atau gua pergi duluan?”13104Please respect copyright.PENANA3xQvxpmF5m
13104Please respect copyright.PENANAzThbQyRIdW
“Harusnya malah gua yang duluan,” sahutku, “Soalnya kalau lu duluan ada di sana, tante gua jadi canggung nanti. Kalau gua sama dia sudah setengah jalan, terus lu datang, lebih enak suasananya.”13104Please respect copyright.PENANADMDzoH7cry
13104Please respect copyright.PENANAgm8eKvLow5
“Boleh, lu duluan yang ke sana juga gakpapa. Besok gua kasihin kuncinya. Pokoknya villa gua ada tulisan Purple Roses dengan lambang bunga rose ungu tiga tangkai. Gak bakal nyasar deh.”13104Please respect copyright.PENANAEdWPmhOv8P
13104Please respect copyright.PENANAP8sMhU6HK7
“Emang villa lu gak ada yang nunggu?”13104Please respect copyright.PENANAsoZElOqIkA
13104Please respect copyright.PENANAeNadjx7xVi
“Ada, dua hari sekali dia bersih-bersih. Cuma pagi doang. Siangnya udah pulang. Dia juga pegang kunci duplikat.”13104Please respect copyright.PENANA2AkpuPyNty
13104Please respect copyright.PENANAtRKlLrXFcQ
Kemudian kami berunding, mematangkan rencana untuk malam Minggu nanti.13104Please respect copyright.PENANAtIfidfV0Hd
13104Please respect copyright.PENANAUB0qk7MNZu
“Yang penting jangan kasar nanti,” kataku setelah selesai merundingkan “skenario” untuk malam Minggu itu, “Soalnya dia tante gua sendiri... walaupun tante tiri, tapi gua sendiri gak berani main kasar sama dia.”13104Please respect copyright.PENANALk4sLfpn4l
13104Please respect copyright.PENANAJDGFEpDmCs
“Gak lah. Kayak belum tau gua aja. Gua kan selalu menjaga etika, Ton.”13104Please respect copyright.PENANAPsuOf6FLfp
13104Please respect copyright.PENANAi1mQC7XEmI
“Gua percaya. Makanya gua mau sama lu. Kalau orang lain gua gak mau.”13104Please respect copyright.PENANACwEThPO79y
13104Please respect copyright.PENANAnHXa7kzD8o
13104Please respect copyright.PENANA6w85g4E22z
13104Please respect copyright.PENANATrgpCuemP7
Menunggu datangnya hari Sabtu terasa lama sekali. Tapi akhirnya hari yang kutunggu datang juga. Hari itu aku dan Aldi kuliah seperti biasa. Jam dua siang kami sudah keluar dari kampus. Kami berunding lagi untuk terakhir kalinya. Kemudian berpisah. Aku tidak pulang ke rumah, melainkan menuju tempat yang sudah dijanjikan dengan Tante Vivi. Sebuah rumah makan yang Tante Vivi sudah tahu, tak jauh dari kampusku.13104Please respect copyright.PENANA7qNGs8IIFN
13104Please respect copyright.PENANA4Tw2Wcl9h1
Tepat jam 14.30 Tante Vivi tampak turun dari taksi. Lalu masuk ke dalam rumah makan itu, menghampiriku dengan senyum manis. Saat itu Tante Vivi mengenakan kaus putih dengan celana panjang biru tua yang ketat, sehingga pinggulnya yang besar tampak demonstratif di balik celana ketatnya. Ia menjinjing tas traveling, mungkin berisi pakaian untuk ganti, karena rencana kami mau menginap di villa itu.13104Please respect copyright.PENANAyakRnX8QQw
13104Please respect copyright.PENANAazQ3srZyyK
“Sudah lama nunggu?” tanyanya sambil duduk di depanku.13104Please respect copyright.PENANAqBqzniZEcy
13104Please respect copyright.PENANArrNncsndzb
“Ada setengah jam, tapi udah makan siang segala,” sahutku, “Tante mau makan dulu?”13104Please respect copyright.PENANASSpXuTVOr2
13104Please respect copyright.PENANATqCP9kxcWl
“Nggak ah,” Tante Vivi menggeleng, “Tadi udah makan dulu di rumah.”13104Please respect copyright.PENANAOWJ5n1xF1z
13104Please respect copyright.PENANAYtnkJGYLaC
“Kalau gitu kita langsung berangkat aja ya,” kataku sambil bangkit dari kursiku.13104Please respect copyright.PENANAiiulvo7Wz9
13104Please respect copyright.PENANAxCbVoy9yWr
Tante Vivi mengangguk. Aku menghampiri kasir dan membayar makan siangku.13104Please respect copyright.PENANAfHm6fOUyfX
13104Please respect copyright.PENANAlLStG8m46a
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di atas motorku, dengan Tante Vivi di belakangku, meluncur dengan kecepatan sedang menuju ke luar kota.13104Please respect copyright.PENANAkLTz7xl2U7
13104Please respect copyright.PENANA49xCaFUwgW
“Teman kamu itu mana?” tanya Tante Vivi waktu kami sudah melewati batas kota.13104Please respect copyright.PENANAfhj0ClFV2E
13104Please respect copyright.PENANAIKfLxREREc
“Nanti dia datang belakangan, Tante,” sahutku, “Kunci villanya sudah dikasihkan sejak hari Kamis.”13104Please respect copyright.PENANArOkom0YvfZ
13104Please respect copyright.PENANAHPZQCJBVaz
“Ih, kamu bikin aku deg-degan,” kata Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAPvR2BBd7Na
13104Please respect copyright.PENANAjtlMNuRqzl
“Deg-degan kenapa?”13104Please respect copyright.PENANAate2Nav6X0
13104Please respect copyright.PENANA4YzDWhUsik
“Gara-gara akan hadirnya temanmu itu.”13104Please respect copyright.PENANAEQWHLp9VyD
13104Please respect copyright.PENANATtMoUX3jUs
“Santai aja, Tante. Temanku itu baik kok. Kalau tante suruh pergi, dia bakal nurut aja.”13104Please respect copyright.PENANAtwdJA8jGzd
13104Please respect copyright.PENANATxa9RxCkFL
“Ngaco kamu, masa mau mengusir pemilik villa itu sendiri?”13104Please respect copyright.PENANAN0Gz3ce9ke
13104Please respect copyright.PENANATVU3P08RtF
“Maksudnya, sahabatku itu akan memegang etika. Apa yang Tante gak suka, takkan dia lakukan. Nah... itu dia villanya....”13104Please respect copyright.PENANAYL3jVgy7Rd
13104Please respect copyright.PENANAa6z2lV8DcQ
Aku sudah menemukan villa Purple Roses, yang letaknya agak ke dalam, tapi ada jalan khusus menuju villa itu.13104Please respect copyright.PENANA6TMk4C4URt
13104Please respect copyright.PENANAUrwLmgH9yu
Setelah motorku berhenti di depan villa itu, Tante Vivi turun duluan dari belakangku, sambil berkomentar, “Wah, megah sekali villanya. Ayah teman kamu itu pasti orang kaya.”13104Please respect copyright.PENANAc3UfX6hgYh
13104Please respect copyright.PENANAH0FSJJKi69
“Iya, ayah Aldi seorang ahli bedah jantung yang sangat terkenal,” sahutku sambil mematikan mesin motor dan memasang standardnya. Kukeluarkan kunci villa yang Aldi titipkan, kemudian melangkah ke pintu depan villa itu.13104Please respect copyright.PENANAqx2ysiclmB
13104Please respect copyright.PENANASxavcFUbaY
Begitu masuk ke ruang depan, Tante Vivi tampak kagum dengan keadaan di dalam villa itu. Segala furniture dan asesori di ruang depan itu tampak mewah dan artistik, ditata secara apik pula.13104Please respect copyright.PENANA8Y2WnxC1ZG
13104Please respect copyright.PENANALuSjwfU3KC
“Kalau kita boleh sering-sering pake villa ini, asyik juga Ton,” kata Tante Vivi sambil meletakkan tas travelingnya di lantai berkarpet merah hati, kemudian duduk di sofa panjang.13104Please respect copyright.PENANAZgtZiGlKT7
13104Please respect copyright.PENANAIqcg0Tnuy4
Aku pun lalu duduk di sampingnya, “Asal kita bisa beli hatinya Aldi, gampang saja, Tante. Kita bisa pakai villa ini sesuka hati. Orangtuanya hanya pakai setahun sekali kok. Paling juga malem tahun baru doang. Kan baik ayah maupun ibu si Aldi sama-sama dokter. Ayahnya spesialis bedah jantung, ibunya spesialis anak.”13104Please respect copyright.PENANASBx6UzgweM
13104Please respect copyright.PENANAiXBw8sEEpj
“Tapi kalau pakai tempat ini berarti temanmu itu harus diajak juga kan?” Tante Vivi mencubit lenganku.13104Please respect copyright.PENANAuPkcmx5yKu
13104Please respect copyright.PENANAoGLRDstGl2
“Iya sih,” sahutku, “Tapi kalau Tante sudah lihat anaknya, pasti suka deh...nah..itu mobilnya datang...”13104Please respect copyright.PENANAxbQD1T6tAT
13104Please respect copyright.PENANAROSWWWK9Gl
Aku bangkit karena mendengar suara mesin mobil memasuki pekarangan villa. Aku berdiri di ambang pintu depan. Memang Grand Cherokee Aldi yang datang.13104Please respect copyright.PENANArOI4pdxJ4R
13104Please respect copyright.PENANAZdHLKA3pxF
“Sudah lama lu di sini?” tanya Aldi setelah keluar dari mobilnya.13104Please respect copyright.PENANAwZMQIS4ZoC
13104Please respect copyright.PENANAvHZtvd1vie
“Baru aja nyampe,” sahutku, “Dia telat datangnya. Gua nunggu di rumah makan langganan kita itu sampe setengah jam tadi.”13104Please respect copyright.PENANAcRsx4DxlR3
13104Please respect copyright.PENANAQ7GCKQRjy3
“Wah, belum ngapa-ngapain dong,” bisik Aldi sambil menepuk bahuku.13104Please respect copyright.PENANAnXUzu0j5Q6
13104Please respect copyright.PENANAUNXoudlMpk
“Belum,” aku menggeleng sambil tersenyum.13104Please respect copyright.PENANAwrGGLcuLEb
13104Please respect copyright.PENANAtcftJvv2hF
“Eh, sorry, aku bawa makanan dan minuman di mobil. Bantuin angkat Ton,” kata Aldi sambil melangkah kembali ke mobilnya.13104Please respect copyright.PENANA0f7gds2j0e
13104Please respect copyright.PENANALLk5WLqWo8
Aku mengikuti langkah Aldi. Membuka pintu belakang. “Wah, perbekalannya banyak bener. Lu bawa apa aja Al?”13104Please respect copyright.PENANAzgCQZ273Z1
13104Please respect copyright.PENANAEzfu8avJxN
“Buat bekal sampai besok malam. Atau siapa tahu kita kerasan di sini, bisa Senin pagi kita pulangnya. Sampai air minum juga aku beli sekarton tuh.”13104Please respect copyright.PENANANXvb4gVmQy
13104Please respect copyright.PENANA7cVUIpTeWA
Dengan sigap kuangkut semua makanan dan minuman yang Aldi bekal. Kemudian Aldi kukenalkan kepada Tante Vivi, “Kenalan dulu dong...”13104Please respect copyright.PENANAI2tXvxymPW
13104Please respect copyright.PENANAkk52OYCZ72
Tante Vivi tersenyum malu-malu waktu berjabatan tangan dengan Aldi. Tapi waktu Aldi masuk ke dalam, Tante Vivi berbisik padaku, “Gile... temanmu itu tampan banget, Ton.”13104Please respect copyright.PENANAFMkFH7AZCU
13104Please respect copyright.PENANAWawQO93HiN
Aku ketawa kecil, “Makanya Tante takkan kecewa deh...” kataku sambil mencolek pipi adik ibu tiriku yang cantik dan seksi itu.13104Please respect copyright.PENANAr5Tl1rIZl0
13104Please respect copyright.PENANAPSSpYUWdZP
Tak lama kemudian Aldi sudah muncul lagi di ruang depan. Memandang Tante Vivi dengan senyum, lalu berkata setengah berbisik padaku, “You're right, friend. She was very pretty and sexy.”13104Please respect copyright.PENANAFdgNx3ynWF
13104Please respect copyright.PENANAZUKwxPSMsx
Tante Vivi tidak mendengar ucapan pujian Aldi itu, karena aku dan Aldi sedang agak jauh dari Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAmbfRyLfigr
13104Please respect copyright.PENANAmTPXImBoe3
“Bagaimana tempatnya nyaman nggak Mbak... eh... tante... ah... rasanya belum pantes dipanggil tante,” kata Aldi sambil duduk di samping kanan Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANABpZXxb01Ni
13104Please respect copyright.PENANAgKGnYyJFBc
“Emang,” kataku sambil duduk di samping kiri Tante Vivi, “Tanteku ini masih muda banget. Tapi karena dia adik mamaku, ya aku tetap harus manggil tante.”13104Please respect copyright.PENANAc1fOCBft7q
13104Please respect copyright.PENANA0nIQ0sOMga
Tante Vivi cuma tersenyum-senyum canggung. Tapi aku melihat dia berkali-kali melayangkan lirikan ke arah Aldi.13104Please respect copyright.PENANAyRNV8daCXF
13104Please respect copyright.PENANAyxEJT8d3Vp
“Toilet di sebelah mana?” tanya Tante Vivi tiba-tiba.13104Please respect copyright.PENANAM6Hn1WR6zb
13104Please respect copyright.PENANAWDNpns0GNz
“Itu...” sahut Aldi sambil menunjuk ke salah satu pintu.13104Please respect copyright.PENANAsKwqxG3Z1Q
13104Please respect copyright.PENANAze0ZD37mxm
Tante Vivi bergidik, “Iiih... kedinginan... pengen pipis dulu ah... ” Tante Vivi bangkit dari sofa. Kemudian melangkah ke arah pintu yang Aldi tunjukkan tadi.13104Please respect copyright.PENANAV9KKYgUsOO
13104Please respect copyright.PENANAfXg0tW3XJV
Setelah Tante Vivi masuk ke toilet, Aldi berbisik, “Tantemu emang keren abissss.... tapi kita lanjutkan ngobrolnya di sana, biar asyik.” Aldi menunjuk ke pintu lain.13104Please respect copyright.PENANA1GXqV5DaI3
13104Please respect copyright.PENANAcd5Q28bigQ
Aku cuma mengiyakan. Lalu bangkit dan melangkah ke arah pintu yang ditunjukkan oleh Aldi. Kubuka pin tu itu, karena ingin tahu keadaannya. Wah, memang bagus penataannya. Ruangan yang cukup luas, mungkin berukuran 6 X 5 meter. Tapi sekujur lantainya ditutupi kasur semua. Kasur itu ditilami seprai yang terbuat dari kain beludru. Mungkin untuk mengurangi hawa dingin di daerah villa ini. Dindingnya juga dilapisi busa berbalut plastik jok (oscar). Ada dua meja kecil yang muncul dari dinding, tanpa kaki. Di tiap meja sudah terhidang bir hitam kalengan dan beberapa jenis minuman keras. Puluhan bantal dan guling serta selimut ditata sangat rapi. Ruangan ini jelas sangat pribadi, karena tiada jendela satu pun. Hanya ada ventilasi di dinding bagian atasnya. Sound system pun terpasang menembus dinding, sehingga tiada benda-benda yang menghalangi langkah di dalam ruangan ini, kecuali dua meja kecil itu. Ada pintu lain di dalam kamar ini, yang ternyata menuju kamar mandi dengan peralatan yang serba import. Hebat villa ini, pikirku.13104Please respect copyright.PENANAbBtZu8pMuB
13104Please respect copyright.PENANA0ypqnBn1vT
Aku menoleh ke arah Aldi sambil mengacungkan jempol. Aldi cuma tersenyum. Dan Tante Vivi pun muncul lagi dari dalam pintu toilet.13104Please respect copyright.PENANASXcTtPZuFI
13104Please respect copyright.PENANAzrWelgz7AS
“Tante, kita ngobrolnya di sini aja yok,” ajakku sambil membuka pintu ruangan khusus itu lebar-lebar.13104Please respect copyright.PENANAkhqg70tJS7
13104Please respect copyright.PENANAbEEmSlxDKS
Tante Vivi menurut saja. Menghampiriku dan melongok ke dalam kamar luas itu.13104Please respect copyright.PENANAgzhi93L0CC
13104Please respect copyright.PENANAnNyDfj3Md3
Begitu melihat keadaan ruangan itu, terutama melihat lantainya yang ditutupi kasur sekujurnya, Tante Vivi tersenyum sambil mencubit lenganku. “Ini sih benar-benar kamar buat perang...” cetusnya sambil melepaskan sepatunya, kemudian melangkah ke ruangan berlantai kasur itu. Aku dan Aldi pun mengikuti langkah Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAyNRy9Fm9Pk
13104Please respect copyright.PENANAmJ9Y4fCdN3
Tante Vivi duduk di lantai berkasur sambil menjulurkan kakinya. Aldi rebah, menelungkup di samping kanan Tante Vivi, sementara aku tergiur oleh minuman yang tersedia di atas meja kecil itu. Kutuangkan ke gelas kecil yang tersedia.13104Please respect copyright.PENANABKHpVZxoU8
13104Please respect copyright.PENANAtL1glqJ4wO
Tante Vivi tidak mempedulikanku. Malah tampak saling pandang dengan Aldi dengan senyum di bibir. Hmm...kelihatannya rencana kami takkan mengalami kendala. Kelihatannya Tante Vivi suka pada Aldi. Masa dia tak suka pada cowok setampan Aldi?13104Please respect copyright.PENANAou0JJ7beka
13104Please respect copyright.PENANAVfktlXIP0t
“Tante mau minum apa?” tanyaku setelah meneguk isi gelas kecilku, kemudian mengisinya lagi.13104Please respect copyright.PENANAcLUOnmeEUa
13104Please respect copyright.PENANA595O21C2Ro
“Ada martini gak?” Tante Vivi balik bertanya.13104Please respect copyright.PENANAgnSCYxhRod
13104Please respect copyright.PENANAKexhyu59XW
“Gak ada,” Aldi yang menyahut, “Tapi ada yang lebih enak. White French Wine itu.”13104Please respect copyright.PENANA1K36O3IOgV
13104Please respect copyright.PENANAakpuQPrmRX
“Boleh, asal jangan terlalu keras,” kata Tante Vivi sambil menyibakkan rambutnya yang sebahu.13104Please respect copyright.PENANAkxLRO7GLen
13104Please respect copyright.PENANAyzuPGGvbm6
Waktu aku menuangkan wine ke gelas kecil untuk Tante Vivi, kudengar adik ibu tiriku itu mulai berbincang dengan Aldi.13104Please respect copyright.PENANA5EUs7GUzQU
13104Please respect copyright.PENANADa4vjGYWvU
“Kenapa kamu mau lihat kami begituan?” tanya Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAPrxwbsLFo8
13104Please respect copyright.PENANAxACE1m71Rx
“Pengen aja Mbak, eh Tante...sudah kebayang bakal hot sekali nanti,” sahut Aldi.13104Please respect copyright.PENANA3bKYSZCCP0
13104Please respect copyright.PENANAe6fphHnWWF
“Terus... kalau kamu terangsang nanti gimana?” tanya Tante Vivi waktu aku menyerahkan gelas berisi wine putih itu padanya.13104Please respect copyright.PENANA5TG1CNi7uw
13104Please respect copyright.PENANAE50H8Cad71
“Bagusnya bagaimana?” Aldi balik bertanya, sambil menerima gelas berisi minuman dariku.13104Please respect copyright.PENANAnG7BHwhlUF
13104Please respect copyright.PENANAoLIdQtVXUn
“Nggak tau.... hihihi...” Tante Vivi tertawa kecil setelah meneguk winenya. Dan diam-diam Tante Vivi mulai menanggalkan baju kausnya, disusul dengan pelepasan celana panjangnya. Aku suka melihatnya, karena hal itu berarti bahwa Tante Vivi sudah mengusir kecanggungannya. Mungkin akibat wine yang sudah diteguknya.13104Please respect copyright.PENANAgkDhW0PVEV
13104Please respect copyright.PENANAAZ8HE6ghRj
“Tubuhku bagus nggak?” tanya Tante Vivi kepada Aldi yang sedang ternganga seperti sedang mengagumi Tante Vivi yang tinggal mengenakan beha dan celana dalam yang sama-sama berwarna pink.13104Please respect copyright.PENANA9tSPFPSEL2
13104Please respect copyright.PENANAR8xMr1B1MT
“Wah... bukan main... luar biasa seksinya Tante !!!” seru Aldi yang seakan tak mau berkedip menyaksikan kemulusan tubuh Tante Vivi. Aku tertawa di dalam hati. Membayangkan apa yang akan terjadi setelah Tante Vivi bertelanjang bulat nanti.13104Please respect copyright.PENANANxl6lm5A4q
13104Please respect copyright.PENANAMogx212Dsw
“Kamu ingin lihat aku telanjang bulat kan?” tanya Tante Vivi dengan pandangan dan senyum menggoda ke arah Aldi.13104Please respect copyright.PENANA1HdeaTE7i7
13104Please respect copyright.PENANAeE5gVutepq
“I... iya...” sahut Aldi tampak canggung.13104Please respect copyright.PENANAj2CxA3VxoW
13104Please respect copyright.PENANAd5unM4Acbb
“Tapi kalian gak boleh curang dong. Kalau aku telanjang, kalian juga harus telanjang,” kata Tante Vivi sambil melepaskan behanya, sehingga payudaranya yang montok itu terbuka penuh di depan mataku dan mata Aldi.13104Please respect copyright.PENANA1eKbE3JD7b
13104Please respect copyright.PENANAwO87IRa9Wb
Aldi melotot. Tante Vivi tersenyum padanya. Aku merasa sukses “ngerjain” mereka. Dan aku tidak sungkan-sungkan menanggalkan semua pakaian yang melekat di tubuhku, karena aku sudah terbiasa bertelanjang di depan Tante Vivi. Tapi Aldi masih tampak ragu. Ia tanggalkan baju dan celana jeansnya. Tapi ia tidak menanggalkan celana dalamnya.13104Please respect copyright.PENANAtjhGb8zDZG
13104Please respect copyright.PENANA7ytAp5hg4P
Tante Vivi melirik ke arah penisku yang memang masih lemas. Kemudian memandang ke bawah perut Aldi sambil tersenyum. Kemudian merangkak ke arah Aldi, “Jangan licik dong...kalau kamu nggak buka semua, aku juga nggak mau buka semua,” kata Tante Vivi sambil menarik celana dalam Aldi sampai terlepas dari kakinya. Tampak jelas batang kemaluan Aldi sudah ngaceng !13104Please respect copyright.PENANAPAAyjXNQit
13104Please respect copyright.PENANAb6HvAgLSfG
“Hihihi,” Tante Vivi ketawa kecil sambil memegang batang kemaluan Aldi, lalu menoleh padaku sambil berkata, “Punya temanmu malah sudah duluan ngaceng, Ton...”13104Please respect copyright.PENANABAfBpA8D7o
13104Please respect copyright.PENANAnVfg7t0mmR
Aku mengangguk dengan senyum. Lalu menghampiri mereka. Aldi dengan canggung duduk di atas kasur, sementara Tante Vivi masih memegang batang kemaluan sahabatku itu.13104Please respect copyright.PENANAcOmvQ4dgm0
13104Please respect copyright.PENANAq6RnaubIbk
“Duh...Tante...” terdengar suara Aldi ketika kulihat batang kemaluannya mulai diremas-remas oleh Tante Vivi. Ini di luar dugaanku. Bahwa Tante Vivi langsung “lancar” merangsang Aldi. Tadinya kupikir Tante Vivi akan sulit mengikuti skenario yang telah kurencanakan bersama Aldi.13104Please respect copyright.PENANA9UTwLsz1Km
13104Please respect copyright.PENANAevQwlXtlTY
“Ton,” Tante Vivi menoleh padaku, “Kayaknya Aldi harus dikasih duluan nih. Kasihan, kontolnya udah ngaceng berat gini. Gakpapa?”13104Please respect copyright.PENANAIg53CTHq0W
13104Please respect copyright.PENANA5ArS2xTgCo
“Iya Tante, gak apa-apa. Kita kan emang mau senang-senang di sini semalam suntuk. Yang udah kebelet mending didahulukan. Hihihi...” sahutku sambil memainkan payudara Tante Vivi yang salalu saja enak buat diremas-remas.13104Please respect copyright.PENANAK4aEkkk8OT
13104Please respect copyright.PENANAGjbIEjwYBJ
Pandangan Tante Vivi tertuju ke Aldi, “Mau duluan?”13104Please respect copyright.PENANAnC2D7BfjAi
13104Please respect copyright.PENANA25XFDeFX1s
“Ma...mau Tante...” sahut Aldi tampak polos.13104Please respect copyright.PENANAkUVTZFguvh
13104Please respect copyright.PENANAEqoU49dHIl
“Jadinya bukan mau nonton doang dong. Apalagi dikasih duluan,” kata Tante Vivi tanpa melepaskan genggamannya di batang kemaluan Aldi yang tampak benar-benar siap tempur.13104Please respect copyright.PENANAacNw2hnU9W
13104Please respect copyright.PENANAFNmqngd4eJ
“Boleh gua duluan Ton?” Aldi menoleh padaku.13104Please respect copyright.PENANANTiT7imWjM
13104Please respect copyright.PENANAmBSbaIvXjc
“Oke...demi persahabatan kita, gua ngalah,” sahutku sambil melepaskan tanganku dari payudara Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAQwHwNweN59
13104Please respect copyright.PENANAVZNGQiBQB4
Kubiarkan mereka berbuat apa yang mereka kehendaki. Aku malah lebih bersemangat untuk menambah minumanku. Lalu aku duduk bersandar ke dinding yang empuk ini, sambil meneguk minumanku sedikit demi sedikit.13104Please respect copyright.PENANA7E41vJmOlP
13104Please respect copyright.PENANAFqEmioS5SZ
Kulihat Aldi mulai asyik memainkan payudara montok Tante Vivi, sementara adik ibu tiriku itu makin asyik memainkan batang kemaluan Aldi yang besar dan panjangnya hampir sama dengan penisku.13104Please respect copyright.PENANA83cCrWxUSI
13104Please respect copyright.PENANAIEOfMnxeeB
Lalu kulihat Aldi mulai agresif. Ia menarik celana dalam Tante Vivi, sebagai satu-satunya benda yang masih melekat di tubuh adik ibu tiriku itu.13104Please respect copyright.PENANAsZr1GM1P1H
13104Please respect copyright.PENANAdBN4aFYHmG
Aldi semakin berani. Menyerudukkan wajahnya ke kemaluan Tante Vivi yang bulunya sangat lebat itu. Tante Vivi mulai menggelinjang-gelinjang keenakan.13104Please respect copyright.PENANAq4vgG078G3
13104Please respect copyright.PENANA0dNOoG8Xut
Aku pun merasa makin asyik menyaksikan perbuatan mereka. Kuletakkan gelas minuman yang sudah kosong. Dengan pandangan agak bergoyang, karena mulai dipengaruhi alkohol, aku mendekati mereka. Aldi masih asyik menjilati memek Tante Vivi, sementara aku pun mulai menciumi buah dada Tante Vivi, lalu mengemut pentil payudaranya yang sebelah kiri.13104Please respect copyright.PENANABqSjE6nDwm
13104Please respect copyright.PENANAcJIjX8ISZ9
Terasa benar Tante Vivi sangat menikmati tindakan aku dan Aldi. Terasa tubuhnya bergetar-getar, terkadang ia meremas rambutku, terkadang meremas rambut Aldi yang berada di bawah perutnya.13104Please respect copyright.PENANABbKTISPVTl
13104Please respect copyright.PENANAt5xxKFuYYw
Sampai akhirnya Tante Vivi menarik kepala Aldi agar naik ke atas. Mungkin Tante Vivi sudah ingin segera memulai persetubuhan yang sebenarnya. Aku pun melepaskan kulumanku di payudara Tante Vivi, karena takut mengganggu pergerakan Aldi.13104Please respect copyright.PENANAU2PCVCwdx5
13104Please respect copyright.PENANARExoZJv9Yo
Aku bangkit dan bergerak ke arah sound system yang dipasang tembus dinding itu. Kuaktifkan MP3nya. Dan mulai terdengar suara Mick Jaggger dalam lagu Party Doll (yang saat itu sedang ngetop).13104Please respect copyright.PENANAXvbRyfafrw
13104Please respect copyright.PENANAue21vKnt1h
Aldi dan Tante Vivi jadi tambah asyik dengan berkumandangnya musik di ruangan itu.13104Please respect copyright.PENANANUHZMT6nIA
13104Please respect copyright.PENANAt0JZclRWXm
Kulihat batang kemaluan Aldi memang sudah membenam ke dalam memek Tante Vivi, bahkan mulai diayun, mulai digeser-geserkan maju mundur…membuat Tante Vivi mulai meraung-raung histeris, “Ooooh….oooh….iya….oooh…iya…yessss….fuck me Al…yesss…yesss….”13104Please respect copyright.PENANAIhOuJFQlDe
13104Please respect copyright.PENANAYjRp6xECI1
Sepasang paha Tante Vivi menjulur ke atas, sehingga kakinya mulai melingkari pinggang Aldi. Aku sudah tahu bahwa dengan cara seperti itu batang kemaluan Aldi bisa terbenam seluruhnya pada waktu didorong. Pemandangan yang sangat mengasyikkan, ketika sahabatku sedang mengentot memek Tante Vivi, aku malah menuangkan lagi minuman ke gelasku yang sudah kosong. Lalu meneguknya lagi sedikit demi sedikit, sambil mendekati mereka yang sedang asyik bersetubuh.13104Please respect copyright.PENANApz1duxnuVR
13104Please respect copyright.PENANAJUKj7SJSTQ
Memang menyaksikan “pertunjukan live” begini jauh lebih merangsang daripada nonton bokep. Soalnya aku bisa menyentuh Tante Vivi kapan saja aku mau. Dan diam-diam batang kemaluanku sudah tegang sekali. Tapi aku harus bersabar menunggu Aldi “selesai”.13104Please respect copyright.PENANAtDpFvDZxs9
13104Please respect copyright.PENANAeiKb7ugMNY
Maka aku pun lalu duduk di samping Tante Vivi sambil menggoda Aldi yang sedang ngos-ngosan mengayun batang kemaluannya. Tampaknya Tante Vivi menyadari bahwa batang kemaluanku sudah ngaceng berat. Mungkin dia merasa kasihan juga padaku, karena tangan kanannya merayap ke arah batang kemaluanku, kemudian menggenggamnya, meremasnya dengan lembut, sementara Aldi makin ganas mengayun batang kemaluannya, sehingga terkadang genggaman Tante Vivi terasa kencang sekali, tapi tidak membuatku sakit. Malah enak.13104Please respect copyright.PENANA9IuZEH3dC2
13104Please respect copyright.PENANAHVrZzX3Fp1
Aldi tak peduli dengan semuanya itu. Ia tetap asyik mengayun batang kemaluannya sambil memejamkan matanya, dengan napas berdengus-dengus. Geli juga aku menyaksikan semuanya ini. Karena memang ini untuk pertama kalinya aku melihat sahabatku dalam keadaan sedang bersetubuh dengan perempuan. Tapi batang kemaluanku makin ngaceng, rasanya tak sabar lagi, ingin secepatnya dientotkan ke dalam liang memek Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAFFrSlm5DSJ
13104Please respect copyright.PENANAuOX2DXkmCa
Maka kusentuh bahu Aldi sambil berkata, “Mau gantian dulu? Lu bisa istirahat dulu, Al.”13104Please respect copyright.PENANAwUr0nc8Maj
13104Please respect copyright.PENANA5ygB7ENq1h
Aldi menoleh padaku. Lalu mengangguk dan mencabut batang kemaluannya dari memek Tante Vivi. Kemudian bergerak menuju meja kecil yang ada beberapa botol minuman keras itu.13104Please respect copyright.PENANA8M6CwXJAm1
13104Please respect copyright.PENANAQEGBsmHW50
Tante Vivi diam saja, malah tersenyum padaku yang sudah siap menyetubuhinya.13104Please respect copyright.PENANAqFQcg3SNBc
13104Please respect copyright.PENANAC7QxyjcKpU
Dengan agak mudah kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang vagina Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANAwqpEI63r4W
13104Please respect copyright.PENANA7KrbQylmaD
“Sudah gak tahan ya?” bisik Tante Vivi waktu aku belum mengayun batang kemaluanku.13104Please respect copyright.PENANA5EdOnjMvnq
13104Please respect copyright.PENANA2wWwWWDiWX
“Iya....” sahutku sambil mulai menggerak-gerakkan zakarku, maju mundur di dalam jepitan liang kemaluan Tante Vivi.13104Please respect copyright.PENANA1L5zbLg9p4
13104Please respect copyright.PENANAm2OVhS8Zi7
Tante Vivi menyambut entotanku dengan goyang pinggul dan pelukan hangatnya.13104Please respect copyright.PENANAk3kCZdlSDj
13104Please respect copyright.PENANA1k1jaEHPTk
Tapi tak lama kemudian Tante Vivi membisikiku, “Mau posisi doggy lagi?”13104Please respect copyright.PENANAgSuuXM7gK8
13104Please respect copyright.PENANA45zohZRjJ3
“Mau,” sahutku senang.13104Please respect copyright.PENANATWcOYxc8ec
13104Please respect copyright.PENANAYzO4Ee0exy
Lalu kucabut dulu batang kemaluanku, membiarkan Tante Vivi bergerak jadi menungging. Aku pun berlutut di depan pantatnya dan meletakkan moncong batang kemaluanku pada belahan memek Tante Vivi yang tampak agak ternganga dalam posisi seperti itu.13104Please respect copyright.PENANA6ckteeYSGN
13104Please respect copyright.PENANAeByEmTQMdB
Blesss....batang kemaluanku membenam ke dalam liang kemaluan Tante Vivi dari arah belakang. Kemudian aku pun mulai mengentotnya sambil berpegangan ke buah pinggulnya.13104Please respect copyright.PENANAiymC3gGyJg
13104Please respect copyright.PENANAVbMvNW4XPL
Aldi membawa gelas berisi minuman ke dekatku. Tante Vivi melirik ke arah temanku, kemudian berkata, “Kamu celentang di sini...kakinya rentangkan.” Tante Vivi menepuk kasur di depannya.13104Please respect copyright.PENANAEWfudGlwtm
13104Please respect copyright.PENANAJdYtfkUlqG
Tampaknya Aldi mengerti apa yang diinginkan oleh Tante Vivi. Setelah menghabiskan minumannya, ia melemparkan gelas ke kasur agak jauh dari tempat kami, kemudian rebah terlentang di depan Tante Vivi yang sedang menungging.13104Please respect copyright.PENANA0tGPsJBCU7
13104Please respect copyright.PENANA0cZncdkIpI
Aku tetap asyik mengayun batang penisku di dalam jepitan liang memek Tante Vivi, sementara Tante Vivi mulai memegang batang kemaluan Aldi...dan mulai mengulumnya.13104Please respect copyright.PENANAUM3zTL2H8F
13104Please respect copyright.PENANABBsXGBwcS3
Aldi melenguh-lenguh, “Duuuh... enak Tante....”13104Please respect copyright.PENANAR1JqmpuCCF
13104Please respect copyright.PENANA4q7jxdiuf3
Tante Vivi trampil sekali. Ia bisa menerima entotanku sambil menyelomoti batang kemaluan sahabatku.13104Please respect copyright.PENANAOC6pcXzeR1
13104Please respect copyright.PENANAlPgac4d3kp
Rasanya meriah sekali persetubuhan yang kami lakukan ini. Bahkan setelah aku dan Aldi sama-sama ngecrot, nafsuku bangkit lagi, karena melihat Aldi sudah menyetubuhi Tante Vivi lagi...... ! 13104Please respect copyright.PENANAMMi7WmqJ2E