
Aku bangun dengan tubuh penuh memar, dan bermandikan sperma. Kulihat tak ada orang lain lagi di tempat itu, mereka bertiga sudah pergi dan meninggalkanku sendirian di gubuk kosong yang gelap dan mengerikan itu. Kucoba untuk mencari pakaianku dengan meraba-raba lantai tanah yang kotor, saat aku menemukannya-ternyata hanya tersisa kaos ketat serta rok pensilku.
306Please respect copyright.PENANA9gFt7X58q0
"Mana dalemannya!? Apa mereka mengambilnya!?" gumamku yang berusaha mati-matian berdiri dan duduk di kursi rotan tempat aku diperkosa tadi.
306Please respect copyright.PENANA9tSHH2UmdA
Kurogoh saku celana panjangku dan kukeluarkan HP-ku yang Alhamdulillah tidak diambil oleh mereka, kulihat puluhan panggilan tak terjawab serta pesan WhatsApp bermunculan saat aku membukanya.
306Please respect copyright.PENANAkcVnN16hpU
"Jefri... Maafin Umi Nak, Umi buat kamu khawatir," ucapku sembari menangis, dan membalas pesan Jefri dan mengatakan aku baik-baik saja.
306Please respect copyright.PENANAz8IWkSwWP5
Tak menunggu waktu lama Jefri langsung membalas pesanku, dan menanyakan alasanku tak bisa dihubungi. Aku pun berbohong padanya, kalau aku tiba-tiba ketemu teman lamaku dan diajak main bersamanya. Jefri mencoba meneleponku, namun aku tolak karena aku tak mau dia melihat penampilan Ibunya yang menyedihkan ini.
306Please respect copyright.PENANAc0lmWNSx5u
"Aduh... Memekku sakit banget, Peju mereka terus lumer, aduhh...." kataku sambil melihat vaginaku yang menganggap dengan cairan putih meleleh dari dalam.
306Please respect copyright.PENANAmH65YL9Hec
Aku pun beristirahat di kursi rotan itu untuk memulihkan tenagaku, aku ragu-ragu untuk menelpon polisi atau pun keluargaku karena aku takut hal ini akan mencemari reputasi suamiku. Lebih buruk jika suamiku tahu, mungkin aku akan diceraikan, dan aku akan diusir.
306Please respect copyright.PENANAa3XXEQPGdf
"Siapa yang harus aku hubungi...." kataku sambil menyeka lelehan peju yang mengering di sekujur tubuhku.
306Please respect copyright.PENANAUQ1CyfCesf
"Gus Akira!? Tidak. Jika dia tahu hal ini, dia pasti akan ngelapor pada Nyai Hanifa."
306Please respect copyright.PENANApCUzuETuhs
Kucoba meng scroll layar HP-ku sambil menimbang-nimbang orang yang harus aku hubungi, saat aku sedang kebingungan tiba-tiba sebuah telepon masuk, aku yang kaget langsung mengangkatnya secara reflek.
306Please respect copyright.PENANAeVIhqmTCB7
'Halo! Ustadzah Farah....'
306Please respect copyright.PENANAd7s6xRJ6DI
Suaranya yang familiar bagiku, dia adalah Pak David guru anakku.
306Please respect copyright.PENANAMu1SFfd9GF
"Pak David, tolong saya, Pak...."
306Please respect copyright.PENANAuFxq0qPBMG
'Hah!? Ada apa Bu...'
306Please respect copyright.PENANAbgmEMFod2G
Aku pun menceritakan tragedi yang kualami pada Pak David yang kurasa bisa aku percaya itu, setelah mendengar ceritaku Pak David langsung murka, dan mengutuk para bajingan itu, dan meminta Sharelok untuk menjemputku.
306Please respect copyright.PENANAEfhA5iY6WU
Aku tak punya pilihan lain, kuberikan lokasiku padanya, dan berharap pada janjinya untuk merahasiakan yang telah kualami pada keluargaku. Sambil menunggunya, aku pakai pakaianku tanpa daleman-rasanya sangat dingin di bagian bawah saat tak ada celana dalam yang menutup vaginaku.
306Please respect copyright.PENANAowMcFOUT60
Tak berapa lama, Pak David datang menjemputku, ia tampak khawatir dan cepat-cepat memberikanku jaket miliknya untuk menutupi tubuhku yang berbau menyengat, dan tercetak menampilkan lekukku.
306Please respect copyright.PENANAeY9ZEGzJ66
"Bu Farah, mau langsung kuantar pulang atau mau ke rumahku dulu buat bersihin tubuh?" tanyanya saat aku hendak naik ke montornya.
306Please respect copyright.PENANAD8m9TwSL5g
"Ke rumah Pak David aja dulu, aku gak mau Jefri melihatku seperti ini."
306Please respect copyright.PENANAyzUM2gTy0w
Pak David pun mengangguk, aku dan dia pun berboncengan untuk menuju ke rumahnya guna membersihkan diri.
306Please respect copyright.PENANAnqWmxyR2Vf
*****
306Please respect copyright.PENANA6WXmZqyOxt
Aku berjalan malu-malu, dan dibantu Pak David untuk pergi ke kamar mandi. Rumah Pak David tidak terlalu besar, dengan dua kamar dan satu kamar mandi yang terletak di paling belakang.
306Please respect copyright.PENANAvagjaNu5NL
"Makasih Pak David, udah membantuku," ucapku tulus berterima kasih padanya.
306Please respect copyright.PENANAl0z7Tyhz8F
Pak David terlihat tak fokus, entah perasaanku atau tidak aku merasa sejak tadi matanya itu terus menatap ke arah payudara besarku yang hanya tertutup jaketnya.
306Please respect copyright.PENANAipKbagKyaW
"Ah, gak papa Ustadzah Farah. Gak perlu berterima kasih. Oh iya, aku sediain pakaian ya ... Tapi maaf gak ada baju perempuan. Kalau gamis mau?"
306Please respect copyright.PENANAoGHGo616En
"Gak Papa, gamis aja. Pak David."
306Please respect copyright.PENANAt3EZWsKDQC
Aku mengangguk setuju, lalu Pak David pun meninggalkanku sendiri untuk membersihkan diriku. Rasanya sangat menyegarkan, seolah seluruh masalahku hanyut terbawa air yang membasuh tubuhku yang penuh bekas peju.
306Please respect copyright.PENANAMNLKMPpIS8
Kulihat kulitku yang kemerahan dan beberapa bekas cupangan di dada dan leherku dari cermin yang ada di kamar mandi. Aku masih mengingat, rasa batang mereka dalam vaginaku yang aku colok keluar-masuk dengan tanganku untuk membersihkan sisa sperma mereka di dalam tubuhku.
306Please respect copyright.PENANAj6Y9pdUnlj
"Maafin, Farah Abi. Farah sangat kotor," gumamku sehabis kencing bersamaan dengan sisa-sisa peju kotor yang mengisi tubuhku.
306Please respect copyright.PENANABNglXOubiZ
Aku membersihkan diri sangat lama, sekalian mandi wajib yang aku tak tahu akan diterima Allah atau tidak. Setelah mandi, aku membasuh tubuhku dengan handuk yang Pak David berikan, dan memakai gamis putih tipis yang disediakan Pak David untukku.
306Please respect copyright.PENANA95HVpY5yqT
"Astaghfirullah, tipis sekali...." keluhku melihat puting kecoklatanku yang terlihat transparan di cermin.
306Please respect copyright.PENANAYIHRsriDQH
Saat aku tengah mengeluh tiba-tiba, Pak David muncul dibelakangku membawakan kain putih tipis untuk digunakan sebagai hijab untukku.
306Please respect copyright.PENANAykEn3MyTLv
"Ustadzah Farah, maaf. Cuma itu aja yang kupunya yang mungkin ukurannya pas buat Ustadzah," kata Pak David memberi alasan saat melihatku malu-malu menutupi tubuhku yang transparan.
306Please respect copyright.PENANAP2RW1YARXi
"Pak David ada jaket lagi gak? Kalau ada bisa tolong berikan padaku?" balasku sambil tetap menutupi bagian dada dan vaginaku.
306Please respect copyright.PENANACfGyqJV62Q
"Ada sih, tapi aku gak tahu ukurannya cocok atau gak buat Ustadzah. Kalau mau Ustadzah bisa pilih sendiri di kamarku."
306Please respect copyright.PENANAEG0FMYlQOu
"Kalau gak keberatan, boleh sih."
306Please respect copyright.PENANAAgfMXbPUPu
Akhirnya, Pak David pun membawaku ke kamarnya yang terletak di samping ruang tamu. Kamar Pak David lebih lebar dan besar di banding ruang tamu yang ukurannya tak cukup untuk duduk 10 orang, di kamar itu terdapat pakaian kotornya yang berserakan di keranjang, dan meja kerjanya yang penuh kertas dan tumpukan buku-buku tebal.
306Please respect copyright.PENANAVcA0b0dglG
"Di sana Ustadzah, bisa pilih sendiri," kata Pak David sembari menunjuk lemarinya yang berada tepat di samping kasurnya yang berada di lantai.
306Please respect copyright.PENANAQV38iIbP3f
"Permisi...."
306Please respect copyright.PENANAcnWwUNB5VW
Aku pelan-pelan berjalan membelakangi Pak David menuju lemarinya, dari belakang Pak David bisa melihat lekukan tubuh bugilku dengan jelas melalui gamis transparan yang aku kenakan.
306Please respect copyright.PENANAHJUm6t2EM3
Aku langsung membuka lemari yang Pak David beritahu dan memilih jaket untuk aku pakai, seperti yang Pak David bilang jaket di lemari itu cukup kecil untuk ukuran tubuhku—karena dadaku yang besar membuatku kesulitan untuk memilih jaket yang sesuai dengan ukuran tubuhku.
306Please respect copyright.PENANAoaNZFpPKfA
"Pak David, apa gak ada jaket la—"
306Please respect copyright.PENANAjxgCt7WTiU
Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku kurasakan dua buah tangan meremas payudaraku dari belakang. Bulu kudukku langsung berdiri, saat aku merasakan tangan-tangan kasar itu meremas susuku dari balik gamis transparanku.
306Please respect copyright.PENANAXwBTr1fBo2
"Pa-Pak David.... Kenapa...."
306Please respect copyright.PENANAKPhwW1jTRg
Aku tak bisa berkata-kata, aku tak akan pernah mengira Pak David yang kukira sebagai penolongku juga akan melecehkanku seperti ini.
306Please respect copyright.PENANATqBz8TNohP
"Ustadzah Farah, maaf. Tapi aku gak tahan lagi, Ustadzah," bisiknya di telingaku.
306Please respect copyright.PENANAIlI5bWKK2H
"Kenapa Pak David, Kenapa... Apa kau hanya melihatku sebagai objek pemuas nafsumu?"
306Please respect copyright.PENANABSP8MmkwDX
Aku ingin menangis saat itu, kepercayaanku seakan diinjak-injak olehnya.
306Please respect copyright.PENANAWYP6HVl999
"Ustadzah Farah, maaf. Selama ini aku suka sama Ustadzah Farah. Aku benar-benar berharap ini bakalan terjadi suatu hari nanti, aku ingin menghamili Ustadzah."
306Please respect copyright.PENANAlovSUrqoLo
"Jangan. Kumohon jangan Pak... Jangan..."
306Please respect copyright.PENANAbp8qgRZSEN
Aku tak bisa melakukan apapun saat Pak David mulai menarik tubuhku ke belakang dan menindihku di atas kasurnya.
306Please respect copyright.PENANAmWvSiyo4DS
"Ustadzah Farah, boleh aku bercinta denganmu?"
306Please respect copyright.PENANAaL0pMUe89j
Mataku berkaca-kaca, aku menggeleng—tanda menolak, namun Pak David langsung menyosor mulutku untuk berciuman.
306Please respect copyright.PENANA4C0h7sma1M