
Ia meraba tubuhku dengan tangannya yang kasar, dadaku yang besar ia remas dengan kasar. Aku berontak, dan berusaha mendorongnya menjauh namun Pak David menahan kedua tanganku ke atas, dan lanjut mencumbu bibirku dengan liar.
237Please respect copyright.PENANAbBCP9fvFQL
"Pak kumohon Pak, Astaghfirullah tolong jangan..." rintihku sambil menangis.
237Please respect copyright.PENANAwsFgb2erhr
"Ustadzah pasrah aja, ntar juga keenakan kok, lagian kalau Ustadzah ngelawan ... Mau aku aduin ke Kyai Subkhi?" ancam Pak David padaku.
237Please respect copyright.PENANAgFQxwN6oUP
Aku terdiam sambil menutup mata, air mataku mengalir dengan deras, kupalingkan wajahku dari Pak David yang sekarang tengah berusaha melepaskan gamis putih transparanku.
237Please respect copyright.PENANA13ukHUVbcb
"Masyaallah, indah sekali," ucap Pak David yang terkagum melihat tubuh putih telanjangku yang kututupi dengan tanganku.
237Please respect copyright.PENANA5RqXmblLkc
"Pak Tolong, berhenti Pak. Ingat dosa pak!" mohonku sekali lagi.
237Please respect copyright.PENANA1P29Vfc71K
"Kalau urusan dosa, Ustadzah lebih berdosa. Membiarkan tubuhnya diperkosa preman, sayang banget bukan aku duluan yang nyicipin tubuh Ustadzah."
237Please respect copyright.PENANAh0TK36hfLi
Aku meringsut ke tepi ranjang sambil tetap mengenakan hijab putih, dan tubuh telanjang bulat. Pak David yang kesurupan setan itu lalu menanggalkan pakaiannya satu persatu dan telanjang dihadapanku dengan kontol berdiri tegak mengacung ke wajahku.
237Please respect copyright.PENANAckvA9lbjtI
"Ustadzah, sekarang kita sama-sama bugil, udah Ustadzah gak usah malu-malu lagi. Makin Ustadzah malu-malu, aku malah tambah nafsu," kata Pak David seraya menarik tanganku untuk mendekat ke arahnya.
237Please respect copyright.PENANAmkZXoGoY0X
Kini kontolnya tepat di depan wajahku, kontolnya itu berurat, panjang, dan lumayan besar untuk seukuran orang Indonesia. Bau menyengat dari kontol Pak David itu begitu jelas tercium di hidungku, kontol keras Pak David yang berdiri itu ia tampakkan ke wajahku seperti ingin menggodaku.
237Please respect copyright.PENANAgtAS1AvuUe
"Hahah. Aku selalu pengen ngelakuin ini, Ustadzah Farah. Nambar wajah cantikmu dengan kontolku, Hahaha."
237Please respect copyright.PENANA4j9szWvhKY
Aku merasa sangat terhina, kontol itu berulang kali menampar pipiku, dan pre-cumnya berceceran di sekujur wajahku. Setelah puas menamparku, Pak David memaksaku untuk menyepong kontolnya, tentu saja aku menolak namun Pak David malah memaksanya masuk hingga sampai ke kerongkonganku.
237Please respect copyright.PENANAmh7WNPaIAX
"Ughh... Hmmm..."
237Please respect copyright.PENANAzmGoIrmeqI
Aku mengap-mengap kesulitan bernapas, tapi Pak David malah memaju mundurkan kontol keras beruratnya itu keluar masuk mulutku seperti vagina. Ia mengecengram kepalaku yang terbungkus hijab putih tipis, dan mulai menggenjot mulutku dengan kasar.
237Please respect copyright.PENANAkTeWwWZ8dw
"Ahhh... Hmmm.... Mulutnya Ustadzah enak. Hmmm... Ahhh... Ustadzah aku croottt!"
237Please respect copyright.PENANA1lvkSdl9Cc
Dari dalam aku bisa merasakan kontolnya berkontraksi, dan kepala jamurnya yang lunak itu menyemprot pejunya yang pekat ke mulutku. Saat ia cabut kontolnya itu, aku langsung muntah-muntah, dan terbatuk dahak.
237Please respect copyright.PENANAN3oxyEk5rH
"Ya ampun Ustadzah, kok malah dimuntahin. Nakal banget ya Ustadzah ini, harus dihukum nih kalo gini," kata Pak David sambil mengambil sebuah tablet berisi pil yang ia simpan di bawah bantalnya.
237Please respect copyright.PENANAdSqplxWhi1
"Uhuk! Uhukk!"
237Please respect copyright.PENANAzlSLzd9Ec0
Aku masih muntah-muntah saat tiba-tiba, Pak David mencekokkan empat butir pil itu ke dalam mulutku. Aku berusaha memuntahkannya, tapi pak David langsung menutup mulut dan telingaku hingga aku terpaksa menelan pil misterius itu masuk.
237Please respect copyright.PENANAGJ53GfkQ6O
"Uhukk!"
237Please respect copyright.PENANAK8dFLelMFJ
Aku terbatuk berusaha memuntahkan pil mencurigakan itu, namun aku merasa ada yang aneh dengan diriku. Saat itu aku merasa tubuhku sangat panas, dan napasku menjadi tak beraturan. Pandanganku berputar-putar, rasanya seperti dunia berputar di sekitarku.
237Please respect copyright.PENANAH27HyWQQmE
"Ustadzah, sekarang kita mulai ya hukumannya...."
237Please respect copyright.PENANACw9FCW90GQ
Aku tak ingat apa saja yang terjadi setelah itu, rasanya benar-benar melelahkan. Namun aku tak bisa mengingat satu pun yang terjadi malam itu, dan paginya saat aku bangun—Pak David sudah pergi untuk mengajar di sekolah.
237Please respect copyright.PENANAntKJrujiLM
Saat aku bangun aku melihat sebuah catatan berisi ancaman yang memberitahuku kalau Pak David mereka semua percumbuan kami malam itu dengan HP-nya, dan memaksaku untuk tutup mulut atas perkosaan yang aku alami hari itu.
237Please respect copyright.PENANAfVnWgguHx8
Aku menangis sejadi-jadinya, aku tak bisa mengingat apa pun, namun yang pasti sudah jelas vaginaku telah terisi penuh oleh peju milik Pak David.
237Please respect copyright.PENANAOjUFOqQKF2
*****
237Please respect copyright.PENANAaczv5DGW99
Setelah bangun, aku langsung kabur dari tempat terkutuk itu, dan berjalan kaki menuju rumahku dengan memakai baju sekadarnya. Aku berusaha agar tak terlihat dengan berjalan sembunyi-sembunyi menghindari pandangan orang, dan setelah 30 menit aku berjalan akhirnya aku sampai di rumahku.
237Please respect copyright.PENANA2dCon6yKNV
"Di kunci, Ya Allah..." gumamku yang sudah lelah baik fisik maupun mental saat pintunya ternyata terkunci.
237Please respect copyright.PENANAEWnySsI8m8
"Jeff... Jefri... Jeff... Umi pulang Jeff..."
237Please respect copyright.PENANAQajf6U5wX5
Aku mengetuk berkali-kali namun tak ada jawaban, tak kehabisan akal—aku coba masuk lewat pintu belakang yang terhubung langsung dengan kamar mandi. Beruntung, rupanya Jefri lupa mengunci pintu yang satu ini hingga aku bisa bebas masuk ke dalam rumah, dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
237Please respect copyright.PENANAbYiC8wDV0M
TingTong!TingTong!
237Please respect copyright.PENANASWPk2WUB3j
Ketika aku tengah membasuh tubuhku tiba-tiba bel pintu dengan berbunyi, dan suara yang sangat familiar bagiku terdengar memanggil namaku.
237Please respect copyright.PENANAnuFmc1eR0U
"Rah! Farah! Abi pulang Farah! Buka dong!" seru suara serak dan lembut yang kupikir itu adalah suamiku.
237Please respect copyright.PENANAr3YYfB9NgG
Jantungku berdebar-debar, vaginaku masih terisi oleh sisa peju Pak David yang semalam terus mengisi ulang. Cepat-cepat kumasukkan jariku keluar-masuk untuk membersihkan peju haram itu dari diriku. Keringatku bercucuran, napasku memburu seiring cepatnya aku menusuk-nusuk vaginaku sendiri.
237Please respect copyright.PENANAm87KosJly0
Akhirnya setelah berusaha keras, aku pun muncrat hebat—bersama sisa peju Pak David yang tertinggal di vaginaku. Aku menghela napas lega saat cairanku keluar, namun sekarang aku malah merasa horny karena masturbasi yang kulakukan.
237Please respect copyright.PENANAgwBPVnCFLk
"Iya Bi!" seruku seraya cepat-cepat keluar dan berpakaian, dan tak lupa mengenakan hijabku.
237Please respect copyright.PENANAsjvejBXPVE
Saat aku membuka pintu sosok tua keriput dengan rambut beruban dan sorban di bahunya tersenyum padaku, kupersilahkan dia masuk, dan kubuatkan teh hangat untuknya dengan perasaan gugup—takut ketahuan atas dosa yang telah kulakukan.
237Please respect copyright.PENANANaXzacnHz3
"Jefri lagi tidur kah, Dek Farah?" tanya Kyai Subkhi seraya menyeruput teh panas yang aku suguhkan.
237Please respect copyright.PENANAFV9UzXgOxe
"Iya, Abi," jawabku singkat.
237Please respect copyright.PENANA5Pu5U5D5Lk
"Hmmm, kayaknya udah lama Abi gak mampir ke sini. Dek Farah keliatan tambah cantik saja," goda Kyai Subkhi.
237Please respect copyright.PENANAhsFM9CMaFp
"Ah, Abi bisa aja..."
237Please respect copyright.PENANAGjE51n7rNo
"Dek Farah...."
237Please respect copyright.PENANASdu8V4MWBQ
Tiba-tiba Kyai Subkhi merapatkan duduknya di sampingku, saat aku menoleh tangan tua keriputnya sudah berada di payudara kananku dan meremasnya dengan gemas.
237Please respect copyright.PENANAmUJ9PJv2EJ
"Ahh... Abi jangan... Masih siang...." ucapku sembari tersipu malu.
237Please respect copyright.PENANAV18QzoDNWN
"Abi kangen, susunya Dek Farah yang gede ini. Rasanya dah lama Abi gak ngentot, dan njepitin kontol Abi di sini," katanya sembari meremas payudaraku dengan gemas.
237Please respect copyright.PENANAAgtxQJkaRa
Biasanya mungkin aku akan langsung memberi lampu hijau pada Kyai Subkhi untuk meniduriku, namun kali ini aku berusaha menghindarinya agar bekas cupangan di dadaku tak diketahui olehnya.
237Please respect copyright.PENANAYXmgfSldVA
"Jangan ahh, Abi. Farah lagi dapet."
237Please respect copyright.PENANAz7JVejh2Sz
"Eh, kalau gitu ngentot doang gak papa Kan?"
237Please respect copyright.PENANA4BjP3lC7x8
"Jangan Abi...."
237Please respect copyright.PENANALiraVCmLO3
Kyai Subkhi memaksa membuka atasanku, aku berusaha menolak dengan halus dan perasaan deg-degan.
237Please respect copyright.PENANAeJ8a1D4yGu
"Kenapa Dek Farah? Kok malu-malu..."
237Please respect copyright.PENANAPzMLTIYDZQ
"Jangan sekarang Abi, Farah malu..."
237Please respect copyright.PENANAQEjVtuF19B
"Gak usah malu Dek Farah... Duh kalau gini kan Abi jadi tambah nafsu..."
237Please respect copyright.PENANAqbBJJecVN6
"Jangan..."
237Please respect copyright.PENANAxfX7kQpSuC
Ia menarik ke atas bajuku dan tangan keriputnya mulai menjepit tali kutangku bersiap untuk menariknya.
237Please respect copyright.PENANA3VXrhTPIQD