x
Aku terus merasa bersalah sejak hari itu, setiap aku ingin Sholat dan mengaji aku teringat perzinahanku dengan Gus Akira. Saat aku tidur, bayangan Gus Akira selalu muncul dalam setiap mimpiku—menghantuiku setiap saat.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxKVp9CMR2I
"Mi... Kok ngak dimakan? Umi sakit ya?" tanya Jefri melihatku yang melamun.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA03gQn2uOA
"Gak papa kok Jef, Umi sehat wal Afiat. Jefri gimana sekolahnya? Lancar?"
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmn3Ebf8Sho
"Em sebenarnya Jefri lagi bertengkar ama teman Jefri, Mi."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyYF1NTeppG
"Hah!? Bertengkar!? Kenapa?"
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJgPaw4mSF
"Dia ngehina Umi! Dia bilang Umi pelakor! Padahal kan enggak! Jadi Jefri pukul wajahnya ... Terus dia nangis, dan manggil Pak David."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw2DMCblLJT
"Eh!? Umi gak tau semua itu!? Kenapa kamu gak beritahu Umi sebelumnya!?"
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYGLADfCg1m
"Yah, habis Umi keliatannya kek lagi sakit. Jefri jadi gak tega."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVjjDtxyxIF
"Gak boleh gitu Jefri, kamu udah minta maaf ama dia? Kalian udah baikan?"
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTgXnznmV91
"Belum Umi, kami masih musuhan. Dan Jefri gak mau baikan ama dia sebelum dia minta maaf ama Umi!" tegas Jefri.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHgp5MZ9uaz
Kuelus rambut Jefri yang hitam bergelombang itu sambil tersenyum, "Makasih ya Jefri udah belain Umi. Tapi berantem itu gak baik, ntar Umi temenin kamu deh minta maaf ama temenmu itu."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT8uydLuc8P
"Kalo dia gak minta maaf duluan, Jefri gak mau minta maaf. Titik."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ye1USD324
Jefri merajuk, lalu bergegas pergi setelah menghabiskan makan malamnya meninggalkanku yang khawatir padanya.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFxvbC18pO
*****
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ08dzmiwTo
Keesokan harinya, aku bertemu pak David untuk membahas tentang perkelahian Jefri. Pak Jefri pun menjelaskan, kalau sekarang teman Jefri itu sangat takut padanya hingga gak mau berangkat sekolah lagi.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3R4dnY4twK
"Beneran, Bu Farah. Anton gak mau sekolah lagi, katanya takut ama Jefri," jelas Pak David.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd432r4fQu5
"Astaghfirullah hal azim, begitu ya, Pak. Makasih udah ngasih tau, oh iya Pak, punya alamatnya si Anton gak? Saya mau minta maaf secara pribadi ama dia."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsVqnzGsi6E
"Ada Bu Farah, tapi sebaiknya Bu Farah jangan pergi ke sana sendirian. Bapaknya Jefri itu anggota ormas yang sering malakin pedagang di pasar. Takutnya terjadi sesuatu yang gak diinginkan kalau Bu Farah pergi sendiri, kalau mau bisa saya temenin Bu Farah."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08jRVpFQbo
Aku mengangguk setuju, lalu kami pun janjian untuk menemui Anton di rumahnya setelah sekolah selesai. Kuajak Jefri ikut bersamaku untuk minta maaf, dan kuikuti Pak David dari belakang menaiki PCX putihku.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOsofBc4EuD
Rumah Anton terletak di belakang pasar, jalannya berbatu dan berlubang hingga membuatku harus berhati-hati mengendarai PCX-ku. Setelah sampai terlihat Anton tengah membantu Ibunya memotong kain mori untuk bahan pakaian batik.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡctsQh3hhUW
Saat kami tiba, Anton langsung panik dan bersembunyi di belakang Ibunya yang lumayan cantik dengan rambut pendek sebahu dan sebuah tato di lehernya.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjSuols1Mvq
"Eh, pak Guru. Ada perlu apa kemari?" tanya Ibu Anton.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUQbwmgUix3
"Ini, jadi sebenarnya...."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgnQX1ljicU
Pak David pun menjelaskan alasan kami bertiga datang kemari, dan melihat ketulusan kami—Ibu Anton pun membujuk Anton untuk lebih dulu minta maaf padaku.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6w9vQ7Wipp
"Ma-maad Tante... Ucapanku ku... Kurang ajar," kata Anton sembari menunduk tak berani menatap wajahnya.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFIdMDlYno
"Gak pada, Ton. Jadikan ini pelajaran ya..." balasku sambil tersenyum ramah.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjDTn3eonfi
Anton mendongak, dan wajahnya langsung memerah tersipu melihatku. Aku mengernyit sebentar, saat kulihat Anton mulai celingak-celinguk merasa nyaman saat ada di sampingku.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡivEBlGW9nu
"Kenapa Ton, kok kayak orang bingung?"
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡghbB0Gvgh2
"Gak papa, Tante. Gak papa, kok," jawab Anton sembari menunduk, dan sedikit melirik ke arah dua payudara besarku yang tertutup oleh hijab coklat.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYSDePjV2Ia
Aku tersenyum simpul, yah namanya juga laki-laki wajarlah dia punya ketertarikan pada asetku yang besar dan sangat kubanggakan ini.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbuwWRMe8gO
"Nah, Jefri. Ayo sekarang minta maaf ... Antonnya kan udah minta maaf," kataku pada Jefri yang memalingkan pandangannya dari Anton.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIAo61313z
"Iya, Mi."
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBT2lLcF0Ms
Jefri menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Anton secara terpaksa, Anton menyambut tangan Jefri, dan mulai meminta maaf padanya.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHNCXrnA7s
"Maafin aku Jefri, Ibumu itu cantik banget, mana mungkin dia pelakor," kata Anton polos.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4CXeOWkZDR
Jujur saja mendengar kata itu keluar dari seorang bocah, aku rada kesal. Untung Jefri menerima permintaan maaf Anton, dan mereka pun kini telah berbaikan.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQtOEq6aGO
Saat kupikir semua sudah selesai, sebuah tangan kasar tiba-tiba meremas pantatku dari belakang. Aku reflek beranjak dan menampar pemilik tangan itu dengan sigap, dan mulai memasang wajah garang.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFQ0Eu3Acp
"APAAN SIH!? KOK PEGANG-PEGANG!" seruku marah.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVpjP9TCDdu
"Bapak!"
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxi4VYMsHH
Anton tiba-tiba memanggil pria kurang ajar itu dengan sebutan Bapak, kulihat perawakan pria itu yang acak-acakan dengan tato di tangan kanan dan kirinya. Matanya sayu, dan bau alkohol tercium dari mulutnya yang bergigi maju.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOsf4k99zd
"Ahh! Maaf! Maafin Suami saya Bu Farah! Maaf," kata Ibu Anton yang dengan sigap menyeret suaminya menjauh.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡARnKrMWgvc
"Siapa tu, Nduk! Bening bener! Temenmu?" kata Ayah Anton sambil cegukan dengan wajah memerah karena mabuk.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8lNyF7kiqW
"Bukan siapa-siapa, Anton bawa Bapak kamu masuk!"
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEMuaBtHSMy
Dengan sigap, Anton pun membawa Bapaknya masuk ke rumahnya, sambil merasa tak enak padaku, dan Jefri. Setelah masuk, Anton langsung menutup pintu seakan tak ingin Bapaknya keluar lagi.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ22rOsVZCwv
"Maafin Suami saya ya Bu Farah, dia emang gitu. Kalo mabuk sering kurang ajar," kata Ibu Anton dengan raut sedih.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdobVUxrPZf
Aku benar-benar kesal pada laki-laki itu, namun untuk menghormati Ibunya Anton aku menahan emosiku, dan meminta pamit padanya, sambil menitip salam pada Anton.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRf7tycrL5N
Setelah kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing, sebelum berpisah Pak David meminta maaf padaku karena hal tak terduga itu sebelum kami berpisah. Setelah pulang, aku langsung mandi dan bersiap berangkat untuk mengajar di TPQ dengan perasaan dongkol pada Bapaknya Anton.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFig6cCYDbE
"Pria kurang ajar itu! Berani banget dia ngeremas pantatku!" umpatku sambil berkendara menuju TPQ tempat aku mengajar.
12912Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFXzxI1Yve4
Tanpa aku tahu, tindakanku hari itu akan membuatku menyesal sepanjang hidupku. Bapaknya Anton, Bagas itu ternyata lebih berbahaya dari yang aku duga, tanpa aku sadari ... Dia diam-diam menguntitku sejak saat itu, dan mulai mengumpulkan informasi tentangku untuk memulai rencana jahatnya.
