
Rasa frustasiku semakin hari semakin menjadi hingga membuatku berfantasi liar tentang orang-orang di sekitarku. Saat siang aku seorang ibu rumah tangga biasa yang sibuk, dengan anakku yang masih SD aku harus tiap hari menjemput dan mengantarnya ke sekolah tepat waktu. Aku kenal baik dengan Pak David, wali kelas anakku yang usianya sepantaran denganku, dan beberapa wali murid yang sekelas dengan anakku.
9247Please respect copyright.PENANAqKFPooyBSO
Saat aku terlambat menjemput Jefri, Pak David selalu menjaganya sampai aku datang menjemputnya. Pak David ini orangnya masih muda, dan kudengar juga ia masih menyambi kuliah S2, dan mengojek online untuk menambal gajinya yang kecil sebagai seorang guru.
9247Please respect copyright.PENANAHfNoJPiRvP
"Ah, Bu Farah dateng tuh," ucap Pak David pada Jefri yang terlihat asik bermain dengan kertas gambar dan krayon di tangannya.
9247Please respect copyright.PENANAfS5CgMUDeO
"Maaf Pak David, jadi ngerepotin," kataku buru-buru dengan gamis hitam tetutup dan hijab krem yang kusut menghampiri mereka berdua.
9247Please respect copyright.PENANAT6XWvQWkSD
"Gak papa, Bu Farah. Oh iya, Bu Farah ngajar gak sore nanti? Kalo Bu Farah ngajar aku pesen ya ... Tumpukan di ruang kelas itu jangan diberantakin—itu karya anak-anak soalnya."
9247Please respect copyright.PENANAGvhXw5N7bH
"Ah, siap Pak David. Dan makasih ya, dah jaga Jefri."
9247Please respect copyright.PENANA1ogLj28ZPY
"Sama-sama, Bu Farah."
9247Please respect copyright.PENANAxGr0BpdmgH
Pak David tersenyum penuh makna sambil sesekali mencuri pandang ke arah payudara besarku yang tercetak dibalik gamisku. Di bawah aku bisa melihat gundukan yang tercetak dibalik celana kerja hitamnya yang kumal karena memandangi tubuhku.
9247Please respect copyright.PENANAhM3cMc4epq
"Jefri, lagi gambar apa, Nak?" tanyaku pada Jefri.
9247Please respect copyright.PENANAVpxMpsJHSf
"Ini Jefri, Abi, dan Umi! Kita lagi ke kebun binatang!" kata Jefri sambil menunjuk coretan abstrak gambar anak-anak padaku.
9247Please respect copyright.PENANAfj1v0mFtj4
Aku tersenyum simpul melihat gambar Jefri yang mengingatkanku pada kenangan liburan kita satu tahun lalu. Saat itu ulang tahun Jefri, dan Kyai Subkhi mengajak kami berdua ke kebun binatang untuk merayakannya.
9247Please respect copyright.PENANABaWOefRd0j
Hal itu tergambar jelas di kepalaku, karena saat Jefri kelelahan dan tertidur di mobil ... Aku memberikan Kyai Subkhi sebuah sepongan sepanjang perjalanan kami pulang. Sambil disepong olehku, Kyai Subkhi menyetir mobil melewati tol dan jalanan yang ramai—untung saja mobil kami saat itu dilapisi kaca film tebal yang membuat orang luar tak bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Sambil mengelus rambutku dibalik hijab, dan meremasi payudaraku Kyai Subkhi menyanyikan sholawatan agar fokusnya dalam berkendara tak hilang.
9247Please respect copyright.PENANA86V28cAApw
Kuelus kepala Jefri, lalu menyuruhnya membereskan peralatan untuk pulang. Setelah berterimakasih sekali lagi pada Pak David, aku dan Jefri pulang ke rumah sambil menaiki PCX putih yang Kyai Subkhi belikan untukku sebagai hadiah ulang tahunku 3 tahun lalu.
9247Please respect copyright.PENANAKNKiDQo0np
*****
9247Please respect copyright.PENANAoOCznGPUFn
Uang bulanan dari Kyai Subkhi memang banyak, namun aku tak mau bergantung pada uang pemberian suamiku itu, dan memilih untuk bekerja paruh waktu sebagai seorang ustadzah di sebuah TPQ yang dikelola di bawah yayasan milik suamiku.
9247Please respect copyright.PENANA5vWo6KFv1m
Saat mengajar aku selalu mengenakan hijab dengan atasan ketat berwarna hitam dan rok pensil hijau yang mencetak bokongku yang semok. Tak heran seringkali guru-guru lain curi pandang melihat tubuhku yang tercetak jelas dari cara berpakaianku, namun tak ada seorang pun yang berani menegurku di sana—karena aku istri Kyai Subkhi.
9247Please respect copyright.PENANAyGuC2wSLw7
Aku mengajar anak-anak membaca Alquran dan menerjemahkannya dalam bahasa Jawa, sesekali aku juga mengajar anak-anak yang baru belajar membaca tulisan arab, dan memberikan mereka pekerjaan rumah untuk dikerjakan.
9247Please respect copyright.PENANA834fqEemhR
Anakku Jefri juga bersekolah sore di sana, setelah selesai mengajar biasanya aku menjemputnya di ruang kelasnya, lalu pulangnya mampir ke rocket chiken untuk makan malam.
9247Please respect copyright.PENANAScJGAeoUZl
"Umi! Jefri hari ini gak mau ayam lagi! Jefri maunya burger!" rengek Jefri padaku.
9247Please respect copyright.PENANAu86Hn6pFmR
"Ya udah Jefri, kita ke MCD, tapi abisin ya... Jangan kayak kemarin kamu pesen banyak banget yang dimakan dikit doang," peringatku pada Jefri.
9247Please respect copyright.PENANAIWuCkc2w9w
Kuboncengkan Jefri ke atas PCX putih yang aku bawa, namun belum sempat montor besar itu berjalan kendaraan itu terasa lebih berat dari sebelumnya. Setelah kucek ternyata ban-nya bocor, aku pun kebingungan harus berbuat apa—sampai Gus Akira tiba.
9247Please respect copyright.PENANA2D9ih5LU2d
"Ada apa Budhe? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Gus Akirs.
9247Please respect copyright.PENANAvvN4wOKhTJ
"Ini Ra, ban-nya bocor."
9247Please respect copyright.PENANAWayldldarB
"Oh bocor toh, tenang aja Budhe ... Akira bawa ke bengkel sekarang. Budhe ama Jefri nunggu di sini sebentar ya."
9247Please respect copyright.PENANA9HweshDyuL
Akhirnya Gus Akira pun membawa montorku yang bocor pergi dengan menuntunnya, dari jauh aku melihat punggung Gus Akira anak Nyai Hanifa dan Kyai Subkhi itu yang perawakannya mirip sekali dengan bapaknya.
9247Please respect copyright.PENANASOKmVSyiQt
Lama aku tunggu, Gus Akira kembali dengan membonceng seorang bapak-bapak bermontor Supra. Tampaknya Gus Akira membawa montorku itu ke bengkel langganannya, dan bapak-bapak bermontor Supra itu adalah mekaniknya.
9247Please respect copyright.PENANAjfdHuRuZMu
"Makasih Pak Asep, nih tambahan duit buat, Bapak," kata Gus Akira sambil menyelipkan lembaran uang 50 ribu ke kantong mekanik itu.
9247Please respect copyright.PENANA3BgnB2odSD
"Wih, makasih banget nih Gus. Itu siapa tu Gus, cantik bener ... Apa itu istrinya Gus?" tanya Pak Asep yang melototiku dari jauh.
9247Please respect copyright.PENANAvMVFWdIHa1
"Eissh, jangan sembarang! Dia itu Budheku. Udah bapak pergi aja sekarang!"
9247Please respect copyright.PENANAIie0yquy4o
"Hehehe, maaf Gus. Makasih ya duit tambahannya."
9247Please respect copyright.PENANArNEN5n04kv
Setelah Pak Asep pergi, Gus Akira menawari mengantar kami berdua pulang. Jefri langsung setuju dan sangat antusias karena Gus Akira yang sudah ia anggap sebagai kakak itu mengajaknya ke mall setelah makan malam.
9247Please respect copyright.PENANA1kgvNfA3rX
Akhirnya kami bertiga pun pergi dengan menaiki mobil Gus Akira, sepanjang perjalanan Gus Akira terus menanyaiku tentang pekerjaan dan kehidupan kecilku bersama Jefri. Gus Akira orangnya enak diajak bicara, sampai-sampai kami tak sadar kalau sudah sampai di depan MCD.
9247Please respect copyright.PENANAI1V4zKAcY1
"Yee! Burrgeerr!" seru Jefri yang langsung turun dari mobil untuk memesan makanan pada kasir.
9247Please respect copyright.PENANAsk46Q2WZ67
"Jefri! Jangan lari!" hardikku.
9247Please respect copyright.PENANAPyhENvrPbu
Tapi Jefri tak mendengar, akhirnya aku pun ikut turun untuk menyusulnya diikuti Gus Akira di belakang.
9247Please respect copyright.PENANAwhEQpE4wtc
"Maafin Bapak ya, Budhe. Bapak itu padahal udah punya istri secantik Budhe dan Ibu masih aja ketarik ama wanita lain," kata Gus Akira yang terlihat kecewa dengan kelakuan Kyai Subkhi.
9247Please respect copyright.PENANAphgmEXzX6k
"Iya, Ra. Budhe udah maafin kok, Budhe ikhlas. Lagian yang dah terjadi ya udah terjadi, Budhe sekarang cuma mau fokus besarin Jefri, Ra.
9247Please respect copyright.PENANAjhPLY96FzG
Gus Akira tersenyum kecut, aku berjalan mendahuluinya untuk menyusul Jefri. Tanpa aku sadari dari belakang mata Gus Akira tengah fokus menatap guncangan pantatku dari rok pensil hijau ketat yang aku pakai.
9247Please respect copyright.PENANAimHu8Y2jfP