HARUKA POV
79Please respect copyright.PENANAdOs4oy5dfE
Menjijikan!
Mungkin itu kata yang pantas Aku sematkan pada adegan demi adegan yang dilakukan oleh Hithomi dan Rama. Jika saja Aku tidak terikat di kursi ini mungkin Aku sudah meninggalkan mereka berdua. Ya, Aku seperti dipaksa menonton persetubuhan mereka berdua. Awalnya Aku mengira Rama akan melakukan perlawanan sekuat mungkin terhadap aksi yang dilakukan Hithomi pada tubuhnya.
Tapi ternyata dugaanku keliru, pria yang telah mengambil keperawananku itu justru menikmatinya. Brengsek! Keduanya semakin larut dalam percumbuan, dengan posisi saling berbalik layaknya bentuk angka 69 keduanya tampak asyik dengan jilatan masing-masing. Hithomi menghisap penis besar Rama, dan sebaliknya Rama menjilati vagina Hithomi.
Erangan dan desahan dari mulut keduanya membuatku semakin jengah, apalagi saat melihat ekspresi wajah Hithomi yang keenakan seakan-akan mengejek keberadaanku di dalam kamar ini. Jika saja Aku punya daya mungkin wanita brengsek ini akan segera Aku bunuh.
"Aaaaacchhhh....!!!!"
Rama mengerang kencang, dengan sigap Hithomi segera turun dari atas tubuh Rama. Wanita brengsek itu kemudian kembali mengocok penis Rama, sementara lidahnya menjilati puting kiri Rama. Aku melihat ekspresi keenakan dari wajah Rama, pria itu terus menerus mengerang seolah menahan sesuatu yang ingin segera dia keluarkan dari dalam tubuhnya.
Dan benar saja, beberapa saat kemudian Rama berteriak kencang, suaranya serak dan seperti tercekat. Hithomi mengarahkan wajahnya tepat di atas lubang kencing Rama, wanita itu seperti bersiap menerima semprotan dari dalam batang penis Rama.
"AAAARRGGHHHTTT!!! FUCK!!!"
Seketika wajah mulus Hithomi basah akibat semprotan sperma Rama, sperma yang cukup banyak dan kental. Bahkan beberapa sperma mengarah ke rambut Hithomi. Seperti masih ingin sesuatu yang lebih, Hithomi kembali menghisap penis Rama sambil terus mengocoknya.
Rama kembali mengerang, dada bidangnya terlihat jelas di mataku bergerak cepat naik turun menandakan detak jantung dan nafasnya bekerja secara cepat. Aku benar-benar muak melihat ini semua, tapi entah darimana datangnya rasa ini, libidoku sepertinya mulai terpancing. Adegan porn live yang tengah Aku saksikan saat ini lambat laun mulai memicu gairahku sendiri. Entah ada apa dengan ini semua, rasa benciku seperti sudah mulai bercampur dengan birahiku.
79Please respect copyright.PENANA5h3TsQXfuc
***
79Please respect copyright.PENANAksj3stomUv
"Kau sudah terangsang cantik? Hmmm...?"
Hithomi berjalan mendekati tubuh Haruka yang masih terikat di atas kursi. Haruka hanya terdiam, matanya menatap tajam wanita yang telah membunuh Ibunya itu, seperti ada kebencian yang ingin segera dia tumpahkan detik ini juga.
PLAAAKK!!!
Kembali, pipi mulus Haruka harus kembali menerima tamparan keras dari tangan Hithomi.
"Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak bersikap kurang ajar terhadapku !" Kata Hithomi geram sambil mencengkram leher Haruka.
"Lepaskkan dia Hithomi!" teriak Rama dari atas tempat tidur, meskipun sebenarnya teriakannya tidak berdampak apa-apa terhadap sikap Hithomi.
"Baiklah, Aku akan membuatmu senang kali ini Haruka."
Hithomi beranjak dari tempatnya, wanita cantik itu kemudian berjalan mendekati pintu, dia seperti memberi tanda atau mungkin perintah pada seseorang di luar kamar. Beberapa saat kemudian dua orang pria Jepang yang tadi menyeret tubuh Haruka masuk ke dalam kamar mengikuti langkah hithomi.
"Hmmmm... aku harap setelah ini Kau akan berterima kasih padaku Haruka." Ucap Hithomi dengan ekspresi dingin.
"Apa yang akan Kau lakukan?!"
Tanya Haruka panik, dia menyadari jika Hithomi pasti memiliki rencana buruk pada dirinya. Belum sempat mendapat jawaban dari pertanyaannya, tiba-tiba dua pria Jepang yang baru saja masuk ke dalam kamar mendekati tubuh Haruka.
Seperti sudah direncanakan sebelumnya, dua pria tersebut dengan lihai mulai menggerayangi tubuh kekasih Rama itu. Haruka sontak saja kaget mendapat perlakuan seperti itu, dia berusaha sekuat tenaga menyingkirkan tangan para pria yang tidak dikenalnya itu dari tubuhnya.
"Hentikan!!! Tolong hentikan!!!! Hithomi hentikan semua ini!!" Teriak Rama, matanya menatap nanar tubuh orang yang dicintainya dijamah secara brutal oleh lelaki lain.
"Hahahahahahahaha!!! Kau harus adil Rama, bukankah Kau tadi sudah bersenang-senang denganku ? sekarang giliran Haruka yang mendapat kesenangan, Kau harus melihat itu ! Hahahahahahah..." Kata Hithomi santai sebelum menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya perlahan.
"Brengsek Kau Hithomi!!! Lepaskan Aku bajingan!!! Lepaskan!!!!" Kata Haruka sambil terus memberontak menghindari "gerilya" tangan-tangan kasar anak buah Hithomi.
Hithomi tidak menanggapi teriakan Haruka, dia hanya duduk santai di atas ranjang tempat dimana Rama terikat sambil menghisap batang rokok yang dipegangnya. Rama hanya bisa menatap nanar pemandangan di depannya, saat tubuh wanita yang sangat dicintainya sedang dijamah dua pria asing.
Mulutnya seolah terkunci, apalagi saat kemeja yang dikenakan oleh Haruka mulai dilepas oleh salah satu anak buah Hithomi, darah Rama seperti mendidih melihat tangan orang-orang itu mulai meremas dua buah gundukan kenyal payudara Haruka dengan beringas.
"Kau hanya perlu melihat pertunjukan ini Rama. Jangan terlalu Kau ambil hati, bukankah Kau juga telah meniduri banyak wanita? Hmmmm? So, kali ini giliranmu melihat Haruka dilayani oleh lebih dari satu pria." Ucap Hithomi dingin.
Rama tidak mengira jika Hithomi akan melakukan hal ini pada dirinya dan Haruka, pria tampan itu hanya terdiam seribu bahasa sambil terus menyaksikan pakaian Haruka mulai dilucuti secara satu persatu oleh anak buah Hithomi.
"Bajingan!!! Lepaskan Aku!!!!" Teriak Haruka saat seorang anak buah Hihomi memaksa melorotka celana dalamnya.
"Diam!!! Jika Kau ingin ini semua berakhir dengan cepat!! " Bentak satu pria lain yang berdiri tepat di belakang kursi tempat dimana Haruka terikat.
"Wow!!! Dia sudah basah ternyata!!" Pekik pria Jepang yang berada di bawah tubuh Haruka saat berhasil melepaskan celana dalam wanita cantik itu.
"Benarkah? Hiro cepat kerjai nona cantik ini!! Hahahaha, ternyata Kau mudah sekali terangsang!! Hahahaha!!"
"Hmmmm...Aromanya begitu menggoda!!! Hahahaha!!" Hiro memaksa Haruka membuka kedua pahanya dengan paksa, detik berikutnya liang senggama Haruka terlihat lebih jelas di hadapan Hiro
Haruka sudah tidak melakukan pemberontakan lagi, dia seperti pasrah menerima perlakuan memalukan dari anak buah Hithomi. Air matanya perlahan menetes tatkala jari Hiro mulai merogoh liang kewanitaannya, memainkan kelentitnya dengan kasar. Sementara pria Jepang yang berdiri di belakangnya mulai memilin-milin kedua putingnya. Haruka hanya bisa memejamkan mata, berharap "siksaan" ini akan segera berakhir.
79Please respect copyright.PENANA9gf9rBVkjc
***
79Please respect copyright.PENANAc1qrEpXo68
"Iwao sudah tidak bisa diharapkan lagi memimpin klan kita!" Kata Kubo dihadapan empat Yakuza lain yang duduk melingkarinya.
"Tapi kita tidak bisa bertindak tanpa perintah dari Bos Iwao. Itu sama saja melanggar sumpah kita sebagai seorang Yakuza." Ucap salah seorang Yakuza bertubuh tinggi besar.
"Apa yang kalian harapkan dari seorang pemimpin yang hati dan pikirannya sudah tidak rasional lagi? Dia dengan mudah menyerahkan lahan bisnis kita pada Hithomi! Apa kalian masih waras akan terus mengikuti pemimpin yang mematikan mata pencaharian kita?! Hah?!" Kubo terlihat berapai-api menyampaikan argumennya. Beberapa Yakuza tampak mengangguk-anggukan kepala tanda menyetujui apa yang baru saja disampaikan oleh Kubo.
"Lalu apa rencanamu Kubo?"
"Kita harus bergerak saat ini juga untuk membunuh Hithomi!" Ucap Kubo penuh keyakinan.
"Lalu bagaimana dengan Nona Haruka?"
"Kita tanggung semua resiko untuk menyelamatkan klan kita." Jawab Kubo dengan ekspresi dingin.
"Apa maksudmu?" Tanya salah seorang Yakuza dengan mimik muka heran.
"Lebih baik mengorbankan satu nyawa untuk menyelamatkan ratusan kepala."
"Lalu Bos Iwao?"
"Serahkan masalah itu kepadaku. Yang penting kita harus bergerak saat ini..."
BRAAAAKKK!!!!
"Apa-apaan ini?! Hah?!!"
Tiba-tiba Iwao datang sambil mendobrak pintu, dari raut wajahnya terpancar jelas ekspresi kemarahan. Kubo dan empat Yakuza lain terlihat begitu terkejut mendapati Iwao tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.
"Kubo!! Kau ingin menghianatiku?! Hah?!" Hardik Iwao penuh kemarahan.
"Deng...Dengar dulu penjelasanku.." Kata Kubo terbata-bata.
"Asal kalian tau, Aku masih menjadi pemimpin klan Yoshinawa! Tidak ada satu orangpun di klan ini yang berhak melakukan sesuatu tanpa perintahku!"
"Jika kalian tidak suka dengan aturan ini silahkan keluar dari klan Yoshinawa!! Termasuk Kau Kubo!!" Kubo dan para Yakuza hanya duduk terdiam sambil tertunduk lesu. Baru kali ini mereka melihat Iwao, Bos besar mereka, begitu emosional.
"Maafkan Aku Iwao...Aku hanya tidak rela melihat klan kita hancur oleh ulah Hithomi." Kata Kubo lirih.
"Cukup!! Aku tidak mau mendengar apapun lagi dari mulutmu! Lebih baik Kau sekarang kembali ke Jepang! Aku tidak membutuhkanmu lagi disini!" Kata Iwao tegas.
"Ta..Tapi Iwao.."
"Aku bilang cukup Kubo! Apa perlu Aku tumpahkan darahmu saat ini juga hanya untuk menutup mulutmu?! Hah?!!" Kubo terdiam tak berani menjawab, dia tau betul jika apa yang diucapkan oleh Iwao barusan adalah hal yang serius.
"Kalian berempat ikut Aku! Kita menemui Hithomi sekarang!" Perintah Iwao pada keempat Yakuza anak buahnya.
"Baik Bos!" Jawab mereka serempak kemudian mengekor langkah Iwao meninggalkan Kubo sendirian di dalam ruangan.
ns216.73.216.238da2