x
Sudah beberapa hari berlalu sejak kepulangan Rania. Rumah besar disebuah perkebunan itu kini kembali dipenuhi tawa tiga sepupu yang tak terpisahkan. Pagi hingga malam, ruang keluarga tak pernah sepi dari canda mereka.
Tapi di balik kehangatan itu, ada sesuatu yang menggelitik pikiran Nada.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡumgjZagWa3
"Semakin hari, kok mereka berdua raut wajahnya terlihat lelah ya? Padahal kita kan gak pernah jarang ngobrol sampai begadang..." batin Nada suatu pagi, sambil mengamati lingkaran hitam samar di bawah mata Dania dan Rania.
Rasa penasaran itu terus menggerogoti, membuat indra pendengarannya semakin tajam.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡShFGqTRuU5
Akhir-akhir ini, Nada sering terbangun oleh suara langkah kaki ringan di depan kamarnya di tengah malam.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUykZgzeRTp
Tap... tap...
Suara itu kadang berhenti tiba-tiba, membuatnya bingung. "Mungkin salah satu dari mereka haus dan turun ke dapur," pikir Nada.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZfMuPHTWa
Tapi semakin hari Nada sering sekali mendengar suara langkah kaki yang keluar dari salah satu kamar malah kadang seperti bergantian.. “Untuk apa keluar kamar malam ya?” batin Nada.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ydSgVYJyA
Malam berikutnya, Nada sengaja terjaga. Matanya menatap langit-langit kamar sambil menunggu.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK34rCmV2oC
Tap... tap...
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMneuLH1yTN
Lagi! Suara itu muncul sekitar jam 2 pagi. Nada menahan napas, berharap bisa mendengar lebih jelas. Tapi seperti sebelumnya, suara itu menghilang begitu saja.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK7FG3W6THf
"Ughhh tidur aja deh besok aku tanya mereka ajaaaaa!!..." batin Nada kesal, memutar badan dan memeluk gulingnya erat.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOQxm0sRzV
***
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKsjpgvC69t
Keesokan Harinya
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1AWvWunkYA
"Kak Dania, Rania, kalian sering denger gak sih suara langkah kaki malem-malem?" tanya Nada sambil mengaduk nasi goreng di piringnya.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOME2bAFZcO
Uhuk.. uhukk
Dania dan Rania tersedak bersamaan.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn6klibV3fU
"Hah? Suara kaki?" Tanya Dania, matanya berkedip cepat.
"Ngg..ngghhhh jangan bikin takut ah Nada!" Rania menambahkan dengan suara sedikit lebih tinggi dari biasanya.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIQOopW26H
Nada mengerutkan kening. Reaksi mereka aneh. "Iya.. kadang aku terbangun denger suara langkah kaki. Aku pikir salah satu dari kalian. Tapi kok aneh ya? Sekali aku dengar, suaranya hilang begitu saja..."
Dania bermain-main dengan sendoknya. "Hah... itu.. beneran orang kan?"
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGLc9Ejitvc
"Ya mana aku tahu kak! Aku gak berani keluar lihat. Kalau ternyata maling trus aku diperkosa gimana?" balas Nada dengan mata melotok.
Rania menggigil. "Ughh serem juga ya kalau gitu... ah kamu mah bikin aku takut aja Nada!"
"Apa kita minta tolong Mang Joko atau Mang Yono untuk jaga rumah?" usul Nada.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡblX4eBYTgR
Hemmm...
Dania dan Rania terdiam, saling melirik dengan ekspresi aneh.
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7kTDOXPuGm
55Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsjwo16RvV0
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.197da2
