
Flashback Kepulangan Rania.
109Please respect copyright.PENANAX4eB3c24mR
Jam 3 pagi. Aku berdiri di depan gerbang rumah yang sudah setahun kutinggalkan.
109Please respect copyright.PENANAVIiLnVvqTZ
“Rasanya seperti sudah sangat lama…”
Udara sejuk nan dingin langsung menyambutku. Aroma rumput basah dan dedaunan yang khas. Rumah besar bergaya kolonial ini terlihat lebih megah di bawah cahaya bulan. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debar jantungku.
109Please respect copyright.PENANALDpEVRt0Gx
Pelan-pelan aku melangkah menyusuri jalan setapak. Setiap langkah seperti membangkitkan kenangan. Aku melirik ke kanan-kiri, berharap ketemu orang yang kukenal - mungkin pekerja kebun yang sedang ronda malam kalau lewat.
“Kalau ketemu aku, pasti mereka bakal kaget setengah mati.” Tapi sepi. Hanya suara jangkrik dan sesekali lolongan anjing jauh.
109Please respect copyright.PENANADgTHrvRNJi
Sedikit sedih sih. Aku tahu Ayah nggak ada di rumah. Dia telfon pas aku di bandara, bilang ada urusan bisnis penting di luar kota.
109Please respect copyright.PENANAi81osvJrG8
"Nanti yang jemput Mang Joko ya Nak."
"Nggak usah, Yah. Aku mau nyelinap pulang. Pengin lihat ekspresi kakak-kakakku."
Aku tersenyum sendiri ingat percakapan tadi. Cuma Ayah yang tahu aku pulang hari ini. Sengaja aku sembunyi-sembunyi biar bisa bikin kejutan buat Kak Dania dan Nada.
109Please respect copyright.PENANApAlE5leHKg
Rumah ini sekarang cuma ditempati mereka berdua. Sejak orang tua cerai waktu kami masih kecil, kami bertiga jadi sangat dekat. Aku nggak pernah mau tahu alasan pastinya mereka berpisah. Dengar-dengar sih sama-sama selingkuh. Tapi urusan mereka lah.
109Please respect copyright.PENANA8yFcipBiL8
Ting!
Hape di saku bergetar. Aku meraihnya pelan-pelan. Begitu lihat layar, napasku langsung tersendat.
109Please respect copyright.PENANAipizgcqDHd
Dia.
Satu-satunya orang yang paling kutunggu.
109Please respect copyright.PENANA6rX60m6YZ4
Nama yang selalu ada di kepalaku sejak pesawat lepas landas dari London, jari-jariku gemetar membuka pesannya:
109Please respect copyright.PENANAN7S52AiQOI
"Sampe rumah belum?"
Aku tersipuh. Kebetulan banget dia ngechat pas aku lagi mikirin dia. Atau... mungkin dia bisa merasakan aku udah dekat?
109Please respect copyright.PENANAvQbkNRyuIb
Dengan langkah lebih cepat, aku bergegas menuju teras depan. Aku membuka pintu dengan kunci yang ku punya, ku buka pelan-pelan, berusaha tidak membuat suara.
Rumah gelap dan sunyi, juga aroma yang familiar.
109Please respect copyright.PENANAINGh45QxJP
“Home.” Ucapku pelan.
109Please respect copyright.PENANAeG0NmMVOjX
“Non ini barangnya mau saya antar sampai kamar?” tanya Pak Joko.
“Gak usah Mang, taro sini aja.” Aku menunjuk kearah sudut bawah tangga.
109Please respect copyright.PENANAGCiBTRBCoi
“Mang, kalau misalkan nanti mamang papasan sama kak Dania pas jam nya dia olahraga, jangan bilang-bilang aku udah pulang ya. Biar jadi Rahasia..”
Aku masih mengingat jadwal rutin kakak ku itu, biasanya jam 5 pagi sudah bersiap-siap olahraga, meskipun…
109Please respect copyright.PENANAZ9331dUoLG
Tapi pikiranku langsung melayang ke kamar di lantai dua. Rasanya ingin segera rebahan dan menunggu matahari lebih tinggi.
Karena ada seseorang yang sedang tidak tidur pulas, menungguku(?)
109Please respect copyright.PENANAVdTe6P1bqH
Aku menghela napas.
“Aku kangen kamu…”
109Please respect copyright.PENANA115WkUHAOc
109Please respect copyright.PENANAKKOPZlHtbS
109Please respect copyright.PENANAO6o8WruSDB
109Please respect copyright.PENANAWcZqF1LiAi
Nb: Ini akan jadi part terakhir yang akan di share.
ns3.148.170.88da2