Author: Ihsan Iskandar
577Please respect copyright.PENANAnbsGHEQgyC
"SUDUT PANDANG KEDUA"
577Please respect copyright.PENANAtl5HwxO7Gc
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
577Please respect copyright.PENANAvqRlvSD2vr
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
577Please respect copyright.PENANAmmh1gDgidY
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
577Please respect copyright.PENANA2Fda7JnmOo
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
577Please respect copyright.PENANAO4ltOmsnzF
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
577Please respect copyright.PENANAKJgcvFiIa8
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
577Please respect copyright.PENANAyxOtcEhc98
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
577Please respect copyright.PENANAVJqGhEWPhl
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
577Please respect copyright.PENANA1yHrQnedkb
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
577Please respect copyright.PENANAz5d8JQY6wP
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
577Please respect copyright.PENANAQ2m2nNI4Yd
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
577Please respect copyright.PENANAmfeYtRzosT
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
577Please respect copyright.PENANALxYjiWXtaJ
"Ehh... dimana ini??"
577Please respect copyright.PENANA4yblTAMk2y
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
577Please respect copyright.PENANAVwfeyd2Oki
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
577Please respect copyright.PENANA2uuX1eeIOZ
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
577Please respect copyright.PENANAfPQoLxCid1
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
577Please respect copyright.PENANAkoGsGJPvha
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
577Please respect copyright.PENANAHXNEe3dyxn
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
577Please respect copyright.PENANAeXEKim35lh
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
577Please respect copyright.PENANAWkTtWgTOxJ
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
577Please respect copyright.PENANAJZW1ln6Mwh
"Sayonara"
577Please respect copyright.PENANAqBbq4RhZvK
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
577Please respect copyright.PENANAe8ZssHhF2F
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
577Please respect copyright.PENANAjuBBSFfd3K
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
577Please respect copyright.PENANA4K7sVaX1KU
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
577Please respect copyright.PENANA3Qx3eNpRTC
"Sial! Kau membunuhnya"
577Please respect copyright.PENANAX1vn4QEs9B
"Akkhhh"
577Please respect copyright.PENANAyC6mvcBIoq
"Kau terlalu berisik abu abu!"
577Please respect copyright.PENANApVDyCan0YP
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
577Please respect copyright.PENANAIOSiafiyMq
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
577Please respect copyright.PENANApYoXFdd3sk
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
577Please respect copyright.PENANACYEnVpXsGl
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
577Please respect copyright.PENANAhckQoVhmnD
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
577Please respect copyright.PENANA1ouJ2vPxRW
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
577Please respect copyright.PENANAl8CChhyDBQ
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
577Please respect copyright.PENANA2EsBX0zdzG
"Terima kasih Rina"
577Please respect copyright.PENANAqht4dNGbBP
577Please respect copyright.PENANAg1IOvxyV2k
ns216.73.216.197da2