Author: Ihsan Iskandar
512Please respect copyright.PENANADdfWImFpti
"SUDUT PANDANG KEDUA"
512Please respect copyright.PENANAnJQKQ45q3j
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
512Please respect copyright.PENANAmRhFoRO0tf
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
512Please respect copyright.PENANAMJI82saGyn
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
512Please respect copyright.PENANABIlGa0IQI2
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
512Please respect copyright.PENANAsaUETDy1IW
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
512Please respect copyright.PENANAw0DpVR9LHn
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
512Please respect copyright.PENANAPryZg9Pqi6
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
512Please respect copyright.PENANAsvaN9FEdVi
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
512Please respect copyright.PENANANMzTIWj81L
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
512Please respect copyright.PENANAM8z5DDX7Kv
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
512Please respect copyright.PENANAoTcPs3T54M
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
512Please respect copyright.PENANA8IHumgvROd
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
512Please respect copyright.PENANAAOiwTHSnJd
"Ehh... dimana ini??"
512Please respect copyright.PENANAnXb96y4VCK
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
512Please respect copyright.PENANAASmVNapE9r
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
512Please respect copyright.PENANAIqlljTrJT6
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
512Please respect copyright.PENANAVwWqg6Z5Ya
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
512Please respect copyright.PENANAYIVRXzE6y3
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
512Please respect copyright.PENANAltC0oR9waR
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
512Please respect copyright.PENANAuuOosJj3cp
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
512Please respect copyright.PENANAMr0omhSB0n
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
512Please respect copyright.PENANAMlvBOKgSVb
"Sayonara"
512Please respect copyright.PENANA18AYn56glS
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
512Please respect copyright.PENANAIXfcwviWuj
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
512Please respect copyright.PENANA61URvQfspd
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
512Please respect copyright.PENANA6LvBY4xSHF
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
512Please respect copyright.PENANAMaFL3RaTmG
"Sial! Kau membunuhnya"
512Please respect copyright.PENANAmSB5uSFERu
"Akkhhh"
512Please respect copyright.PENANAFf8Or8QUem
"Kau terlalu berisik abu abu!"
512Please respect copyright.PENANAxhbmEpKqEJ
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
512Please respect copyright.PENANA6TXZ4Lmy3b
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
512Please respect copyright.PENANAA8L9cHSGO7
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
512Please respect copyright.PENANAosxYKyUdGB
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
512Please respect copyright.PENANAb8lS1Ynh15
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
512Please respect copyright.PENANA5ayD7MJXla
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
512Please respect copyright.PENANAjlOLoxhYYE
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
512Please respect copyright.PENANATTGCqzPdQd
"Terima kasih Rina"
512Please respect copyright.PENANA2m0jX7qAuI
512Please respect copyright.PENANAD7tzijQnAl
ns3.136.234.122da2