Author: Ihsan Iskandar
547Please respect copyright.PENANAVNIL9uqRRZ
"SUDUT PANDANG KEDUA"
547Please respect copyright.PENANA1BKBHlPdYE
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
547Please respect copyright.PENANAHmrADfIZES
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
547Please respect copyright.PENANA9AuBvU0PVn
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
547Please respect copyright.PENANACt08NkBGLZ
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
547Please respect copyright.PENANAyhLyuZpKIu
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
547Please respect copyright.PENANAXM7FuGl5si
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
547Please respect copyright.PENANAJ5MmGroAYa
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
547Please respect copyright.PENANACuavRnzkNL
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
547Please respect copyright.PENANAisHCqSZWS4
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
547Please respect copyright.PENANAyZt8zYoIaV
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
547Please respect copyright.PENANAny6VE73LTX
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
547Please respect copyright.PENANAmL2AeJOfwR
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
547Please respect copyright.PENANASyuwBnyMwr
"Ehh... dimana ini??"
547Please respect copyright.PENANA48dvKwv89X
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
547Please respect copyright.PENANAWMCCE9QgEJ
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
547Please respect copyright.PENANAyXr4w8f3GE
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
547Please respect copyright.PENANAg6hVOOlgGu
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
547Please respect copyright.PENANAMEYpD01Z5g
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
547Please respect copyright.PENANAiGW4djhsyL
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
547Please respect copyright.PENANAsdrpXABqgj
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
547Please respect copyright.PENANAOOzXsdvqv6
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
547Please respect copyright.PENANAnTm9YQjbQm
"Sayonara"
547Please respect copyright.PENANAO4hpo2OjOE
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
547Please respect copyright.PENANAonTCkfru1t
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
547Please respect copyright.PENANAZXxzpWSYHj
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
547Please respect copyright.PENANAYWn6a4xxHB
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
547Please respect copyright.PENANAwhNKh7Uxf6
"Sial! Kau membunuhnya"
547Please respect copyright.PENANAA2DkohTB20
"Akkhhh"
547Please respect copyright.PENANAQDdr0FoXlZ
"Kau terlalu berisik abu abu!"
547Please respect copyright.PENANAYauMFUoUUf
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
547Please respect copyright.PENANAWXgvjqY8MQ
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
547Please respect copyright.PENANAn1JplpTyf4
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
547Please respect copyright.PENANALOW8R1aer2
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
547Please respect copyright.PENANASCGLGjP1m9
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
547Please respect copyright.PENANASRiwXN70Ek
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
547Please respect copyright.PENANAYHiBipavUg
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
547Please respect copyright.PENANAmqWtgufiRA
"Terima kasih Rina"
547Please respect copyright.PENANAkxbZreWf75
547Please respect copyright.PENANApMW9rJTCXv
ns18.117.80.241da2