Detik – detik bergant jadi menit dan menit pun silih berganti.
15607Please respect copyright.PENANAPaewIkdnTj
“Assalamualaikum.”
15607Please respect copyright.PENANAcPqWlQ28Hy
“Waalaikumsalam. Eh sudah pulang nak.”
15607Please respect copyright.PENANAh8pc2FaDAl
“Iya. Aduh…”
15607Please respect copyright.PENANAP0QRkvQY6Q
“Kenapa sayang?”
15607Please respect copyright.PENANAHINioSZDN2
“Cepet berlutut mah?”
15607Please respect copyright.PENANAfEnllmnnBW
“Berlutut?”
15607Please respect copyright.PENANAsvjg8tx0eD
“Iya, sudah, jangan banyak tanya dulu.”
15607Please respect copyright.PENANA9k0JrOJMm3
Saat Fania berlutut, Vina melepas rok birunya hingga kini terlihat cd putihnya, yang meski tak seputih salju namun tetap sedap dipandang. Vina berdiri agak jauh dari mama yang berlutut sambil melihatnya. Setelah itu Vina ngompol. Cairan urin merembes menuruni kakinya. Ada juga yang menetes langsung ke lantai.
15607Please respect copyright.PENANAB7GNpzW0S8
“Diam dulu ya mah, jangan ngapa – ngapain sebelum Vina bilang.”
15607Please respect copyright.PENANAlZExPdFFyT
“Iya sayang.”
15607Please respect copyright.PENANADTT3dhGsd3
Hidung Fania begitu dekat dengan selangkangan putrinya, namun tidak mengenai. Terasa elusan sayang di rambutnya dari tangan putri kecilnya itu.
15607Please respect copyright.PENANA02ndblRpi0
“Ayo mah, hirup saja, tapi jangan kena ya.”
15607Please respect copyright.PENANAnIFuso6Anh
Fania menurut. Fania menghirup tanpa terasa waktu berjalan.
15607Please respect copyright.PENANA2WkBMRyZjr
“Sekarang hisap mah, puas – puasin mama.”
15607Please respect copyright.PENANAmackIpXc5L
Fania menghisap cd putrinya hingga urin yang ada masuk dan ditelan. Fania tetap menghisap dan menjilat cd putrinya meski kini sudah tak ada lagi cairan urinnya.
15607Please respect copyright.PENANAjYzJ97Jn1F
“Masih ingin mah?”
15607Please respect copyright.PENANAJ8gPvby7Z1
“Iya sayang.”
15607Please respect copyright.PENANA7Ux1K0U1KX
“Kalau begitu, jilatin saja yang tadi mengalir di kaki Vina.”
15607Please respect copyright.PENANAIaSER7cNji
Tanpa menjawab, Fania langsung menjilati kaki putrinya.
15607Please respect copyright.PENANAK7Zg63Mwy7
“Geli mah…” namun Vina tak menghentikan jilatan mama. “Sudah mah, Vina gak tahan kalau berdiri.” Kini tangan Vina sedikit menjambak rambut mama. Saat mulai melangkah, Vina merasa mama akan berdiri.
15607Please respect copyright.PENANAbXobJ4umCz
“Mama jangan berdiri, majunya berlutut aja, atau merangkak sekalian. Kan biar Vina pandu ini pake rambut mama.”
15607Please respect copyright.PENANAOuK7p0DvVH
Fania hanya mampu menurut saat dibimbing merangkak hingga ke ruang tv. Di sana, putrinya duduk dan kepalanya kembali di arahkan ke selangkangan putrinya.
15607Please respect copyright.PENANALMPANaKS06
“Lepasin dong celana Vina mah.”
15607Please respect copyright.PENANAjOvTV3T5Wc
Vina memegang cd anaknya, namun tangannya langsung ditampar oleh putrinya.
15607Please respect copyright.PENANAIALxiDJI5y
15607Please respect copyright.PENANAFfe0aaZhlX
“Jangan memakai tangan. Gigit saja mah!”
15607Please respect copyright.PENANANwUgZGOCkT
Vina menggigit cd anaknya, pelan dan perlahan, hingga lepas.
15607Please respect copyright.PENANAl6i2OcBO54
“Jilatin lagi mah!”
15607Please respect copyright.PENANArLkPF4ViOD
Jilatan dan jilatan kembali dilancarkan oleh Vina.
15607Please respect copyright.PENANAg2BXyPBIRV
“Enghh… terus…” rintih Fania sambil menggerakkan selangkangan hingga turut menggesek hidung mamanya. Rintihannya berubah jadi lolongan saat kepalan tangannya menjambak rambut mama dan menekannya.
15607Please respect copyright.PENANATcM1eSMEQ1
“Enak mah,” ritih Fania sambil terengah – engah.
15607Please respect copyright.PENANAZfDh1372AD
***
15607Please respect copyright.PENANAVHNuUGf6Tb
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti.
15607Please respect copyright.PENANAcWYSb7MAGd
Aktifitas Vina dan anaknya berlanjut tanpa sepengetahuan yang lain. Bagi Vina, menikmati urin putrinya serasa menikmati obat pengharmonis rumah tangga. Karena, suami makin sering menjamah dirinya, bahkan pernah suatu ketika mengatakan kalau dia merasa istrinya makin bVinafsu.
15607Please respect copyright.PENANAoOPtK25DeD
Tentu saja segala hasrat yang ditimbulkan putrinya harus mendapat pelampiasan. Dan dalam kasusnya, suamilah yang menjadi pelampiasannya.
15607Please respect copyright.PENANA8Ohre4vxnl
Vina pun melihat putrinya lebih riang. Suatu ketika, Vina melihat putrinya sedang nonton tv sambil nungging.
15607Please respect copyright.PENANAthTH2rMTkm
“Kamu kenapa sayang, kok nonton tvnya sambil begitu?”
15607Please respect copyright.PENANA8EqgqOznCN
“Iya mah, nunggu mama. Sengaja.”
15607Please respect copyright.PENANAO0tTZIvacJ
“Sengaja?”
15607Please respect copyright.PENANA8sYuzcSg0H
Vina melihat putrinya menepuk – nepuk pantatnya sendiri.
15607Please respect copyright.PENANAxu7x2pcB0g
“Sini mah, bukain celana Fania!”
15607Please respect copyright.PENANAfatNo3v3cY
“Hah, digigit lagi?”
15607Please respect copyright.PENANAFjWMSnuv1l
“Boleh, tapi terserah mama saja.”
15607Please respect copyright.PENANAz7JjXvmpck
Vina menurut. Vina mendekat. Vina melorotkan celana pendek lantas cd putrinya. Saat sudah mencapai lutut, satu lutut Fania diangkat sehingga bagian kirinya bisa dilorotkan lagi. Pun dengan bagian kanan, hingga akhirnya tidak bercelana, pendek maupun dalam.
15607Please respect copyright.PENANAiZCVsOsSQu
Vina mengelus pantat putrinya, melebarkan hingga anusnya terpampang jelas.
15607Please respect copyright.PENANAVR2xjrpjMO
“Cantiknya…” Vina menghirupnya “hm… segar…”
15607Please respect copyright.PENANAJI0sAemsgJ
“Masa sih mah?”
15607Please respect copyright.PENANAMded9t1DHU
“Iya sayang.”
15607Please respect copyright.PENANA5GnDwzj1Om
“Duh rasanya mau kencing nih. Mama mau gak?”
15607Please respect copyright.PENANAvFi8IxQcbp
Vina menganggukan kepala?
15607Please respect copyright.PENANAUIJyU2YOCd
“Mau gak mah? Kok gak jawab?”
15607Please respect copyright.PENANAae1blMPm3f
“Iya.”
15607Please respect copyright.PENANAyAYqHSUraq
“Iya apa?”
15607Please respect copyright.PENANASN9aMmqNbc
“Iya mau.”
15607Please respect copyright.PENANAEqnjRKpdCL
“Iya mau apa?”
15607Please respect copyright.PENANA1AU1J3j3Ys
“Iya, mama mau minum kencing kamu.”
15607Please respect copyright.PENANAzEmTDaC8Dn
“Oh, kalau begitu, coba berbaring mah. Mulutnya taruh dibawah selangkangan Fania!”
15607Please respect copyright.PENANAzTe3sx9mSq
Vina melakukan apa kata putrinya. Vina berbaring di, kepalanya ada di bawah selangkangan putrinya. Sementara itu, putrinya kini jongkok lantas.
15607Please respect copyright.PENANA15Vt9kOEPF
“Buka mulutnya mah. Tapi jangan dulu ditelan, meski nanti mungkin penuh.”
15607Please respect copyright.PENANAktMt32dAwC
Vina merasakan urin putrinya mulai membasahi wajah, mengisi mulutnya hingga penuh dan luber.
15607Please respect copyright.PENANAYmBOlu0pzk
Setelah selesai kencing, Fania melihat mulut mama penuh dengan urinnya. Fania lantas menutup hidung mama dengan jemarinya.
15607Please respect copyright.PENANA1Z2fyq1txP
Vina bingung saat tangan putrinya menutup hidungnya.
15607Please respect copyright.PENANAxORuynUN6O
“Kalau Fania tutup hidung mama, berarti mama harus menelan kencing Fania.”
15607Please respect copyright.PENANAPUJUgaBS29
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Vina lantas menutup mulut dan minum hingga tegukannya terdengar oleh putrinya.
15607Please respect copyright.PENANAcLjNheCy5r
“Udah habis mah? Sekarang tolong jilatin memek Fania hingga bersih ya mah?”
15607Please respect copyright.PENANAzH84TLVXYy
Tanpa menunggu jawaban, Fania menurunkan memek hingga mengenai lidah mamanya. Memeknya kini dijilati.
15607Please respect copyright.PENANAvCh6lK4Cv6
“Bagus mah. Hayati, kalau gini kan Fania jadi punya toilet pribadi.”
15607Please respect copyright.PENANA0ul6nIJ4X4
Vina menjilati tetesan urin di paha putrinya, lantas di memeknya. Setelah itu di bagian jembut tipisnya.
15607Please respect copyright.PENANAaKHrWwHZnO
Setelah merasa cukup, Fania berdiri dan duduk di kursi.
15607Please respect copyright.PENANAkK6hRo5UPc
“Sudah mah, bersihin lantainya sekalian.”
15607Please respect copyright.PENANAcKocYnJIkG
Vina menurut dan membersihkan lantai, dengan mulutnya.
15607Please respect copyright.PENANAoDTqtKULmJ
***
15607Please respect copyright.PENANAnmK7TKZF8o
Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Keakraban ibu dan anak terus berlanjut. Rasa penasaran sang anak membuatnya menyentuh dan memainkan memek ibu. Seiring berjalannya waktu, sang anak akhirnya bisa mengetahui saat – saat sang ibu akan orgasme.
15607Please respect copyright.PENANAe1ZxanDpxS
Setiap ada kesempatan, jemari lentik sang anak selalu bermain di memek sang ibu, permainannya begitu cekatan sehingga saat sang ibu akan orgasme, jemari lentik itu dicabut, meninggalkan sang ibu perasaan sange yang berlebih.
15607Please respect copyright.PENANAXmNVkI9tJK
“Terus sayang, mama udah mau enak nih…”
15607Please respect copyright.PENANASJhkWtSze2
“Emang enak. Udah, sekarang bikin Vina enak dulu,” kata Vina sambil membimbing kepala mama ke memeknya. Memek Vina lantas dimainkan oleh mulut mama hingga Vina orgasme.
15607Please respect copyright.PENANAkdJg4EiWoO
“Nanti mama main aja sama papa!”
15607Please respect copyright.PENANA6zrkZWpDE6
“Iya deh.”
15607Please respect copyright.PENANAVR4SU2bOal
Fania hanya bisa pasrah. Malamnya ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
15607Please respect copyright.PENANAJHjq0OyzBd
***
15607Please respect copyright.PENANAvUCtKJIh8J
Kejadian terus berulang. Fania dibawa ke puncak, namun saat akan orgasme, putrinya menghentikan permainan. Pelampiasan Fania otomatis hanya dengan suaminya.
15607Please respect copyright.PENANAt7n0MrsRG6
Kejadian terus berulang. ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
15607Please respect copyright.PENANAXtiLwxYC3N
Kehidupan ranjang yang bahagia membuat karir suami Fania cemerlang hingga mendapat posisi strategis. Kenaikan pangkat berimbas pada kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan berimbas pada kenaikan tugas. Suami Fania mulai jarang di rumah.
15607Please respect copyright.PENANACzVRSrXBrL
***
15607Please respect copyright.PENANAZYnrEhxp2m
“Papamu mulai jarang belai mama.”
15607Please respect copyright.PENANAj0WSpWHtvW
“Lho, emang kenapa Mah?”
15607Please respect copyright.PENANAnzzpwq70r3
“Biasa, sibuk dengan pekerjaannya.”
15607Please respect copyright.PENANAztsaILqRp2
“Ntar deh Vina bantu. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mama diam saja. Pura – pura bego dan tak tahu apa – apa.”
15607Please respect copyright.PENANA8Cahw4l13k
“Oke deh.”
15607Please respect copyright.PENANAjia42B24QX
Setelah percakapan itu, Vina mulai memakai baju babydoll, dengan celana dalam yang berbeda warna sehingga terlihat mencolok.
15607Please respect copyright.PENANAy8thxyhQp3
“Sayang, kok bajunya kayak gitu sih?”
15607Please respect copyright.PENANAreQlSAaW2F
“Gerah sih pah.”
15607Please respect copyright.PENANADd3vritYZj
“Kan malu kalau dilihat orang.”
15607Please respect copyright.PENANA296jfvtRWJ
“Iyalah malu. Tapi kan lagi gak ada siapa – siapa. Pokoknya kalau lagi ada tamu, Vina ganti deh.”
15607Please respect copyright.PENANAGVlB1It1gj
“Ya, terserah kamu saja.”
15607Please respect copyright.PENANAFpSPNiMR23
Awalnya biasa, namun lama – lama Fania mulai melihat lirikan suaminya pada putrinya semakin lama.
15607Please respect copyright.PENANAurahBnIA5V
Fania menyadari ayahnya mulai sering memperhatikannya. Kini Fania bahkan tidak memakai BH.
15607Please respect copyright.PENANABQMdsDihdb
Perubahan cara berpakaian anaknya kembali memanaskan ranjang Fania. Namun, setelah beberapa minggu, panasnya ranjang mulai berkurang. Bahkan kini terasa kembali dingin.
15607Please respect copyright.PENANAHWsmzii8Iy
Seolah dibuat secara tidak sengaja, Vina mulai dekat, secara fisik, dengan ayahnya. Saat menonton tv, Vina sengaja duduk di samping ayahnya. Ayahnya merasa risih, lantas bangkit dengan alasan minum.
15607Please respect copyright.PENANAnaMY1WYzhv
Setelah minum, duduk di tempat lain. Vina biarkan. Namun, di hari yang lain, ketika ada kesempatan, Vina kembali melancarkan aksinya. Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu.
15607Please respect copyright.PENANAoAJjWOMZL8
Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu. Vina membeli sebuah kamera mata – mata lantas memasangnya di tempat yang dia kira strategis.
15607Please respect copyright.PENANAdFJnTxaOjS
***
15607Please respect copyright.PENANAV0dj1ybdES
Suatu sore, Vina sedang menonton acara tv sambil menikmati geli – geli yang diakibatkan oleh tangan dan lidah mama. Telinga Vina menjadi tempat bermain bagi lidah dan mulut mama, sedang tangan Vina sibuk mengarahkan tangan mama agar bermain di susu dan atau memeknya. Jilatan dan sentuhan itu baru berhenti setelah Vina orgasme.
15607Please respect copyright.PENANAkjbVAdACdI
“Mama jangan dulu ngentot sama ayah!”
15607Please respect copyright.PENANA0kuVPtBwQQ
“Emang kenapa?”
15607Please respect copyright.PENANAdWyIfwKynd
“Pokoknya, Vina punya rencana.”
15607Please respect copyright.PENANA0qwkRvFEgU
***
15607Please respect copyright.PENANAvgW8WrjL0J
Sudah dua bulan sang ayah tidak orgasme. Sebuah pertengkaran biasa membuat istrinya tak ingin disentuh. Melihat kemolekan tubuh putrinya membuat sang ayah tidak tahan lagi.
15607Please respect copyright.PENANALYHDBGY6Jr
Suatu malam, sang ayah melewati kamar putrinya. Pintu yang tidak tertutup membuatnya bisa melihat sang putri tidur memakai kaos, hanya bercelana dalam dan selimut yang tidak menutupi tubuhnya.
15607Please respect copyright.PENANABPp39M9t4X
Sang ayah masuk, mengelus paha putrinya lantas melorotkan celana dalam. Setelah itu, sang ayah melepas pakaiannya dan mulai menaiki tubuh putrinya. Karena ada yang menindih, sang putri bangun lantas berontak.
15607Please respect copyright.PENANA21m1rcTa74
***
15607Please respect copyright.PENANALbQ2OE4s7U
“Diam, diam,” hanya itu yang keluar dari mulut sang ayah.
15607Please respect copyright.PENANAQEk3czTHkt
Menyadari siapa yang sedang berada di atasnya membuat Vina sadar. Vina tetap berontak, namun hanya formalitas saja. Saat keperawanannya diambil sang ayah, Vina mengeluarkan air mata. Namun tidak jelas, apakah air mata itu keluar karena rasa sakit ataukah karena bahagia semua berjalan sesuai rencananya.
15607Please respect copyright.PENANAOBXbQwTG7G
Puas melampiaskan nafsu, sang ayah lantas keluar dari kamar putrinya dan kembali ke kamarnya.
15607Please respect copyright.PENANAllorBlZLNa
***
15607Please respect copyright.PENANAjtOtXGWDlt
Fania terkejut dan marah mendengan cerita putrinya. Namun ia juga merasa aneh mendapati Vina yang bereaksi menenangkannya.
15607Please respect copyright.PENANA6LwUsP18lH
“Sudah mah, diam saja. Mama pura – pura tidak tahu. Vina sudah tahu dan bahkan berharap seperti ini.”
15607Please respect copyright.PENANAibc31Ocm8L
“Seperti ini bagaimana?”
15607Please respect copyright.PENANAvt86QZGe9k
“Pokoknya mama jangan bertindak apa – apa tanpa izin Vina.”
15607Please respect copyright.PENANANujmoQJXjl
***
15607Please respect copyright.PENANAYCRAYG27z0
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti. Sang ayah kembali mengulangi perbuatan bejatnya, dengan sedikit ancaman. Vina menuruti kemauan sang ayah, dengan sedikit meronta.
15607Please respect copyright.PENANAYSWbvPup3l
***
15607Please respect copyright.PENANAHHTNvn1TWn
Karena memiliki niat, maka Vina mengoperasikan perangkat lunak pembuat dan atau perubah video. Hasil rekaman diam – diam saat dirinya dinikmati sang ayah dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat jelas adegan rudapaksa.
15607Please respect copyright.PENANAbmW6PS1oO2
Film tersebut diperlihatkan kepada sang ayah.
15607Please respect copyright.PENANA4pbc4JX0mT
“Nah, apabila ayah mau menuruti semua kata – kata Vina, maka ayah tidak akan masuk bui. Namun, apabila ayah ingin mencoba masuk bui, ya silakan saja.”
15607Please respect copyright.PENANA4u6U78kBrf
“Iya nak, ayah akan menuruti kamu,” kata sang ayah gemetar melihat akibat dari perbuatannya.
15607Please respect copyright.PENANAuFr3it31ZQ
“Nah, kalau ayah mau nurut, ayah boleh tiduri Vina. Bilang dulu kalau mau, ntar Vina kasih. Asal jangan kasih tahu siapa – siapa.”
15607Please respect copyright.PENANAqgbRh5WRd1
“Iya.”
15607Please respect copyright.PENANA3JZQP46HKy
***
15607Please respect copyright.PENANAIZGUB0z0fQ
Vina merasa tentram. Nafsunya terpuaskan. Belajarnya terfokuskan. Dan bahkan karir ayahnya pun lancar.
15607Please respect copyright.PENANAxYZFlD7974