Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
6838Please respect copyright.PENANA3fXSm7axvG
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
6838Please respect copyright.PENANAASqpTHvvHv
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
6838Please respect copyright.PENANAS1tMMZ7QRV
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
6838Please respect copyright.PENANAC9OB4v4tPK
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
6838Please respect copyright.PENANAi5XVmGoTjE
“Sama – sama Bu.”
6838Please respect copyright.PENANAB2XjJbv1nW
***
6838Please respect copyright.PENANAwQAxVdfVtE
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
6838Please respect copyright.PENANAFvqC5wP0VF
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
6838Please respect copyright.PENANAsGdS1od2xW
***
6838Please respect copyright.PENANAvuQSScjwYx
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
6838Please respect copyright.PENANAkppdvpg3zb
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
6838Please respect copyright.PENANAsmDsXN6Zap
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
6838Please respect copyright.PENANAwdLAWXodf7
***
6838Please respect copyright.PENANAX4lFy74sYG
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
6838Please respect copyright.PENANAOW0bHEMnw9
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
6838Please respect copyright.PENANAwpYJEOCem2
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
6838Please respect copyright.PENANAX9c28Khl0d
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
6838Please respect copyright.PENANApDc2DG2oqY
“Iya Bu.”
6838Please respect copyright.PENANAgmyAODzAnt
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
6838Please respect copyright.PENANANL6LS4sKBa
“Iya.”
6838Please respect copyright.PENANA2vgaNQuJ5O
***
6838Please respect copyright.PENANAAZ5QCmRKrF
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
6838Please respect copyright.PENANA4h0vu8A7Lb
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
6838Please respect copyright.PENANAz8StDSuESp
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
6838Please respect copyright.PENANA0b4p3vwDFq
6838Please respect copyright.PENANAcUntXDZe8e
***
6838Please respect copyright.PENANAmASbMZUryt
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
6838Please respect copyright.PENANAZSJJHgNfHQ
***
6838Please respect copyright.PENANA4cdqnR68wN
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
6838Please respect copyright.PENANA35Cd4oYkmN
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
6838Please respect copyright.PENANAiFfZpvNBSV
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
6838Please respect copyright.PENANAiIpL8v8uAQ
“Pura – pura bagaimana Bu?”
6838Please respect copyright.PENANA30GhxuNJiS
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
6838Please respect copyright.PENANAyEzqvBJRs4
“Serius Bu?”
6838Please respect copyright.PENANAMcxV8P2PDx
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
6838Please respect copyright.PENANA9XSysZwFdt
“Baiklah.”
6838Please respect copyright.PENANANdBrFFuR8L
“Ayo, kamu mulai.”
6838Please respect copyright.PENANAiWx0YkDFJC
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
6838Please respect copyright.PENANAtrZ8OJlm17
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
6838Please respect copyright.PENANAAw3Jl4wtZV
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
6838Please respect copyright.PENANAslezVzmFZ9
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
6838Please respect copyright.PENANA9i56hcjeDy
“Apa altVinatifnya Bu?”
6838Please respect copyright.PENANAio4VcHCmAe
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
6838Please respect copyright.PENANA3cfrcaPfOE
“Menggantikan bagaimana?”
6838Please respect copyright.PENANAT1bswflvJd
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
6838Please respect copyright.PENANAnY1MTqfDmc
“Astagfirullah, tapi…”
6838Please respect copyright.PENANANSU6lDpm3X
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
6838Please respect copyright.PENANATCh8S7NLAT
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
6838Please respect copyright.PENANAJIW5AiOz6d
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
6838Please respect copyright.PENANAmSJOIGg8P6
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
6838Please respect copyright.PENANAs98EvWh5Gd
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
6838Please respect copyright.PENANA8jO1KaOsXo
“Ibu sudah lihat buktinya.”
6838Please respect copyright.PENANAKJed7LpP2b
***
6838Please respect copyright.PENANAyKYr8R6XXi
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
6838Please respect copyright.PENANA65zXUt1VoK
Kini terasa sentuhan di perutnya.
6838Please respect copyright.PENANAeHrx70538U
***
6838Please respect copyright.PENANApFEJNqXifN
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
6838Please respect copyright.PENANA6GGXBB1iBa
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
6838Please respect copyright.PENANAqfTVOa825H
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
6838Please respect copyright.PENANAYyjGfYqrXp
***
6838Please respect copyright.PENANA2zh3MgwDxW
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
6838Please respect copyright.PENANAewHuh4AYgz
“Mah, ngapain Mah?
6838Please respect copyright.PENANA08vEGLeov9
“Lepasin Dudung Bu!”
6838Please respect copyright.PENANA0blCY4tfHY
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
6838Please respect copyright.PENANAdKk7sxjZNw
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
6838Please respect copyright.PENANAinmL2qVPH0
“Minta apaan mah?”
6838Please respect copyright.PENANAS7uvTzMN5X
“Minta ini dong.”
6838Please respect copyright.PENANA0s1NpUseTc
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
6838Please respect copyright.PENANAVLluvUZ1Im
“Sudah Mah, hentikan.”
6838Please respect copyright.PENANA8OgsTcmTd5
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
6838Please respect copyright.PENANA09ftAqDExF
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
6838Please respect copyright.PENANACSuDubHmju
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
6838Please respect copyright.PENANAd6eDY0fPBc
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
6838Please respect copyright.PENANANcOsKPmkLB
“Iya Ma, Dudung mau.”
6838Please respect copyright.PENANAv4hzseviMh
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
6838Please respect copyright.PENANAJKOzApudDj
“Iya Bu Fania.”
6838Please respect copyright.PENANA1v71BqzcVa
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
6838Please respect copyright.PENANAdHVyPgqCKk
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
6838Please respect copyright.PENANAGPdgHkHgSD