Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
7242Please respect copyright.PENANAjC1pEVLeRM
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
7242Please respect copyright.PENANATJdGhF0PpY
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
7242Please respect copyright.PENANAQgfiYmtWah
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
7242Please respect copyright.PENANAcYhwizPE5B
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
7242Please respect copyright.PENANAb25OC14RoC
“Sama – sama Bu.”
7242Please respect copyright.PENANAKh7zmTXQD9
***
7242Please respect copyright.PENANAKs1FvXRZ8S
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
7242Please respect copyright.PENANAW3hXex8BbN
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
7242Please respect copyright.PENANAgXIbUYBZFV
***
7242Please respect copyright.PENANAoI3RB58NlO
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
7242Please respect copyright.PENANAihBJRArM6P
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
7242Please respect copyright.PENANAiS6GEHLMr4
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
7242Please respect copyright.PENANADl7xnfLlhN
***
7242Please respect copyright.PENANAHmNDb5iIQz
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
7242Please respect copyright.PENANAiDL7DWXfrR
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
7242Please respect copyright.PENANA13rzOHqynE
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
7242Please respect copyright.PENANAvhXSc8vOEx
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
7242Please respect copyright.PENANAzuzM1Nc2VZ
“Iya Bu.”
7242Please respect copyright.PENANA7GOkXzdpVw
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
7242Please respect copyright.PENANAG5Z2Pfxwut
“Iya.”
7242Please respect copyright.PENANAfjweOda7u0
***
7242Please respect copyright.PENANAckrePv1v0K
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
7242Please respect copyright.PENANAFMBUZ6G01H
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
7242Please respect copyright.PENANAE1X1tZ1RHK
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
7242Please respect copyright.PENANA0YecGf9oX1
7242Please respect copyright.PENANAcVGrhPjj9G
***
7242Please respect copyright.PENANAJN4OnHWvBO
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
7242Please respect copyright.PENANAb0OoVrRezF
***
7242Please respect copyright.PENANAe1YgQdNEml
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
7242Please respect copyright.PENANA9R8udjxglS
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
7242Please respect copyright.PENANAtPzo3f4BCw
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
7242Please respect copyright.PENANAtA5qyv4DvZ
“Pura – pura bagaimana Bu?”
7242Please respect copyright.PENANAlxDYQF9blf
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
7242Please respect copyright.PENANAmB8m3zhwGa
“Serius Bu?”
7242Please respect copyright.PENANACLkCjlbw1M
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
7242Please respect copyright.PENANAeT3OG3gldq
“Baiklah.”
7242Please respect copyright.PENANAflodmTacqe
“Ayo, kamu mulai.”
7242Please respect copyright.PENANAvHGJ85I7Km
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
7242Please respect copyright.PENANAGDTYWXhfwW
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
7242Please respect copyright.PENANASMIUK9qv50
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
7242Please respect copyright.PENANAKB3pqgSrn9
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
7242Please respect copyright.PENANAEFWrcep96o
“Apa altVinatifnya Bu?”
7242Please respect copyright.PENANA0ksauWKysb
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
7242Please respect copyright.PENANAcz0S30Kf2q
“Menggantikan bagaimana?”
7242Please respect copyright.PENANAyxtKe0xar2
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
7242Please respect copyright.PENANA5sOGRX15RE
“Astagfirullah, tapi…”
7242Please respect copyright.PENANAQPd0uEwXdY
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
7242Please respect copyright.PENANAm5r9gT6g2Z
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
7242Please respect copyright.PENANAeEdJjcf5s4
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
7242Please respect copyright.PENANAL9jVW6RFdz
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
7242Please respect copyright.PENANAzidRgUH42h
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
7242Please respect copyright.PENANAqFvrhBVlnF
“Ibu sudah lihat buktinya.”
7242Please respect copyright.PENANAXRihAk66rf
***
7242Please respect copyright.PENANA6XbCOE069u
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
7242Please respect copyright.PENANAHzIRHWYiHa
Kini terasa sentuhan di perutnya.
7242Please respect copyright.PENANAplg6MqA1Qy
***
7242Please respect copyright.PENANA70If3Qk9r7
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
7242Please respect copyright.PENANARcvcSZRFn0
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
7242Please respect copyright.PENANALGjhXBCuHl
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
7242Please respect copyright.PENANAYwFTkXqug3
***
7242Please respect copyright.PENANAiLVzjNHV3P
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
7242Please respect copyright.PENANA9KcYrZkKLT
“Mah, ngapain Mah?
7242Please respect copyright.PENANALx7wiJBNNY
“Lepasin Dudung Bu!”
7242Please respect copyright.PENANA6hHaOs1xZr
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
7242Please respect copyright.PENANAV8f5gBqBAd
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
7242Please respect copyright.PENANAIv7emaP93a
“Minta apaan mah?”
7242Please respect copyright.PENANAjnL1Ot9shH
“Minta ini dong.”
7242Please respect copyright.PENANAv97Nn6mRA8
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
7242Please respect copyright.PENANAmBDsYFWJtU
“Sudah Mah, hentikan.”
7242Please respect copyright.PENANA2bR8FWkozs
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
7242Please respect copyright.PENANAqEEVBT9vFM
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
7242Please respect copyright.PENANAVXHdewpjAj
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
7242Please respect copyright.PENANAxxuKeYcUfH
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
7242Please respect copyright.PENANA4cvtUQhWTt
“Iya Ma, Dudung mau.”
7242Please respect copyright.PENANAu4Ipn5ArbF
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
7242Please respect copyright.PENANAqCL6YUFjjR
“Iya Bu Fania.”
7242Please respect copyright.PENANAxHSbAbXvJW
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
7242Please respect copyright.PENANAAJUOFFWEBf
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
7242Please respect copyright.PENANAqQTGUrhEKC