
Pengumuman
Cerpen-cerpen sumberbarokah sekarang bisa dibaca di Karyakarsa
karyakarsa, lynk, victie
---------------------
Support cerita sumberbarokah supaya bisa terus update setiap hari dengan beli cerita di
karyakarsa
lynk320Please respect copyright.PENANAsSWo1J8Fq7
victie320Please respect copyright.PENANAsvytcjeZMQ
2 cerpen berbayar:
SYAKIRAH SI SUCCUBUS BERHIJAB
JADI SELINGKUHAN UMMA
---------------------
Cerpen baru: Wewe Gombel Cantik coming soon minggu depan
https://www.penana.com/story/182109/wewe-gombel-cantik-slice-of-life/issue/0
---------------------
Angela, Bule Bahenol Yang Baru Cerai - Chapter 7
320Please respect copyright.PENANAmf8EmCtOUO
Di sudut pantai yang tersembunyi, dikelilingi semak-semak kecil dan batu besar, Agus dengan penuh hasrat menelanjangi Angela, melepas bikini merah muda yang super sempit itu dari tubuh montoknya. Ia menarik tali bikini di punggung Angela, lalu di pinggulnya, hingga kain kecil itu jatuh ke pasir, memperlihatkan tubuh telanjang Angela yang berkilau di bawah sinar matahari pagi—payudaranya yang jumbo, memeknya yang sudah sedikit basah, dan kulit putihnya yang mulus terlihat begitu menggoda. Agus juga melepas celana pendeknya dengan cepat, memperlihatkan kontolnya yang sudah mengeras, lalu mereka menggelar kain handuk sebagai alas di atas pasir putih yang lembut. Suara ombak yang tenang dengan “swoosh… swoosh…” terdengar samar, dan angin pagi yang sejuk membawa aroma laut, menambah suasana erotis di tempat terpencil itu.
Mereka langsung berciuman dengan penuh nafsu, bibir Agus dan Angela bertemu dengan ganas, lidah mereka saling menari dalam gerakan liar, menciptakan suara “mmph… schlup… schlup…” yang basah dan mesum. Angela mengerang kecil, “Mmm… ahh…” tangannya mencengkeram bahu Agus erat, sementara Agus meremas pantat Angela dengan penuh gairah, jari-jarinya mencengkeram kulit yang tebal itu. Ciuman mereka penuh dengan hasrat yang membara, tubuh mereka saling menempel, panas kulit mereka bercampur dengan keringat tipis yang mulai muncul di bawah sinar matahari pagi. Pasir di sekitar handuk terasa hangat, dan aroma tubuh mereka yang segar bercampur dengan bau asin laut, membuat momen itu terasa semakin liar.
Agus lalu menunduk, wajahnya mendekati memek Angela yang sudah basah, dan tanpa ragu ia mulai menjilat dengan penuh nafsu, lidahnya menyapu bibir memek itu dengan gerakan panjang, lalu mengisap itil Angela dengan kuat, menghasilkan suara “schlurp… schlurp…” yang nakal. Angela mengerang lebih keras, “Ohh… mmm… ahh…” tubuhnya bergetar, pinggulnya sedikit terangkat dari handuk, menyerahkan dirinya pada kenikmatan yang diberikan Agus. Lidah Agus bergerak lebih cepat, menjelajahi setiap celah dengan penuh gairah, cairan alami Angela menetes ke handuk, membasahi kain itu, dan aroma manis dari memeknya memenuhi udara, bercampur dengan angin pagi yang sejuk, menciptakan sensasi yang begitu intens.
Giliran Angela yang mengambil alih—ia mendorong Agus agar berbaring di handuk, lalu menunduk ke arah kontol Agus yang sudah keras dan licin. Tanpa kata, ia mulai menjilat kepala kontol itu dengan lidahnya, gerakannya lembut namun penuh hasrat, lalu mengisapnya dengan kuat, menciptakan suara “mmph… schlup… schlup…” yang basah. Agus mengerang keras, “Ahh… mmm…” tangannya mencengkeram handuk dengan erat, tubuhnya bergetar karena kenikmatan yang diberikan Angela. Angela terus mengisap, mulutnya yang hangat melingkupi kontol Agus dengan sempurna, lidahnya sesekali memutar di kepala kontol, membuat Agus mendesah lebih liar, “Ohh… ahh…” Di sudut pantai yang tersembunyi itu, dengan suara ombak yang tenang dan sinar matahari pagi yang hangat, mereka tenggelam dalam foreplay penuh gairah, hanya desahan mereka yang memenuhi udara.
-------------------------------
Di sudut pantai yang tersembunyi, saat Agus dan Angela tenggelam dalam foreplay penuh gairah di atas handuk, tiba-tiba terdengar suara langkah kecil dan sorak-sorai dari kejauhan. Tiga anak laki-laki, kemungkinan usia SMP, muncul dari balik semak-semak, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu saat melihat Angela dan Agus yang telanjang dan sedang bercumbu. “Wah, bule cantik banget! Seksi betul!” sorak salah satu dari mereka, suaranya penuh kekaguman, sementara yang lain tertawa kecil dan berbisik, “Gila, badannya… toketnya gede banget!” Agus kaget, tubuhnya menegang, dan ia berbisik dengan nada panik, “Angela… ada anak-anak… mereka melihat kita!” Namun Angela, yang justru tersenyum nakal, menantang Agus dengan bisikan genit, “Let’s give them a show, Agus… come on… it’ll be fun…” Matanya berkilau penuh hasrat, dan ia menarik Agus lebih dekat, seolah tak peduli dengan penonton kecil itu.
Anak-anak itu semakin antusias, salah satu dari mereka berteriak, “Kak, coba gaya doggy style dong! Pasti seru!” Agus, meski awalnya ragu, akhirnya menuruti tantangan Angela dan permintaan anak-anak itu, hasratnya kembali membara. Angela dengan cepat menungging di atas handuk, pantatnya yang montok dan putih terangkat sempurna di depan Agus, memeknya yang basah berkilau di bawah sinar matahari pagi, seolah mengundang. Agus memposisikan diri di belakang, kontolnya yang keras masuk perlahan ke dalam memek Angela, suara “schlup…” yang basah terdengar saat ia mulai mendorong, lalu mempercepat ritme, menghasilkan suara “plok… plok… plok…” yang renyah setiap kali pinggul mereka bertemu. Angela mengerang keras, “Ohh… Agus… yes… ahh…” tubuhnya bergetar, payudaranya yang besar bergoyang liar di bawahnya, sementara anak-anak itu bersorak lebih keras, “Wah, kakak hebat! Bule-nya seksi banget!” Keringat mulai menetes dari tubuh mereka, pasir di sekitar handuk terasa hangat, dan aroma laut bercampur dengan bau keringat mereka, membuat suasana semakin panas.
Agus semakin terbawa suasana, dorongannya menjadi lebih ganas, kontolnya masuk-keluar dengan cepat, memek Angela yang hangat dan erat mencengkeramnya dengan sempurna, membuat suara “plok… plok… plok…” semakin keras, bercampur dengan suara becek “schlurp… schlurp…” yang mesum. Angela melengkungkan tubuhnya lebih dalam, pinggulnya mendorong ke belakang untuk menyambut setiap dorongan Agus, rambut pirangnya yang basah oleh keringat berkibar di angin pagi, dan desahannya semakin liar, “Ahh… Agus… harder… ohh…” Anak-anak itu menonton dengan mata berbinar, satu dari mereka berteriak, “Keren banget, kak! Bule-nya nikmatin banget!” Agus mencengkeram pinggul Angela erat, jari-jarinya meninggalkan bekas merah di kulit putih Angela, keringat mereka menetes ke handuk, dan sinar matahari pagi yang hangat seolah ikut memanaskan momen itu, dengan suara ombak “swoosh… swoosh…” yang tenang sebagai kontras dari gairah mereka.
Anak-anak itu kembali meminta dengan semangat, “Kak, sekarang gaya miring dong! Biar kita lihat lebih jelas!” Agus dan Angela menuruti, mereka berbaring miring di handuk, posisi mereka menghadap anak-anak itu, memberikan pandangan jelas pada penonton kecil mereka. Agus mengangkat salah satu kaki Angela ke atas pundaknya, memek Angela terlihat lebih terbuka, lalu ia memasukkan kontolnya dengan gerakan pelan, suara “schlup…” terdengar saat ia masuk, lalu mulai mendorong dengan ritme yang teratur, suara “plok… plok…” kembali menggema di udara pagi yang sejuk. Angela mengerang dengan penuh kenikmatan, “Mmm… Agus… ahh…” matanya melirik ke arah anak-anak itu dengan senyum nakal, payudaranya yang besar bergoyang setiap kali Agus mendorong, dan keringat mereka kini menetes ke pasir, menciptakan noda kecil di sekitar handuk, sementara angin pagi membawa aroma keringat dan gairah mereka.
Dorongan Agus dalam posisi miring ini menjadi lebih intens, ia mendorong lebih dalam dan cepat, kontolnya menggesek dinding memek Angela dengan sudut yang berbeda, membuat Angela menjerit kecil, “Ohh… Agus… yes… ahh…” Tubuh mereka saling menempel, keringat mereka bercampur, membuat kulit mereka licin dan panas, dan suara “plok… plok… plok…” bercampur dengan suara “schlurp… schlurp…” yang basah, semakin keras di tengah pantai yang sepi. Anak-anak itu bersorak lebih antusias, “Wah, kakak jago banget! Bule-nya seksi maksimal!” Angela sengaja mengerang lebih keras, seolah menikmati perhatian itu, rambutnya yang basah menempel di wajahnya, dan Agus terus mendorong dengan penuh gairah, tangannya mencengkeram paha Angela erat, keringat menetes dari dahinya, dan sinar matahari pagi yang hangat menyinari tubuh mereka yang berkilau, membuat momen itu terasa semakin liar.
Permintaan terakhir anak-anak itu terdengar, “Kak, gaya cowgirl dong! Biar kita lihat bule-nya goyang!” Agus berbaring telentang di handuk, dan Angela dengan cepat menaiki tubuhnya, memposisikan memeknya tepat di atas kontol Agus yang keras, lalu menurunkan pinggulnya dengan cepat, suara “schlup…” yang basah terdengar saat kontol itu masuk sepenuhnya. Angela mulai menggoyang pinggulnya naik-turun dengan ritme cepat, suara “plok… plok… plok…” yang renyah menggema setiap kali pantatnya yang montok menyentuh paha Agus, dan desahannya semakin liar, “Ohh… mmm… ahh…” Payudaranya yang besar bergoyang liar di depan mata anak-anak itu, tubuhnya berkilau karena keringat, dan ia sesekali memutar pinggulnya, memberikan sensasi tambahan pada kontol Agus, sementara anak-anak itu bersorak, “Gila, bule-nya goyangnya hebat! Seksi banget!”
Angela semakin liar, goyangannya menjadi lebih brutal, ia naik-turun dengan kecepatan maksimal, sesekali memutar pinggulnya dengan gerakan melingkar yang agresif, membuat kontol Agus terasa seperti disedot dan dipelintir di dalam memeknya, suara “plok… plok… plok…” bercampur dengan “schlurp… schlurp…” yang basah, memenuhi udara pagi. “Ahh… Agus… ohh…” jerit Angela, tubuhnya bergetar hebat, keringat menetes dari dagunya ke dada Agus, dan Agus mengerang keras, “Mmm… Angela… ahh…” tangannya mencengkeram pinggul Angela erat, membantu gerakan yang semakin ganas. Anak-anak itu menonton dengan mata terbelalak, “Keren banget, kak! Bule-nya nikmatin banget!” teriak mereka, sementara pasir di sekitar handuk terasa panas di bawah sinar matahari, dan aroma keringat serta gairah mereka memenuhi udara, dengan suara ombak yang tenang sebagai latar, menciptakan momen yang penuh gairah dan petualangan di pantai sepi itu.
-------------------------
Agus, yang sudah kelelahan setelah sesi panas di pantai, terbaring di atas handuk dengan napas terengah-engah, tubuhnya basah oleh keringat, dan pasir putih menempel di kulitnya yang berkilau di bawah sinar matahari pagi. Ia menutup matanya sejenak, mencoba mengatur napas, sementara Angela duduk di sampingnya, tubuh telanjangnya yang montok berkilau dengan keringat, payudaranya yang besar terlihat menonjol di bawah cahaya matahari. Ombak yang tenang dengan suara “swoosh… swoosh…” terdengar samar, dan angin pagi yang sejuk membawa aroma laut yang segar, memberikan sedikit kesejukan pada tubuh mereka yang panas. Agus membuka matanya perlahan, menatap Angela dengan senyum lelah, merasa puas namun kehabisan tenaga setelah tiga posisi yang intens di depan penonton kecil mereka.
Angela tersenyum manis pada tiga anak laki-laki yang masih berdiri di dekat mereka, matanya yang biru berkilau penuh kelembutan, lalu ia mengambil dompet kecil dari tasnya yang tergeletak di samping handuk. “Here, kids… take this and go have some fun, okay?” katanya dalam bahasa Inggris dengan nada ramah, memberikan beberapa lembar uang jajan kepada mereka. Anak-anak itu langsung bersorak senang, “Wah, makasih, kak! Bule-nya baik banget!” teriak salah satu dari mereka, wajah mereka penuh kegembiraan, lalu mereka berlari pergi sambil tertawa, menghilang di balik semak-semak, meninggalkan Agus dan Angela kembali berdua. Angela terkekeh kecil melihat anak-anak itu pergi, lalu menoleh ke Agus dengan senyum genit, rambut pirangnya yang basah oleh keringat menempel di pundaknya, membuatnya terlihat semakin seksi di bawah sinar matahari pagi.
Agus, yang masih terbaring, menatap Angela dengan ekspresi penasaran, lalu bertanya dengan nada lembut, “Angela… kamu suka ya ngentot sambil dilihat orang tadi?” Suaranya penuh rasa ingin tahu, matanya menatap wajah Angela yang berkilau dengan keringat dan sisa-sisa gairah. Angela tersenyum lebar, tubuhnya sedikit condong ke arah Agus, lalu menjawab dengan jujur, “Yeah… I loved it, Agus… it was my first time doing something like that… so thrilling…” Nada suaranya penuh semangat, matanya berbinar penuh petualangan, dan ia mengelus dada Agus dengan lembut, jari-jarinya bermain di kulit yang licin karena keringat. Pasir di sekitar handuk terasa hangat di bawah sinar matahari, dan aroma keringat mereka bercampur dengan bau asin laut, menciptakan suasana yang masih penuh dengan sisa-sisa gairah.
Mereka kemudian saling mendekat, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci, dan mulai berciuman dengan penuh kasih sayang, bibir mereka bertemu dengan lembut, menghasilkan suara “mmph… chu…” yang manis. Lidah mereka saling menyapa dengan penuh perasaan, ciuman mereka penuh dengan kelembutan namun juga sisa-sisa nafsu yang belum padam, tangan Agus memeluk pinggang Angela, sementara tangan Angela membelai pipi Agus dengan penuh cinta. Tubuh telanjang mereka saling menempel, panas kulit mereka bercampur dengan keringat yang masih membasahi tubuh, dan sinar matahari pagi yang hangat menyapa mereka, membuat momen itu terasa begitu intim di tengah pantai yang sepi. Suara ombak yang tenang dan angin pagi yang sejuk menjadi latar yang sempurna untuk keintiman mereka.
Ciuman mereka semakin dalam, lidah Agus dan Angela saling menari dengan lebih ganas, suara “schlup… mmph…” yang basah terdengar lebih jelas, dan tangan Agus kini meremas pantat Angela dengan lembut, merasakan kelembutan kulit yang montok itu. Angela mengerang kecil di sela ciuman, “Mmm… Agus…” suaranya penuh kenikmatan, tubuhnya sedikit melengkung untuk memberikan akses lebih luas pada Agus. Keringat mereka kini menetes ke handuk, menciptakan noda kecil di kain itu, dan aroma keringat mereka yang bercampur dengan bau laut memenuhi udara, menambah suasana erotis yang masih tersisa. Pantai yang sepi itu seolah menjadi dunia mereka sendiri, hanya ada mereka berdua, ditemani suara ombak dan hembusan angin yang lembut.
Agus menarik wajahnya sejenak, menatap Angela dengan penuh cinta, lalu berbisik, “You’re amazing, Angela… I’ve never felt this alive…” Angela tersenyum, matanya penuh kebahagiaan, lalu membalas, “You make me feel so special, Agus… I don’t want this to end…” Mereka kembali berciuman, kali ini lebih lembut, penuh dengan perasaan yang mendalam, tangan mereka saling menggenggam erat, seolah tak ingin melepaskan satu sama lain. Sinar matahari pagi yang semakin naik menghangatkan pasir di sekitar mereka, dan di tengah ketenangan pantai Bali yang indah ini, mereka merasa bahwa momen ini adalah milik mereka sepenuhnya, sebuah pengalaman yang akan mereka kenang selamanya sebagai bagian dari petualangan cinta mereka.
-------------------
Agus dan Angela akhirnya berhenti ngentot untuk sementara, duduk berdekatan di atas handuk yang tergeletak di sudut pantai yang tersembunyi itu, tubuh telanjang mereka masih berkilau karena keringat di bawah sinar matahari pagi. Angela, dengan senyum genit yang tak pernah hilang, mengelus kontol Agus yang masih keras dengan lembut, jari-jarinya bermain di batang itu dengan gerakan penuh godaan, membuat Agus mengerang kecil, “Mmm… Angela…” meski ia berusaha tetap fokus. Suara ombak yang tenang dengan “swoosh… swoosh…” terdengar lembut, dan angin pagi yang sejuk membawa aroma laut yang segar, menciptakan suasana yang damai namun masih penuh dengan sisa-sisa gairah. Pasir putih di sekitar mereka terasa hangat, dan sinar matahari yang lembut menyapa kulit mereka, menambah keintiman momen itu.
Mereka mulai ngobrol dengan nada yang lebih serius, meski tangan Angela masih sesekali mengelus kontol Agus, membuat suasana tetap sensual. Agus menatap Angela dengan penuh perasaan, lalu bertanya, “Angela… do you think we’ll keep doing this… like this… forever?” Suaranya lembut, penuh harap namun juga ada sedikit keraguan, matanya menatap mata biru Angela yang berkilau di bawah cahaya pagi. Angela tersenyum, jari-jarinya berhenti sejenak dari mengelus, lalu ia menjawab dengan tulus, “I want to, Agus… I want to be your partner… and stay in Bali with you…” Nada suaranya penuh keyakinan, wajahnya menunjukkan kebahagiaan yang tulus, dan ia condong lebih dekat, rambut pirangnya yang basah oleh keringat menempel di pundaknya, membuatnya terlihat semakin memikat.
Agus tersenyum lebar mendengar jawaban Angela, jantungnya berdegup kencang karena kebahagiaan, “Really? You mean that, Angela?” tanyanya, suaranya penuh harap, tangannya meraih tangan Angela dan menggenggamnya erat. Angela mengangguk, “Yes, Agus… I’ve never felt this happy… I want to be with you,” balasnya, lalu mereka saling menatap dengan penuh cinta, mata mereka berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Aroma keringat mereka yang bercampur dengan bau asin laut masih memenuhi udara, dan sinar matahari pagi yang hangat menyapa tubuh telanjang mereka, menciptakan suasana yang begitu intim di pantai yang masih sepi itu, dengan hanya suara ombak dan angin sebagai saksi.
Mereka lalu berpelukan erat di pantai yang masih pagi itu, tubuh telanjang Angela menempel di dada Agus, payudaranya yang besar dan lembut terasa hangat di kulit Agus, sementara tangan Agus melingkar di punggung Angela, memeluknya dengan penuh kasih sayang. Angela bersandar di bahu Agus, “I love you, Agus…” bisiknya dengan nada lembut, suaranya penuh perasaan, dan Agus membalas dengan ciuman di kening Angela, “I love you too, Angela… let’s make it work…” jawabnya, suaranya penuh keyakinan. Keringat mereka bercampur, membuat pelukan itu terasa semakin hangat, dan pasir putih di bawah handuk terasa lembut di bawah kaki mereka, menambah rasa nyaman dalam keintiman mereka.
Pelukan mereka berlangsung lama, seolah tak ingin melepaskan satu sama lain, dengan suara ombak yang tenang dan angin pagi yang sejuk sebagai latar yang sempurna. Sinar matahari pagi yang semakin naik perlahan menghangatkan tubuh mereka, dan di tengah pantai Bali yang indah ini, mereka merasa bahwa dunia hanya milik mereka berdua. Aroma laut yang segar bercampur dengan wangi tubuh mereka, menciptakan kenangan yang tak akan mereka lupakan. Agus dan Angela duduk dalam diam untuk beberapa saat, hanya menikmati kehadiran satu sama lain, tangan mereka saling menggenggam erat, dan di pagi yang damai ini, mereka merasa bahwa mereka telah menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar gairah—sebuah ikatan cinta yang baru saja dimulai.
-----------------------------
Agus, yang masih memeluk Angela erat di sudut pantai yang sepi itu, tersenyum penuh kebahagiaan mendengar keinginan Angela untuk hidup bersamanya. Namun, wajahnya tiba-tiba berubah serius, dan ia berbicara dengan nada rendah, “Angela… aku senang banget kalau kamu mau hidup sama aku… tapi aku cuma supir Gojek… penghasilanku kecil, nggak bisa kasih kamu kemewahan…” Suaranya penuh keraguan, matanya menatap Angela dengan penuh harap, takut wanita itu akan kecewa dengan keterbatasannya. Sinar matahari pagi yang hangat menyapa tubuh telanjang mereka, dan suara ombak yang tenang dengan “swoosh… swoosh…” terdengar lembut, menciptakan suasana yang penuh keintiman di antara mereka.
Angela tersenyum lembut, tangannya membelai pipi Agus dengan penuh kasih sayang, lalu menjawab dengan tulus, “I don’t care about that, Agus… what’s the point of having a lot of money if the man is rough, has a small dick, and can’t even fuck properly?” Nada suaranya tegas namun penuh perasaan, matanya yang biru menatap Agus dengan penuh keyakinan, menunjukkan bahwa ia lebih menghargai kebahagiaan sejati daripada harta. Keringat mereka yang masih menempel di kulit bercampur dengan pasir putih yang lembut di bawah handuk, dan aroma laut yang segar memenuhi udara, menambah suasana yang hangat dan penuh kejujuran di antara mereka.
Agus, yang sedikit terkejut dengan jawaban Angela, menatapnya dengan rasa ingin tahu, lalu bertanya dengan hati-hati, “Berarti… suamimu dulu seperti itu?” Suaranya lembut, tak ingin membuat Angela merasa tidak nyaman, tapi ia penasaran dengan masa lalu wanita yang kini ada dalam pelukannya. Angela mengangguk pelan, wajahnya tiba-tiba berubah sedih, dan ia mulai membeberkan aib suaminya, “Yes… my marriage looked happy on the outside… everyone thought we were perfect… but I never got what I deserved from him…” Suaranya mulai bergetar, matanya berkaca-kaca, dan ia menunduk, seolah mengenang masa lalu yang pahit. Angin pagi yang sejuk menerpa rambut pirangnya, membuatnya terlihat rapuh di bawah sinar matahari yang lembut.
Angela melanjutkan ceritanya dengan nada penuh kekecewaan, “He had money… a big house… everything… but he was cold… rough… his dick was small, and he didn’t know how to satisfy me… I felt empty for years…” Air mata kecil mulai menetes dari sudut matanya, mengalir di pipi yang berkilau karena keringat, dan suaranya terdengar parau, penuh dengan luka yang selama ini ia pendam. Agus, yang mendengar cerita itu, merasa iba—ia segera merangkul Angela lebih erat, tangannya membelai punggung Angela dengan penuh kasih sayang, lalu ia mengecup pipi Angela dengan lembut, meninggalkan suara “chu… chu…” yang penuh perhatian. Tubuh telanjang mereka saling menempel, hangat di bawah sinar matahari pagi, dan suara ombak yang tenang menjadi latar yang kontras dengan emosi Angela yang terbuka.
Agus terus mengecup pipi Angela, mencium air mata yang mengalir dengan penuh kasih, lalu berbisik dengan nada menenangkan, “I’m here now, Angela… I’ll give you everything I can… I’ll make you happy…” Suaranya penuh keyakinan, tangannya mengelus rambut Angela dengan lembut, mencoba menghibur wanita yang kini menangis pelan dalam pelukannya. Angela tersenyum kecil di tengah air matanya, “I know, Agus… you already make me feel more loved than I ever did…” balasnya, lalu ia memeluk Agus lebih erat, kepalanya bersandar di dada Agus, merasakan kehangatan dan keamanan yang selama ini ia rindukan. Di sudut pantai yang sepi itu, dengan pasir putih yang lembut dan sinar matahari pagi yang hangat, mereka tenggelam dalam pelukan penuh cinta, siap memulai lembaran baru bersama, meninggalkan masa lalu yang menyakitkan di belakang.
--------------------------
Agus dengan lembut mengusap sisa air mata di pipi Angela menggunakan ibu jarinya, matanya penuh kasih saat menatap wajah wanita itu yang masih berkilau karena keringat dan cahaya matahari pagi. “Kamu wanita tercantik, Angela…” bisiknya dengan nada tulus, lalu ia tersenyum kecil, “Mau kita lanjut ngentot lagi?” Angela, yang tadinya sedih, langsung kembali ceria—matanya yang biru berbinar, dan senyum genit kembali menghias wajahnya. Ia mengangguk antusias, “Yes, Agus… but I want it in cowgirl position… and you have to squeeze my boobs hard, okay?” katanya dengan nada manja, tubuh telanjangnya yang montok sedikit bergoyang, seolah tak sabar untuk melanjutkan. Sinar matahari pagi yang hangat menyapa kulit mereka, dan suara ombak yang tenang dengan “swoosh… swoosh…” menjadi latar yang lembut di sudut pantai yang sepi itu.
Agus tersenyum, “Alright, sayang… I’m in…” jawabnya, meski ia sedikit mengeluh dengan nada bercanda, “Tapi posisi itu… kontolku terasa nikmat banget, aku takut keluar cepat, lho…” Angela terkekeh kecil, “That’s the point, babe… I want to make you feel good,” balasnya dengan nada genit, lalu ia mendorong Agus untuk berbaring telentang di atas handuk yang sudah kusut dan penuh pasir. Agus menuruti, tubuhnya yang berkeringat terbaring di atas kain, kontolnya yang sudah keras kembali menonjol, siap untuk melanjutkan. Angela menaiki tubuh Agus dengan penuh percaya diri, posisinya kini berada di atas, lututnya menekan handuk di kedua sisi pinggul Agus, dan tangannya bertumpu di dada Agus, payudaranya yang besar menggantung tepat di depan mata Agus, menggoda dengan sempurna.
Angela mengarahkan memeknya yang basah ke kontol Agus, lalu menurunkan pinggulnya dengan cepat, suara “schlup…” yang basah terdengar saat kontol itu masuk sepenuhnya, dan ia langsung mulai menggoyang pinggulnya naik-turun dengan ritme yang teratur, suara “plok… plok… plok…” yang renyah menggema setiap kali pantatnya yang montok menyentuh paha Agus. “Mmm… Agus… yes… ahh…” desah Angela, tubuhnya bergerak dengan penuh gairah, payudaranya yang besar bergoyang liar di depan Agus, dan ia sengaja melengkungkan tubuhnya agar Agus bisa meraih payudaranya dengan mudah. Agus, sesuai permintaan, meremas payudara Angela dengan keras, jari-jarinya mencengkeram dengan kuat hingga kulit putih Angela sedikit memerah, membuat Angela mengerang lebih keras, “Ohh… yes… harder… Agus…” Keringat mereka mulai menetes lagi, membasahi handuk, dan aroma keringat bercampur dengan bau asin laut memenuhi udara.
Goyangan Angela menjadi lebih intens, ia naik-turun dengan kecepatan yang semakin cepat, sesekali memutar pinggulnya dengan gerakan melingkar yang membuat kontol Agus terasa seperti dipelintir di dalam memeknya yang hangat dan erat, suara “plok… plok… plok…” bercampur dengan “schlurp… schlurp…” yang basah, semakin keras di tengah pantai yang sepi. Agus mengerang keras, “Ahh… Angela… you’re… too good… I… I might cum soon…” suaranya terengah, tangannya terus meremas payudara Angela dengan lebih kuat, jari-jarinya sesekali memilin puting yang sudah mengeras, membuat Angela menjerit kecil, “Mmm… Agus… yes… keep going… ahh…” Tubuh Angela berkilau karena keringat, rambut pirangnya yang basah menempel di pundaknya, dan sinar matahari pagi yang hangat seolah ikut memanaskan momen itu, dengan pasir di sekitar handuk terasa panas di bawah kaki mereka.
Mereka mencapai puncak bersama—Angela menggoyang pinggulnya dengan kecepatan maksimal, memeknya mencengkeram kontol Agus dengan erat, dan Agus tak bisa menahan lagi, “Angela… I… I’m cumming… ahh…” desahnya, kontolnya berdenyut keras, dan Angela dengan cepat mengangkat tubuhnya tepat waktu, membuat peju Agus menyembur ke perut dan payudara Angela, semburan kental itu membasahi kulitnya yang berkilau, sementara Angela juga mencapai klimaks, “Ohh… Agus… yes… ahh…” Tubuh mereka bergetar bersama, keringat membanjiri kulit mereka, dan mereka terkulai di handuk, napas mereka terengah-engah. Angela tersenyum puas, “You’re amazing, Agus…” bisiknya, lalu ia mencium bibir Agus dengan lembut, suara “chu…” yang manis terdengar, sementara suara ombak yang tenang dan angin pagi yang sejuk menjadi saksi bisu momen penuh gairah mereka di pantai Bali yang indah ini.
320Please respect copyright.PENANAaV0SkSiDDm
------------------------------
320Please respect copyright.PENANAChDKYZKu0F
320Please respect copyright.PENANACCDTRitgqi
TO BE CONTINUED
320Please respect copyright.PENANAMSjBVCB3ZV
Follow sumberbarokah di semua platform
Support dengan membeli cerpen berbayar agar kita bisa update setiap hari
320Please respect copyright.PENANA3263DjDima
320Please respect copyright.PENANATYvx5ISWgD
320Please respect copyright.PENANAGbqjg7c37y
320Please respect copyright.PENANAXuiirm2dqZ
320Please respect copyright.PENANAqHOqGOtyIW
320Please respect copyright.PENANAVOr2oc3HdI