
“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
250Please respect copyright.PENANACter42iYhv
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
250Please respect copyright.PENANA9j8GIsiUC1
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
250Please respect copyright.PENANA4XAkkuqBmh
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
250Please respect copyright.PENANAJrs3cbB8W5
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
250Please respect copyright.PENANAlfxw4TDODE
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
250Please respect copyright.PENANApZSZa0dgSL
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
250Please respect copyright.PENANA0NHW6hhXKw
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
250Please respect copyright.PENANA7STSnGecqc
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
250Please respect copyright.PENANAeHICxynGIx
"Ya.."
250Please respect copyright.PENANA8pLWbiWIpg
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
250Please respect copyright.PENANAnXs2qqKTvo
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
250Please respect copyright.PENANAAs2JsxnV6E
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
250Please respect copyright.PENANAzHa21wgD6G
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
250Please respect copyright.PENANAIjQTBU2hiL
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
250Please respect copyright.PENANA258UQ8BvKv
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
250Please respect copyright.PENANAyWgI4uaFBZ
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
250Please respect copyright.PENANAnLjnwUaKOb
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
250Please respect copyright.PENANAmp1XZlPJD4
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
250Please respect copyright.PENANATgacWnmeQc
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
250Please respect copyright.PENANAp3hWZU4aQ3
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
250Please respect copyright.PENANAIJbrjLFg9J
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
250Please respect copyright.PENANA7Pz2wRPbbx
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
250Please respect copyright.PENANAwhtHR8kVbY
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
250Please respect copyright.PENANAsnlBXL3ZRy
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
250Please respect copyright.PENANACwKVBWxsIH
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
250Please respect copyright.PENANAyG03w2nM7K
"Pintar!!"
250Please respect copyright.PENANA50LLKy39VO
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
250Please respect copyright.PENANAIGxUqjxQTq
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
250Please respect copyright.PENANA30Rx9kk02t
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
250Please respect copyright.PENANAzpSywZM68c
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
250Please respect copyright.PENANAvKDx8WBofa
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
250Please respect copyright.PENANAAXBIoDRJ76
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
250Please respect copyright.PENANAlcYqwDdqk5
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
250Please respect copyright.PENANAZmD4mou5ax
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
250Please respect copyright.PENANAVDLGW4CUX9
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
250Please respect copyright.PENANAsUY2rtQiky
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
250Please respect copyright.PENANAuQYjr172HW
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
250Please respect copyright.PENANAyt8aY0uGHN
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
250Please respect copyright.PENANAwJKasXNArn
250Please respect copyright.PENANAEvQMVn67Hy
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
250Please respect copyright.PENANAVQvGjkYIwI
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
250Please respect copyright.PENANAPvSBaYIoc9
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
250Please respect copyright.PENANAdSlKk7pPmA
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
250Please respect copyright.PENANAhw9zmleg9K
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
250Please respect copyright.PENANAKVTZhZD45B
"Gila!! Bedebah sialan!!"
250Please respect copyright.PENANAxXY78s74Bt
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
250Please respect copyright.PENANAnZ5Zw3UBMV
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
250Please respect copyright.PENANAIRakg3UdE5
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
250Please respect copyright.PENANAOmp5sdYmPM
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
250Please respect copyright.PENANA5BM8tV44qr
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
250Please respect copyright.PENANAMmtQh7i354
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
250Please respect copyright.PENANApeGnj4bRgz
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
250Please respect copyright.PENANAgIn8MJaWRC
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
250Please respect copyright.PENANAldwiulSfUk
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
250Please respect copyright.PENANAUglEcZOBiB
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
250Please respect copyright.PENANAeUYL5lDsDP
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
250Please respect copyright.PENANAuOKfBzIQu7
-----
250Please respect copyright.PENANA5YDkjjviWD
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
250Please respect copyright.PENANAwwy2jx3hgd
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
250Please respect copyright.PENANAF8GswWZsax
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
250Please respect copyright.PENANA9H8MlZMIV6
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
250Please respect copyright.PENANAvBLWRjwf1M
Gali.. Gali.. Gali..
250Please respect copyright.PENANAu8o6wDmwHB
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
250Please respect copyright.PENANAI6XmJZZ0DG
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
250Please respect copyright.PENANAxwpNzlWYbw
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
250Please respect copyright.PENANAXcSFFoGRyN
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
250Please respect copyright.PENANAoDtchn19k8
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
250Please respect copyright.PENANAJkYcdX5lxi
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
250Please respect copyright.PENANAzQ28znpjfI
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
250Please respect copyright.PENANA3d8XpaMICG
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
250Please respect copyright.PENANA4HgE2WWPXl
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
250Please respect copyright.PENANAZEBzGHMCo7
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
250Please respect copyright.PENANArkvad9TStA
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
250Please respect copyright.PENANA6gWOwPOd60
“Mulutku?”
250Please respect copyright.PENANAnRhW6NzYJU
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
250Please respect copyright.PENANATTRD8PN7kA
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
250Please respect copyright.PENANARj7O0Vu69p
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
250Please respect copyright.PENANAWs1Ut1A823
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
250Please respect copyright.PENANAP7vnWB2Bkg
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
250Please respect copyright.PENANA5rYU0AfYPB
"Bersiaplah kau nyonya!!"
250Please respect copyright.PENANACM2YifuMMd
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
250Please respect copyright.PENANAKjDBzbDAFJ
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
250Please respect copyright.PENANALQXgV8aEJE
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns3.19.246.111da2