x
"Berapa umurmu?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0JgL8GXK2E
"20 tahun nyonya."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVnqHKGDYx
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡju7teMfYB7
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ84X2cgDC7c
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYc9s9wTFdH
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAjsa6L6SCH
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTt31bBDqcM
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnfgoWaMBg3
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3cdZ18gFI
"Kenapa begitu?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTbZBz8bdB4
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkstXj3yEry
"benarkah?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4F8XTUsptH
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJUbHdZQtzL
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhElMqaGNmF
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWF9SHnmZTM
"Aku tidak sejahat itu."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhisDIAYTkn
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK7nJQ6iWOv
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0qDp7uwUo
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrAp4T3cOwg
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡehAuzSyWWq
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zmwc2M9Yf
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAq7BSygcLA
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLwgRSrDXW1
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFOHd60OKSV
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CUYSF2q91
"Baiklah."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJmJCa5oZRi
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuoPUHkeOt1
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDr3CpzlFnh
"Baiklah." kata Dinda patuh.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvyAeajBBO6
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtPHFzBLerU
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWeRLo5XmbY
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvrGb85rxI
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJPYkO0H6is
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbGz8cNStDJ
Klotak..Klotak..Klotak..
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdEZgBsT3UU
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYIuxdavmE2
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx45MiBIt3Q
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFBAGjJ2TW6
"Duduklah." kata Arjun.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡODwBV41PXH
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ61lCnLTPQT
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurqht8dwJX
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZp9Ybyq7g
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCD2karqsgX
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJqSAshlPdr
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUDj4vPn6jH
“Nyonya mau rambutan itu?”
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc0EqgyNOa2
"Boleh?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7axS7oPc5J
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnnL6bqxxxf
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUYE5AO5v8
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡACX6HFN32Q
"Sedang apa kamu?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIvgwfPNOY
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUrwKYatDgM
"Apa perlu aku carikan tangga?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Kt1bvgK5f
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKNJXmMOuV7
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡffZtQKnQaJ
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ49bhkbsPks
"Tuan.." kata Dinda lirih.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNVKGEzQZd
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv0bwivgngD
"Baik tuan."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4pReqvYOF0
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2qKILxqmqm
"Argh.. Aaaa.."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtawxDzNWAH
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLuJ3Rp5X19
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1u7q63v2MN
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1WLwqdYi9e
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj9gyldkENX
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQymmrLEPS
"Jadi kamu menungguku di sini?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN8lBaaqriF
"Iya nyonya."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgPDOg3XZd5
“Kemarilah?”
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHK2e7XnCRf
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhmK0jbSx0c
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVeOEsrhb5
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Y2SZ40bek
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUZZIoBu2t
"Atau apa nyonya?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiiR1tfrLSO
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtfjnKXJLck
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ445O32Xmyo
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaVg9Ky5wA3
"Baik nyo.."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9pmDOKx1H
"Apa yang kamu katakan!!"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttpK5Smcok
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR4WBXM3fuz
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS483Msuuqf
“Kamu mau kemana Dinda?”
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbgzQ5ZnwOK
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhbs2ArXewR
"Tunggu biar aku antar."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgyBodeGYG
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiYHApgKFyT
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0UYt7PUBKq
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgDp78eHgM9
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeuVa5tvNKp
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRfJkX9d7tb
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiB9U88VbfA
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
412Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8KMQJ3Pd3J
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns18.191.132.143da2
