x
"Berapa umurmu?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgJtPkwC5UV
"20 tahun nyonya."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGoOyCBbmIq
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Ry9GA3EL3
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ64wbbkInmN
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsGZl1gq7sl
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoEW8kFhLR
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrSNZbMfWW9
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa3s3PNJ5CZ
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhu13o8JFiz
"Kenapa begitu?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKfu5z4IUw
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aIuB9ROZJ
"benarkah?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiXCQrrs0RP
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Q9PZ4gu97
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Xo5OwC3By
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsq7Ud3AOe
"Aku tidak sejahat itu."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHoLxHb4YZ
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27qWky4e3X
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxylS3HkFrg
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcSpCmW22Gg
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFhmi0Lbot
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYGvuGR6YH6
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnZ1PwNgDcr
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZ85DMBFj2
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz8BpYd8Px1
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5VUMrp2u5
"Baiklah."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjSo0TJsTFN
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlu0Mw7jdDk
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMiQk0VGj25
"Baiklah." kata Dinda patuh.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94qT1jaeDw
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhF73F2DB2
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo5DmU092ZW
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCo4VelmHMB
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhfUTsCcWIc
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2JA6Vu4cGs
Klotak..Klotak..Klotak..
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN6896aziTT
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNIh991DPp
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGQkDsShoq
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡel3fDZRbtR
"Duduklah." kata Arjun.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePWciVfVDZ
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2aKvaJEwY
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYB0FelcfQE
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2UCcoUEGV
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMYKvAzAAx6
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ56UnXp0nYN
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo7EO2cm1sY
“Nyonya mau rambutan itu?”
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVqyQbNxNf
"Boleh?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡANbkYWloBu
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJL9pOrENIT
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Un7WodI67
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBgkJ5gJUAi
"Sedang apa kamu?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVEiQOaqNH
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT0XXJAsGki
"Apa perlu aku carikan tangga?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsOKDYtyKi7
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSXY1EKSLO
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr94u85b0hb
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6BBfE9Y4Y2
"Tuan.." kata Dinda lirih.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTqLMklT2sX
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIAGxmbewEY
"Baik tuan."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1vKSnJAidE
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQXMiit1NJo
"Argh.. Aaaa.."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBZTtiRdZk5
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6thUb1HfC3
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOsF4eAr80Q
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiYDQWzc6Nc
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEiJcW0SKCC
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4RsubY4FMz
"Jadi kamu menungguku di sini?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoFcQrkFJ2k
"Iya nyonya."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx4SMIoSViC
“Kemarilah?”
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNBxfcmTmHZ
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxmivKP3hh
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeUuWRWangb
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡztYO1VabDe
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzUe3xQXJP1
"Atau apa nyonya?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMB8dGr2RyD
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe8kltuN5dM
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWtw5mnl2nd
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3KFVxIRtv2
"Baik nyo.."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC2jEDFgZnx
"Apa yang kamu katakan!!"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmlhfX4la9u
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkyFCYxBsIN
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlqpp26wNb4
“Kamu mau kemana Dinda?”
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr69pRR40IN
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmSLZ0STBDL
"Tunggu biar aku antar."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBMRlEAPPI
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIpweoEDhfh
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs9Gtotm4iF
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTzXvRiNjCa
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhnzz6NL0h
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgFx409kzi
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdN5H7Nh7p5
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
424Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYBR1mx69EA
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns13.59.144.10da2
