x
"Berapa umurmu?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJDcxNt7fi
"20 tahun nyonya."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmYWVWilWx
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvblBJ6Dzes
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTxRZnUSKG
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOCcBKmK6lG
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Z0zyd2mq4
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4dhujVJxjB
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1StAGDlSP
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQBrO4ztg4I
"Kenapa begitu?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4603T3VXQM
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3W5A8s8eFt
"benarkah?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ5dmE8K1yr
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAX67xdM8s
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYY2hzma9kC
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5tURNv0Uma
"Aku tidak sejahat itu."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWBIzxiZzn2
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ024yCc39oW
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnU7tC3Ob8e
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOeAXOLQsg
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRAVsWDsJy
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVkx1aLmK2l
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhg0VreA0JT
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaC55rAK0Cz
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVvSj08IQ2
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYVP6FA1yUA
"Baiklah."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWO28m2A5jY
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkcMzVlrec
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLEpyj4xg63
"Baiklah." kata Dinda patuh.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZSFrhjgAQW
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZ3C5hxiw1
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqzmTpqjEk1
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCggn7uqVoB
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfMuZqwHr0t
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFICRjFHOYC
Klotak..Klotak..Klotak..
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3puaiolYS0
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5DcYnS2WPo
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy6jkgSz3SN
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9hmjTs4qto
"Duduklah." kata Arjun.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPa88jNGXLm
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD6GaWVvAE0
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgee2a7iPYb
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4ZpG7JyCx
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4d0kKrPdd5
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLAXi7aRlEO
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqK72QlBJnK
“Nyonya mau rambutan itu?”
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1mp8wkvbP
"Boleh?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu5zxIXgGw4
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbktvOj4fIp
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN6uh31WODZ
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkcBgSjFt0C
"Sedang apa kamu?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyAWloxe1aB
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGx6fC7831K
"Apa perlu aku carikan tangga?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7h8bKpWdm0
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rwcBkSkVf
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfHQCwjv9j
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPToxANcUZy
"Tuan.." kata Dinda lirih.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAUQkOoZ02c
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0VMGsdri6c
"Baik tuan."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZfQJgN5De
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv035Rgi7tV
"Argh.. Aaaa.."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6pSbEcCKP2
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOX26bXACYu
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3P3LnLf1z2
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMV0sW6Ugij
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2Xq1REJS0
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4sizQbyAfi
"Jadi kamu menungguku di sini?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTEeNtTr1Sv
"Iya nyonya."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBZMw1YTPgb
“Kemarilah?”
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSCJVlsxTDD
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfXwrwodbFe
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP7P4vCC5BZ
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLbc2Ydd4Gn
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIyot9bBagZ
"Atau apa nyonya?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Qs87Px39G
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEj8X5fLc20
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6nGCIRzXcI
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdVpDylV5E
"Baik nyo.."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoi5plafwoK
"Apa yang kamu katakan!!"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrujlcFnCoN
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUWW15hmX0
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lMPq5949K
“Kamu mau kemana Dinda?”
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Bpkjc40wy
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgrHUOqDq3p
"Tunggu biar aku antar."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxecRylmvXT
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDB2YAk8If
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfcyEXIEtS
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZT5yIVhGmI
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkcnuH7P0GY
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8i6vCCxj3e
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBGgnXlmjka
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
463Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ30IfJdUKZF
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns216.73.216.197da2
