
“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
316Please respect copyright.PENANA53arbW7hoh
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
316Please respect copyright.PENANA14PbVkLH57
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
316Please respect copyright.PENANAilYYeN5d1S
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
316Please respect copyright.PENANAvh92Ccc6Np
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
316Please respect copyright.PENANAmRNGJX2gzm
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
316Please respect copyright.PENANAh5ldylzp0Y
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
316Please respect copyright.PENANAx0qet1iyVG
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
316Please respect copyright.PENANABGDloD72FQ
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
316Please respect copyright.PENANA5gw52pVRXx
"Ya.."
316Please respect copyright.PENANAweI1BLITgp
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
316Please respect copyright.PENANAn5e0IGsz23
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
316Please respect copyright.PENANAag0EAeOtr2
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
316Please respect copyright.PENANArwDT2tETW9
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
316Please respect copyright.PENANAcvx1rvLQH4
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
316Please respect copyright.PENANAMZ7barP8Em
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
316Please respect copyright.PENANAzoprPeYXOV
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
316Please respect copyright.PENANAyBN60grDVE
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
316Please respect copyright.PENANA9hSdjrbitd
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
316Please respect copyright.PENANA6UVabDHPr9
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
316Please respect copyright.PENANAX2FacbcIxC
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
316Please respect copyright.PENANA2T4mQYAnDJ
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
316Please respect copyright.PENANAI5nmfsVSpk
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
316Please respect copyright.PENANA0XT7PozyU9
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
316Please respect copyright.PENANA2frgEf1CvD
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
316Please respect copyright.PENANAdd1Aioegy5
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
316Please respect copyright.PENANAjgbZdB2wYF
"Pintar!!"
316Please respect copyright.PENANASgtQqarEzb
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
316Please respect copyright.PENANAUyHhesdIxy
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
316Please respect copyright.PENANAOAIDP7Q9bb
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
316Please respect copyright.PENANA3SZ2dmctEK
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
316Please respect copyright.PENANA0r0M9QG3Md
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
316Please respect copyright.PENANAnHJmDRWDE5
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
316Please respect copyright.PENANAJIhtmZV2kj
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
316Please respect copyright.PENANA1kA9HqquYt
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
316Please respect copyright.PENANAqsRIJu4DYm
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
316Please respect copyright.PENANAj4OLD2BvMl
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
316Please respect copyright.PENANALvwpWqeMQf
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
316Please respect copyright.PENANA8hZVBEf8V1
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
316Please respect copyright.PENANAOkyTfnRxll
316Please respect copyright.PENANAkfbwArxyid
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
316Please respect copyright.PENANAlhvb45AZzr
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
316Please respect copyright.PENANA1xvOeRCDRl
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
316Please respect copyright.PENANAReKAG5u6tX
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
316Please respect copyright.PENANAR1wdEU3wW5
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
316Please respect copyright.PENANAxosfhq5e3z
"Gila!! Bedebah sialan!!"
316Please respect copyright.PENANA1pZhwWjSw3
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
316Please respect copyright.PENANA9JMSFWmv1l
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
316Please respect copyright.PENANA68DZJwcYsc
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
316Please respect copyright.PENANAoQUvJL08OF
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
316Please respect copyright.PENANADQZe3cG5mM
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
316Please respect copyright.PENANAE4rDsfZoA3
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
316Please respect copyright.PENANA9lzK5HnjoF
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
316Please respect copyright.PENANAcdpTTtrrJA
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
316Please respect copyright.PENANAIgv2wkEdya
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
316Please respect copyright.PENANAmYJWHDF5Vv
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
316Please respect copyright.PENANAmOEFCheZ34
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
316Please respect copyright.PENANAGCRw8gGOvf
-----
316Please respect copyright.PENANAyffxs8LZOH
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
316Please respect copyright.PENANAdkgYwQrIN1
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
316Please respect copyright.PENANAZkOBziwY3C
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
316Please respect copyright.PENANApzYJ5z5Se0
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
316Please respect copyright.PENANAMcESkNz3vW
Gali.. Gali.. Gali..
316Please respect copyright.PENANAlAhbEpNo4p
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
316Please respect copyright.PENANAVkdf0vVQtG
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
316Please respect copyright.PENANAe1VaupqxXQ
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
316Please respect copyright.PENANAbHzeMzTTc2
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
316Please respect copyright.PENANA5s47MHwX2l
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
316Please respect copyright.PENANAQbWiI5DxYd
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
316Please respect copyright.PENANAcr7RZS4Vss
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
316Please respect copyright.PENANACEtWPZX6p0
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
316Please respect copyright.PENANAuwzB5VQmx7
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
316Please respect copyright.PENANABv4ShxTNA3
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
316Please respect copyright.PENANAHb5QHaVaI8
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
316Please respect copyright.PENANAWcywoKfAqf
“Mulutku?”
316Please respect copyright.PENANAQqYVVmVZ41
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
316Please respect copyright.PENANAfezYatqC5N
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
316Please respect copyright.PENANAzmjtING6v3
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
316Please respect copyright.PENANAbwDT9nkvqV
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
316Please respect copyright.PENANAzN9QgXw9I8
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
316Please respect copyright.PENANAQqQPXRvA65
"Bersiaplah kau nyonya!!"
316Please respect copyright.PENANA5QL4n1pHCf
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
316Please respect copyright.PENANAd1oReKrLYs
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
316Please respect copyright.PENANAAjegkFnFEJ
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns216.73.216.143da2