
“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
293Please respect copyright.PENANAzTq6O0OZtx
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
293Please respect copyright.PENANABseO5EyH8i
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
293Please respect copyright.PENANAB5huOwzSTm
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
293Please respect copyright.PENANAXtKQj4a5PH
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
293Please respect copyright.PENANAsTFFX1iihp
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
293Please respect copyright.PENANAUOmQAG8wuB
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
293Please respect copyright.PENANA8f0pCaRovc
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
293Please respect copyright.PENANA77rYdvJbNd
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
293Please respect copyright.PENANAY70aw5V9L6
"Ya.."
293Please respect copyright.PENANA88Vce5hEMm
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
293Please respect copyright.PENANAoOFqrtyL0s
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
293Please respect copyright.PENANARB9HcZTSs8
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
293Please respect copyright.PENANA2NZ4Q0qoxd
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
293Please respect copyright.PENANAxs9CZqRcgf
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
293Please respect copyright.PENANAAniClh6tNq
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
293Please respect copyright.PENANAbjaMc7Enyh
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
293Please respect copyright.PENANAbV34Zn6XWr
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
293Please respect copyright.PENANAhtnKOh2I9U
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
293Please respect copyright.PENANAwtIR53RNIw
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
293Please respect copyright.PENANAQE9uSpxXB5
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
293Please respect copyright.PENANA3xyxOb5PPy
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
293Please respect copyright.PENANAKt3EF2FwZy
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
293Please respect copyright.PENANAQxGH5LGtrT
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
293Please respect copyright.PENANA5pHiE4t5FP
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
293Please respect copyright.PENANAWSPHPm8O5c
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
293Please respect copyright.PENANAv116ZY0g0O
"Pintar!!"
293Please respect copyright.PENANA7T4x6sjSAH
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
293Please respect copyright.PENANAM4xrVrPINC
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
293Please respect copyright.PENANAjmuety5JXK
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
293Please respect copyright.PENANA0gi3gw7ove
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
293Please respect copyright.PENANAQVN54vN0A1
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
293Please respect copyright.PENANADmIK4XwdkJ
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
293Please respect copyright.PENANA5eoVjYcLAH
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
293Please respect copyright.PENANAtFKCxBm1Zh
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
293Please respect copyright.PENANAFop2eIsWcq
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
293Please respect copyright.PENANAoKhHsJk8Zj
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
293Please respect copyright.PENANACwjhQ7X5gv
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
293Please respect copyright.PENANAMnY93SM0C6
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
293Please respect copyright.PENANAgt1ZuEhJrh
293Please respect copyright.PENANAE5wVzcrJmW
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
293Please respect copyright.PENANAdHc2dmBwz3
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
293Please respect copyright.PENANAa3ya1tWFZJ
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
293Please respect copyright.PENANAGnZGlHe7kV
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
293Please respect copyright.PENANAqIk9NIzQW2
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
293Please respect copyright.PENANA4piUELzGzJ
"Gila!! Bedebah sialan!!"
293Please respect copyright.PENANAbLXwXIuAp9
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
293Please respect copyright.PENANABIZYIyw6i8
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
293Please respect copyright.PENANAf5jVu5qeDJ
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
293Please respect copyright.PENANAUY8eT49Vym
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
293Please respect copyright.PENANARY03pGY9WR
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
293Please respect copyright.PENANAGa2CwL5IZR
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
293Please respect copyright.PENANAcRtmbowm3t
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
293Please respect copyright.PENANAg32yUN1zim
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
293Please respect copyright.PENANANJhhiz0baB
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
293Please respect copyright.PENANAseVYffRxkC
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
293Please respect copyright.PENANAlTPO3atLzv
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
293Please respect copyright.PENANA5KpArhuRuY
-----
293Please respect copyright.PENANARDxnXrfPWy
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
293Please respect copyright.PENANAnA2ZuFv7fM
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
293Please respect copyright.PENANAAypr87znNz
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
293Please respect copyright.PENANAH33JPUl1vt
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
293Please respect copyright.PENANAC4y5l62iop
Gali.. Gali.. Gali..
293Please respect copyright.PENANAbJcvwvDbnc
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
293Please respect copyright.PENANAqM5OvqHYv0
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
293Please respect copyright.PENANA2M3mfcau6c
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
293Please respect copyright.PENANAC3uNKIcTzy
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
293Please respect copyright.PENANA6tqiFRRKnA
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
293Please respect copyright.PENANAoDzX1lDQdS
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
293Please respect copyright.PENANACqly1ScoQd
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
293Please respect copyright.PENANAvEHRbbOr4T
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
293Please respect copyright.PENANAs9ggjJJMVc
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
293Please respect copyright.PENANAUmI0OFC3gH
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
293Please respect copyright.PENANAlpc2FAv8LU
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
293Please respect copyright.PENANAl2g5bjryZZ
“Mulutku?”
293Please respect copyright.PENANAulLy1Abox3
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
293Please respect copyright.PENANAFV0CE2TDSm
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
293Please respect copyright.PENANAGeBNd4ZlrE
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
293Please respect copyright.PENANAtVRyArNSSc
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
293Please respect copyright.PENANANJHtzJuF21
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
293Please respect copyright.PENANAEvw8fxHjNu
"Bersiaplah kau nyonya!!"
293Please respect copyright.PENANAfDO1KDh8Li
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
293Please respect copyright.PENANArfiXLn5RFI
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
293Please respect copyright.PENANAcUCxhXopQC
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns216.73.216.39da2