"Aku tau ini pasti menyakitkan buatmu Rama. Lihatlah kekasihmu begitu menikmati permainan ini." Bisik Hithomi lembut di samping telinga Rama.
Pria tampan itu seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Haruka dengan lihai melakukan blowjob pada penis Hiro dan Takeshi secara bergiliran. Bahkan kini tubuh wanita cantik itu tidak lagi terikat, saat mulutnya mengulum penis Hiro satu tangannya dengan telaten mengocok "pusaka" Takhesi.
Tak jarang desahan lirih keluar dari bibir Haruka saat tangan-tangan anak buah Hithomi itu memainkan payudaranya. Haruka tak lagi memberontak seperti semula, dia justru begitu menikmati permainan bersama Hiro dan Takeshi.
"Kau juga ingin seperti itu Rama...?" Goda Hithomi sambil tangannya mengelus dada bidang Rama.
"Lakukan..." Jawab Rama dengan ekspresi dingin, kedua matanya masih terus melihat ke arah Haruka. Ada kemarahan yang ingin dia luapkan.
"Lepaskan ikatanku, Aku berjanji akan membuatmu benar-benar terpuaskan." Lanjut Rama lagi.
"Hmmmm...Bukan itu yang Aku khawatirkan saat Aku membuka ikatanmu Rama."
"Cepat lepaskan! Aku akan memuaskanmu!" Mata Rama menatap tajam wajah Hithomi.
"Aaaaaaacchhhh...!!! Aaaacchhhh!!! Iiyaahh!! Aaaaatggghhtt!!"
Haruka terlihat sudah berada di atas pangkuan Hiro, dengan posisi membelakangi pria Jepang itu. Tubuhnya naik turun memompa batang penis Hiro yang sudah terbenam di dalam vaginanya. Mulutnya sesekali disumpal oleh ujung penis Takhesi yang berdiri tepat di sampingnya.
"Aaaaarrgghhtttt!! Fuck!! Yeeaahhh!! Aargghhttt!!"
Haruka seperti kesetanan, tubuhnya meliuk-liuk layaknya cacing kepanasan. Genjotannya semakin cepat dan tak beraturan, Hiro terlihat sedikit kewalahan meladeni permainan putri Iwao itu.
"Ooooh Yeeaahhh...Aaaaccchhhh!!"
Erang Takeshi sambil terus mendorong kepala Haruka lebih maju melahap sekuruh batang penisnya sampai ke kerongkongan.
"Aaaaarrgghhtttt!!!"
Erang Haruka, kedua matanya mendelik saat ujung penis Takhesi masuk terlalu dalam, membuatnya hampir muntah.
"Haaaahhh!! Haaaahhh!! Brengsek!!" Racau Haruka setelah melepaskan batang penis Takhesi dari dalam mulutnya.
Nafas Haruka semakin tak beraturan, tubuhnya terus bergerak naik turun menggenjot penis Hiro yang masih duduk memangkunya.
"Balik badanmu! Hiro hentikan sebentar, Aku ingin merasakan lubang anus nona cantik ini." Perintah Takhesi yang kemudian dituruti oleh Hiro.
"Apa yang akan Kau lakukan?" Tanya Haruka bingung.
"Sudah, Kau diam dan tinggal rasakan saja!"
Bentak Takhesi. Hiro kembali menarik tubuh Haruka ke atas pangkuannya, kini dalam posisi saling berhadapan. Seperti sudah mengerti apa yang diinginkan oleh Hiro, Haruka membasahi lubang vaginanya dengan ludah lalu kemudian kembali memasukkan batang penis Hiro ke dalam liang kewanitaannya.
"Aaarrgghhtttt!!!!"
Pekik Haruka kencang, tubuhnya kembali bergerak naik turun memompa penis Hiro. Buah dadanya yang bergoncang mengikuti irama gerakan tubuh memancing Hiro untuk menghisap dan menjilatinya.
"Aaaaaccchhhh...!!! Iikeeeehhh...iiiiikeeeghhhh...kimochi!!! Aaaacchhhhh!!!" Desah Haruka seperti layaknya bintang porno JAV yang sedang menjalani debut pertama kalinya.
"Tahan dulu!! Jangan bergerak!"
Hardik Takhesi sambil menahan bongkahan padat pantat Haruka agar tidak bergerak. Haruka menoleh ke belakang, melihat apa yang akan dilakukan Takhesi pada tubuhnya.
"Heeii!! Apa yang Kau lakukan?!! Kenapa Kau masukkan situ?!! AAAAARRGGHHTTT!!"
Haruka berteriak kesakitan saat Takhesi mendorong ujung penisnya menerobos lubang anus. Saking sakitnya, Haruka sampai-sampai menggigit pundak Hiro.
"Ooooocchhhh!!! Sempit sekali lubang anusmu!! Aaaarrgghhttt!!"
Takhesi sedikit menekan ke bawah pantat Haruka sambil terus mencoba memasukkan seluruh batang penisnya ke dalam anus wanita Jepang itu.
"Aaaarrgghtttt!!! Sakiittt goblookkk!!! Aaacchhhhh!!!" Erang Haruka kesakitan.
"Ooooocchhhhh.. Ayo Hiro lanjutkan permainanmu!" Perintah Takhesi pada Hiro.
"Aaaaarrgghhttt!! Bajingan kalian berdua!!! Aarrgghhttttt!!! Aaaaacchhhh!! Fuck!!!" Teriak Haruka kesetanan.
Kini dua lubang intimnya sudah terisi penuh oleh penis Hiro dan Takhesi. Kedua pria Jepang itu secara simultan seperti mengebor liang vagina dan lubang anus Haruka. Haruka hanya bisa berteriak, mendesah, dan memaki sambil terus merasakan lubang intimnya "diserviz" secara brutal oleh Hiro dan Takhesi. Tubuh Haruka terus bergerak mengikuti irama sodokan dua penis pada tubuhnya, rasa sakit dan perih berangsur berkurang berganti dengan erangan kenikmatan.
Tak jarang untuk semakin membangkitkan gairahnya, Haruka menjilati bibir Hiro, dia juga membiarkan Takhesi yang berdiri membelakanginya memainkan kedua putingnya dengan keras. Peluh ketiga orang Jepang itu semakin membasahi tubuh, erangan dari ketiganya juga semakin menanbah riuh suasana di dalam kamar. Rama seolah tidak percaya dengan apa yang tengah dilihatnya, Haruka seperti ingin membalas perbuatannya yang terleih dahulu "dipaksa" beradegan sex dengan Hithomi. Tapi tak hanya itu, hati Rama semakin tergores perih saat menyaksikan Haruka begitu menikmati digilir oleh anak buah Hithomi, bahkan sangat antusias.
"Kau lihat Rama, kekasihmu ternyata sangat berbakat menjadi wanita jalang. Hahahahaha!!!" Kata Hithomi seperti mengejek apa yang tengah dirasakan oleh Rama.
56Please respect copyright.PENANA9PlviUTz8i
***
56Please respect copyright.PENANAzBiUahegAx
Suasana di dalam kamar semakin ramai dan riuh, 3 orang anak buah Hithomi ikut bergabung dalam "permainan" yang dinginkan oleh Hithomi. Orgy party benar-benat telah tersaji di dalam kamar, desahan dan terkadang teriakan terdengar saling bersahutan. Tubuh Haruka kini dikelilingi oleh 5 orang pria, sementara Hithomi tengah disibukkan oleh kenikmatan tubuh Rama yang sudah tak lagi terikat. Rama sepertinya ingin menunjukkan pada Haruka bahwa dia juga bisa sangat liar di atas ranjang.
"Aaaaaaaacchh!!! FUUUUUUCCKKKK!!! RAAAMAA!! Aaaaacchhhhhh!!!"
Teriak Hithomi kesetanan sambil terus menggenjot tubuh Rama dari atas, kedua payudaranya bergerak liar mengikuti irama goyangan tubuh wanita cantik itu. Sementara mata Rama masih saja melihat ke arah Haruka yang sudah terlentang lemas tak berdaya menghadapi penetrasi dari tiga pria secara bergantian.
Entah apa yang saat ini dirasakan oleh hati Rama, perasaan marah, cemburu, tapi sekaligus bernafsu seolah bergemuruh di dalam dadanya.
Wanita yang sangat dicintainya tiba-tiba berubah menjadi liar, dia mampu bersetubuh dengan 5 pria sekaligus. Meskipun awalnya memberontak tapi lambat laun Haruka begitu menikmati permainan ini, semua tergambar jelas dari raut wajah dan desahan-desahan manja yang keluar dari mulutnya.
"Keluarin di mulutku!!!" Pinta Haruka pada Hiro yang bersiap menembakkan sperma ke arah dada Haruka untuk kedua kalinya.
"Eeeemmmccchhhh!!!! Aaacchhh....."
Sambil memejamkan mata, Haruka mulai mengulum ujung penis Hiro, pria Jepang itu merasakan penisnya seperti masuk ke dalam vacum cleaner, hisapan Haruka yang kuat namun juga lembut semakin menambah sensasi erotis.
"Aaaaarrgghhtttt!!!"
Setelah beberapa saat akhirnya sperma Hiro sukses membanjiri mulut Haruka, tubuh pria Jepang itu berangsur melemas setelah beberapa menegang akibat hisapan mulut Haruka pada penisnya.
"Luar bisasa sekali Kau nona Haruka...."
Puji Hiro, Haruka tak menanggapinya konsentrasi wanita cantik itu kini terarah pada penis satu pria lagi yang sudah hampir 20 menit berada di atas tubuhnya melakukan penetrasi ke dalam vaginanya.
"Ayo keluarkan! Aaacchh! Keluarkan spermamu! Ayo sayang..." Rintih Haruka mencoba memancing birahi sang pria Jepang.
Sang pria Jepang masih terengah-engah mengatur nafasnya, keringatnya juga mengucur deras, energi pria Jepang ini tampaknya terkuras habis akibat pergumulan bersama Haruka dan empat rekannya.
"Aaaaacchhhhh...."
Si pria Jepang akhirnya melepaskan "pelurunya" di dalam vagina Haruka bebarengan dengan erangannya.
"Eeeeeemmcchhhh......Yeeaaaahhh."
Lenguh Haruka saat merasakan liang kewanitaannya becek dan hangat akibat semprotan sperma dari anak buah Hithomi.
56Please respect copyright.PENANA0RGAp9JED6
***
56Please respect copyright.PENANAe2oNLBK37B
Rama terus menggerakkan pinggulnya naik turun, di bawah tubuhnya Hithomi menggelepar sambil terus mendesah keenakan akibat penetrasi penis Rama. Konsentrasi Rama seperti terpecah tatkala tepat di hadapannya Haruka tengah bermain dengan 4 pria sekaligus. Nafsu dan cemburu bergemuruh di dada pria tampan itu. Raganya seolah dipaksa untuk memuaskan birahi Hithomi, tapi di sisi lain jiwanya terkoyak akibat "keliaran" Haruka bersama pria-pria lain.
"Aaacch! Rama! Aaacchh! Iyah! Teeruss.!!Aaccchhh!!" Lenguh Hithomi sambil menjambak rambut Rama, pinggulnya mulai bergeraka naik turun mengikuti irama gerakan tubuh Rama yang menyetubuhinya dari atas.
"Oooocchhh!! Brengsek!! Bajingan!!! Suka dengan kontolku?!! Hah?!!" Tanya Rama kasar sambil terus menggenjot tubuh Hithomi secara keras dan cepat.
"Aaaaarrgghhttt!!! Sakit goblok!! Aaaacchhgg!!! Fuck!!"
Erang Hithomi. Rama semakin mempercepat sodokannya, dia seolah ingin melampiaskan kemarahannya melalui permainan sex yang kasar. Hithomi seperti mengerti apa yang tengah dirasakan oleh Rama, hal yang tidak diketahui Rama adalah wanita Jepang itu ternyata begitu menyukai permainan ranjang yang keras dan cenderung kasar. Luapan emosi Rama seperti candu bagi Hithomi, wanita cantik itu justru sangat menikmati permainan kasar Rama.
"Yeeeaahhh!! sodok yang kenceng Rama...!! Yeeaahhhh!! Aaaacchhhhh...!! Lihat Haruka Rama!! hahahahahah!! Dia begitu bernafsu bersama anak buahku, hahahhahahahahaha!!"
"Aaaaaacchhhh!!! Bangsaaatt!!!" Teriak Rama terbakar amarah.
"Diam Kau pelacur!!!"
Hardik Rama kemudian pada Hithomi. Detik berikutnya Rama membalik tubuh Hithomi dengan kasar, tanpa menunggu waktu lebih lama, Rama kembali menghujamkan pujung penisnya pada vagina Hithomi dari belakang. Tangan kekarnya juga menjambak rambut Hithomi dengan kasar, membuat kepala wanita cantik itu mendongak ke atas.
"Aaaaaaacchh! Iiyah Rama....!!! Aaaacccchhhhhh!!! Mentokin yang dalam Rama!!! Aaaaacchhhh!!! Fuck Me !!!" Erang Hithomi menikmati permainan kasar dari Rama.
Di depan ranjang, Haruka tampak diapit oleh dua pria. Dalam posisi berdiri dan sedikit membungkuk, pantat Haruka terlihat menantang Hiro yang sudah bersiap dengan penis tanggungnya. Di depan mulut, penis seorang Jepang lagi sudah mengacung sempurna siap untuk mendapat serviz blowjob dari Haruka.
"Sempurna!"
Kata Hiro antusias sambik menepuk-menepuk pantat Haruka dari belakang. Pria itu kemudian menggesek-gesekkan ujung penisnya pada permukaan vagina Haruka, seperti mencoba menggoda birahi putri Iwao.
"Eeemmcchhhh....Eeemmcchhhh...!!"
Erang Haruka saat merasakan bagian kewanitaannya terasa begitu gatal akibat gesekan ujung penis Hiro, mulutnya sendiri sudah sibuk dijejali oleh batang penis pria Jepang lain.
Terdengar pintu kamar terketuk dari luar, seketika 5 anak buah Hithomi yang sedah mahsyuk menikmati tubuh Haruka menghentikan kegiatannya, menatap ke arah pintu kemudian mengalihkan pandangan pada Hithomi yang masih terlentang dihujami batang penis Rama dari atas.Kembali pintu terketuk, kali ini lebih keras.
"Aaacchhtt!! Buka goblok pintunya!! Aaaacchhhhh!! Fuck Rama!! Fuck You!!!"
Seorang anak buah Hithomi bergegas membuka pintu kamar dari dalam, saat pintu terbuka pria itu sempat kaget karena di depan pintu kamar sudah berdiri Iwao, segera anak buah Hithomi itu mundur beberapa langkah sambil menutupi bagian vital dari tubuhnya. Pintu terbuka lebar, kini dengan jelas Iwao bisa melihat aksi persetubuhan yang tengah terjadi di dalam kamar. Haruka dan Hithomi yang menyadari kehadiran Iwao sontak menghentikan aksinya, Haruka bergegas mengambil pakaiannya, hal yang sama dilakukan oleh kelima anak buah Hithomi.
"Apa yang sedang kalian lakukan???!"
Iwao benar-benar tak menyangka jika di dalam kamar ini telah terjadi pesta sex yang melibatkan kedua putrinya. Setelah menutupi tubuhnya dengan selimut, Hithomi turun dari ranjang. Tatapannya begitu dingin kepada Iwao, semacam ada kebencian yang ingin Ia tumpahkan pada pemimpin klan Yoshinawa tersebut.
"Akhirnya Kau datang juga!" Hardik Hithomi sinis.
"Apakah ini kejutan yang ingin Kau tunjukkan padaku Hithomi?!" Kata Iwao geram.
"Hmmm...Maybe, tapi yang pasti ini bukan pertunjukan terakhir yang ingin kuberikan padamu."
"Haruka!!! "
Hardik Iwao saat melihat putri bungsunya itu disibukkan menutupi tubuhnya dengan lembar pakaian seadanya. Kekasih Rama itu perlahan mendekati Iwao, dadanya berdesir kencang karena dia tau jika Ayahnya itu tengah murka terhadap apa yang baru saja dilakukannya di dalam kamar ini.
"Booss!!!!"
Seorang anak buah Hithomi yang hendak keluar kamar terlihat ketakutan setelah mengetahui pemandangan mengerikan.
"I...itu..."
Pria Jepang itu gemetar sambil menunjuk ruang tengah rumah Kakek Dasuki. Hithomi yang mulai penasaran melongokkan kepalanya keluar kamar. Hithomi ternyata tak kalah terkejutnya, nafas wanita cantik itu tercekat di dalam tenggorokan.
Di luar kamar puluhan mayat anak buahnya bergelimpangan, beberapa diantaranya bahkan terpisah dari bagian tubuh akibat sabetan benda tajam. Darah seolah turun dari langit begitu deras, merubah warna keramik rumah Kakek Dasuki yang awalnya putih susu menjadi merah segar.
"Brengsek Kau Iwao!!!! Aaaaaarrgghhtttt!!!!!"
Teriak Hithomi penuh kemarahan sambil mencoba memukul kepala Iwao, tindakan yang sia-sia karena gerakan Hithomi segera dihentikan oleh salah satu Yakuza kepercayaan Iwao.
"Cukup!!!!" Hardik Iwao mencoba memperingatkan Hithomi.
"Kalian!! Keluar semua!"
Perintah Iwao pada kelima anak buah Hithomi yang masih berada di dalam kamar. Dengan tubuh gemetar kelima pria Jepang itu menuruti perintah Iwao, mereka sadar setelah keluar dari kamar nyawa mereka akan segera dicabut secara paksa oleh para Yakuza klan Yoshinawa.
"Kau juga keluar!!" Perintah Iwao pada Rama yang sedari tadi terdiam di atas ranjang.
"Jangan Kau sentuh orang ini."
Bisik Iwao pada salah satu anak buahnya yang kemudian menuntun Rama keluar kamar. Haruka menatap dingin mata Rama saat mereka berpapasan, entah bagaimana cara menjelaskan perasaannya sekarang pada pria yang merenggut keperawanannya itu.
"Aarrgghhhttt!!! Lepaskan Aku!!!" Teriak Hithomi memberontak, mencoba melepaskan cengkraman anak buah Iwao pada tubuhnya. Iwao memberi tanda pada anak buahnya agar menuruti permintaan Hithomi.
"Kau pikir dengan membunuhku akan menyelesaikan perselisihan klan kita?! Hah??!" Ucap Hithomi penuh kemarahan.
"Kau boleh membunuhku di sini, tapi ingat ketika anak buahku di Jepang mengetahui perbuatanmu maka perang besar tidak akan bisa Kau elakkan Iwao!! Aku bersumpah akan menghancurkanmu sampai Kau menyesal telah hidup di dunia ini!" Lanjut Hithomi penuh kemarahan, kenyataan bahwa seluruh anak buahnya telah tewas ternyata tak menyulutkan nyali wanita cantik ini di hadapan Iwao.
"Hithomi....Cukup...Semua kemarahanmu bisa Aku terima, tapi dengarkan dulu apa yang ingin Aku ceritakan...."
56Please respect copyright.PENANA9S3sWGvwM5
***
56Please respect copyright.PENANAaZ1vGrldL6
"Pembohong!!!"
"Kau pembohong!!!"
"Aku tidak mempercayai semua perkataanmu orang tua brengsek!!!"
Tubuh ramping Hithomi terlihat bergetar hebat, air matanya telah terurai sejak tadi, sejak Iwao menyudahi cerita tentang kebenaran nashab keluarga Hithomi. Bahwa Iwao adalah ayah kandungnya, dan Haruka adalah adiknya.
Hithomi merasakan bumi berputar terlalu cepat, dia ingin sekali menyangkal semua yang dikatakan oleh Iwao, tapi pria tua itu memiliki bukti kuat berupa foto-foto masa kecilnya bersama Ibu yang dengan keji telah dia bunuh dengan tangannya sendiri.
"Kau begitu tega Iwao....!!!!"
"Kau membiarkan Aku membunuh Ibuku sendiri!!!!"
"Maafkan Ayahmu Nak...Hukum Ayahmu ini..."
Kata Iwao sambil meneteskan airmata, dia tau bahwa apa yang dilakukannya di masa silam membawa dampak buruk dan menciptakan tragedi di dalam keluarganya. Haruka hanya bisa terdiam, air matanya sudah kering, kesedihannya sudah seperti menyatu dalam nafas hingga sulit mengejawantahkannya. Wanita cantik itu hanya menyesali telah terlahir di dalam keluarga Yakuza, kekuasaan menghancurkan hidupnya.
"Maafkan Aku putriku...."
Ucap Iwao bersimpuh di hadapan Haruka dan Hithomi, tubuh rentanya bergetar hebat, airmatanya tumpah seiring beribu penyesalah dalam dadanya.
"Lebih baik Aku mati daripada harus mengakuimu sebagai Ayahku!!" Teriak Hithomi sambil meraih tusuk rambut miliknya dan menggoreskannya ke pergelangan tangan, seketika darah mengucur deras.
"Hithomii!!!!!"
Teriak Iwao sambil memegangi tangan putri sulungnya itu. Haruka hanya berdiri mematung melihat pemandangan ngeri itu, rasa empatinya telah mati. Tatapannya kosong melihat tubuh Iwao dan Hithomi saling berpelukan. Perlahan dia meninggalkan kamar.
"Haruka!!! Haruka!!! Tunggu Nak!!" Pekik Iwao mencoba menahan langkah Haruka, tapi sia-sia putri bungsunya itu terus berjalan meninggalkan kekacuan di dalam rumah Kakek Dasuki.
"Biarkan Aku mati....Biarkan Aku meminta maaf pada Ibuku...." Bisik Hithomi lirih dalam pelukan Iwao.
"Maafkan Aku Hithomi....Maafkan Ayah.....!!!" Senja temaram di langit Jogja memberi tanda akhir dari segalanya.
56Please respect copyright.PENANA5vITGSurFs
56Please respect copyright.PENANAqSpO79vCey
56Please respect copyright.PENANAu7SPLOh5Sl
56Please respect copyright.PENANANBadjqp6Ov
56Please respect copyright.PENANAVWWEuqPJPs