Malam pertama santriwati dilakukan di malam jumat. Malam yang dipercayai waktu yang mustajab untuk berhubungan badan. Malam itu, Aisah, Fika, Indah, dan Karin belum sempurna menjadi Pondok Seks yang dikelola Siti dan sahabatnya itu, mereka malam itu disebut calon santriwati. Mereka akan disebut Santriwati setelah mereka diserahkan dan memasrahkan diri kepada pondok ini.
Malam itu diwajibkan bagi yang masih SMA didampingi ibu masing-masing sementara yang kuliah terserah. Sehingga malam itu hanya Karin yang tidak diantarkan ibunya karena ia anak rantau.
Mereka datang dengan pakaian yang sangat syari, berpakaian yang amat sopan. Aisah dengan pakaian kemeja lengan panjang, rok panjang yang berbahan jatuh, Fika tak beda jauh dengan Aisah tetapi memakai celana yang longgar, Indah berpakaian gamis dengan jilbab yang panjang, Karin pun berpenampilan yang sama dengan Indah.
Sesuai aturan, mereka datang tanpa pakai bra dan cd. Walau pun sebenarnya dibolehkan bagi santriwati baru. Cuma Aisah lah yang pakai cd karena saking polosnya.
“Baiklah, selamat datang di pondok yang akan mengajarkan seks kepada putri-putri muslimah kita agar bisa memuaskan suami di ranjang kelak,” ujar Siti membuka penyambutan. Siti berpakaian hanya dengan jilbab yang amat lebar hingga menutupi pahanya.
Mereka berkumpul di ruang tamu pondok mereka. Di sudut ruangan, Elly tampil bugil dengan jilbab model ikat leher. Ia duduk di kursi dengan vribator yang sekali-kali bergetar. Mulutnya juga ngedot dildo yang berukuran sedang. Hebatnya bukan main penampilan santriwati 001 yang menjadi pertunjukan di hadapan calon santriwati dan para ibunya.
Nisa pun menjelaskan peraturan dan agenda malam pertama pondok seks.
- Ba’da Asar, pengenalan pondok dan santriwati.
- Ba’da Maghrib ramah tamah
- Ba’da Isya eksplor diri dengan mastrubasi mandiri
- 21.00 mastrubasi dibantu ibunda masing-masing
- 22.00 pemasrahan calon santriwati menjadi santriwati pondok seks.
Saat pembacaan peraturan mereka mengangguk memahami peraturan. Mereka tampak raut wajah yang beragram. Dari Aisah dan Indah yang ketakutan bukan main. Fika yang mulai mengelus bagian intimnya. Sementara Karin lebih menenangkan dirinya.
"Hm... izin bertanya Ustazah, apakah saat haid ga boleh pakai pembalut celana saja?" tanya Karin.
"Tidak boleh. Harus pakai popok dewasa dengan di dalamnya vribator. Dengan popok dewasa kamu harus pipis dan bab di situ juga sehingga tak hanya menampung darah haid saja dan akan digantikan oleh ustazah di sini, ga boleh ganti sendiri," ucap Siti.
Tak banyak hal yang begitu intim hingga ba'da isya. Ba'da isya mereka dimasukkan ke kamar yang menjadi ruang privasinya masing-masing. Di dalam kamar malam pertama akan mengeksplor dirinya sendiri dan dinilai oleh para ustazah. Nomor kamar akan menjadi nomor santriwati mereka.
Kamar 002 dihuni oleh Aisah. Di dalam kamar Aisah dinilai oleh Siti. Aisah dengan ragu memulai menjamah dirinya sendiri. "Ayo, Aisah, tunjukkan kemampuanmu!" ucap Siti. Siti masih takut. perlahan ia membuka kancing kemejanya. Teteknya yang tak begitu besar akhirnya bebas. Aisah masih ragu jika dirinya harus mengusap teteknya.
Karena video bokep yang sering ditonton bersama ibunya, Aisah menyingkap roknya dan mengelus vagina dibalik cdnya. "Dilepas aja cdnya ga apa," ucap Siti. Aisah hanya melirik dan tetap mengusap tubuhnya.
Sementara di kamar 003 diisi oleh Fika. Fika diawasi oleh Nisa. Nisa geleng-geleng. Bagaimana tidak Fika langsung bugil dihadapannya. meremas langsung teteknya yang lumayan dan mencolok memeknya dengan jarinya. Nisa tak meragukan lagi menilainya. Ia hanya menyuruh Fika melanjutkan dan langsung meninggalkan untuk menilai Indah.
Saat Nisa sudah di kamar 004, Indah sudah menarik tinggi gamisnya. Indah tampak melakukan hal-hal yang biasanya diperlakukan pacarnya pada dirinya. Indah sudah mulai melem melek sedikit terangsang.
Kamar 005 dihuni Karin. Karin dinilai oleh Laela. Laela hanya menganggap biasa saja apa yang dilakukan Karin. Bagaimana tidak? Karin hanya meremas tetek dan memeknya tanpa menyingkap pakaiannya.
"Karin, awas ya disesi berikutnya. Kamu sendiri yang tidak dibantu mastrubasi oleh ibumu, sebagai gantinya akulah yang akan membantumu," ucap Laela.
Sesi berikutnya pun tiba. Para ibu calon santriwati sudah tampak tersedu-sedu akan melepaskan anaknya untuk belajar seks.
"Ibu-ibu malam ini lah waktunya memberi ilmu peranjangan kepada anak masing-masing. Ilmu peranjangan agar nanti kedepan mereka tidak begitu polos di pondok dan mengalami ketakutan. Silahkan kasih motivasi soal peranjangan," Ucap Siti.
Para ibu pun masuk ke kamar anaknya masing-masing.
Aisah ketika didatangi ibunya masih gugup dan malah ketakutan dihampiri ibunya. Ibunya memeluk anaknya yang sudah telanjang hanya berkerudung.
"Sudah waktunya nak kamu belajar hal ini. Ibu ga mau kamu seperti aku yang awal-awal takut di ranjang ketika telah bersuami. Sini Ibu ajarin sebisa ibu sebelum kamu belajar lebih lanjut di pondok ini," ucap ibunya Aisah.
Ibunya mengelus tetek Aisah sedikit kuat. Mulut Aisah diciumnya perlahan. Memek anaknya dicolok perlahan yang lebih dielus oleh ibunya. Aisah mengerang sedikit kesakitan dan meneteskan air mata dengan mata yang terus menatap ibunya. Sementara Ibunya berusaha memuaskan seks anaknya yang polos yang nyaris tak tahu apa-apa soal seks.
Lama-kelamaan Aisah keenakan atas perlakuan ibunya dan ser...., air dari memek Aisah telah membasahi perlak yang ada di bawah area vaginanya. Walau telah basah memek anaknya tetap saja perlakuan seks diteruskan.
Sementara, di kamar Fika, ibu fika hanya melihat tingkah anaknya yang udah terbawa kesangean. Ibunya hanya mengawasi agar anaknya tidak merenggut perawannya sendiri.
"Fika, boleh mama peluk?" tanya ibunya. dan dijawab dengan anggukan. Dalam pelukan pantat Fika diremas ibunya dan sesekali tangan ibunya menyelip di selangkangan anaknya.
"Fik, dengan kamu masuk sini semoga kamu tahu kapan harus merangsang dirimu, kontrol dirimu ya nak," pesan ibunya.
Indah saat didatangi ibunya memasrahkan dirinya untuk diapakan saja oleh ibunya. Ibunya tau jika Indah sering dirangsang oleh pacarnya. Indah hanya rebahan di kasur sementara ibunya meraba tubunya terutama dibagian sensitif dari leher, tetek, dan memek.
Digeseknya memek, dibukanya memek, disuruh ngangkang. Ibunya pun menjilat memek Indah yang sudah lama tak dilihatnya sejak Indah sudah bisa cebok sendiri di usia 5 tahun.
Ibunya pun membayangkan membersihkan vagina anaknya seperti saat Indah bayi. Namun, saat memuaskan anaknya darah mengalir dari vagina. Darah itu darah haid. Dipanggilah pengurus pondok. Pengurus pondok pun memberikan vribator dan popok dewasa, diberi tahu pula harus bagaimana memakainya.
Akhirnya ibunya Indah mencapai keinginannya melakukan hal seperti Indah masih bayi. Dibersihkan memek Indah dari darah haid, diusapnya dari atas hingga ke bawah. Indah hanya terdiam.
Kaki Indah pun diangkat, popok diletakkan dibawah pinggul dan pantat Indah. Sebelum direkatkan, vribator diletakkan pas ditengah popok dan dipastikan mengenai klistoris. Popok pun direkatkan.1998Please respect copyright.PENANASdW3IxwygV
Usai dikenakan popok sesekali vribator bergetar yang diatur oleh ustazah Siti. Mereka pun tidur bersama dengan tetek yang diremas oleh Indah.1998Please respect copyright.PENANAyevr9q7zqp
Sementara itu, Karin "dipuaskan" oleh Karin. Karin dengan paksa langsung membuka pakaian Karin. Laela bukan main gila seksnya. Langsung diemot tetek Karin dan diusap dengan dildo memeknya. Karin menjerit seakan kesakitan.
Karin meminta ampun. Akan tetapi 30 menit kemudian Karin sudah lemas keenakan karena perlakuan Laela. Akhirnya Karin pun mencapai orgasmenya. Laela pun menghisap memek Karin yang masih ada sisa-sisa cairan vaginanya.
"Zah... Karin pengen pipis lagi," ucap Karin, iya dia belum mengerti jika dirinya orgasme bukan pipis biasa.
"Pipis aja, akan aku minum sayang," ucap Laela.
Pukul 22.00 pun tiba mereka keluar dari kamar masing-masing. Para ibu dengan pakaian rapi dengan mata sembap akan melepas anaknya. Sementara calon santriwati telah bugil semuaa menunjukkan auraatnya.
"Baiklah, sudah saatnya para calon santriwati memasrahkan diri menjadi santriwati pondok seks. Sebagai bentuk pemasraahan seluruh ibu wajib menjilati vagina anak-anak kita. Silakan!," ucap Siti.1998Please respect copyright.PENANA6vnzkMGVIk
Penjilatan memek pun dimulai. Para caalon satriwati duduk dikursi termasuk santri 001, Ellly. Elly juga turut dijilat memeknya. Popok Indah sementara dibuka untuk dijilat vaginanya.
Satu persatu vagina dijilat. air mata dan erangan terangsang pun terdengar.
"Dengan usainya penjilatan vagina, mereka berlima resmi menjadi santriwati kami. Dengan penjilatan ibu sudah memasarahkan anak gadisnya kepada kami, terimakasih," ucap Siti.
Para ibu pun pulang. seusai itu, para Santriwati di malam pertama diharuskan telanjang di dalam kamar masing-masing. Mereka ada yang menangis karena takut. Ada pula yang makin terangsang karena terbayang sange. Ada pula yang langsung tertidur.
ns 172.71.254.38da2