Hari Sabtu pun tiba. Elly tanpa disuruh pun sudah sange sendiri. Ia sering mengocok memeknya hingga banjir tak kenal waktu dan tempat. Ia pernah saat sedang berdikusi tentang seks bersama tiga sahabatnya memuncratkan cairan vaginanya tiba-tiba ke arah sahabatnya itu.
"Aduh vribatornya enak banget ini di memek, pengen dikuatkan, hm... hm...," gumamnya dalam batin.
Sementara sahabatnya hanya melirik Elly yang sedang terangsang tidak karuan. Dibiarkaannyalah Elly terangsang begitu saja walaupun sebenarnya ingin mengingatkan akan tetapi itu masih wajar bagi mereka karena tidak begitu melukai dirinya sendiri.
Elly pun di lain waktu mengambil dildo. Ia menyepongnya dengan beringas. Ini diketahui oleh Siti. Hampir batang kontol palsu itu masuk seluruhnya ke mulut Elly. Hingga akhirnya saat dildo itu basah karena air liur Elly dan dirinya sudah terangsang dildo itu hampir menembus perawannya. Untungnya diketahui oleh Siti.
"Elly, berhenti. Jangan sampe perawanmu kamu renggut sendiri. Harus penis sejatilah yang boleh merobek perawan kita," ujar Siti sambil mengambil dildo dan membantunya merangsang walau Elly sudah tak seliar sebelum ditegur.
"Tolong, segera kasih aku bagian terakhir pembelajaraan kita untuk dimasukin kontol memek ini, aku ga sabar, aku ga kuat," mohon Elly.
"Sabar ya, nanti kalau kita sudah ada laki atau kamu punya suami, baru dijebol lubangmu semua," jawab Siti sambil mengelus dada Elly yang tak begitu besar tapi punya puting coklat menonjol.
Saat malam minggu, mereka berkumpul.
"Bagaimana sahabat-sahabatku? Sepertinya sudah waktunya evaluasi dan memberikan keputusan kapan kita akan buka pendaftaran santriwati baru kita," ucap Laela.
"Sepertinya betul, kita sudah cukup menjalani masa uji coba kita. Kita telah berhasil membuat Elly untuk berpikiran memuaskan lelaki di ranjang. Kita juga telah berhasil membuat yang haid juga terangsang," ucap Nisa yang menjadi uji coba haid dengan vribator hingga hari keempatnya saat ini.
"Kalau begitu kita perlu tahu komentar dari santriwati 001 kita agar kita tahu seberaapa layak kita lanjutkan, bagaimana Elly?" ungkap Siti.
"hm.... ah.... hm....," Elly hendak bicara tapi vribator yang ada di memeknya membuat gatel.
"Jadi, begini... sh... ah... menurutku ini baik dilanjutkan aku raasa aku juga s...udah siap beranjang kelak. yah... ah... ada kontol asli yang siap merobek-robek para santriwati ini. Katanya biar siap gempur di ranjang tapi praaktek aslinya belum ada. Aku ga sabar menanti kon...tol... ah...," komen Elly dengan terangsang akibat vribator.
"Baikllah, nanti kita carikan akhi yang punya kontol perkasa untuk ukhti-ukhiti. Jika begitu apakah kita siap buka pendaftaran?" kata Siti.
Semuanya mengiyakan untuk membuka pendaftaran. Namun, karena ini masih di ranah yang tabu bagi masyarakat. Mereka hanya menyebarkannya ke orang yang mereka percayai saja untuk menyerahkan diri atau mendaftarkan putri-putri polosnya ke mereka untuk belajar seks.
Mereka pun sepakat jika hanya membuka untuk empat santri terlebih dahulu karena tempat yang tak begitu besar dan pengajar yang belum banyak dan mumpuni ketika mengajarkan walau sudah ganas di ranjang.
Sementara, Elly tetap akan menjadi santriwati mereka bertiga dan akan dinyatakan lulus jika sudah sah menikah dengan catatan suaminya sudah puas.
ns 172.69.58.11da2