Hari pun berganti, Darmi pun mengajari Nisa akan apa pekerjaannya sebelum besok siang pulang ke kampung. Nisa juga serius belajar, mengikuti arahan dari Darmi. Untuk pertama kali, Nisa pun menyiapkan serapan untuk penghuni rumah, termasuk juga melap tubuh dari Istri Pak Johan yang sakit. Sejujurnya ada keraguan dalam hatinya saat Darmi mengajari itu, sebab untuk pertama kalinya jemari Muslimahnya pun akhirnya bersentuhan dengan kalung Salib yang dikenakan oleh Ibu Majikannya itu.
61Please respect copyright.PENANAUJWwIAcgrw
Banyak hal yang sudah di ajarkan oleh Darmi ke Nisa, semua pekerjaan hariannya dia ajarkan.
61Please respect copyright.PENANA9zWgYrvfmY
Oh iya, di malam hari di hari pertama Nisa sampai di rumah itu, sekitar jam tujuh malam sehabis makan malam, Pendeta Johan bersama Putrinya memanggil Nisa, mereka membicarakan Gaji dari Nisa, dan dia berhak untuk libur sekali seminggu, tapi jika liburnya tak di ambil maka akan ada bonus khusus diberikan ke Nisa, yaitu uang 200 ribu, Johan juga berharap agar Nisa tak perlu mengambil libur, sebab itu tentu saja akan membebaninya. Setelah pembicaraan itu, Nisa pun kembali ketempat Teh Darmi berada, hantinya sangat senang mendengar jumlah gajinya, termasuk bonus rak liburnya, dalam pikirannya, berarti bulan depan akan bisa ngirim uang ke orang tuanya untuk keperluan Putrinya.
61Please respect copyright.PENANAhQAJVL4uyf
Tak terasa, sudah waktunya Darmi untuk pulang ke kampungnya, semua barang barangnya sudah disiapkan dan sebentar lagi akan diantarkan oleh Diana ke Terminal. Darmi juga sudah menerima gaji terakhitnya dan bonus gaji 3 bulan dari Majikannya.
61Please respect copyright.PENANAcYfT2PRQiZ
Akhirnya Darmi pun diantarkan oleh Diana ke terminal, tinggallah Nisa sendiri di rumah untuk pertama kali bersama majikannya. Di perjalannan ke Terminal, Diana pun memberikan uang ke Bu Darmi, uang bonus darinya dan Kakaknya yang di Papua, bukan hanya itu saja, Diana Juga menitipkan uang 300 ribu kepada Bu Darmi untuk diberikan ke orang tua Nisa, sebab Diana sudah tau akan keadaan ekonomi dari pembaru barunya itu, hal ini tentu tampa sepengetahuan Nisa, tapi nanti dia juga akan tau hal itu setelah mendapat pesan di ponselnya dari Teh Darmi.
61Please respect copyright.PENANAxmzR5kwacU
Hari hari pun berlalu, Diana Putri Johan akan pulang ke Jogja, sebab masa liburannya telah habis. Sebelum pulang, Diana pun meminta kepada Nisa agar merawat orang tuanya dengan baik, Nisa juga memberikan Nisa uang 500 ribu.
61Please respect copyright.PENANAemHIJj0KLr
" Iya Teh, makasih banyak Teh"
61Please respect copyright.PENANAIr1fGpQTxT
Ucap Nisa yang menerima uang itu, dia sangat bersyukur karna Putri dari Majikannya itu sangat baik, bahkan kemarin dititip juga ke Teh Darsi untuk orang tuanya, untuk beli Susu Putri kecilnya.
61Please respect copyright.PENANAd2dksq7Izl
Tinggallah sekarang 3 orang di rumah itu, yaitu Pak Johan dan Istrinya beserta Nisa si Pembantu Gelis pendiam dan alim. Nisa memang Cantik, wajahnya sedikit mirip dengan Desi Ratna Sari, memang dia bisa dikatakan pendek, tingginya hanya sekitar 150 cm ran lebih, jauh dibanding dengan Majikannya yang bernama Johan, yang Profesinya seorang Pendeta, Johan selain tinggi, badannya juga termasuk kekar, walau usianya sudah setengah abad.
61Please respect copyright.PENANAyiEEFPMUR3
Sudah seminggu Nisa bekerja di rumah Johan, Nisa pun sudah mulai nyaman akan pekerjaannya, Majikannya juga belum pernah komplen akan apa yang dia kerjakan. Nisa juga mempunyai kebiasaan baru sekarang, yaitu menyempatkan diri menonton TV, menonton Sinetron du malam hari setelah pekerjaannya selesai. Di ruang tengah rumah Johan memang ada Televisi, jadi Nisa tak merasa menggagu Majikannya yang memang selalu di ruangan utama rumah itu dan terlihat selalu Sibuk dengan Kitab Sucinya.
61Please respect copyright.PENANAJIoeY6Zu0A
Suatu waktu di Sore hari sehabis mandi, Nisa pun berrias di kaca lemari yang ada di dalam kamarnya. Saat itu tubuh Mungilnya hanya di lilit handuk, Nisa menyisir rambut panjangnya. Saat itu Pintu kamar Nisa tak sepenuhnya tertutup, hal itu memang karna Nisa berpikir Pak Johan lagi di luar lagi mengobrol dengan tetangga rumahnya, Jadi Nisa sedikit teledor, sebab setiap harinya pastilah Nisa akan selalu menutup pintu kamarnya.
61Please respect copyright.PENANAcIo3OdBYIA
Tampa di duga, saat itu pun masuk ke dalam rumah, dan tujuannya adalah ke belakang ke arang gudang karna ada yang mau dia ambil yang mau dipinjam oleh tetangga rumahnya. Johan pun melangkah,tentu saja Johan akan melewati ruang tengah, yang disana juga kamar pembantunya.
61Please respect copyright.PENANAcb7f3Bm8PS
Mata Johan pun akhirnya melihat Tubuh Pembantunya itu, tubuh yang hanya di dilit haduk putih yang hanya bisa menutupi badannya sampai pahanya. Nisa tentu tak menyadari hal itu, Nisa tetap menyisir rambut panjangnya dan menyanyi kecil di kamar itu.
61Please respect copyright.PENANA4DAfcLhA7o
Johan pun mempercepat langkahnya meninggalkan ruang tengah itu, Johan takut Pembantu Muslimahnya kaget dan malu, sebab selama Nisa di rumah ini, dia selalu berpakaian tertutup, bahkan hijabnya yang panjang dan lebar sampai menutupi tangannya. Kejadian itu pun Nisa tak ketahui, kejadian dimana tampa sadar dia telah mempertontonkan auratnya terhadap Majikannya yang bahkan beda keyakinan dengannya.
61Please respect copyright.PENANA6db5G6cep4
Disisi lain, Johan pun mulai merasakan perubahan dalam dirinya, yang selama ini dia bersikap biasa aja kepada Pembantunya itu, dan tak pernah terbersit pikiran yang aneh aneh akan pembantunya itu, tiba tiba berubah drastis! Sebagai Laki laki Normal, Johan tentu saja punya hasrat, punya nafsu walau usianya sudah 50 an, selama ini memang Johan merasa tersiksa akan kebutuhan hasratnya, sebab sudah Setahun ini tak lagi bisa bersetubuh dengan Istrinya yang sakit, selama ini Johan terpaksa menuntaskan hasratnya yang masih tinggi hanya dengan jemarinya, hanya dengan mengocok ngocok batang perkasanya yang panjang besar dan berurat di dalam kamar mandi saat dia mandi, Johan juga melawan hasratnya itu dengan menyibukkan diri dengan Kitab Sucinya. Sebagai Pendeta, tentu saja Johan harus paham apa yang akan dia Khotbahkan setiap Minggunya terhadap Jemaatnya.
61Please respect copyright.PENANAcGRfkWRF7Y
Pikiran pikiran Johan pun mulai dihantui akan betis putih mungil milik Nisa yang dia lihat tampa sengaja, hasrat pun semakin kuat dalam dirinya, imajinasinya pun mulai bekerja liar.
61Please respect copyright.PENANAnXe7N60soX
"Ahhh! Gak akan saya lakukan itu! Gak mungkin saya melakukan itu terhadap Pembantu saya! Apalagi usianya masih muda, bahkan usianya dibawah Putri bungsu saya"
61Please respect copyright.PENANAeP9R6RtsrR
Itulah yag terucap dalam hati Johan, hatinya melawan pikiran liar di dalam kepalanya! Pikiran yang benar benar liar yang membuat pusaka perkasanya yang gagah yang berukuran 19 cm an saat ereksi, dan juga berdiameter lebar serta urat urat yang menojol.
61Please respect copyright.PENANAWlLtPcGyM9
"Gila! Edan!
61Please respect copyright.PENANA2qmIxRykgr
Terucap dari mulut Johan tiba tiba, sebab Pusakanya mengeras seperti batang kopi, seolah layaknya saat usianya masih belasan tahun. Johan pun melawan pikirannya, dia kemudian mengambil Kitab sucinya dan membacanya di ruang utama rumahnya. Tapi semakin Johan berusaha membuang apa yang liar di otaknya, semakin liar pula yang datang disitu. Seolah ada yang membisikkan.
61Please respect copyright.PENANAoFZTNIwW73
"Ayo Johan, kapan lagi Kon☆☆tol berkulup mu merasakan Me☆☆mek Muslimah! Sambil kamu pakai kalung Salib besar mu serta pakaian Iman saat Kotbah, sodoklah Muslimah itu yang juga tetap memakai Hijab syar'i, Johan! Sudah lama Kon☆☆tol mu tak bersarang, sama halnya dengan Me☆☆mek Pembantu alim mu itu, sudah lama tak merasakan sodokan"
61Please respect copyright.PENANA2dQhStRVk4
Johan sadar, Iblis lah yang membisikinya saat ini, Johan pun akhirnya memutuskan pergi ke kamar mandinya, disana dia akan tuntaskan hasrat bisikan Iblis itu dengan jemarinya sendiri. Johan mengeluarkan batang miliknya dari Sarungnya, matanya melotot melihat kepunyaannya, matanya seakan sulit percaya akan kegagahan pusakanya saat ini, sangat keras, besar dan terpampang jelas urat urat yang menonjol tak beraturan di batangnya tersebut.
61Please respect copyright.PENANAgdBJ7AKIbp
Jemarinya pun mulai maju mundur dibantu oleh cairan sabun yang ada di dalam kamar mandi itu.
61Please respect copyright.PENANA6xsUyIri5p
"Awouh.... uhhh... ahhh.... crot, crot, crottttt.....
61Please respect copyright.PENANAwMjyEsFl7C
Setelah beberapa menit, muncratlah lahar panas kental yang amat banyak milik Pak Johan, tubuh Johan pun gemetar hebat akan sensasi luar biasa itu, ini sangat berbeda dari biasanya saat Pak Johan melakukan olah raga lima jari, kali ini benar benar dahsyat dan Spe☆☆ma miliknya juga sangatlah banyak yang tumpah kelantai, bahkan sarung dan tentu saja Celana Dalam milinya yang tak dia lepas saat melakukan itu.
61Please respect copyright.PENANA2pKxT91dCw
61Please respect copyright.PENANARmx5gWiLAP