“Bagus kalau gitu,” ucap Ardi yang tidak sabaran dan meletakkan buku tersebut di atas nakas.
1810Please respect copyright.PENANAGAkk7YR8bE
Narnia memejamkan kedua mata dan menaikkan kaos depannya. Memperlihatkan kedua dadanya yang putih berisi di hadapan Ardi. Ia sungguh tidak rela, dadanya di jamah oleh Ardi yang sangat ia benci.
1810Please respect copyright.PENANAZbCzIY6Dis
Jakun Ardi naik turun, bawahnya juga terasa sungguh sesak. Kedua telapak tangannya meremas dan mencengkeram kedua buah Narnia yang semakin besar. Ardi masih ingat, terakhir ia meremas kedua dada Narnia. Saat mereka masih di bandung dalam rangka pramuka antar sekolah Jakarta dengan bandung.
1810Please respect copyright.PENANAiIJjEc5Y1o
Narnia tidak berani bersuara, ia mengigit kaos depan dengan gigitan kuat dan kedua tangan menutup wajahnya yang sudah memanas. Akibat ulah Ardi yang masih memainkan kedua buah dadanya.
1810Please respect copyright.PENANAbVly6geEDz
Ardi menempatkan bibirnya di salah satu buah dada Narnia. Ia melahapnya dan menarik ujungnya dengan gigi.
1810Please respect copyright.PENANA6gPSdCZCH1
“Ah..” desah Narnia tetiba dan kaos yang di gigit terlepas begitu saja dari mulutnya.
1810Please respect copyright.PENANAUd0kcfDDIA
Ardi yang kesal, langsung menaikkan kembali kaos tersebut.
1810Please respect copyright.PENANAK4yqDTE3xh
“Gigit erat kaosnya, jika tidak ku bakar bukunya!” ancam Ardi yang berhasil membuat Narnia menurut.
1810Please respect copyright.PENANAB1r5GMbLAs
Melihat Narnia mengigit kaosnya secara mati-matian, Ardi melahap lagi dada satunya dengan menghisap ujungnya dengan lidah memaikan puncak yang menantang itu. sebelah tangannya terus meremas dada Narnia dengan berapa gerakkan yang berhasil membuat tubuh Narnia meremang.
1810Please respect copyright.PENANAtKrIO5KKKi
Narnia menahan suaranya mati-matian dan bagian bawahnya sudah terasa basah dan berdenyut.
1810Please respect copyright.PENANAT2O7rdXASh
Puas memainkan kedua dada Narnia yang tidak di tutupi bra. Ardi mengakhiri permainya yang sudah 30 menit dan menatapi kedua dada Narnia sudah memar kebiruan dengan bekas ciuman dan gigitan yang ia tinggalkan di kedua buah dada tersebut.
1810Please respect copyright.PENANA2Yu4af3uJv
Senyuman Ardi semakin menampakan senyuman jahat. Ia langsung mendorong Narnia ke atas ranjang dengan kasar.
1810Please respect copyright.PENANA4rRFkr1avv
Narnia tersentak dan hendak bangkit dari atas ranjang dengan kepala berputar-putar.
1810Please respect copyright.PENANA7aRYLASVH7
tapi, Ardi langsung menekan tubuh Narnia di atas.
1810Please respect copyright.PENANAWGm0Fn5c8I
Seketika, Ardi langsung mengecupi bibir Narnia dengan rakus dan menahan tengkuk Narnia untuk dapat memperdalam kecupannya.
1810Please respect copyright.PENANAMCnNqk2tEG
“Hmmphh,” Narnia berusaha menolak dengan memukul-mukul dada Ardi dengan kedua kepalan tangan.
1810Please respect copyright.PENANAigp4jogFop
Ardi tidak bergeming, ia memperdalam kecupan di bibir Narnia. lidahnya menari-nari dalam mulut Narnia. Sebelah tangannya bahkan sudah menyusup ke bagian sensitif yang terasa lembab akibat perbuatannya yang mengoda kedua dada yang sintal itu. tanpa aba-aba, Ardi langsung memasukkan kedua jarinya di dalam lembah tersebut tanpa aba-aba.
1810Please respect copyright.PENANAc4Hrqy0W0A
“Hmmphh.. ” teriakan Narnia terendam oleh kecupan Ardi. Ketika ia ingin berteriak keras. Atas rasa sakit di bawah tubuhnya yang di masuki jemari Ardi secara kasar.
1810Please respect copyright.PENANAGlvBWlm8Vl
Jemari Ardi menari dengan tarian hebat, hingga Narnia merasa ada sesuatu di tubuhnya akan keluar dalam jumlah banyak. Tetapi gerakkan jemari itu terhenti. membuat Nanrnia terasa tidak rela untuk menerimannya.
1810Please respect copyright.PENANAQvMsifpYCk
Puas menyiksa Narnia dengan jemarinya. Ardi melepaskan kecupannya. Menatapi wajah Narnia yang terengah-engah. Karena kelelahan dan hampir Mati kehabisan nafas.
1810Please respect copyright.PENANAmIG49v7mlq
“Kau menipu ku,” protes Narnia.
1810Please respect copyright.PENANAiR2uJwuEPb
“Bukannya kau menikmatinya?” balas Ardi dengan sikap cueknya.
1810Please respect copyright.PENANAYJ3OUexGeS
Narnia membaringkan wjahnya. Pusat tubuhnya berdetak. Ia menginginkan lebih dari sebuah permainan jemari. Tepatnya, ia menginginkan barang keras dari Ardi yang mengenai perutnya.
1810Please respect copyright.PENANAu7SbLy8wFf
“Hari ini sampai sini, aku pasti akan memuaskan mu lain kali!” ucap Ardi dengan senyuman kepuasan.
1810Please respect copyright.PENANAfyuKOt1l3o
Perkataan Ardi sungguh memalukan. Dengan cepat Narnia mendorong Ardi keluar dari kamarnya.
1810Please respect copyright.PENANAn7hJKUJsoC
1810Please respect copyright.PENANALv1vYuevLM
Ardi memanfaatkan kesempatan tersebut menarik tubuh Narnia menempel ke tubuhnya. Ia kembali mengecupi bibir Narnia di sertai gigitan dan sebelah tangan ke bawah. Untuk memainkan bagian bawah secara keluar masuk dengan ritmen yang lebih cepat.
1810Please respect copyright.PENANA1T63GSAR1E
Tubuh Narnia mengejang, ia akan mendapatkan pelepasan dengan permainan jemari Ardi.
1810Please respect copyright.PENANAf6amElPX3M
Merasa jarinya terjepit, Ardi menaikkan tempo permainan. Hingga semburan panas terasa di telapak tangannya.
1810Please respect copyright.PENANALzXVyW5E3q
Kecupan bibir di lepaskan, jemari Ardi yang basah di oleskan ke bibir Narnia.
1810Please respect copyright.PENANA6eu67zZh2S
“Hisap, atau ku masukkan dengan milikku?” ancam Ardi.
1810Please respect copyright.PENANAM1K86Rma0U
Mau tidak mau, Narnia menjilati cairan miliknya di jemari Ardi.
1810Please respect copyright.PENANAltiT6zHsYK
Ardi menatapi jemarinya yang di jilatin oleh Narnia. Seketika ia menahan tengkuk Narnia dan mengecup bibir tersebut. Bahkan memasukkan kembali jemarinya ke tempat yang basah.
1810Please respect copyright.PENANAvSqyXjBvw1
Tubuh Narnia bergetar hebat, lagi dan lagi ia mendapatkan pelepasan ke sekian kali atas permainan jemari Ardi di pusat tubuhnya.
1810Please respect copyright.PENANAUYvaEIfOrC
“Bonusnya sungguh hebat,” ucap Ardi yang keluar dari kamar Narnia.
1810Please respect copyright.PENANAylE8M4SvbB
“Hampir saja,” batin Narnia.
1810Please respect copyright.PENANA1UnU7tFczw
Narnia terduduk dengan bersandar di pintu saat ia sudah menutup pintu kamarnya.
1810Please respect copyright.PENANAcnRlHaIKTW
Di luar, Ardi melihat ibunya yang berjalan ke arahnya.
1810Please respect copyright.PENANAGiALkO2C1J
“Bagaimana Narnia?” tanya Lala kepada putranya yang masih mengenakan seragam sekolah.
1810Please respect copyright.PENANAb3rIh4m7Pt
“Sudah bangun dan ia memeluk buku Adam dengan bahagia. Jangan lupa, malam ini milikku,” ucap Ardi yang berlalu dari hadapan ibunya
1810Please respect copyright.PENANAvGe3FTG9Cs
Lala memandangi putranya dengan tatapan rumit. Ia heran, kenapa Ardi mau ikutan kerjasama dengan persugihan ini.
1810Please respect copyright.PENANAYhCzZtVgPN
Jika Adam, ia tidak akan kaget lagi. Karena sebelum Narnia menjadi tumbal persugihan. Kekasih Adam yang lain sudah duluan menjadi tumbal persugihan dagangan Herman.
1810Please respect copyright.PENANANKASeVFMiP
Soal nasib mantan Adam. Lala dan Herman tidak mau tau. Bagi mereka berdua, uang sangat penting dari segalanya. Termasuk Narnia, apa yang akan terjadi selanjutnya.
1810Please respect copyright.PENANA7Hx6T0ZDwu
“Bukan urusanku,” batin Lala.
1810Please respect copyright.PENANA1Nn5KPbrBd
Lala berjalan ke arah kamar Narnia. Untuk melihat keandaan Narnia. Tepatnya memastikan Narnia tidak kabur atau kenapa-napa dulu. Karena Narnia merupakan tumbal yang sempurna.
1810Please respect copyright.PENANAkB7IHxzDaV
Tok tok tok tok
1810Please respect copyright.PENANA6fbjCuCN8A
Lala mengetuk pintu kamar Narnia sebanyak empat kali.
1810Please respect copyright.PENANAYfCSuORY5L
“Nar… Sudah bangun kah?” saut Lala dengan sikap biasanya.
1810Please respect copyright.PENANACGL8C5t3Dy
“Sudah Bu,” balas Narnia yang cepat membetulkan pakaianya dan menganti celana piyama yang basah. Akibat ulah Ardi yang membuatnya mendapatkan pelepasan dalam jumlah banyak
1810Please respect copyright.PENANAxcvf8C7rh4
Setelah memastikan semua beres, Narnia membuka pintu kamar. seolah tidak terjadi apa-apa barusan dengan Ardi.
1810Please respect copyright.PENANAvyekXaZLwP
“Apa Ardi sudah menyerahkan buku Adam padamu?” ucap Lala dengan senyuman lembut untuk memastikan apa yang di katakan oleh Ardi benar atau tidak.
1810Please respect copyright.PENANABTbaj2Hlz6
“Sudah bu, terima kasih.”
1810Please respect copyright.PENANAeq44H6ci4y
“Tolong jaga rumah, ibu mau bantu Pak Herman beres-beres toko jualan!” pinta Lala memohon.
1810Please respect copyright.PENANAMFtO9AfVaK
“Iya Bu, aku akan jaga rumah.”
1810Please respect copyright.PENANAArUvIcgrWK
“Obatnya jangan lupa di minum! biar besok segar dan bisa ketemu dengan Adam,” goda Lala kepada Narnia.
1810Please respect copyright.PENANAQD9uhKlDMI
Wajah Narnia memerah, karena godaan ibu tirinya.
1810Please respect copyright.PENANAhI4rdxTRkG
“Iya Bu,” balas Narnia gugup dan menutup pintu kamarnya.
1810Please respect copyright.PENANActzu1jBIMG
Lala tersenyum licik melihat putri tirinya begitu polos dan bodoh.
1810Please respect copyright.PENANAAOvcq0GQxa
Lala, kemudian berjalan ke kamar Ardi. Untuk memberitau Ardi, bahwa malam ini Ardi bisa main sampai puas. Selagi mereka di luar dan tentu saja, Adam akan ikut pergi.
1810Please respect copyright.PENANArOcroBTLm5
Senyuman Ardi mengembang di bibirnya dengan pikiran licik dan gaya apa yang akan di pakai untuk menyentuh Narnia malam ini.
1810Please respect copyright.PENANAILSJkivLir
“Mau pergi berapa lama?” tanya Ardi tetiba.
1810Please respect copyright.PENANAvXzE9URi9f
“Mungkin sampai tengah malam, kita mau ketemu Pak Joko dan Adam akan ikut sama Kita!” jelas Lala, yang di tatapi malas oleh Ardi.
1810Please respect copyright.PENANAB1zDCpoRdV
“Ya sudah, aku akan main sampai puas.”
1810Please respect copyright.PENANAJziXuTc2mY
“Jangan lupa, tampung bagian itu. Jangan sampai ketahuan Narnia,” perintah Lala dan Ardi memperlihatkan satu botol kecil di hadapan ibunya.
1810Please respect copyright.PENANASlnGJIZKhA
“Segini cukup?”
1810Please respect copyright.PENANAtqJlpud9E7
“Cukup, setidaknya untuk persediaan besok!” balas Lala yang masa bodoh.
1810Please respect copyright.PENANAku6XEpn1iK
Ardi mengamati kepergia ibunya.
1810Please respect copyright.PENANA6ZORYL94xh
Terlibat dalam ritual persugihan, Memang bukan hanya di lakukan ketiga keluarganya. Melainkan dirinya juga. Ardi tidak ingin kalah dari Adam. Yang bisa sukses dan tinggal sendirian di apertement mewah.
1810Please respect copyright.PENANAr3zhpKXLMW
Pulang hanya sesekali, itu pun untuk menyentuh Nardia. Tapi Ardi tidak terlibat dengan dukun Joko. Ia hanya memafaatkan celah kesempatan yang ada untuk bisa sukses tanpa menggunakan ilmu gaib atau sebagainya.
1810Please respect copyright.PENANAsSDpu75bRh
“Cih, aku akan setingkat dengan mu!” gumam Ardi pelan yang siap menyentuh Narnia selama berapa ronde malam ini.
1810Please respect copyright.PENANAXDH4hpT9Td
Jam 2 siang, Lala sampai ke toko. Para karyawan yang mendapatkan bonus. Banyak yang pergi dan ada berapa yang membantu Herman untuk beres-beres. Seperti mencuci panci dan berapa peralatan masak. Piring disusun di mobil pick up.
1810Please respect copyright.PENANAjRTxRP4CFj
Tepatnya. Herman pergi kerja dengan menggunakan mobil pick up usang. Untuk mengangkat panci bakso dan mangkok. Pulangnya juga sama dengan mobil pick up usang.
1810Please respect copyright.PENANANFentgppFa
Penyewa tempat Herman sudah dari tadi tidak sabaran untuk berjualan. Pak Andika menatapi Herman dengan rauk wajah hitam.
1810Please respect copyright.PENANAzatjPzs417
“Masih lama kah? Tanya Pak Andika dengan nada kurang bersahabat kepada berapa pelayan Herman.
1810Please respect copyright.PENANAOhwIxJuIfP
“Sudah selesai, sisa mangkok!” ujar salah satu pelayan yang kurang suka dengan sikap Pak Andika.
1810Please respect copyright.PENANAjS6Lp5QQ96
Padahal pemilik tempat adalah Herman. Tapi gaya Pak Andika kayak bos yang punya lahan yang semenang-menang terhadap Herman.
1810Please respect copyright.PENANAH0CYwS8y27
“Mendingan cepatan tuh! Saya sudah mau buka,” pekik Pak Andika dengan suara keras yang seperti lagu hajatan nikah sekampung. Yang membuat toko sebelah dan depan. Pada liat ke arah Andika.
1810Please respect copyright.PENANApZY2yIFuPg
Pelayan dan Herman menaruh barang-barang seperti mangkok, gelas, teko, sendok, garpu dan sumpit, tempat sambal ke belakang mobil pick up.
1810Please respect copyright.PENANAX6bBFyNT0o
Sikap pak Andika yang seperti itu. Selalu menjadi bahan pembicaraan para tetangga. mereka menganggap Pak Andika songong karena ketimpak rezeki durian runtuh dari Herman.
1810Please respect copyright.PENANAks0oo8gEFt
Sebenarnya Pak Andika dari dulu sudah mau membeli lahan tempat Herman berbisnis dengan harga yang tinggi. Tapi Herman tidak mau menjualnya, selain itu juga. Ia juga mendesak pemilik mall untuk mengusur Herman.
1810Please respect copyright.PENANAjTbRAU6vKJ
Hasilnya tetap gagal, pihak mall mengatakan Herman sudah menyewa tempat tersebut selama 10 tahun dengan surat kontrak di atas materai 6.000. Dan sejak itulah, sikap Pak Andika semakin jadi-jadi untuk membully Herman. Dengan segala cara yang ia punya.
1810Please respect copyright.PENANA5BnnfJFfxl
Lala menatapi Pak Herman yang menebar senyuman padanya. Ia pun hanya membalas dengan tipis. Mengingat ia bisa mendapatkan uang lebih dari Pak Andika. Jika ia mengunakan Narnia untuk melayani pak Andika di atas ranjang.
1810Please respect copyright.PENANAOoVOSHXe59
Memikirkannya saja, Lala semakin tidak bisa memedung keinginan hatinya untuk memperalat Pak Andika. Untuk menjadikan Andika sebagai tumbal persugihan
1810Please respect copyright.PENANAXxvgHkRsg7
Tapi mengingat Herman yang menjaga rahasia dengan sangat ketat. Bisa-bisa nyawa taruhan, sehingga Lala mengundurkan niatnya untuk memanfaatkan Pak Andika.
1810Please respect copyright.PENANAVGhuDLhbmI
Selesai beres-beres, karyawan pamit pulang kerja. Demikian juga Herman yang memilih pulang dan menaruh mobil pic up ke dalam garasi mobil. Kemudian menganti mobilnya dengan mobil baru untuk ke rumah dukun bernama Joko yang menjadi dukun langanan berapa tahun ini.
1810Please respect copyright.PENANADyRe5NOGFu
Adam menyusul pergi dengan mobil mewah dari arah belakang. Mobil yang di kendaraankan oleh Adam masuk ke salah satu terpencil yang jauh dari kota.
1810Please respect copyright.PENANANvlmwxJOM5
Hari semakin malam, mereka bertiga sampai ketempat Pak Joko.
1810Please respect copyright.PENANAgTArKKZ36d
Pak joko yang sudah tau, meminta seorang pelayan untuk menyambut kedatangan ketiga tamu tersebut.
1810Please respect copyright.PENANAVgxNGbMaTj
“Pak Joko sedang di dalam, mohon tunggu di sini!” ucap pelayan wanita itu ramah tanpa mengenakan pakaian sehelai benangpun di tubuh. Saat menyambut para tamu yang datang ke diaman Joko.
1810Please respect copyright.PENANAskKSJfCg8B
Pandangan mata Adam ke arah tubuh pelayan yang benar-benar sempurna. berisi padat dan segar, tanpa pakaian di tubuh.
1810Please respect copyright.PENANAZJAWgxNIod
“Jaga sikap mu, dia tidak boleh kau sentuh!” ucap Herman yang memperingatin anak pertamanya.
1810Please respect copyright.PENANAPLqh9O8nHL
“Aku tau,” balas Adam yang memperbaiki posisi celananya yang sesak.
1810Please respect copyright.PENANAoAlREh9pdP
Berapa menit di luar, pelayan itu kembali dan meminta ketiga tamu masuk.
1810Please respect copyright.PENANA4XbhutCeCU
Herman berjalan di depan di susul oleh Adam yang menatapi kemolekan tubuh pelayan. Di belakang ada Lala yang merinding duluan. Saat berjalan semakin dalam kelorong rumah yang panjang. Yang di penuhi aura mistic yang kuat. Serta suara-suara tawa seperti suara tawa kuntilanak.
1810Please respect copyright.PENANAgJBAnl31ss
Ketiganya sampai kesalah satu ruangan yang bernuasa kuno dengan ukiran menakutkan di tiap tiang dinding ruangan. Entah apa tulisannya, Lala tidak memperhatikan dengan jelas ukiran itu. yang di inginkannya saat ini. ingin cepat-cepat pergi dari ruangan ini.
1810Please respect copyright.PENANATOxRFOlEeA
“Silahkan duduk,” ucap Joko yang mempersilahkan ketiganya duduk di lantai yang beralas kayu.
1810Please respect copyright.PENANAkAlY6aDGKy
Ketiganya duduk di lantai kayu yang terasa dingin dan hawa mistic mengitari mereka bertiga.
1810Please respect copyright.PENANALr8zsYm43Z
“Hari ini jumat kliwon, akhirnya kamu datang sesuai janji!” ucap Joko yang menatapi Herman dengan kedua mata tanpa bola mata di rongga mata.
1810Please respect copyright.PENANAtW5zGwidlH
Adam langsung ngeri, melihat pria tua tanpa mata. Bisa membedakan Herman dan dirinya.
1810Please respect copyright.PENANAWt9Jl2HqW7
“Iya Gusti! saya sudah datang,” balas Herman yang memberikan hormat di susul oleh Lala. Kemudian dengan Adam.
1810Please respect copyright.PENANADfjBiQyk93
Tapi mata Adam masih terbelalak melihat seorang yang sedang masak sesuatu tanpa mengenakan busana. Gadis itu tanpa malu mempertontonkan bokongnya yang sintal.
1810Please respect copyright.PENANAEvYfOhEJ40
“Jadi, apa kalian sudah siap melakukan apapun?” tanya Joko yang masih menguji kesabaran mereka berdua. Sedangkan Adam, pikirannya sudah kemana-mana.
1810Please respect copyright.PENANA3OtvvJTmlQ
“Tia..” panggil Joko pelan.
1810Please respect copyright.PENANAhyA31i0GgD
“Iya,” sahut Tia.
1810Please respect copyright.PENANANJ1aeYjhdR
Gadis cantik bernama Tia itupun mematikan kompor.
1810Please respect copyright.PENANArWfMhMynVf
Kemudian, berjalan ke arah Ketiga tamu. untuk memyuguhi minuman. Dadanya yang tidak memakai apapun, justru mengundang nafsu Adam dan Herman yang sudah bergairah tinggi.
1810Please respect copyright.PENANAt2Rt36z9yr
Adam maupun Herman menelan saliva dengan kasar. Melihat buah dada muda mengantung di depannya yang masih segar dan berisi.
1810Please respect copyright.PENANAVNfj89YX6I
“Mau minum dulu atau langsung ritual?” tanya Joko yang mempersilahkan ketiga tamu untuk minum.
1810Please respect copyright.PENANALcyu6I2R21
“R-ritual dulu saja,” ucap Adam terbata-bata karena tidak bisa berhenti menganga menatapi Tia yang begitu cantik dan mengoda di sebelah Joko.
1810Please respect copyright.PENANAotv44Yi4Xm
Joko menurunkan pandangan, melihat celana Adam yang sudah terlihat sesak di bagian selangkangan.
1810Please respect copyright.PENANAn2li4VjWU5
“Tia..” Joko menunjuk lantai di tengah mereka.
1810Please respect copyright.PENANAwv0A80a91k
Tiapun mengangguk dan rebahan di sana sambil mengangkang lebar. Mempertontonkan bagian tertentu pada Adam.
1810Please respect copyright.PENANAopxUbJZ6bL
“Silahkan main dan kalian berdua ikut aku,” perintah Joko. Kepada Herman dan Lala untuk meninggalkan ruang tamu.
1810Please respect copyright.PENANATqK0JftMv5