IPAR IPARKU - DELAPAN

What...??? Ani ada di hotel ini? Apakah aku senang? Aku tentu saja senang. Darahku menggelegak dan andrenalinku sepertinya naik. Ani ada di salah satu kamar di hotel ini, dan dia tidak betah di kamarnya. Sedangkan aku dalam posisi yang sendirian di kamarku. Segaris senyum iblis pun mengambang di bibirku. Ku tatap layar ponselku sekali lagi untuk memastikan kalau aku tidak salah baca. Dan memang benar. Ani ada di hotel ini.

Aku ada di Café samping lobby.... di Hotel E***. Aku juga nginap di sini kok. Kamar di Hotel G*** penuh semua. Jadinya aku dipindah ke sini.

Tanda D segera berganti R di layar BBMku, tetapi sepertinya tidak ada tanda kalau Ani akan membalas chatku. Ku tunggu sedikit lebih lama, tetapi sepertinya masih tidak ada getaran atau tanda apapun. Hhmmm…. Entah apa dia sudah tidur atau memang tidak mau menghiraukan pesanku. Tapi aku yakin Ani tidak bisa tidur bila kondisi kamarnya berisik seperti itu. Ah, sudahlah. Aku menhela nafas dalam-dalam. Sepertinya harapanku memang harus ku kubur dalam-dalam untuk kembali memadu birahi dengan Ani malam ini.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0n9q8N2ySH
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoo1a7JMSMu
“Kang…..”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTCKNMVzE3t
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLs0TfnbhP3
Aku terlonjak dan menoleh. Di belakangku Ani mampak sangat cantik malam ini. Dia mengenakan piyama yang sama dengan waktu itu dibalut oleh jaket berbahan jeans dan jilbab warna krem yang lembut. Dia tersenyum dan kemudian duduk di depanku. Ah, Ani. Entah mengapa lapar mataku tak habis-habisnya memandang keindahan Tuhan yang di titipkan padanya.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ74knTtgM5q
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGik5oJ8Pow
“Ni…..?” ujarku masih seakan tidak percaya. Seperti ada rindu menahun yang terpuaskan, lebih tepatnya rindu akan hasrat yang lain. Ani tersenyum dan memesan kopi panas. Kami lalu terdiam dalam lamunan masing-masing. Ani menatap keramaian jalan ibukota profinsi sedangkan aku sibuk memperhatikan kakak iparku ini. Sebenarnya Arni, istriku masih lebih cantik dari Ani. Hanya saja Ani memiliki sex appeal yang lebih besar dari Arni.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYmtsZAXJl3
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9ySbNRuv8
“Kamu agak kurusan ya, Kang” kata Ani sambil menatapku. Aku hanya tersenyum. Entah kenapa suasana ini justru sangat canggung. Seolah aku tidak memiliki keuatan untuk lebih mencairkan suasana.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6YvHnofydN
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIYfI746zgv
“Gimana kabarnya Arni?” tanyanya.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI4ze5U6BiT
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FyNTvhOWf
“Arni Baik, Aku juga baik….” Kataku.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8P5Uxmw67
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQYgeULzvG
“Ah….gak nanya”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNDfQA6MMrx
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVL9ENv8MTa
“Sapa tau aja nyari info, gitu”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhiaVlZpkkR
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsdHqCOfkl
“Gak butuh deh kayaknya” kata Ani sambil menyeruput kopinya. Aku memanyunkan bibirku.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCgBM9PcbAq
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7wr765TohJ
“Eh…jadi gimana sama si ibu itu?”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAwUYK4fpJ
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZz05AP8CNt
Ani menghela nafas.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM97gfSzmIV
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlUTOVJ3e52
“Iya, nih….malah tadi ke resepsionis katanya semua kamar udah penuh gitu…..”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrHSto8j9XY
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZLy2jbXis0
Senyum iblisku mengembang. Aku dan Ani sama-sama dalam penugasan dinas, dan secara kebetulan aku dan Ani kini sehotel. Malam ini, kebetulan lagi Ani tidak betah di kamarnya dan kebetulan aku hanya sendirian di kamarku. Ani menuju resepsionis untuk memesan kamar kosong dan kebetulan lagi, seluruh kamar di hotel ini telah penuh. Entah mengapa semua kebetulan ini terasa sangat menguntungkanku. Ah, otakku hampir meledak karena perasaan senang yang menggelegar di dada.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjA3xtD9SOR
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyW2Jrd2gEE
“Ah….masa sih penuh semua, Ni”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtmliZUtmfK
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG5kcR5UnSp
“Iya…..gak percayaan amat sih” Ani menjadi sewot menatapku. dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. dan kembali menyibukkan dirinya dengan ponsel pintarnya.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMDeJy0ugMD
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHbFpwvTDyj
“Kamarku masih kosong, kok Ni.” Kataku. Dia manatapku seolah gak percaya. Lalu dia tersenyum mengejek.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh9PAWTU42N
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmqFZiNvJm
“Yeee….. pasti pikiran kamu udah gak jernih lagi, ya? Mana ada peserta pelatihan tidur sendirian di kamar double bed. Kamu pasti ada maunya lagi, kan?”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFMI3fPvnM
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNjII385agC
“Serius, Ni. Jadi ceritanya gini. Tadi waktu chechk in di sana, ternyata over kapasitas. Trus berapa peserta dipindahkan akomodasinya ke sini. Dasar aku check in nya telat, ternyata cuman sendiri aja”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEUPvutDzFL
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeVB8AUsw1M
Ani terdiam. Sepertinya dia sedang meneliti celah kebohongan di wajahku, tetapi ku yakin dia tidak akan mendaptkannya. Lalu kemudian di kembali menyeruput kopinya. Kami kembali terdiam menikmati alunan musik lembut dari band pengiring. Udah pukul 23.08 malam. Ani sudah mulai menguap. Ku hidup nafas panjang, dan ku beranikan untuk mengucapkan ini.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ3PvC10scc
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBFBMYc1hp
“Ayo, Ni. Kamu ikut ke kamarku aja. Aku juga udah ngantuk….”18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnXnardaprG
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNeZmRDNO0u
Ani tertegun menatapku yang sedang bangkit. Lebih baik ku tinggalkan dia dengan fikiran dan pertimbangannya. Ketika memasuki lift, kembali ku pandang Ani di café. Dia tidak lagi memandangku melainkan kembali memandang jalan ibukota provinsi yang masih ramai. Aku tidak tau apa yang sedang berkecamuk di kepalanya, tetapi aku hanya berharap dia mau datang ke kamarku. Aku berusaha agar tidak dalam posisi memaksanya, tetapi aku sangat berharap dia mau menerima tawaranku.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ443Z4eBgBf
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBigdZAx2s3
Sesampainya di kamar, ku rebahkan tubuhku di kasur sambil menonton televisi. Siaran langsung Liga Premier Inggris berlangsung sangat seru, tetapi kini otakku tidak menikmati siaran itu. Pikiranku masih melayang-layang tentang pertemuan kami tadi, serta segala kebetulan yang kami alami, hingga kemudian aku dikejutkan dengan getar di ponselku.18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXhN1BzuRpT
18224Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGHgE28yvlY
“Drrttt……” sebuah notifikasi chat BBM. Kubuka BBM ku dan inilah chat yang ku tunggu.