(Di Tempat Keributan)152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF20Cymq8Ok
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkkxBQrdUTr
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOftkcO1PN0
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4LWB159UF8
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpCiAGwWV20
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnoIRfzezka
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKj8tK4JOe8
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkNDYRAi0sE
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Dsvt2umWb
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQzvBKiSSQx
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡja40wBq0WW
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2CSRib0L70
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSkfCJBKYJA
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyL1Q46eJFo
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGyTdILe013
Kraakkkk...152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8h44Q3ViW5
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpWCqzu2kO
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGdlJUgq0Kc
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWZS7v3Lrx
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsmikrZsLNE
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEsSCiTYoRY
Duaagggg..152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcNHdYs9BmZ
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDrVX4TNgAv
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyK7yybx9Qt
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm6T0JTZ73G
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4DNpSGFdQ
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tHGtTJhNQ
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjFT0a9QBUZ
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnP409Hnwdh
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNwDI5O2bn7
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBNyo4PKn7J
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLDqKN7AbcQ
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukDCp7m8Jn
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9tY0N1mjMo
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnYWSTeWamc
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2mcnKI2QX3
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDMAmzOke1
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMLXBxjsQhE
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvbJW5AdB0l
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHp2LQb9aR6
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc327LeUY6e
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYFq4M42ls
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUhPhNdGJVS
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOM5BS7Mbr
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEa5XJOUyEk
==========================152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsE4f0IOAcr
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxnGoa5Dhmh
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYdeDaDiyR0
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ98Fr3ytLYT
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc4GrDI0wzj
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxWLlQviO0N
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIOuXTj2FBb
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtLJJztzV2o
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn8jy8dZpzO
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAvzjatOLV
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlIaHjKeRB
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBvlcMq5SJ
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡstxKGqc9sB
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡThYEA9UMUK
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG56exwMdBN
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm9Al09OEWq
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5Ppb76knj
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKG116yjh1
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp2q19lBf2a
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXaPqcAhRaJ
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEJMLOLGOPN
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDeasI0QT7W
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ0LWfUcGQx
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9gVe8fuLIO
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGW8i19mvsD
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULFktBXC2k
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZfbTK0V1Dd
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdTmIL5aXEw
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXd3sQilzaF
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMLudEsauzd
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyo1DUVEQw0
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsbAm56v7pc
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEvueJrWnDu
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8hpgzBJl5B
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCr5Egb8sm6
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ZIyPJIokI
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLiRGuwffef
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDhRbddAVCI
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6CjoyRQr7
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTjBsyuQUdB
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXcqc6VYMZZ
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDNmuVFrUDa
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKB0e4v49Y8
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8V8tVISZ1r
152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGFU8AnV78V
=======================152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMrnB1q0q5
