(Di Tempat Keributan)114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRbFKmuzuPN
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡztQA7r86aq
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjl57wo6L0e
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlC0owlgWbK
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjKKmRdKixs
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavClT6hSx2
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpANONd9Qlj
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoAcO86FMIV
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMq4hdwuZIn
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSxNgXddaHx
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhpShxbFYZd
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpiFdNPSjk
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3QQTmNuYie
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Fz1wwF2zF
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ12GjLbRKVk
Kraakkkk...114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL3PadZv7cQ
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9pLhB4Vuu
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjmyh1ci3b
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ88xCZRGv9
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcCCC0pyTuk
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7fDLBoKvK1
Duaagggg..114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeBfZwENTqB
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmh9NVA7E5d
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8cO3Ulz8og
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡenxblLOcIT
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2NcCVUx2Yd
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9EfYgbmY4
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwe6Se5ve6e
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTbajdiWFQK
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdOVxlKEoE7
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaZLPw0IL4u
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlkJij3SZGH
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtgtQGDXqe
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkozAHJhj4L
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZqNzFnOoa
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzT4EEok9V
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ChgIDcwjG
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtbhow2u3Qj
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMC9mrSxaPM
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcaPdAEhwt0
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYwWKHn06w0
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrScVPsi8x1
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyo78nsVn83
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuu3lUfE4Mb
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlvPhMAZGw1
==========================114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqTKSs9rYsF
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsRoT4i9KQZ
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHbFiL8FsqV
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcP0s7wWosu
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡemZ4SaVlqt
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0p6EzrJxmU
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJGobhjT3b
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmwgScuapbh
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp70FzKqnYX
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrwEvrawrtZ
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcB13llhvSE
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskdS0si4AX
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx4ZzafOq1k
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBA25UwKTpq
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhCEOYShxY4
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5skhJ9nlQ3
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSWNOZdW4el
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZs3yEM7m3
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxuDjXkZxN7
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOKrvdWOo0
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnLmFxhEgwY
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡydkD3X5ZrY
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc0BLuOVHyH
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA1gIYjFy29
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVxC0B5yRQr
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj9LcnmosDH
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhANM4e6sME
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkXILnpMy2H
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfAVL1rqOJ7
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUZIgftrtus
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedfjk99kOK
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYmqsoplwun
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp19bqe4s2a
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcmHUJPTTkm
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOw4IKO5qf6
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs9pOhAUgsn
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9Lpb6G9g5
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLHWFO5JcH5
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGHHwLAo6Zs
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBU2GrqXoAQ
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBs0xn7hrzA
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNbYrvkCO2T
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfGt3TSOgnL
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNEEFhZS75
114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoAeaiRzT7o
=======================114Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOiNpVypZ8h
