
#2 Perspektif3506Please respect copyright.PENANAHW2p12IC6y
3506Please respect copyright.PENANAlte6IBkzcA
Klakson-klakson kendaraan saling bersahutan. Aku memandang ke keluar jendela mobil. Kota Pekanbaru terlihat indah di malam hari. Di bahu jalan, muda-mudi saling berkasih di bawah cahaya lampu. Pedagang kaki lima menyebar di setiap tempat, membuat riuh ramai kebersamaan.3506Please respect copyright.PENANAELKxjEAj3k
3506Please respect copyright.PENANAXlHlfCdXKO
Dimas fokus menyetir, sesekali ia bersenandung. Aku menoleh ke arahnya. “Abi gak ada kesibukan, kan?” tanyaku, memastikan. “Kalau sibuk kita putar balik aja.”3506Please respect copyright.PENANACHHGKsxO8e
3506Please respect copyright.PENANAywuEGCTMna
Dimas menggeleng. “Engga, umi.” Pandangannya masih ke depan, fokus ke arah jalan.3506Please respect copyright.PENANAU9GGMxhsex
3506Please respect copyright.PENANAB9cObM32H5
Aku tersenyum, lalu kembali memandang keluar jendela mobil. Jalanan ini mengingatkan ku tentang banyak hal. Dahulu, di tahun pertama aku menikah. Aku dan Dimas menyimpan banyak kenangan di pinggiran jalan. Dulu kami berdua tidak punya cukup uang untuk makan di restoran bintang lima, atau tempat megah lainnya. Alternatif yang kami pilih adalah angkringan di tepian jalan, dengan riuh orang-orang, aroma sate bakar, di tambah dengan berisik kendaraan lalu-lalang.3506Please respect copyright.PENANAtUfO9afLp5
3506Please respect copyright.PENANA3A7wkygKsh
Aku rindu suasana itu. Sekarang, kami tidak punya cukup waktu untuk bernostalgia tentang masa-masa awal pernikahan. Tapi aku cukup bangga dengan suamiku. ia mempunyai daya juang yang cukup besar, sehingga kami bisa sampai pada titik ini, ya, walaupun tidak kaya-kaya banget.3506Please respect copyright.PENANAaIbPWD1VVP
3506Please respect copyright.PENANApOUI4QjnQ4
Kami berhenti Di sebuah Gedung dengan halaman yang luas. Dimas memarkirkan mobil berdempetan dengan mobil lain. Aku dan Dimas segera membuka pintu mobil dan turun. Sejenak kupejamkan mataku, menikmati suasana.3506Please respect copyright.PENANANQIgdMqWVE
3506Please respect copyright.PENANAwijIC0rqqp
Dimas melangkah terlebih dahulu. Sementara Aku melangkah pelan sambil memperhatikan sekitar. Di samping Gedung, banyak sekali stand makanan, minuman, dan lainnya. Di tambah dengan riuh pengunjung yang saling berdesakan. Bau-bau keringat saling berbaur menjadi satu. Terdengar juga suara tawa dari kejauhan. Bazar, memang selalu semegah ini.3506Please respect copyright.PENANAu7etBnUGfb
3506Please respect copyright.PENANAa69GmsfY20
Dimas berhenti sebentar dan menoleh kebelakang. Ke arahku. Aku menyengir, pastilah ia menyuruhku untuk berjalan cepat. Buru-buru aku menghampirinya. Aku sendiri belum memutuskan mau berbelanja apa. Bazar ini tidak melulu perihal makanan atau minuman, beragam jenis terdapat di sini. Pakaian, perlengkapan sekolah anak, buku-buku bekas, dan lain-lain.3506Please respect copyright.PENANA0De7BMiAHn
3506Please respect copyright.PENANA14h7XyWd8a
Aku dan Dimas terus melangkah berdampingan sambil memutuskan mau berbelanja apa. Suasana ramai membuatku harus hati-hati berjalan, khawatir menabrak pengunjung lain. Aku memepetkan bahuku ke bahu Dimas. Dimas melirik-ku dan tersenyum, kemudian ia melingkarkan tangannya ke pundakku. Kami terus melangkah. Tak lama kemudian, Kami berhenti di sebuah stand minuman.3506Please respect copyright.PENANAaKRPLcf0Tz
3506Please respect copyright.PENANATuDRJLmaGi
“Pop ice rasa mangga satu, sama rasa cokelat satu,” kata Dimas sambil menatap beragam rasa dari pop ice yang tergantung.3506Please respect copyright.PENANAkiiVPFL6DC
3506Please respect copyright.PENANAgbWkoD2qIM
Aku mengulum senyum. Dimas masih tahu perihal rasa kesukaanku, dan itu cukup untuk membuat pipiku merona.3506Please respect copyright.PENANAcSfGYtWIPO
3506Please respect copyright.PENANAl9mtaWozg3
Si penjual mengangguk. Dengan piawai ia memasukan bubuk pop ice dan juga es batu ke dalam blender. tak lupa ia tuangkan air sebagai perantara. Tak lama, ia jentikan jarinya ke tombol penghancur, sepersekian detik itu pula terdengar suara bentrokan es batu dan bubuk pop ice yang menyatu bersama air. Warung sebelah tak ingin kalah, suara letupan-letupan minyak membahana. Di tambah dengan riuh pengunjung yang berbelanja. Aku bisa merasakan lalu-lalang yang intens di belakangku. Dari remaja, pemuda, sampai orang tua. Semuanya membaur menjadi satu.3506Please respect copyright.PENANAuy0KK9KkPn
3506Please respect copyright.PENANAlKergEsQKL
Si penjual menyodorkan dua cup pop ice yang di bungkus dengan plastik putih, tak lupa ia tersenyum ramah kepada kami berdua.3506Please respect copyright.PENANAZNYFshbZJY
3506Please respect copyright.PENANA26Iq5p8Ey7
“Makasih.” Dimas meraih pop ice itu, lalu mengeluarkan dua lembar uang pas, dan menyodorkan kepada si penjual.3506Please respect copyright.PENANApY3CIyaQjr
3506Please respect copyright.PENANAQ8IkxVofjU
Kami kembali melangkah, berdampingan. Aku menyesap pop ice dari sedotan, perpaduan manis coklat mendinginkan tenggorokanku. Sambil melangkah, kami mengobrol sedikit perihal akan membeli apa lagi.3506Please respect copyright.PENANAhxhKCzJH9v
3506Please respect copyright.PENANAvvjBgw9lbD
“Mau ke tempat Fajar, mi?” Dimas melirik kiri-kanan.3506Please respect copyright.PENANAvGQBYyIL1Q
3506Please respect copyright.PENANAEGU6zD7cQe
Aku mendongak ke arahnya. “Fajar buka stand, bi?”3506Please respect copyright.PENANAWMU1xXlD33
3506Please respect copyright.PENANAdippnnSfTu
“Dia jaga stand buku.”.3506Please respect copyright.PENANAAyVt0qkO9P
3506Please respect copyright.PENANABcR2xDr6St
Aku mengangguk. Sudah tiga hari lamanya aku tidak bertemu sahabat anakku itu. Dimas menggenggam tanganku. Hangat. Aku tersenyum sambil membalas genggaman tangannya. lalu Kami menuju stand Fajar sambil berpegangan tangan layaknya pengantin baru.3506Please respect copyright.PENANAu6LOSjpXJ3
3506Please respect copyright.PENANAIOiFQHgH7r
Dari kejauhan, aku bisa melihat sosok remaja tinggi yang tak lain adalah Fajar. Stand bukunya lumayan ramai, ia terlihat sibuk melayani pembeli. Tak sabaran, aku mempercepat langkah. Membuat Dimas harus menyamakan langkahnya dengan langkahku.3506Please respect copyright.PENANAkc5hESu5jt
3506Please respect copyright.PENANAMe0kuKt3MP
Tibanya di stand buku Fajar, aku memanggilnya dengan riang. “tante baru tahu kamu jaga stand buku, lho.” Aku melirik ke bawah, tumpukan-tumpukan buku berjejer rapi di atas meja. Kemudian aku melirik ke kanan, di rak kecil terdapat beragam buku juga. Di samping kanan pun sama.3506Please respect copyright.PENANAHdHlReRwmb
3506Please respect copyright.PENANA2YNxhztcYt
Fajar berdiri menyambut kehadiran kami. Ia melirikku dan Dimas bergantian. “Om-tante. Mau beli buku?”3506Please respect copyright.PENANABiRV2LXM9m
3506Please respect copyright.PENANAUH7KN5vfYP
Dimas memperhatikan tumpukan buku di meja. ia mengangguk-angguk. Lalu menunjuk salah satu buku. “Jar, om beli yang ini.”3506Please respect copyright.PENANA4ULCRKQi8B
3506Please respect copyright.PENANAOJyP8tV1fu
Sigap Fajar meraih buku itu, dan mengemasnya ke dalam plastik merah. Dimas merogoh dompet dan menyodorkan satu lembar uang.3506Please respect copyright.PENANAZPusYjsToP
3506Please respect copyright.PENANAHCT1x9Wqr8
“Gratis, om.” Tolak Fajar.3506Please respect copyright.PENANAfxaYEIFWzn
3506Please respect copyright.PENANALskYlnvhs3
Dimas tersenyum. “Udah, ambil aja.” Tangannya masih terangkat.3506Please respect copyright.PENANAgrRfc0yfqR
3506Please respect copyright.PENANAxoZvW8fPwj
Fajar meletakan kantung kresek itu di atas tumpukan buku. Dimas menggeleng, menurunkan tangannya, lalu meraih kantung kresek di meja. “Makasih, ya, Jar.”3506Please respect copyright.PENANABkebAQCiZ1
3506Please respect copyright.PENANA1NUDXuGkok
Fajar menggangguk. Aku hanya memperhatikan mereka sedari tadi. Sesekali aku melirik Fajar, begitupun Fajar. Kami seperti saling mencuri-curi pandang.3506Please respect copyright.PENANALWPkqGxJ6C
3506Please respect copyright.PENANAjEYWreAWsK
“Tunggu bentar, Mi.” Aku menoleh ke arah Dimas. Ia merogoh ponselnya, kemudian beranjak menuju tempat sepi. Aku membiarkannya saja, barangkali ada telepon penting.3506Please respect copyright.PENANAp4As1JKIs0
3506Please respect copyright.PENANAqt64120jaj
Fajar memindahkan bangku di belakangnya ke samping bangkunya. Sambil tersenyum ia mempersilahkanku duduk. Aku melangkah melewati cela kecil di samping kanan, dan duduk di sebelahnya. Duduk berdua dengannya membuat degup jantungku berdetak cepat, tidak seperti biasanya.3506Please respect copyright.PENANA0OXvXa7kSN
3506Please respect copyright.PENANAGWkqwvrXsh
Jejak kaki terdengar ribut seperti angin topan yang melanda desa. Di tambah dengan lalu-lalang orang-orang di hadapanku. Tapi, yang membuatku betah adalah aroma harum kertas yang menyeruak cuping hidungku.3506Please respect copyright.PENANAT1XD5v2eQN
3506Please respect copyright.PENANAmG5Y8fzLtY
Seorang lelaki menghampiri Stand tempat aku berada. Fajar berdiri dan tersenyum kepadanya. Lelaki itu melirikku sekilas. Ia berbisik kepada Fajar. “Pacarmu, Jar?” Walaupun bisik itu kecil dan suara pengunjung lain begitu riuh, tapi aku masih bisa mendengarnya.3506Please respect copyright.PENANApczYQogQUg
3506Please respect copyright.PENANACy4V3nsDM5
“Istri saya,” Fajar balas berbisik. Sekilas ia melihat ke arahku.3506Please respect copyright.PENANAkQMihr9m3D
3506Please respect copyright.PENANACBxv3QyfWo
Aku menelan ludah. Anehnya aku tidak marah dan justru merasa senang. Aku tidak tahu kenapa. Lelaki itu tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumnya.3506Please respect copyright.PENANAhw64NumPfn
3506Please respect copyright.PENANAsY9H7bf1oe
Setelah melayaninya, Fajar lekas duduk di sampingku. Aku menatapnya dengan tajam. “Tante denger, lho.” Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada.3506Please respect copyright.PENANAQGdhVBpCas
3506Please respect copyright.PENANAqvhnCSDKZ5
Fajar terlihat gelagapan. “Emang Fajar bilang apa tadi, Tan?”3506Please respect copyright.PENANAV9gVWfhpVN
3506Please respect copyright.PENANA8XbkKXxqsB
“Kamu bilang Tante istri kamu.” Aku mengernyitkan wajah memasang ekspresi garang.3506Please respect copyright.PENANAe1krkaIOUV
3506Please respect copyright.PENANAx9vQr4s1Dc
“Tante salah dengar kali.” Fajar bertahan, matanya lekat memandang lalu lalang orang. Ia terlihat gugup, seperti maling yang keciduk. Belum sempat aku menginterogasinya lebih lanjut. Dimas terlebih dahulu datang.3506Please respect copyright.PENANATTB4bkiMNN
3506Please respect copyright.PENANAgicBgI73du
“Mi, abi ada urusan mendadak.” Dimas meringis sambil menggaruk hidungnya.3506Please respect copyright.PENANAKP0m8hCJIF
3506Please respect copyright.PENANAIhiiBKT4En
Aku menghela nafas. “Jadi, mau pulang?” aku berkata dengan wajah cemberut.3506Please respect copyright.PENANAgZmGBJwBTP
3506Please respect copyright.PENANAN5ruZQGyHG
Dimas berdehem sebentar. Ia melirik Fajar sekilas. “Jar, nanti kamu bisa anter tante pulang? Om ada urusan.”3506Please respect copyright.PENANAR9xgBSLFiu
3506Please respect copyright.PENANApoRBbiZXV2
Aku menoleh ke Fajar. Menunggu jawabannya.3506Please respect copyright.PENANAh0aR2kzuIp
3506Please respect copyright.PENANAdIJDLuNhP1
“Dengan senang hati, om,” Jawab fajar sambil berdiri, lalu menunduk sopan.3506Please respect copyright.PENANAUU0WadOt7H
3506Please respect copyright.PENANAupmFKkGTCo
Dimas melirikku. “kalau umi masih mau di sini, nanti pulangnya sama Fajar, ya? Abi gak bisa lama-lama. Maaf ya, mi.”3506Please respect copyright.PENANAqV4aEGwq0U
3506Please respect copyright.PENANAOd08G8Rpu1
Aku mengangguk tidak rela, tapi mau tak tamu aku harus membiarkan suamiku yang super sibuk itu kembali berkutat dengan pekerjaannya.3506Please respect copyright.PENANASMVZOjWMOQ
3506Please respect copyright.PENANAwxmkwXgLYS
Aku dan Fajar kembali ke dalam obrolan. Menit berlalu. Obrolan kami semakin intens. Obrolan kami kadang terhenti sejenak, Sebab Fajar haris melayani pembeli. Lalu kami jatuh dalam obrolan lagi. Menit ganjil menjelma genap. Obrolan semakin serius. Deru kaki pengunjung lain mulai mereda.3506Please respect copyright.PENANAX7w2lSbUig
3506Please respect copyright.PENANAuXdIHePpIg
“Kamu rencananya mau lanjut kuliah atau kerja, Jar?” tanyaku, menoleh ke arahnya.3506Please respect copyright.PENANAeo9saGuwPM
3506Please respect copyright.PENANAJcw90EjPas
ia tersenyum. Sebuah senyum yang jika aku lihat dengan dalam, memancarkan sebuah kesedihan. “Fajar gak lanjut, Tan.”3506Please respect copyright.PENANAm6UFOzTzyk
3506Please respect copyright.PENANA3mse5pd5jC
Aku menyedot pop iceku. “Sayang banget, sih, Jar. Kamu tuh anaknya rajin, lho,” kataku. Jujur saja, menurutku pribadi, Fajar sangatlah pintar. Ia bisa beradaptasi dalam kondisi apapun.3506Please respect copyright.PENANAAs3VdJGNhg
3506Please respect copyright.PENANA8QKpZ3bByF
“Fajar juga maunya gitu, Tan. Pengen kaya teman-teman yang lain. Tapi, mau gimana lagi?” ia tertawa, getir. Kemudian melanjutkan, “terkadang, keadaan membuat seseorang mati langkah.” Ada racikan duka yang kurasakan di setiap kalimatnya. ia berkata lagi. “Sebagian orang terlahir beruntung. Sebagian lagi, hanya menghiasi mereka yang beruntung,” ia terkekeh, getir.3506Please respect copyright.PENANAZRtrsLCThD
3506Please respect copyright.PENANA1HcI83Kupz
Akhirnya aku bersuara. “Menurut tante, setiap orang beruntung, kok. Ya, kalau belum beruntung berarti coba lagi.”.3506Please respect copyright.PENANAjRiDNrgcbg
3506Please respect copyright.PENANA0mKKGLIChj
Hening sejenak. Derup langkah tidak terdengar lagi. Pengunjung kian menyepi. Hembusan angin menerpa wajahku, wajahnya, dan setumpuk buku. Fajar berdiri, menoleh ke arahku.3506Please respect copyright.PENANAXVMt7jwGqW
3506Please respect copyright.PENANAQw6dNvkpft
“Udah sepi, tan. Waktunya tutup,” katanya. “Tante gak masalah, kan, kalau bantuin Fajar berkemas?”3506Please respect copyright.PENANAp5oUQuPKVl
3506Please respect copyright.PENANAu9E9jDYZYi
Aku ikutan berdiri. tersenyum kepadanya. “Dengan senang hati,” kataku, riang.3506Please respect copyright.PENANAkOd1K2AQ6u
3506Please respect copyright.PENANAM59budPl6B
***3506Please respect copyright.PENANAnC0CE3Gcfd
3506Please respect copyright.PENANAyxtZp5YEBQ
Kami berdua berjalan bersampingan, menuju sepeda motor Fajar yang terletak di belakang Gedung. Hening malam seperti ini teramat kusukai. Jauh dari berisik kendaraan. Angin berhembus kencang di kemalaman, Bangku-bangku di depan setiap Stand sudah sunyi tak berpenghuni.3506Please respect copyright.PENANAUjJN5XyEgX
3506Please respect copyright.PENANAJctnmGUQ05
“Pernah naik motor, Tan?” Tanya Fajar sesampainya kami di depan motornya.3506Please respect copyright.PENANA5qDKcMOcIx
3506Please respect copyright.PENANAdgu7X3c3qQ
“Waktu kuliah, tante sering naik motor, kok.” Jawabku.3506Please respect copyright.PENANAbWkvpkVLDC
3506Please respect copyright.PENANAU37Ep23diZ
Fajar menyodorkan helmnya kepadaku. Aku menatapnya heran. “Kamu aja yang pakai. Kan kamu yang bonceng.”3506Please respect copyright.PENANAfHfCb6BmhD
3506Please respect copyright.PENANAodvPu0pu5O
Fajar tersenyum, kemudian mendekat ke arahku. Aku tercekat. Jarak kami dekat. sangat dekat. Ia mengangkat kedua tangannya dan memasangkan helm di kepalaku. Degup jantungku seakan mau melompat keluar. Bau keringatnya menyeruak cuping hidungku. Aku menelan ludah. Sudah lama aku tidak pernah diperlakukan seromantis ini.3506Please respect copyright.PENANAq9yuAxG01p
3506Please respect copyright.PENANApzA55rfcQL
“Pakai, ya, tan.” Fajar membungkuk sedikit. Mensejajarkan wajahnya dengan wajahku. Wajah kami terlalu dekat. aku bisa merasakan hembusan nafasnya.3506Please respect copyright.PENANALNBEuAhQ1z
3506Please respect copyright.PENANAELxTrQNJgG
“Debaran jantung tante kedengaran, lho.” Fajar mengedipkan mata. Aku bisa merasakan pipiku memanas. Fajar berkata lagi. “Pipinya juga merah.” Ia mengulum senyum.3506Please respect copyright.PENANAeAggF9rSir
3506Please respect copyright.PENANALa5KMGUANe
Aku menunduk menyembunyikan semburat rona di wajahku. Tak ada satupun kata yang mampu keluar dari mulutku.3506Please respect copyright.PENANAS7LuGmb2wJ
3506Please respect copyright.PENANA49I2MX7p0Z
“Ayo tan.” Fajar sudah siap di atas motor. “Jangan salting mulu.” Ia kembali menggodaku. Dengan pipi yang masih merona, aku menaiki motornya.3506Please respect copyright.PENANAcs1buyD4E4
3506Please respect copyright.PENANAZg0Rpvt9vY
“Duduknya jangan jauhan, nanti jatuh, lho,” Fajar menoleh sekilas ke belakang.3506Please respect copyright.PENANAPlv0Rf2wKZ
3506Please respect copyright.PENANAgaR0YK3LQk
Aku memukul pelan punggungnya. “Nyebelin!”3506Please respect copyright.PENANAsy5uExUJf1
3506Please respect copyright.PENANAI4dIhZyMKq
Fajar malah terkekeh. Aku meletakan tanganku di depan dada, menjadi penyangga antara dadaku dan punggungnya. Ia memacu gas, perlahan kami menembus udara malam.3506Please respect copyright.PENANAK8MyBCzAqj
3506Please respect copyright.PENANAF8dlk2NuxF
Di spion motor, aku bisa melihat senyumnya. Sebuah senyum yang membuatku malah ikut tersenyum. Berisik knalpot motor di depan dan belakang kami, seakan menjadi pengiring musik perjalanan.3506Please respect copyright.PENANAsuyxxuH39G
3506Please respect copyright.PENANAAsCnVsco5j
Aku berpaling kanan-kiri, hotel-hotel menjulang tinggi. Bunyi-bunyi klakson saling bersahutan tak mau mengalah. Warung bakso, nasi padang, mie ayam, terlihat ramai. Gerombolan remaja berjalan di bahu jalan, saling tertawa.3506Please respect copyright.PENANArAiyZWiTID
3506Please respect copyright.PENANAf8DZaFkC02
Aku menatap wajahnya dari spion, tak di sangka, ia malah melirik ke spion dan tersenyum. Sepersekian detik, aku memalingkan wajahku, kembali menatap jalanan. Remaja itu selalu membuatku tersipu dan salah tingkah. Entah kenapa.3506Please respect copyright.PENANAp6vvM66RFk
3506Please respect copyright.PENANA0GYqN3FPo5
***3506Please respect copyright.PENANAFrXJlAJzmi
3506Please respect copyright.PENANA07yKKXX5jL
Kami tiba di rumah. Aku turun dari motor. Melepas helm dan mengembalikan kepada Fajar.3506Please respect copyright.PENANAe9WV6uR8Fr
3506Please respect copyright.PENANAtUQr4c6shl
“Mau mampir dulu, Jar?” Tawarku.3506Please respect copyright.PENANAJ4XUrDQeYm
3506Please respect copyright.PENANA6ZQ06ubOzJ
Sambil mengenakan helmnya, Fajar menyahut, “Besok aja, deh, Tan. Mau pulang dulu, capek.”3506Please respect copyright.PENANAZn2fyxARSo
3506Please respect copyright.PENANAnAuCLlB2hw
Aku membalas senyumnya. “Hati-hati, jangan ngebut.”3506Please respect copyright.PENANApnCkatYvil
3506Please respect copyright.PENANAvFqbhRAAyo
Fajar mengangguk, melambaikan tangan. “Pulang dulu ya, tan.” Fajar meliuk-kan motornya. Sebelum ia menancap gas, ia menoleh kebelakang, lalu membuka kaca helm.3506Please respect copyright.PENANAo0WJl7ULdA
3506Please respect copyright.PENANAl1nurJlS4V
“Oh, iya, tan. Perihal bisik-bisik tadi. Fajar bilang sama teman Fajar, kalau tante istri Fajar.” Fajar berkata dengan lugas. Aku tergagap. Fajar melanjutkan. “Fajar tahu, kok, tante udah tahu.” Ia mengedipkan matanya.3506Please respect copyright.PENANAwcfknzU361
3506Please respect copyright.PENANAH5Vs8W3Ki2
Untuk yang tidak tahu keberapa kalinya pipiku kembali memanas. Dan desir itu kembali datang, lagi dan lagi. Dua detik kemudian, terdengar suara knalpot motornya. Ia menancap gas, keluar dari pekarangan rumah, lalu menghilangkan dari pandanganku.3506Please respect copyright.PENANAIA6b3uOOQF
3506Please respect copyright.PENANAu0U7NL9WTE
Aku berbalik dan melangkah menuju pintu dengan wajah yang kian merona. Tak bisa dipungkiri, bahwa aku sangat menikmati kebersamaan bersama Fajar. Ada sebuah gejolak dalam jiwaku yang meletup ketika Remaja itu menggodaku. Sedetik kemudian aku tersadar, lantas aku menggelengkan kepala. Engga, engga boleh.3506Please respect copyright.PENANAuafmEL68UD
3506Please respect copyright.PENANA4WvnZq1LDY
Tiba aku di ruang tamu. Aku memperhatikan Adit, anakku, yang sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel. Lekas aku menghampirinya, lalu duduk di sampingnya.3506Please respect copyright.PENANAWTt46bb7bX
3506Please respect copyright.PENANAg88juWlwLs
“Abi udah pulang?” tanyaku kepadanya.3506Please respect copyright.PENANAN6iLPDZqA3
3506Please respect copyright.PENANAdMg1fY5Zau
“Belum, mi.” Adit menjawab singkat, matanya masih fokus ke layar ponsel.3506Please respect copyright.PENANAVBiD2yFAOW
3506Please respect copyright.PENANA7gt4MkdNbJ
Aku menghela nafas. “Adit, kalau umi ngomong, bisa gak stop main hp?”3506Please respect copyright.PENANAqsS9gakwVE
3506Please respect copyright.PENANASfrZm1BNJn
Dengan raut wajah muram, Adit meletakan ponsel di atasnya meja. “Iya, mi, iya. Maaf, Adit salah.”3506Please respect copyright.PENANAPSV7nkrjYO
3506Please respect copyright.PENANAaHddavgVhN
Aku malah terkekeh. Melihatnya seperti itu membuatku tergelitik.3506Please respect copyright.PENANAFvZS2AbF5p
3506Please respect copyright.PENANAUq3d5nCzXC
Adit merubah posisi duduknya menghadapku. Wajahnya terlihat antusias. “Umi mau tau gak?”3506Please respect copyright.PENANAnmFJNz4Sgb
3506Please respect copyright.PENANAuspPowHYPJ
Aku mengernyit heran. “Gimana umi mau tahu. Kamu belum ngomong apa-apa.”3506Please respect copyright.PENANAW2SYjA9ZpF
3506Please respect copyright.PENANAKHROH9N0Ev
Adit tertawa ringan. Matanya sedikit membesar, seakan ingin menyampaikan sebuah berita penting. “Barusan pacar Fajar, chat Adit, katanya dia lihat Fajar bonceng cewek.”3506Please respect copyright.PENANAHmUWFCgC3W
3506Please respect copyright.PENANAJlAtHqsjvA
Aku membenarkan posisiku. Entah kenapa aku malah tertarik. “Terus?”3506Please respect copyright.PENANA8fgdc31Rqr
3506Please respect copyright.PENANA0XxyyBaN8W
Adit melanjutkan. “Fajar selingkuh Umi. Adit gak habis fikir sama Fajar.” Adit menepuk jidatnya.3506Please respect copyright.PENANAggLeYdLFn7
3506Please respect copyright.PENANA53krhxPo98
Aku tertawa sambil memegang perutku. Anakku malah bingung. Aku mengambil nafas sejenak. “Bilang sama pacarnya Si Fajar, yang dibonceng Fajar, itu Umi.”3506Please respect copyright.PENANAmr8yEcVspt
3506Please respect copyright.PENANAPlay0O4eoi
Giliran Adit yang tertawa. “Udah Adit duga.” Adit menggelengkan kepala, Kemudian ia meraih ponselnya. Aku menggeser tubuhku bersentuhan dengan bahu anakku.3506Please respect copyright.PENANARsuBshQFJ2
3506Please respect copyright.PENANAQILyehzrK7
“Kamu chatingan sama pacarnya Fajar?” tanyaku fokus menatap layar ponsel Adit.3506Please respect copyright.PENANAP08zpidEvi
3506Please respect copyright.PENANAXvvizSeY6f
Adit menarik ponselnya menjauh dariku. “Ih, umi, kepo banget urusan anak muda.”3506Please respect copyright.PENANADtdWGePhR6
3506Please respect copyright.PENANANfcvEnb3tl
“Umi penasaran doang,” kataku.3506Please respect copyright.PENANAQml6sKf5Uc
3506Please respect copyright.PENANAyH4WJefLtx
“Kan umi yang nyuruh Adit buat bilang sama pacarnya Fajar.”3506Please respect copyright.PENANAIrexrkOi1T
3506Please respect copyright.PENANAbPSpMJmQ9m
Entah kenapa, ada sebuah tusukan kecil dalam hatiku. yang membuatku merasa gundah. Apakah itu cemburu? Aku tidak tahu.3506Please respect copyright.PENANAmv8U2xQNRM
3506Please respect copyright.PENANAQYFiHSbC39
Kemudian, Aku bergeser empat jengkal menjauh dari anakku. Memberi ruang privasi kepadanya. Fajar sudah punya pacar, ternyata. Mengetahui kenyataan itu membuatku sedikit merana. Terus kenapa dia memperlakukanku dengan romantis begitu? tapi, yang lebih anehnya, kenapa aku harus marah? Aku bersikap seolah-seolah sedang jatuh cinta kepadanya. Lantas aku menggeleng-geleng. Engga, Engga boleh. Aku udah punya suami.3506Please respect copyright.PENANAqWEZ5rbEse
3506Please respect copyright.PENANA2K4BUZ0gh0
“Umi kenapa?” Adit menatapku heran.3506Please respect copyright.PENANA3Sd6kHlY86
3506Please respect copyright.PENANAwZq9DBkW4o
Aku memasang wajah galak, berpura-pura. “Umi lagi kesal sama abi!” aku malah menyalahkan suamiku, padahal yang membuatku kesal adalah sahabat dari anakku sendiri.3506Please respect copyright.PENANAF1I5e9mquI
3506Please respect copyright.PENANAUAxmTwZqdA
Adit hanya terkekeh, kembali menatap layar ponsel. Aku berkata lagi, sedikit galak, “Awas aja kalau kamu ketahuan sama umi kalau pacaran.”3506Please respect copyright.PENANAStddfQwmJG
3506Please respect copyright.PENANAy6nWnKmJzh
Adit menoleh. “Iya umiku yang paling cantik.”3506Please respect copyright.PENANAFwRQCq4UDv
3506Please respect copyright.PENANAnmMwjIiwWq
Aku tersenyum lebar, lalu mengusap kepalanya lembut. “Itu baru anak umi.”3506Please respect copyright.PENANAitFjqQHGhI
3506Please respect copyright.PENANAgWll5xcf1o
Sebenarnya, aku bukan tidak menyuruh Adit berpacaran, atau dekat dengan perempuan. Aku sendiri akan mengiyakan jika dia sudah bisa memilih keputusan dengan baik. Bukan juga aku menormalisasikan perzinahan. Aku tidak ingin mengekang kebebasannya. Yang aku bisa, hanya menasehatinya, dan menjauhkannya dari larangan-Nya.3506Please respect copyright.PENANAcwgEVS44dn
3506Please respect copyright.PENANATjzttWADDU
***3506Please respect copyright.PENANABlPY4Rytg8
3506Please respect copyright.PENANAxXZYv36FAS
Aku berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Entah kenapa pikiranku masih berkecamuk perihal Fajar. Ada yang menjanggal di benakku.3506Please respect copyright.PENANA77ZldqQcz7
3506Please respect copyright.PENANA3DzZxZ6NYt
Aku menoleh ke samping, wajah Dimas terlihat terlelap. Entah kenapa ada racikan bersalah ketika aku melihat wajahnya. Bisa-bisanya aku memikirkan pria lain sementara dia berada di sampingku. Bukankah itu adalah perbuatan dosa? entahlah, hanya tuhan yang tahu.3506Please respect copyright.PENANA3DdEXIYS9K
3506Please respect copyright.PENANAcslFrxWXQB
Sayup-sayup suara terdengar berisik. itu pastilah anakku yang sedang bermain console game tengah malam begini. Jika sudah begini, aku harus turun tangan. Mana pula besok ia harus sekolah. Aku beranjak berdiri, melangkah menuju pintu kamar.3506Please respect copyright.PENANAPh7HY4X7rm
3506Please respect copyright.PENANAXUC2Hfuem6
Sayu suara itu saling bersahutan. Selintas aku berfikit, jangan-jangan itu Fajar? Tapi, bukankah ia berkata ingin pulang? Untuk memastikan, aku melangkah cepat menuju kamar anakku.3506Please respect copyright.PENANAqBE2TM3zPt
3506Please respect copyright.PENANACwjfTgR6S6
Tebakanku benar, Adit dan Fajar sedang asik bermain console game.3506Please respect copyright.PENANAK069Sk4Oc6
3506Please respect copyright.PENANAbk2P6P6Gb7
“Udah malem, gak ada puas-puas-nya main game.” Aku berdiri di tengah pintu, menatap tajam mereka bergantian.3506Please respect copyright.PENANAL9YSYWzx3f
3506Please respect copyright.PENANAWBzDwMhin8
“Lo sih Jar berisik.” Adit menoyor pelan baju fajar.3506Please respect copyright.PENANA2BRkdRHau4
3506Please respect copyright.PENANAijsAqH7eMo
Fajar menatapku lekat. Aku memalingkan wajah, tak kuat akan tatapannya. “Kalian lekas tidur, besok sekolah.” Aku berkata sambil memalingkan wajah.3506Please respect copyright.PENANA8In0cloiDJ
3506Please respect copyright.PENANAmUnhMBanKU
Adit mendengus, beranjak bangkit dan berbaring di ranjang. Sementara fajar mendekat ke arahku. Otomatis aku mundur satu langkah, mempersilahkannya. Sekilas, ketika ia melewatiku, ia melirikku dengan senyum simpul. Yang aku tak paham maksudnya. Bagai tersihir aku mengekor di belakangnya, sementara pintur kamar anakku, kubiarkan terbuka.3506Please respect copyright.PENANAeE8VS9SbpT
3506Please respect copyright.PENANAYR05bhkZxe
Fajar berhenti di ruang tamu dan duduk di sofa. Ia mendongak menatapku. “Kenapa tan?”3506Please respect copyright.PENANAdF2c29T3oJ
3506Please respect copyright.PENANAFQU41JW2fZ
Aku tergagap. “Susah tidur,” jawabku sedikit kikuk.3506Please respect copyright.PENANAafllgwG7zS
3506Please respect copyright.PENANAKpoaabDXHl
Fajar hanya ber-oh saja. Aku duduk di sofa, berhadapannya dengannya. Hening menyapa. Fajar merogoh kantung celananya, mengeluarkan sebatang rokok lalu membakarnya.3506Please respect copyright.PENANAdJW835kCFU
3506Please respect copyright.PENANAfc4tCZRAS3
“Tante baru tahu kalau kamu merokok,” kataku memecah hening di antara kami.3506Please respect copyright.PENANAPKz9WAZeOs
3506Please respect copyright.PENANAjEPn3SZivy
Fajar mengepulkan asap. “Jarang, kok, tan. Palingan kalau pengen aja.”3506Please respect copyright.PENANAPWsXLnw8Ea
3506Please respect copyright.PENANAebJZNbLvIs
Aku mengangguk. “Oh, iya. Tadi ada kejadian lucu tauk.” Aku terkekeh. “Waktu kamu bonceng tante, pacar kamu ngira, kalau tante selingkuhanmu.”3506Please respect copyright.PENANAGempMCSKL6
3506Please respect copyright.PENANAZ6DveXA3s7
“Adit udah cerita, tan,” Fajar berkata singkat. Kemudian ia berdiri, beranjak duduk di sampingku.3506Please respect copyright.PENANAArC5inUc1o
3506Please respect copyright.PENANAglLoVMdB10
Aku menelan ludah dan bergeser sedikit.3506Please respect copyright.PENANAxrT7jzlIaU
3506Please respect copyright.PENANA6gzd9yVLqM
“Tante cemburu?” dia menoleh.3506Please respect copyright.PENANAIBwYRNTf99
3506Please respect copyright.PENANAbeNdQ9mvOQ
Aku menggelengkan wajah, tak berani aku menoleh dan menatapnya.3506Please respect copyright.PENANA4lw2Z5aMYl
3506Please respect copyright.PENANAZv3aLG3oSo
Fajar bergeser semakin dekat. Aku kembali menelan ludah. Semuanya terasa hening, suara detik jam terasa melengking. Ia kemudian mengendus area ketiakku. Entah kenapa aku membiarkannya, padahal perbuatan itu tidak pantas.3506Please respect copyright.PENANAyCei7QqjaN
3506Please respect copyright.PENANATEQOcbVLbL
“Tante bau ketek.” Ia bergeser agak menjauh.3506Please respect copyright.PENANA00aU1Gq8RR
3506Please respect copyright.PENANAYlVkX79uTx
Sontak aku menatapnya tajam. “Tante udah mandi!” Aku berkata ketus.3506Please respect copyright.PENANASDLqhE2wIk
3506Please respect copyright.PENANAPYDVTEAwlE
Fajar malah terkekeh. Ia kembali mendekat ke arahku. “Lagian tante di tanya diem doang. Kaya ngomong sama tembok.”3506Please respect copyright.PENANAdrDZFrqTEv
3506Please respect copyright.PENANAWBeRSBQxWm
Aku menyahut. “Lagian pertanyanmu aneh!” Aku memalingkan wajah, sebal.3506Please respect copyright.PENANAMGxam3u2kx
3506Please respect copyright.PENANAdnbojMrQNp
“Aneh atau memang iya?” Fajar terus mencecer. “Tante juga gak nolak waktu aku endus ketiaknya.”3506Please respect copyright.PENANANYCM5u9Q44
3506Please respect copyright.PENANA9A9bSJHLAc
“Jangan aneh-aneh, deh, Jar.” Aku berkata dengan nada sedikit tinggi. Bagaimanapun juga, ia sudah melampaui batas. Dan Jujur saja, aku tidak ingin terlampau jauh.3506Please respect copyright.PENANAGODMXLhewb
3506Please respect copyright.PENANA449iCC1MSD
Fajar tak menghiraukan. Dia malah menggodaku lagi. “Bau ketiak tante enak lho. Fajar suka. Harum.”3506Please respect copyright.PENANAjbzr3GQnKN
3506Please respect copyright.PENANA5GYEPwoWEg
Aku merasa terhina atas perkataanya barusan, tapi entah kenapa aku masih ingin terus berbincang dengannya. Tapi, aku tidak mau obrolan kami mengarah ke hal tabu.3506Please respect copyright.PENANAgrDMpX1vKL
3506Please respect copyright.PENANAo26etWmRkS
“Bahas yang lain, Jar. Tante gak suka bahas hal kaya gitu.” Aku berusaha mengalihkan pembicaraan.3506Please respect copyright.PENANAXz3fPYingx
3506Please respect copyright.PENANASFlJv4Jb5W
Fajar masih kekeuh. Kali ini ia semakin berani. Dengan lembut ia mengusap kepalaku bagai seorang ibu mengusap kepala anaknya. Lagi-lagi aku tak menolak, pun marah. Desir hangat itu kembali lagi, membelengguku dalam dosa yang aku sadari.3506Please respect copyright.PENANAtyYIGewIZ2
3506Please respect copyright.PENANAt66kUxfGKv
Fajar menarik daguku menghadapnya. Mata kami bertemu. Bagai berada di kutub utara, aku seketika membeku. Perlahan ku rasakan jemarinya berjalan lembut di pipiku, lalu menuju keningku. Aku hanya diam, membiarkan jemarinya menyelusuri seluk-beluk wajahku. Desir darahku bergejolak ketika jemarinya menapak jejak di bibirku. perlahan ia usap halus bibirku dengan jemarinya.3506Please respect copyright.PENANAyX3N6EUtPm
3506Please respect copyright.PENANAYEKRHQOo2Z
Entah kenapa, sentuhan lembut jemarinya di bibirku membuatku memejamkan mata. Tiba-tiba terdengar suara tertawa. Aku membuka mata, menatap bingung Fajar yang terkekeh.3506Please respect copyright.PENANA7PW6pDdB8M
3506Please respect copyright.PENANAS4SKAqpkoF
“Tante minta di cium?” Fajar bertanya dengan wajah gembira.3506Please respect copyright.PENANAq1lvzYpekL
3506Please respect copyright.PENANAewQr7k4aa2
Aku menatapnya kesal. Ia seolah-olah mempermainkan perasaanku, dan itu sangat mejengkelkan sekali. Lekas aku berdiri. Fajar menarik tanganku, membuatku kembali duduk.3506Please respect copyright.PENANAmZecNhW6bD
3506Please respect copyright.PENANAddgNftmo4j
Ia mendekat. Jantungku berdegup kencang. Lagi-lagi aku memejamkan mata, seakan rela jika ia mencumbu bibirku. Fajar malah berbisik, deruh nafasnya bisa kurasakan saking bibirnya dengan dengan telingaku.3506Please respect copyright.PENANAy7M2756liE
3506Please respect copyright.PENANA60dk1fSn0x
“Besok pagi kerumahku, Tan.” Seketika aku merinding mendengarnya. Kerumahnya? Kenapa? Untuk apa?3506Please respect copyright.PENANAWlou9AaWLy
3506Please respect copyright.PENANAon0aNE3dbi
Belum sempat aku bertanya, ia lekas beranjak berdiri sambil tersenyum kepadaku. Aku menatapnya penuh tanda tanya. Fajar malah berbalik, melangkah menujur kamar anakku.3506Please respect copyright.PENANAY3GBhMHypP
3506Please respect copyright.PENANAqA7ze0joW3
Pada sebuah cela kesadaraan, aku menyadari sesuatu. Bahwa aku jatuh cinta kepadanya, kepada sahabat anakku sendiri. Aku menghela nafas, dalam. Kamu gak boleh melanjutkan ini lagi. Laras, kamu harus sadar, kamu udah bersuami sekaligus ibu rumah tangga. Laras, kamu bisa. Ini semua dosa.3506Please respect copyright.PENANAYaulXyEBFi
3506Please respect copyright.PENANAJ4v9xdNVsJ
***3506Please respect copyright.PENANAszvagnAQrm
3506Please respect copyright.PENANAXKeFQgPTQO
“Mati kau mati, kau akan terlahir berkali-kali”.3506Please respect copyright.PENANANUE3gS9XwU
3506Please respect copyright.PENANAd0T5MYa5zB
Sebuah kutipan yang aku ambil dari sebuah novel yang barusan aku baca. Aku memang kerap mengisi waktu soreku dengan membaca. Sejak dahulu, Ralat, lebih tepatnya sejak kecil, aku memang hobi membaca. Kebiasaan tersebut terbawa sampai sekarang.3506Please respect copyright.PENANAra7WSqqu6f
3506Please respect copyright.PENANA0ZPLw6rrMt
Aku mendongak ke atas, melirik jam dinding. Sudah pukul tiga sore. Sekiranya, aku menghabiskan waktu satu jam untuk membaca buku. Rumah sepi, Adit belum pulang. Di hari tertentu, seperti hari ini, selasa, Adit biasanya pulang pukul empat, sebab ia mengikuti sebuah eskul di sekolahnya.3506Please respect copyright.PENANAg369PWeAN8
3506Please respect copyright.PENANAm25veJYstj
Semalam, Aku dan Dimas membahas perihal Pendidikan Adit. Bulan depan, ia sudah lulus. Adit sendiri memilih untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Tentu saja aku dan Dimas mensupport hal tersebut. Pendidikan anak tetap nomer satu.3506Please respect copyright.PENANAxuihGDxN91
3506Please respect copyright.PENANA03jMpTS97J
Dimas sedikit berbeda pendapat denganku. Aku sendiri ingin Adit masuk kuliah di kota ini. Sementara Dimas, menyuruhnya kuliah di Ibu Kota. Ya, apapun hasilnya yang penting dia kuliah.3506Please respect copyright.PENANAbzvfXCyTa4
3506Please respect copyright.PENANAO2zw9YW53G
Aku kembali melihat jam dinding. Kemudian aku bangkit sambil meregangkan tangan, lalu menghela nafas secukupnya. Aku memutuskan untuk membuat kopi, caffein sangat ampuh untuk mencegah kantuk.3506Please respect copyright.PENANAUDHIN9MuCX
3506Please respect copyright.PENANACtoVxKOEGO
Aku berjalan menuju dapur. Mengambil kopi hitam di selorakan meja dan juga gelas kaca. Sambil memanaskan air, aku kembali teringat soal pernyataan Fajar malam itu. Emangnya siapa dia? bisa memerintahku seenaknya begitu? Aku cukup merasa jengkel terhadap sikapnya yang seperti itu. bisa-bisa-nya dia menyuruhku untuk datang kerumahnya.3506Please respect copyright.PENANABnyH5GlNyn
3506Please respect copyright.PENANA2wzt2LU2cF
Gemercik air bergemuruh kecil, sigap aku mematikan kompor gas. Lalu menuangkan air panas ke gelas, tak lupa sendok ku taruh terlebih dahulu. Fisika dasar, sendok bisa menjadi penghantar panas. Jika langsung kutuangkan tanpa sendok, kemungkinan gelas akan retak.3506Please respect copyright.PENANAUOm7gRsX0x
3506Please respect copyright.PENANAxdbHp2TBNa
Aku kembali ke sofa ruang tamu dengan kopi hitam di atas meja. Duduk takzim sambil sesekali menyesap kopi. Aku menyukai kopi sudah lama. aku hanya sekedar penikmat saja, untuk jenis-jenis kopi, aku tidak terlalu tahu.3506Please respect copyright.PENANA4NHLOlJCZZ
3506Please respect copyright.PENANA4QPSwz3I1i
Terdengar suara pintu terbuka. Adit tersenyum kepadaku dan beranjak mendekat.3506Please respect copyright.PENANAqKhSgfEb38
3506Please respect copyright.PENANAFM22tuPS6O
“Umi, laper,” kata Adit sambil duduk di sofa, berhadapan denganku.3506Please respect copyright.PENANAh52llVhx0a
3506Please respect copyright.PENANA6sDcpdqLwK
“Umi udah masak ayam goreng, makan gih,” kataku.3506Please respect copyright.PENANA9aFnuURpCV
3506Please respect copyright.PENANARiCbplDbpV
Adit meletekan tasnya disampingnya. Wajahnya tampak kusam dan berminyak. “Fajar tadi ke sini, mi?” Tanya Adit.3506Please respect copyright.PENANAJDutZQBnmU
3506Please respect copyright.PENANA0KsbB6DyrX
Aku menggelang.3506Please respect copyright.PENANA7v2xJS6fEp
3506Please respect copyright.PENANAnXYLCRyobl
“Dia gak sekolah tadi, tumben banget.”3506Please respect copyright.PENANA992GKkbDqW
3506Please respect copyright.PENANADBg5KGCAll
Aku ber-oh saja. “Mungkin lagi demam.”3506Please respect copyright.PENANAaNeZe1RaOd
3506Please respect copyright.PENANAbGA72rm5e2
“Yaudah, mi. Adit mau makan dulu, laper.” Adit meraih tasnya kemudian berdiri.3506Please respect copyright.PENANAUVbW6QuEv4
3506Please respect copyright.PENANAaAUNjwwAFc
“Ganti baju dulu, sayang,” kataku.3506Please respect copyright.PENANAgQgW8JSjww
3506Please respect copyright.PENANAvBNfw2qu4l
“Iya umiiii.” Adit melangkah menuju kamarnya,3506Please respect copyright.PENANA32IRQtW3tr
3506Please respect copyright.PENANAszlwShpZLW
Aku kembali menyesap kopi. Aku sebenarnya tahu alasan Fajar tidak sekolah, ia pasti menunggu kehadiranku di rumahnya. Ia menyangka bahwa aku akan datang, mengenaskan sekali jika ia berfikir seperti itu. Aku bukanlah perempuan murahan yang akan tunduk kepadanya. Lagian, aku sudah mempunyai keluarga. Jadi, apapun yang dia lakukan, pasti akan sia-sia. Pasti.
Bersambung
3506Please respect copyright.PENANAFFPKgRK6A5