
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang1608Please respect copyright.PENANA8r3l55lTbg
1608Please respect copyright.PENANALLuWSKRXst
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”1608Please respect copyright.PENANA9FswOheEKl
1608Please respect copyright.PENANASYcCFEFlgx
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”1608Please respect copyright.PENANApr23U3ld7p
1608Please respect copyright.PENANAQVZxe2NOV7
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”1608Please respect copyright.PENANAp2DZDkEUEC
1608Please respect copyright.PENANAFLEGFmYgoL
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.1608Please respect copyright.PENANAJDr2JBmIK7
1608Please respect copyright.PENANAhfxRWakl07
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.1608Please respect copyright.PENANAEJkMeJxUwI
1608Please respect copyright.PENANAF0W7HJM2Rj
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.1608Please respect copyright.PENANAjXZgD9ShTS
1608Please respect copyright.PENANA4gCaanuEJh
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.1608Please respect copyright.PENANAIfCEgYYFwP
1608Please respect copyright.PENANAF9FgDiugnp
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.1608Please respect copyright.PENANAV0yRKMcgA1
1608Please respect copyright.PENANANijLYidNoo
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.1608Please respect copyright.PENANAN3DSI6Me5S
1608Please respect copyright.PENANAGIyEtIre5x
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.1608Please respect copyright.PENANA4IVlu2TsSN
1608Please respect copyright.PENANAmWUYgvJHtk
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.1608Please respect copyright.PENANAfYdfEpGzh2
1608Please respect copyright.PENANAp4QrK7N5Nz
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.1608Please respect copyright.PENANAFTzZOQ7HeN
1608Please respect copyright.PENANAoXUlZIcQjb
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.1608Please respect copyright.PENANA1plj8vUOjA
1608Please respect copyright.PENANAJhBj02eio9
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.1608Please respect copyright.PENANAbaPFYeK2pn
1608Please respect copyright.PENANAFgzKRF767Q
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.1608Please respect copyright.PENANAwX64vzHmgY
1608Please respect copyright.PENANAodn0ScOS0j
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.1608Please respect copyright.PENANAfYH2b2KmU2
1608Please respect copyright.PENANApb9hz3KlQJ
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.1608Please respect copyright.PENANAIFFGZoIwR7
1608Please respect copyright.PENANADsGzDkusPo
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.1608Please respect copyright.PENANAPHoH8KrZRV
1608Please respect copyright.PENANAmkZpxAJEB4
“Empshh…,” aku melenguh pelan.1608Please respect copyright.PENANApeqOiY6TMs
1608Please respect copyright.PENANApDROGnEVfH
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.1608Please respect copyright.PENANAzBVjkzdB6B
1608Please respect copyright.PENANAdMeoPkbtxv
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.1608Please respect copyright.PENANA9VpPFDb8St
1608Please respect copyright.PENANA4jUIkG6CN2
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.1608Please respect copyright.PENANAVUd6bNdVD8
1608Please respect copyright.PENANAxEsbCz1N0T
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.1608Please respect copyright.PENANAbG19vhY2pb
1608Please respect copyright.PENANA0xUCaU3RHP
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”1608Please respect copyright.PENANABsyZvxLHel
1608Please respect copyright.PENANAF4124gbpAB
Aku tidak menjawab.1608Please respect copyright.PENANAPgc91h6c7a
1608Please respect copyright.PENANAkvasfcNzag
“Enak, tan?” cercanya.1608Please respect copyright.PENANAIZ3G2RhqOy
1608Please respect copyright.PENANAlGTw9HewqX
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.1608Please respect copyright.PENANAHAg14fqjDe
1608Please respect copyright.PENANAs0mjQFjAmv
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.1608Please respect copyright.PENANAO8Pl4ZBqM4
1608Please respect copyright.PENANA2R6vJIUar5
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.1608Please respect copyright.PENANAKR5iS5LGLu
1608Please respect copyright.PENANAw4g4TDA61W
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.1608Please respect copyright.PENANAzdRrtKrlgB
1608Please respect copyright.PENANA5jmOdr0Fwi
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.1608Please respect copyright.PENANAI5C8TsvM5O
1608Please respect copyright.PENANArzdUIxPLmE
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.1608Please respect copyright.PENANAbR5ssXPnW5
1608Please respect copyright.PENANAcV5f6nLBHQ
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.1608Please respect copyright.PENANA7gMDrlqlao
1608Please respect copyright.PENANAIQVtMmnPtp
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.1608Please respect copyright.PENANAOBsvRdhWqv
1608Please respect copyright.PENANAy0Xbf276HS
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.1608Please respect copyright.PENANAoj2GwPXFjW
1608Please respect copyright.PENANAajoragi1E8
“Selamanya?”1608Please respect copyright.PENANAJgqNpnrIR9
1608Please respect copyright.PENANAhPxcV4hnut
“Selamanya.”1608Please respect copyright.PENANAYjMHKYjlS5
1608Please respect copyright.PENANAlWJIY7Og6H
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”1608Please respect copyright.PENANA6AElghZdaO
1608Please respect copyright.PENANADXliThSwaM
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.1608Please respect copyright.PENANAG9mHYGLIRz
1608Please respect copyright.PENANA7DtPc2BRv8
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.1608Please respect copyright.PENANA82EYX8boYV
1608Please respect copyright.PENANAKsmoGdQdrU
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?1608Please respect copyright.PENANA8h57dtReo4
1608Please respect copyright.PENANA9xmB2TFRje
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.1608Please respect copyright.PENANAuIj4S61qWm
1608Please respect copyright.PENANA9txnNwxRj2
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.1608Please respect copyright.PENANAD2rnNSUYSl
1608Please respect copyright.PENANA0ZvQZfOtXe
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”1608Please respect copyright.PENANAkdvJkPyDss
1608Please respect copyright.PENANAo7f9obp7ek
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.1608Please respect copyright.PENANAfE0N0ekaoE
1608Please respect copyright.PENANAlm9VqKcHMk
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”1608Please respect copyright.PENANAtAJEAmCAAR
1608Please respect copyright.PENANAdmCDvSL46R
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”1608Please respect copyright.PENANA3533yu3wDq
1608Please respect copyright.PENANAJL2rE2aMMj
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”1608Please respect copyright.PENANApUIrPBzXmL
1608Please respect copyright.PENANAHkIiYki70l
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.1608Please respect copyright.PENANAwVQb1vHL0P
1608Please respect copyright.PENANAhRsKP3eKJJ
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.1608Please respect copyright.PENANAQW11YbhQpO
1608Please respect copyright.PENANAQTDblsTqM9
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.1608Please respect copyright.PENANAKfKlNI0WN1
1608Please respect copyright.PENANAt47ueTNV6Y
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”1608Please respect copyright.PENANAGMNr3zl4iL
1608Please respect copyright.PENANAQ1JE8Lh36C
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”1608Please respect copyright.PENANAmC99dfv2o4
1608Please respect copyright.PENANAhnnMxMi3VE
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.1608Please respect copyright.PENANA7jfWDySnYe
1608Please respect copyright.PENANAc3BXAgMKRh
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.1608Please respect copyright.PENANAdrA4tg1wim
1608Please respect copyright.PENANA8fusVrqf87
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.1608Please respect copyright.PENANANamG0F6IcL
1608Please respect copyright.PENANA8qlKxlvERW
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.1608Please respect copyright.PENANAhvLnCMQBIg
1608Please respect copyright.PENANAmTKPx1Rvwu
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.1608Please respect copyright.PENANAMis6FpWdUy
1608Please respect copyright.PENANA9cXtmil4Kk
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.1608Please respect copyright.PENANAlbA2jFIjan
1608Please respect copyright.PENANAY31OWX0ueU
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.1608Please respect copyright.PENANA6VtVFzHnnh
1608Please respect copyright.PENANAf924YfFPs2
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”1608Please respect copyright.PENANAWJiQfdC0wu
1608Please respect copyright.PENANAHj2agwdBmC
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”1608Please respect copyright.PENANAsObH2WOAug
1608Please respect copyright.PENANAexMkBFIizB
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.1608Please respect copyright.PENANAMAk3CxISU3
1608Please respect copyright.PENANAbhcrWVjY71
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.1608Please respect copyright.PENANAYCbjGBsUg7
1608Please respect copyright.PENANAY3JdplEjcs
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”1608Please respect copyright.PENANAGVUAtJs65d
1608Please respect copyright.PENANAM063b28h5u
“Engga!”1608Please respect copyright.PENANAnx219OkY3p
1608Please respect copyright.PENANARpZwqL10Ie
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.1608Please respect copyright.PENANAnY83JdjTqF
1608Please respect copyright.PENANAI9lolhXl4c
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.1608Please respect copyright.PENANA59Mqb646fb
1608Please respect copyright.PENANACOLY1eSE6R
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.1608Please respect copyright.PENANAhGmG8KTMaU
1608Please respect copyright.PENANAxsXpQBbVXO
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”1608Please respect copyright.PENANAVB3Az8mS3b
1608Please respect copyright.PENANAAGdrsFFJ5F
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.1608Please respect copyright.PENANADsr8Dfm6bn
1608Please respect copyright.PENANAyTN86XeMXO
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.1608Please respect copyright.PENANAIvEd7koAWv
1608Please respect copyright.PENANARWe8PBOE3M
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.1608Please respect copyright.PENANAbgRBr3TZ28
1608Please respect copyright.PENANA0j1NL3VC30
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.1608Please respect copyright.PENANAdbmzXbnngP
1608Please respect copyright.PENANAfX60jrb2fa
***1608Please respect copyright.PENANAC51Q5kzssr
1608Please respect copyright.PENANArj6uGW6l1a
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.1608Please respect copyright.PENANATuI6W6AXrp
1608Please respect copyright.PENANAX7TQSoCBXM
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.1608Please respect copyright.PENANAUDz1EVNwrL
1608Please respect copyright.PENANANvQ8dGoGg8
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.1608Please respect copyright.PENANAUc8KsvRj7s
1608Please respect copyright.PENANA3yvRBC0tVs
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.1608Please respect copyright.PENANAb9d3NiSoOV
1608Please respect copyright.PENANA89NKpiLZAl
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.1608Please respect copyright.PENANApmMsawKlV7
1608Please respect copyright.PENANAHTKwI7q07y
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”1608Please respect copyright.PENANAT88iwsMQzs
1608Please respect copyright.PENANAtNVN1iQnng
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.1608Please respect copyright.PENANA2k6bBPJzMt
1608Please respect copyright.PENANAxkMGP471Mh
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”1608Please respect copyright.PENANAaRqpDaN6R1
1608Please respect copyright.PENANAYMF9CBvok1
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.1608Please respect copyright.PENANAhECDXghIHu
1608Please respect copyright.PENANA5JgSchDWvM
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.1608Please respect copyright.PENANAJVFfJZV5s2
1608Please respect copyright.PENANAluNSFZciPW
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.1608Please respect copyright.PENANA0kf4UG3bfI
1608Please respect copyright.PENANAF2AejRntO6
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.1608Please respect copyright.PENANAcXfE41MrRA
1608Please respect copyright.PENANAavzhIVS6bW
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.1608Please respect copyright.PENANAAxipdtDz40
1608Please respect copyright.PENANAWCSW9GKBdx
“Jangan di tutupin, tan.”1608Please respect copyright.PENANAQ5csQ9y98v
1608Please respect copyright.PENANAlKwArKcvRJ
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.1608Please respect copyright.PENANAv0PTGA4RDe
1608Please respect copyright.PENANAxClBBxHNnq
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.1608Please respect copyright.PENANAeCNkjWXV0F
1608Please respect copyright.PENANAnC6Jhch17C
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.1608Please respect copyright.PENANAHfxzSRZLsU
1608Please respect copyright.PENANA5CPFqJ9gGg
Aku tidak menjawab.1608Please respect copyright.PENANAIpfO8RAThm
1608Please respect copyright.PENANAIx5XX4BtIU
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.1608Please respect copyright.PENANAqxVlDVgxuL
1608Please respect copyright.PENANAxSrKjbk0gv
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.1608Please respect copyright.PENANAYcZYESKeUk
1608Please respect copyright.PENANA6gsfnZqhjD
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.1608Please respect copyright.PENANAvO1Fdiw2cf
1608Please respect copyright.PENANAaaNKFgepav
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.1608Please respect copyright.PENANAuJXkYx9OAg
1608Please respect copyright.PENANAQEJ9o7WUep
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.1608Please respect copyright.PENANAE2fQMLfFoT
1608Please respect copyright.PENANAqqZtgPEKXp
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.1608Please respect copyright.PENANAu3OrAgH05X
1608Please respect copyright.PENANAxmOjLpzpKp
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.1608Please respect copyright.PENANAdtwVUFNoxB
1608Please respect copyright.PENANAsHme1MwGYg
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.1608Please respect copyright.PENANApOlXokwneM
1608Please respect copyright.PENANAl86dKjDtm0
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.1608Please respect copyright.PENANAVUc971ZWCa
1608Please respect copyright.PENANADEcgzNBLUE
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.1608Please respect copyright.PENANAt7PglrAlNq
1608Please respect copyright.PENANACOHtzH7W3Q
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.1608Please respect copyright.PENANAbXreYF2Hs3
1608Please respect copyright.PENANArwnRNzFrEc
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.1608Please respect copyright.PENANATwXdYBI6CJ
1608Please respect copyright.PENANAKilx9QDjdk
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.1608Please respect copyright.PENANA3XI1SJxJXg
1608Please respect copyright.PENANAPm0Z2andm1
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.1608Please respect copyright.PENANADJbcqpRkZN
1608Please respect copyright.PENANACk6ak14iF7
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.1608Please respect copyright.PENANAu2peFelLwJ
1608Please respect copyright.PENANAHbpqmP5CCv
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”1608Please respect copyright.PENANA7s5hYwIiUY
1608Please respect copyright.PENANAgy8aivr7dO
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.1608Please respect copyright.PENANARbHQ9zig2o
1608Please respect copyright.PENANANsgqBW5aIs
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.1608Please respect copyright.PENANAxAyAXQzLYq
1608Please respect copyright.PENANAydk7aDb2hm
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.1608Please respect copyright.PENANAxhw7uNI13O
1608Please respect copyright.PENANAeLZRmLLglD
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.1608Please respect copyright.PENANAo7hVFBmGfs
1608Please respect copyright.PENANAdzsGF27RTh
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.1608Please respect copyright.PENANAxlRunxzkDH
1608Please respect copyright.PENANAkiwEJFhvoC
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.1608Please respect copyright.PENANAt6nxIvutmi
1608Please respect copyright.PENANAS4QVUxo9AU
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.1608Please respect copyright.PENANAn88RhBNsDf
1608Please respect copyright.PENANAAwhA310z7Q
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.1608Please respect copyright.PENANAj6fFD4E6UO
1608Please respect copyright.PENANAoEuYmEVK6n
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.1608Please respect copyright.PENANASjCnrXhs0T
1608Please respect copyright.PENANA5d6p97gNnf
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.1608Please respect copyright.PENANA0AVLRKbAk9
1608Please respect copyright.PENANAI8KlnKxliS
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.1608Please respect copyright.PENANAEor5uZahsJ
1608Please respect copyright.PENANAfgVd2R19Sj
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.1608Please respect copyright.PENANAhcJ36y5Qw0
1608Please respect copyright.PENANAQs869Epw2t
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.1608Please respect copyright.PENANAFkrqUadAS7
1608Please respect copyright.PENANApFTkBJoPd0
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.1608Please respect copyright.PENANATcEH9Zqdd7
1608Please respect copyright.PENANAtVl0DTygLm
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.1608Please respect copyright.PENANAOSgzmfrQN2
1608Please respect copyright.PENANA1ZD3KC9xx6
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.1608Please respect copyright.PENANAcsubVuFGHs
1608Please respect copyright.PENANAraxztjwKKC
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”1608Please respect copyright.PENANAyGeVUHChF0
1608Please respect copyright.PENANAawJBtPycWu
“engga, Jorok!”1608Please respect copyright.PENANA111a8oWJsv
1608Please respect copyright.PENANAiJhh5OjrL8
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.1608Please respect copyright.PENANAXibNaMPReK
1608Please respect copyright.PENANAV6iCHaJ8Mu
“Kunci pintunya.” Kataku.1608Please respect copyright.PENANAIZR0UE1NKP
1608Please respect copyright.PENANAMLReSrVivP
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.1608Please respect copyright.PENANAFVqbIk6HXt
1608Please respect copyright.PENANAPn6WEH4TqY
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.1608Please respect copyright.PENANAUsK5ysu2yu
1608Please respect copyright.PENANAhkFaXn3Shy
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.1608Please respect copyright.PENANAT134lHkYjP
1608Please respect copyright.PENANAkz9Ddp4eaH
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.1608Please respect copyright.PENANAne9rnvWff8
1608Please respect copyright.PENANAoWQg13bdRH
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.1608Please respect copyright.PENANA11gUysxkN2
1608Please respect copyright.PENANA3FVmdxbXQt
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.1608Please respect copyright.PENANASpWA7GABga
1608Please respect copyright.PENANAU4l5hAz2kT
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.1608Please respect copyright.PENANAmX34Uk0Gt5
1608Please respect copyright.PENANApYuGdoL9Fh
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.1608Please respect copyright.PENANAMEkrQGoxD3
1608Please respect copyright.PENANAXoIhFU2Mj6
“Masih lama gak?” tanyaku.1608Please respect copyright.PENANAXJZ7yU8Adr
1608Please respect copyright.PENANAhHlBY5rW7N
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.1608Please respect copyright.PENANAuvWNFqmfIU
1608Please respect copyright.PENANAPnpclMsORm
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”1608Please respect copyright.PENANAXWR4VsIczE
1608Please respect copyright.PENANALtYAKPhtI4
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.1608Please respect copyright.PENANACNa8huO5dL
1608Please respect copyright.PENANAvReB6HC1HJ
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”1608Please respect copyright.PENANAmMfLItckNe
1608Please respect copyright.PENANA33i6WeUm4d
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”1608Please respect copyright.PENANAm8kSRCsXRd
1608Please respect copyright.PENANAj1CiEebuHg
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.1608Please respect copyright.PENANA2JZeoVktTO
1608Please respect copyright.PENANAJJCldR6ny5
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.1608Please respect copyright.PENANAj9G8rdFLQP
1608Please respect copyright.PENANAGtftx8d6Pt
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.1608Please respect copyright.PENANAHFmB3LJEig
1608Please respect copyright.PENANAH5URQmT7TJ
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”1608Please respect copyright.PENANAqYbJeprRvO
1608Please respect copyright.PENANAaJgMzSzKT3
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”1608Please respect copyright.PENANAlLM7vXVHVc
1608Please respect copyright.PENANA3CZiYGZXqY
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.1608Please respect copyright.PENANAI9B0DC77C5
1608Please respect copyright.PENANAXNEoEJqjpH
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.1608Please respect copyright.PENANAxpIfYKuMgg
1608Please respect copyright.PENANA8Tj0DSZhDw
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”1608Please respect copyright.PENANAsmy2GFiAuz
1608Please respect copyright.PENANAdDL42I8mu1
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.1608Please respect copyright.PENANA4cIbQhA8dm
1608Please respect copyright.PENANAankqv3zyp5
“Gak!” jawabku ketus.1608Please respect copyright.PENANAq55WzRIvn2
1608Please respect copyright.PENANAXLDtEfaLkk
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.1608Please respect copyright.PENANAMkNhssdDa0
1608Please respect copyright.PENANAFFX5kRKCgu
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”1608Please respect copyright.PENANAIqW1URz6HH
1608Please respect copyright.PENANADhjUdUek7s
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.1608Please respect copyright.PENANAukVejdNgKg
1608Please respect copyright.PENANAKLyxk7rvz8
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.1608Please respect copyright.PENANApUJKoTHyIi
1608Please respect copyright.PENANAiJqTwgyjaX
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.1608Please respect copyright.PENANAWRAZaOlRdE
1608Please respect copyright.PENANAcMq7vqREeK
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.1608Please respect copyright.PENANAxjAl1mkqro
1608Please respect copyright.PENANAAtPpssgnIY
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.1608Please respect copyright.PENANApe2tqaNWZy
1608Please respect copyright.PENANA1xXT0HoyH4
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.1608Please respect copyright.PENANAbQvTbPAXws
1608Please respect copyright.PENANAH3UrjWjAIR
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”1608Please respect copyright.PENANAgWmqeahHaP
1608Please respect copyright.PENANAwWEm0lUNOb
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.1608Please respect copyright.PENANAxVsgZeypzn
1608Please respect copyright.PENANA7ENAZA8WOX
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.1608Please respect copyright.PENANAv2YQ8UG7Ln
1608Please respect copyright.PENANAP6MwYV9WTc
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.1608Please respect copyright.PENANAZhNDzncrdu
1608Please respect copyright.PENANAoLCq9AQSZz
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.1608Please respect copyright.PENANAdTPjOg7Zox
1608Please respect copyright.PENANANAoYVdjgTx
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.1608Please respect copyright.PENANAlmliIOvx0C
1608Please respect copyright.PENANAd7KtHhFPCN
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.1608Please respect copyright.PENANAeJO3zlEOMo
1608Please respect copyright.PENANACMlJTFBobl
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.1608Please respect copyright.PENANA5pL8AvtRv8
1608Please respect copyright.PENANAoC2u3EoTKi
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.1608Please respect copyright.PENANACnt63fPEOv
1608Please respect copyright.PENANAfjFY1w8NTa
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.1608Please respect copyright.PENANAVnsrVJTWVK
1608Please respect copyright.PENANAKN1QVKZOju
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.1608Please respect copyright.PENANADSCQyU0jrv
1608Please respect copyright.PENANANNJEt36pFc
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
1608Please respect copyright.PENANAK1s54IqiyJ
Bersambung
1608Please respect copyright.PENANAToL9POiVJ2
1608Please respect copyright.PENANAzF5I3wdziA
1608Please respect copyright.PENANAD7BdG0aUoq