
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang2653Please respect copyright.PENANA3GugBjpp4D
2653Please respect copyright.PENANAeiYlUuoxCr
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”2653Please respect copyright.PENANA9IteOEWQB7
2653Please respect copyright.PENANA2MURBP9Jmz
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”2653Please respect copyright.PENANAfMyrEcSNHw
2653Please respect copyright.PENANAnxzxgg3TZU
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”2653Please respect copyright.PENANAv0fmGunJ4n
2653Please respect copyright.PENANANfhvT5Gusi
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.2653Please respect copyright.PENANAxsStBbzH7x
2653Please respect copyright.PENANAsPM9Q5lBtq
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.2653Please respect copyright.PENANAXyVCS158ur
2653Please respect copyright.PENANAdsGxQRvBUr
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.2653Please respect copyright.PENANAtxxtOFab4U
2653Please respect copyright.PENANAHP2PX35EpW
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.2653Please respect copyright.PENANAjOpTphDf6a
2653Please respect copyright.PENANAG7E81uz6uM
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.2653Please respect copyright.PENANA5lgrGklBcO
2653Please respect copyright.PENANAgb0FL5vuwB
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.2653Please respect copyright.PENANAEqYGNdITFJ
2653Please respect copyright.PENANAGPeLn1XJpS
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.2653Please respect copyright.PENANAkFxrIayfro
2653Please respect copyright.PENANA9YD1qUZddj
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.2653Please respect copyright.PENANAEvBdwmSlhq
2653Please respect copyright.PENANA55lyuivaKA
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.2653Please respect copyright.PENANAdP0w1ibPfA
2653Please respect copyright.PENANAqVAMsoaVv2
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.2653Please respect copyright.PENANAyDT1tY05x2
2653Please respect copyright.PENANAsV2WmSHAbJ
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.2653Please respect copyright.PENANASj6LM98VJK
2653Please respect copyright.PENANAMuWDueSnWi
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.2653Please respect copyright.PENANAHhdyIcmo3o
2653Please respect copyright.PENANAquVyIWOYy2
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.2653Please respect copyright.PENANAlf5RKaIUJj
2653Please respect copyright.PENANAYN9KgKWeHP
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.2653Please respect copyright.PENANAoqQhEDNr4z
2653Please respect copyright.PENANAdjzP6m3ChU
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.2653Please respect copyright.PENANAJ53PQc3BhW
2653Please respect copyright.PENANAZzjVKPlpsl
“Empshh…,” aku melenguh pelan.2653Please respect copyright.PENANAiYU1NF6kqO
2653Please respect copyright.PENANAsb4MZwxRT9
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.2653Please respect copyright.PENANAqzuepR9PJA
2653Please respect copyright.PENANAJgjYzB0IZM
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.2653Please respect copyright.PENANAyTQhfRug1u
2653Please respect copyright.PENANAtVZpCW01Q0
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.2653Please respect copyright.PENANAwBw6JuMfVT
2653Please respect copyright.PENANA1WbmnW2a9g
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.2653Please respect copyright.PENANAauQMOorDEd
2653Please respect copyright.PENANAitFNJrwzmS
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”2653Please respect copyright.PENANABH12GQylAA
2653Please respect copyright.PENANAsGcgSpbkEU
Aku tidak menjawab.2653Please respect copyright.PENANAyAwLOYsm0V
2653Please respect copyright.PENANAXjtn6Czo7z
“Enak, tan?” cercanya.2653Please respect copyright.PENANA3oIOmXiDzK
2653Please respect copyright.PENANAzTO8dvnEXj
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.2653Please respect copyright.PENANADshKG6k6od
2653Please respect copyright.PENANA276rOrHTGD
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.2653Please respect copyright.PENANAwJ4oT31LOa
2653Please respect copyright.PENANAz4HGYQCxcK
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.2653Please respect copyright.PENANApfytkj0qux
2653Please respect copyright.PENANATjAC6gpvEw
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.2653Please respect copyright.PENANA9d5dSBxMpE
2653Please respect copyright.PENANA6lCJRnkYvl
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.2653Please respect copyright.PENANAv35Lt9vU0W
2653Please respect copyright.PENANAGv0ylYQAV3
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.2653Please respect copyright.PENANAUpILOgRwxP
2653Please respect copyright.PENANAXMgDt7Bzow
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.2653Please respect copyright.PENANAMe39bVnleh
2653Please respect copyright.PENANAoaTJajvsjp
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.2653Please respect copyright.PENANADWj2wYs247
2653Please respect copyright.PENANAFtHL6pVxiO
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.2653Please respect copyright.PENANAeYu4VijqrX
2653Please respect copyright.PENANAW659Hd1Mmz
“Selamanya?”2653Please respect copyright.PENANAfPjVyOIQNX
2653Please respect copyright.PENANABYOcMLdUAU
“Selamanya.”2653Please respect copyright.PENANA9Lr56qfMh1
2653Please respect copyright.PENANApS1ODU0EK2
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”2653Please respect copyright.PENANAvhnEsXt5JB
2653Please respect copyright.PENANAxPKWjqefKw
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.2653Please respect copyright.PENANAruI1c20OZh
2653Please respect copyright.PENANATUiS9A8EiM
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.2653Please respect copyright.PENANAWM1f7f4YmX
2653Please respect copyright.PENANAJuEgzEB4CW
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?2653Please respect copyright.PENANAbvY6LSnjSf
2653Please respect copyright.PENANAELv5BnRSjt
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.2653Please respect copyright.PENANAY10eGzXf8p
2653Please respect copyright.PENANABv6P3DT38b
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.2653Please respect copyright.PENANAjaQwOXG9yJ
2653Please respect copyright.PENANAO42tfw7dg6
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”2653Please respect copyright.PENANAKhf4hGteJU
2653Please respect copyright.PENANASgbHoUMUBV
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.2653Please respect copyright.PENANAMaoaYYw1Yr
2653Please respect copyright.PENANAMZnorn5Ofy
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”2653Please respect copyright.PENANA1fCfCFDSCG
2653Please respect copyright.PENANAuIwXwWqwFh
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”2653Please respect copyright.PENANA9VlHBKWFXc
2653Please respect copyright.PENANAOq6P9Ffojn
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”2653Please respect copyright.PENANAB0NjvUCyOb
2653Please respect copyright.PENANAycRoeWe4zI
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.2653Please respect copyright.PENANAuuHtVgHxb9
2653Please respect copyright.PENANAA577hEzf6b
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.2653Please respect copyright.PENANApfNwgyWph6
2653Please respect copyright.PENANA2N3gGGadQP
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.2653Please respect copyright.PENANABiE2nHosgG
2653Please respect copyright.PENANAgDoDCHEakd
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”2653Please respect copyright.PENANAiifGg5A7Iv
2653Please respect copyright.PENANA7ZTfTLe9O8
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”2653Please respect copyright.PENANAIAQCLTq7tX
2653Please respect copyright.PENANAWJLq8C0XeG
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.2653Please respect copyright.PENANApNjz662wQF
2653Please respect copyright.PENANApcNO9QytPL
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.2653Please respect copyright.PENANApb1O7IKmoU
2653Please respect copyright.PENANAh4uQ1gvZUK
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.2653Please respect copyright.PENANApyBeSaPwuQ
2653Please respect copyright.PENANA4XuPKSB9nw
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.2653Please respect copyright.PENANAedxmvXNR4t
2653Please respect copyright.PENANAA2CsxFFWNu
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.2653Please respect copyright.PENANArWO02VTwgN
2653Please respect copyright.PENANAjWqlae8me2
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.2653Please respect copyright.PENANAXdbuatEcdk
2653Please respect copyright.PENANAQrBJPytvo6
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.2653Please respect copyright.PENANARFsQgbZH36
2653Please respect copyright.PENANAVYjihoq9GJ
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”2653Please respect copyright.PENANAW3AMtAwmlm
2653Please respect copyright.PENANAbClRgh2F3H
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”2653Please respect copyright.PENANAW3wnGg5I3o
2653Please respect copyright.PENANAk9J44xDTVd
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.2653Please respect copyright.PENANAjqupv0WEuc
2653Please respect copyright.PENANAQVfjukjLEx
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.2653Please respect copyright.PENANA7sGLHKTBgX
2653Please respect copyright.PENANAFdLhndQ0NF
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”2653Please respect copyright.PENANAlJp0YFif1n
2653Please respect copyright.PENANA5a3xCgH3Ek
“Engga!”2653Please respect copyright.PENANA2UyKbkye4v
2653Please respect copyright.PENANAw15GrgF35h
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.2653Please respect copyright.PENANAkdEmZRjAGA
2653Please respect copyright.PENANAs7qwgzK748
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.2653Please respect copyright.PENANArdq3rfM7iD
2653Please respect copyright.PENANAtQ1DYoFzJ2
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.2653Please respect copyright.PENANAIRzUBPZJHE
2653Please respect copyright.PENANAqYgHHGO4El
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”2653Please respect copyright.PENANAYf0wjCAvCw
2653Please respect copyright.PENANAo7gNzYZSjt
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.2653Please respect copyright.PENANAhwzJA2rBIP
2653Please respect copyright.PENANAe7XCYOWRXb
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.2653Please respect copyright.PENANAnT1axcFKEN
2653Please respect copyright.PENANAf3yOrm5a53
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.2653Please respect copyright.PENANAMxmyleTCrg
2653Please respect copyright.PENANApuzVrZ2crp
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.2653Please respect copyright.PENANA23RejcfK1d
2653Please respect copyright.PENANAenEsu4qMjY
***2653Please respect copyright.PENANAzcZEvvKfOI
2653Please respect copyright.PENANApbdLxKO7W0
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.2653Please respect copyright.PENANAg9I7IpYmuT
2653Please respect copyright.PENANA1biPBDvHod
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.2653Please respect copyright.PENANAqwtGfapBHK
2653Please respect copyright.PENANAfIun8sLr2z
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.2653Please respect copyright.PENANAgnExoMuPEw
2653Please respect copyright.PENANA1gk8t55LQ2
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.2653Please respect copyright.PENANA9cAtfv4BtG
2653Please respect copyright.PENANAB6LRYJlZE3
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.2653Please respect copyright.PENANAOqwsbAq4jw
2653Please respect copyright.PENANACaxIww0gv3
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”2653Please respect copyright.PENANASOaTeKryZu
2653Please respect copyright.PENANAUPW5M3qKvH
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.2653Please respect copyright.PENANAT0NFnyzhvn
2653Please respect copyright.PENANAyUCN6E1kgu
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”2653Please respect copyright.PENANANUt1hyEELx
2653Please respect copyright.PENANAsPBWaha9bn
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.2653Please respect copyright.PENANA3VQfI9lbit
2653Please respect copyright.PENANAeWpO86O3GU
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.2653Please respect copyright.PENANAVUBWdQVNJV
2653Please respect copyright.PENANArrO70T9VXw
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.2653Please respect copyright.PENANARavfXCOpjU
2653Please respect copyright.PENANAYhICVetkws
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.2653Please respect copyright.PENANAxsWYxi9w4p
2653Please respect copyright.PENANAiuTHXKV2Gj
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.2653Please respect copyright.PENANApnhVomrvpM
2653Please respect copyright.PENANAuVnQs1xrH4
“Jangan di tutupin, tan.”2653Please respect copyright.PENANAlShkFaRgW4
2653Please respect copyright.PENANAksEhigJlS3
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.2653Please respect copyright.PENANAa7YTaffNHz
2653Please respect copyright.PENANA2YwK8BYTHm
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.2653Please respect copyright.PENANAgBHx4VpWnd
2653Please respect copyright.PENANAFUqfKViRdo
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.2653Please respect copyright.PENANA57MRYXvIwC
2653Please respect copyright.PENANAe0CvcBPF8I
Aku tidak menjawab.2653Please respect copyright.PENANAgrFmFlkzWy
2653Please respect copyright.PENANAtDPZglo6i5
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.2653Please respect copyright.PENANAqMPcyhrZ4Z
2653Please respect copyright.PENANASkMyGNv32o
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.2653Please respect copyright.PENANAj7NdisYkaI
2653Please respect copyright.PENANAtsZgWhmBls
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.2653Please respect copyright.PENANAAroYbWHGwW
2653Please respect copyright.PENANAxz5b7l1sQM
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.2653Please respect copyright.PENANADWxEAWyiME
2653Please respect copyright.PENANAWMkEq5IJy1
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.2653Please respect copyright.PENANA73xcz3YPAl
2653Please respect copyright.PENANAY6hEfRvegL
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.2653Please respect copyright.PENANA98u9bowx4x
2653Please respect copyright.PENANATuZvRcV4PM
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.2653Please respect copyright.PENANAClhpGJ5HVx
2653Please respect copyright.PENANAN1x5MdeKA8
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.2653Please respect copyright.PENANAT1FPgRuWVK
2653Please respect copyright.PENANAW510a0LInu
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.2653Please respect copyright.PENANAnUv58wG8pc
2653Please respect copyright.PENANAQguvgd1tjj
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.2653Please respect copyright.PENANAVmmQsyVit9
2653Please respect copyright.PENANAsQd9G7Z68M
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.2653Please respect copyright.PENANAoBWteW8D7a
2653Please respect copyright.PENANAYO1FpVbdr4
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.2653Please respect copyright.PENANAX8JlLhb3pP
2653Please respect copyright.PENANAB625ju54Rb
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.2653Please respect copyright.PENANAd4eOxaQ6VM
2653Please respect copyright.PENANAAJ8stAEOML
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.2653Please respect copyright.PENANAUx0HXeAzTj
2653Please respect copyright.PENANAc0ixUKSrlk
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.2653Please respect copyright.PENANAGAaJgcQZML
2653Please respect copyright.PENANAqCtw4i0BBM
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”2653Please respect copyright.PENANAccvW1DWn3r
2653Please respect copyright.PENANAfc4SkmQc64
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.2653Please respect copyright.PENANAlwuuMNJBn3
2653Please respect copyright.PENANAAZ5kZFknnM
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.2653Please respect copyright.PENANAvrM9silFna
2653Please respect copyright.PENANAJlOnOJgERS
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.2653Please respect copyright.PENANAMhVV58GpnO
2653Please respect copyright.PENANApBcnxeSHdJ
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.2653Please respect copyright.PENANAxaep7Jn3N1
2653Please respect copyright.PENANAUN8XPOTQM7
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.2653Please respect copyright.PENANAgf1glzM8Xc
2653Please respect copyright.PENANAvl5h66loRK
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.2653Please respect copyright.PENANAAftKhiFdSp
2653Please respect copyright.PENANA6z5XteTDJo
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.2653Please respect copyright.PENANAwPEdJXe1mg
2653Please respect copyright.PENANALACDXdxNXH
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.2653Please respect copyright.PENANA4wmbb40PEH
2653Please respect copyright.PENANAP8QxdnMmlX
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.2653Please respect copyright.PENANA68NDeVRepC
2653Please respect copyright.PENANA9OcsmsHB6c
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.2653Please respect copyright.PENANAoWu1nAo7IL
2653Please respect copyright.PENANARMrplVRlt3
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.2653Please respect copyright.PENANAxaY8reLZN7
2653Please respect copyright.PENANAOeFF9Hjk1T
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.2653Please respect copyright.PENANA5SD5awN1fU
2653Please respect copyright.PENANAjrlPL190NF
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.2653Please respect copyright.PENANAMoejXjtHib
2653Please respect copyright.PENANAG5VHiGhkHq
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.2653Please respect copyright.PENANAb1dLMc86hz
2653Please respect copyright.PENANA2TQR8EDdiP
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.2653Please respect copyright.PENANAoiy5EcnjjA
2653Please respect copyright.PENANAmD877VQ4p0
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.2653Please respect copyright.PENANAaUEh2pNazz
2653Please respect copyright.PENANA3e3k3VLW2N
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”2653Please respect copyright.PENANA6QABEovAY4
2653Please respect copyright.PENANARq22SQfDH7
“engga, Jorok!”2653Please respect copyright.PENANAu42JPLeAII
2653Please respect copyright.PENANADdwc2Ep9Hw
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.2653Please respect copyright.PENANAO3NE3oB09H
2653Please respect copyright.PENANA9NA9gb5dM6
“Kunci pintunya.” Kataku.2653Please respect copyright.PENANAEYNvyZUF4Q
2653Please respect copyright.PENANAqZu9DuGj7V
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.2653Please respect copyright.PENANAXNpXaMQeHL
2653Please respect copyright.PENANAThLMIbwcfN
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.2653Please respect copyright.PENANAy6iICCdybB
2653Please respect copyright.PENANA0Ymw0F2t4S
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.2653Please respect copyright.PENANA4bTnD3N5eR
2653Please respect copyright.PENANAGYDL9RAwqz
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.2653Please respect copyright.PENANAAIqyN7ExHJ
2653Please respect copyright.PENANANgzE5ad5OW
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.2653Please respect copyright.PENANA1390LmllZO
2653Please respect copyright.PENANAG7ehcYyWBa
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.2653Please respect copyright.PENANAcxdv1yHByS
2653Please respect copyright.PENANALn5brzI43e
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.2653Please respect copyright.PENANAQhYllkvepg
2653Please respect copyright.PENANAg4mtvE1pSa
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.2653Please respect copyright.PENANAR7VzlSeWr4
2653Please respect copyright.PENANAV3U4cmCNQ4
“Masih lama gak?” tanyaku.2653Please respect copyright.PENANAvCQ5MZdrNG
2653Please respect copyright.PENANAMnTvUMFp7Q
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.2653Please respect copyright.PENANAhWyJ90uf6C
2653Please respect copyright.PENANAbKZNyyvd9c
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”2653Please respect copyright.PENANAgbA0gAiLpq
2653Please respect copyright.PENANAWLhkPBLFRI
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.2653Please respect copyright.PENANAQew2XrLIyK
2653Please respect copyright.PENANATIhCzMgYJ6
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”2653Please respect copyright.PENANAmTlWcGBgLJ
2653Please respect copyright.PENANAtofKUe5VGh
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”2653Please respect copyright.PENANAJFndG95ieN
2653Please respect copyright.PENANApllA0fOGPL
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.2653Please respect copyright.PENANAsDbIL6meyP
2653Please respect copyright.PENANAwjtKudumC7
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.2653Please respect copyright.PENANApqkD8BO6GE
2653Please respect copyright.PENANA5Qvx86q2lL
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.2653Please respect copyright.PENANAPeyWz6eUTP
2653Please respect copyright.PENANAaYY8Decs5i
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”2653Please respect copyright.PENANAUc1Iv64BUu
2653Please respect copyright.PENANAQ9XT2aHaAF
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”2653Please respect copyright.PENANA6AnAvp3bPy
2653Please respect copyright.PENANAb0JohIB77N
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.2653Please respect copyright.PENANAGPISqYSQnG
2653Please respect copyright.PENANA8rJUEFW8Gb
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.2653Please respect copyright.PENANApIsj8t9XGy
2653Please respect copyright.PENANApTfQROuTk5
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”2653Please respect copyright.PENANAjipin2fOTa
2653Please respect copyright.PENANA2AcIVZLKNw
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.2653Please respect copyright.PENANAX6EeZiEjyd
2653Please respect copyright.PENANAehkjy93C6Q
“Gak!” jawabku ketus.2653Please respect copyright.PENANAAscwWTaNdN
2653Please respect copyright.PENANAaSjE1VcnId
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.2653Please respect copyright.PENANAkRxIKZQG0O
2653Please respect copyright.PENANAVELcxsR61S
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”2653Please respect copyright.PENANAqmoIOWmvaV
2653Please respect copyright.PENANApNsysqdqpe
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.2653Please respect copyright.PENANAA5NuyE9fql
2653Please respect copyright.PENANA21nizuyiw2
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.2653Please respect copyright.PENANApqQv3Ig6zT
2653Please respect copyright.PENANAbmtbitjfRn
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.2653Please respect copyright.PENANAVjt6AucMfF
2653Please respect copyright.PENANA398difbyXx
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.2653Please respect copyright.PENANAPaDUwJULZE
2653Please respect copyright.PENANAvcitzB2tnh
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.2653Please respect copyright.PENANA62SQ2gaTNk
2653Please respect copyright.PENANAYxqKhU4Jsi
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.2653Please respect copyright.PENANAe386FvdHDg
2653Please respect copyright.PENANAALrf86nwsI
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”2653Please respect copyright.PENANAWar2X49Zi9
2653Please respect copyright.PENANAFibDj2RQhi
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.2653Please respect copyright.PENANAurJiWiz6jf
2653Please respect copyright.PENANAwpcs8l0fGE
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.2653Please respect copyright.PENANAPwps99O56V
2653Please respect copyright.PENANAMiH6t7N8qt
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.2653Please respect copyright.PENANAJzMOry2J7A
2653Please respect copyright.PENANA55fd79AEEE
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.2653Please respect copyright.PENANAeGVmQ5AO1J
2653Please respect copyright.PENANApv4h7NTuu9
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.2653Please respect copyright.PENANAXIHKM7PUEl
2653Please respect copyright.PENANAPpFijSqvP7
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.2653Please respect copyright.PENANACAMXiIXoZD
2653Please respect copyright.PENANAdrlZKjEmxO
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.2653Please respect copyright.PENANAfaObyF9uJ8
2653Please respect copyright.PENANAhdKsJF2dDw
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.2653Please respect copyright.PENANA0pTB2nXiU0
2653Please respect copyright.PENANAD80DCzNvn5
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.2653Please respect copyright.PENANAikM05OAox0
2653Please respect copyright.PENANAAadF7DP1o2
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.2653Please respect copyright.PENANAXutWaGpE2R
2653Please respect copyright.PENANAD1Loj2KaYI
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
2653Please respect copyright.PENANAnNLKdxUNJl
Bersambung
2653Please respect copyright.PENANALBvnrzIDbv
2653Please respect copyright.PENANACHLIAyL4rQ
2653Please respect copyright.PENANAQGEJLORhGY