
#7 Semesta membawaku padanya
2214Please respect copyright.PENANAfIEp2n4gu2
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.2214Please respect copyright.PENANAWBzbjOZNJe
2214Please respect copyright.PENANANTRkmaGJAr
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.2214Please respect copyright.PENANAH009r1fYDC
2214Please respect copyright.PENANAON71QiJWgy
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.2214Please respect copyright.PENANAK07E3I934F
2214Please respect copyright.PENANACkOtpfJ7Rb
“Jar…, Tante…, keluar…,”2214Please respect copyright.PENANAWDRXKpYeqZ
2214Please respect copyright.PENANAwHS3sB0TQL
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”2214Please respect copyright.PENANAHJ5nbF7xzU
2214Please respect copyright.PENANAjaxA3bRz0H
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.2214Please respect copyright.PENANAJVSiDRV9b4
2214Please respect copyright.PENANARcgwUsbZnH
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.2214Please respect copyright.PENANAqeZGEKLNCO
2214Please respect copyright.PENANA88AwtMna3C
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.2214Please respect copyright.PENANAS5OPl6A4Xq
2214Please respect copyright.PENANAvNHMOBnGbD
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.2214Please respect copyright.PENANAEy0TMAcdd2
2214Please respect copyright.PENANArbNX2xlod7
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.2214Please respect copyright.PENANAaGioUf1yJz
2214Please respect copyright.PENANAWlFsIx5T64
***2214Please respect copyright.PENANAJwZu5Fqno9
2214Please respect copyright.PENANAmPjAJBGDl2
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.2214Please respect copyright.PENANADAvjAUIYfr
2214Please respect copyright.PENANALStv5scC7Q
Bagaimana kalau aku hamil?2214Please respect copyright.PENANASd0SpPvurg
2214Please respect copyright.PENANA04aUd0ru8O
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?2214Please respect copyright.PENANAh6HvOMvCLh
2214Please respect copyright.PENANAkCnGdwYMPq
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.2214Please respect copyright.PENANAiq0RFJjAWJ
2214Please respect copyright.PENANAL5pMZobAnc
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.2214Please respect copyright.PENANALob4Z3TR1s
2214Please respect copyright.PENANAVGS46ClO52
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.2214Please respect copyright.PENANApSFw5deorn
2214Please respect copyright.PENANAIHvvKjJF60
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.2214Please respect copyright.PENANAOAtmYgFMae
2214Please respect copyright.PENANAEugqxXjyrY
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.2214Please respect copyright.PENANAuv9Vd7J2NX
2214Please respect copyright.PENANA1B9aiwAPKV
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.2214Please respect copyright.PENANADVQc6W8wRm
2214Please respect copyright.PENANAC4PLJOcQkW
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.2214Please respect copyright.PENANADstR54hwRw
2214Please respect copyright.PENANAlcC6PqlvUs
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.2214Please respect copyright.PENANAiMrtv5zrdh
2214Please respect copyright.PENANA5k4Uql4Ucl
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.2214Please respect copyright.PENANAQW52w5B7y1
2214Please respect copyright.PENANAhkV1k4xaqj
***2214Please respect copyright.PENANAy67xkJLDuj
2214Please respect copyright.PENANAIDxr4coeOL
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”2214Please respect copyright.PENANAlsH8xLBAtr
2214Please respect copyright.PENANAMAOrq3JTtv
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.2214Please respect copyright.PENANA5Fmt7EcvzH
2214Please respect copyright.PENANANEQJisbOgL
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.2214Please respect copyright.PENANANemex51yZr
2214Please respect copyright.PENANASdnDKDYSeN
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”2214Please respect copyright.PENANAJercjBPR6j
2214Please respect copyright.PENANASrUfl44T3K
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.2214Please respect copyright.PENANAkOvTOcVfF0
2214Please respect copyright.PENANAweLNJIbtej
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.2214Please respect copyright.PENANAMJTpi3ii5B
2214Please respect copyright.PENANA3fvXRLhPej
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.2214Please respect copyright.PENANA7ED9PoLOZV
2214Please respect copyright.PENANA1ekiTyNvCz
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.2214Please respect copyright.PENANA92rSMTu3ka
2214Please respect copyright.PENANATzoBGwU7Yz
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.2214Please respect copyright.PENANAhs8YGeUpz3
2214Please respect copyright.PENANAuXlsfg81kl
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.2214Please respect copyright.PENANAZIulAz3ZMI
2214Please respect copyright.PENANAA6gbsm4HMZ
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.2214Please respect copyright.PENANAhLHK7KnLtx
2214Please respect copyright.PENANAp1L9Ynw229
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.2214Please respect copyright.PENANA5EJXE4hDMo
2214Please respect copyright.PENANA997rK2Ztj2
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.2214Please respect copyright.PENANAuU7YPzAl7s
2214Please respect copyright.PENANAzQNR4uWwmM
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.2214Please respect copyright.PENANAEIQGYocf9E
2214Please respect copyright.PENANAavfTgunOj1
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.2214Please respect copyright.PENANALX7yLNKegR
2214Please respect copyright.PENANAD216Qo32DC
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.2214Please respect copyright.PENANAWpbHpwBHIM
2214Please respect copyright.PENANAuDqvpfWqte
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.2214Please respect copyright.PENANAKrpLMpCLDO
2214Please respect copyright.PENANAVPXRGbu2wZ
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.2214Please respect copyright.PENANAP0BWRPWPib
2214Please respect copyright.PENANAoELd7Xvtke
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”2214Please respect copyright.PENANAldQg26RaXc
2214Please respect copyright.PENANAFUY1Ytxk5m
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.2214Please respect copyright.PENANAzGatrPPZlQ
2214Please respect copyright.PENANAlSSayfZfWx
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.2214Please respect copyright.PENANA9WjUQcpQBK
2214Please respect copyright.PENANAA7Tk5ON14z
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.2214Please respect copyright.PENANANX3COJp1ri
2214Please respect copyright.PENANAvF2mKfZq5h
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.2214Please respect copyright.PENANANtgT3oNB28
2214Please respect copyright.PENANAHteXhWvnfG
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.2214Please respect copyright.PENANAX7MWGdrQOL
2214Please respect copyright.PENANAha37fM3rxR
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.2214Please respect copyright.PENANAizOEzAIe0r
2214Please respect copyright.PENANAOI9MsfJk5L
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.2214Please respect copyright.PENANAmj3z4XTgs3
2214Please respect copyright.PENANAXXpgS1DVDw
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.2214Please respect copyright.PENANAMnZw5WDkz9
2214Please respect copyright.PENANAjSRiQxlU5n
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.2214Please respect copyright.PENANAUarXcHgJdH
2214Please respect copyright.PENANAnIbHclV3YB
***2214Please respect copyright.PENANAxDHyNM0OB5
2214Please respect copyright.PENANAVJTjfgcmUn
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”2214Please respect copyright.PENANAnbQsoEIX8f
2214Please respect copyright.PENANA18ARZ6xdQl
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.2214Please respect copyright.PENANAZfwb2PmK4n
2214Please respect copyright.PENANA51pbF3XDgH
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.2214Please respect copyright.PENANAOVvxrz75dR
2214Please respect copyright.PENANAMUMCh4kzSn
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.2214Please respect copyright.PENANABtnEKH7OsA
2214Please respect copyright.PENANAUPq2dbaFbf
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.2214Please respect copyright.PENANAs8KVy4m2rj
2214Please respect copyright.PENANAQeZmySWmKk
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.2214Please respect copyright.PENANAma99tS8ACO
2214Please respect copyright.PENANAawhUULHpu2
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.2214Please respect copyright.PENANAHL4YHb5gUW
2214Please respect copyright.PENANATEHI6VMTW5
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.2214Please respect copyright.PENANAAJ3nEmX2Cl
2214Please respect copyright.PENANAVSa8LOIM3F
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”2214Please respect copyright.PENANA8G3ragrNnS
2214Please respect copyright.PENANAFBS5lGcmCq
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.2214Please respect copyright.PENANAUtFYv1ibod
2214Please respect copyright.PENANAsA2zb59a8X
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.2214Please respect copyright.PENANAhJDO3n2ZCk
2214Please respect copyright.PENANAWbAb0zv1uQ
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.2214Please respect copyright.PENANA9ibvAw6XxM
2214Please respect copyright.PENANALMqvxpxrpM
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.2214Please respect copyright.PENANA9ZrBCmZKTY
2214Please respect copyright.PENANANoXfcvx30i
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.2214Please respect copyright.PENANAqKWyEqctSj
2214Please respect copyright.PENANAjfM3F1IhEM
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.2214Please respect copyright.PENANAmOZd1F2Adl
2214Please respect copyright.PENANA2XQai2Z7IM
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.2214Please respect copyright.PENANAYTEEai8gyD
2214Please respect copyright.PENANAHoqL6cO0mH
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.2214Please respect copyright.PENANAoCxxdw1ED3
2214Please respect copyright.PENANAssthYoYnTY
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”2214Please respect copyright.PENANAvZd6QfM3OB
2214Please respect copyright.PENANAkXtzSspero
Lagi-lagi aku diam.2214Please respect copyright.PENANAiIB8qriYCT
2214Please respect copyright.PENANAluYVPVh0CB
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.2214Please respect copyright.PENANAEOx2SF067k
2214Please respect copyright.PENANAd7MRQxP1df
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.2214Please respect copyright.PENANAx95aVSwVxu
2214Please respect copyright.PENANALBdwj8wg0m
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”2214Please respect copyright.PENANAAZe6ztYlc2
2214Please respect copyright.PENANAJuXVfMfPL8
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”2214Please respect copyright.PENANAytD6fmzKTy
2214Please respect copyright.PENANAuaWWLaTzkp
Aku balik tersenyum. Mengangguk.2214Please respect copyright.PENANAZ7vFkDe7f0
2214Please respect copyright.PENANA7611MYd0mc
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.2214Please respect copyright.PENANAQ6dNEx0lX6
2214Please respect copyright.PENANA0Z0Z67Aqax
“Makasih.”2214Please respect copyright.PENANAdyVX294MA1
2214Please respect copyright.PENANAq2PWDdbCG0
***2214Please respect copyright.PENANAwLMqtiOYiZ
2214Please respect copyright.PENANAcvrXBCyuHw
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.2214Please respect copyright.PENANARmN61cmzyW
2214Please respect copyright.PENANAYhZ0ZkwKtX
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.2214Please respect copyright.PENANAdqx2l9QpH3
2214Please respect copyright.PENANAKHsq9kNhQ8
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.2214Please respect copyright.PENANA72bPajyC4B
2214Please respect copyright.PENANA7QKipN95EW
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.2214Please respect copyright.PENANAO1NKvX1Szd
2214Please respect copyright.PENANAcDpYXF7Bp0
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.2214Please respect copyright.PENANAGU2lEXTUOu
2214Please respect copyright.PENANABIzUZyLuan
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.2214Please respect copyright.PENANAWYn9pKo9Te
2214Please respect copyright.PENANAyKkmuPyY1Z
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.2214Please respect copyright.PENANA1RkXD0tNQo
2214Please respect copyright.PENANAVyzDAiQ4s2
Fajar menggeleng.2214Please respect copyright.PENANASWfVErcih1
2214Please respect copyright.PENANAHhPGF2tRW2
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.2214Please respect copyright.PENANAVsSwg0YQRf
2214Please respect copyright.PENANAbuVtcsHE4i
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.2214Please respect copyright.PENANAmu8mvM4HxO
2214Please respect copyright.PENANAiGAcol1vsh
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.2214Please respect copyright.PENANAWXcc2cwFNL
2214Please respect copyright.PENANAKxr6aW4hr1
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.2214Please respect copyright.PENANA6feRsc57Fn
2214Please respect copyright.PENANAjvy83HbTlC
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.2214Please respect copyright.PENANAr23c6f4FIr
2214Please respect copyright.PENANAu8Q4ejN9ar
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.2214Please respect copyright.PENANAS2Tryj1CJK
2214Please respect copyright.PENANAxeipW5ZMCB
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.2214Please respect copyright.PENANA2OpQRLVnV2
2214Please respect copyright.PENANAMH2PT7Ce1Y
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.2214Please respect copyright.PENANAM6jeE03P48
2214Please respect copyright.PENANATqVnRsngNj
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.2214Please respect copyright.PENANAm8faV49fdL
2214Please respect copyright.PENANAWTNykbhqIW
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.2214Please respect copyright.PENANAtz02xQXtYG
2214Please respect copyright.PENANAicjQDAsjxV
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.2214Please respect copyright.PENANA78lQC2u5wJ
2214Please respect copyright.PENANAorYk2nWewj
***2214Please respect copyright.PENANAgsuMD3XpCm
2214Please respect copyright.PENANAmrG8bkqnUF
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.2214Please respect copyright.PENANAPbuTgiYbZm
2214Please respect copyright.PENANAtNDVuDjkN0
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.2214Please respect copyright.PENANAVA7UMYKjKZ
2214Please respect copyright.PENANA3EEsD0TcXK
“Langsung mau pulang?” tanyaku.2214Please respect copyright.PENANAOEUSNMAhds
2214Please respect copyright.PENANAMjJk4hPt3y
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.2214Please respect copyright.PENANAGelsKT4IqQ
2214Please respect copyright.PENANAW8WAKmbD4N
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.2214Please respect copyright.PENANA9RWIHJpOJ4
2214Please respect copyright.PENANA7yqY4e6fWD
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.2214Please respect copyright.PENANAF5YRigxjBS
2214Please respect copyright.PENANAeVsqhNPqvX
Aku mengangguk, antusias.2214Please respect copyright.PENANA0jm3bFTiFp
2214Please respect copyright.PENANAxrUjxpPE4f
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.2214Please respect copyright.PENANAqKnLd5wB8U
2214Please respect copyright.PENANADMMcyUKGXN
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.2214Please respect copyright.PENANAh4EKoiKSXt
2214Please respect copyright.PENANA2e98kSX06z
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.2214Please respect copyright.PENANAXp7xAaigNd
2214Please respect copyright.PENANApswEpVOoAW
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.2214Please respect copyright.PENANAYJ9qu6eGV9
2214Please respect copyright.PENANAVXEzqOwi5t
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.2214Please respect copyright.PENANAzycfMVX7YW
2214Please respect copyright.PENANAoiZrPaL0Un
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.2214Please respect copyright.PENANAVzEmTFrhV1
2214Please respect copyright.PENANAxK1lAHA05r
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.2214Please respect copyright.PENANAvvBAocfTaE
2214Please respect copyright.PENANATALUZ0oihY
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.2214Please respect copyright.PENANAnkMejC4rK7
2214Please respect copyright.PENANAmsUgKuCZiU
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.2214Please respect copyright.PENANAW5z9d1uKIw
2214Please respect copyright.PENANAwaXLEodhLz
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.2214Please respect copyright.PENANAM8fSnVqpWI
2214Please respect copyright.PENANAYN5rILdVq3
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.2214Please respect copyright.PENANA9wGGDcwPbv
2214Please respect copyright.PENANA1V3Ni5USHw
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.2214Please respect copyright.PENANAIg6SgtKM5K
2214Please respect copyright.PENANArebskJgmDY
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.2214Please respect copyright.PENANA3MHJ0Bzkv6
2214Please respect copyright.PENANA1DbPFfig7K
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”2214Please respect copyright.PENANABHpt5nm9J0
2214Please respect copyright.PENANAMCeJQa295o
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.2214Please respect copyright.PENANASfL0dZznEK
2214Please respect copyright.PENANAVem8gUf9vG
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.2214Please respect copyright.PENANAqOQHlZtnTE
2214Please respect copyright.PENANAbGohh2Oe4v
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”2214Please respect copyright.PENANAkJ3jcPiEr7
2214Please respect copyright.PENANAIIbTkYQ4fV
Fajar tersenyum dan mengangguk.2214Please respect copyright.PENANAOvOh8YaS4r
2214Please respect copyright.PENANA6TtUXmF94Z
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.2214Please respect copyright.PENANA02NM4QtBWo
2214Please respect copyright.PENANA7JWPZAABNb
“Makasih,” kataku, pelan.2214Please respect copyright.PENANAKux4dNVZqv
2214Please respect copyright.PENANA0ZnEFmEEpN
***2214Please respect copyright.PENANAEOaGwv0IGv
2214Please respect copyright.PENANAI6oQmTrmMs
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.2214Please respect copyright.PENANAQU2yGfoLZ6
2214Please respect copyright.PENANAYuCkUaGKdu
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.2214Please respect copyright.PENANAwXQbFFrCrU
2214Please respect copyright.PENANA77w4ZFJfrx
“Masih jauh?” tanyaku.2214Please respect copyright.PENANAfXImMycft4
2214Please respect copyright.PENANAgc7kQgsaUZ
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.2214Please respect copyright.PENANAPUGcjLVQAc
2214Please respect copyright.PENANAOsbBOv2inB
Aku mengangguk pelan.2214Please respect copyright.PENANA0pRHqpCoc3
2214Please respect copyright.PENANAQXfsqeevZQ
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.2214Please respect copyright.PENANA9OuavluX0g
2214Please respect copyright.PENANArN0SLSCdg2
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.2214Please respect copyright.PENANA6lzwowOOjp
2214Please respect copyright.PENANAdrymkWxIXx
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.2214Please respect copyright.PENANA6jhDhwt17z
2214Please respect copyright.PENANAjgInEwKlCO
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.2214Please respect copyright.PENANArwmzbN9FGJ
2214Please respect copyright.PENANAIib2EEBOLs
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.2214Please respect copyright.PENANA2KPBOE3xFB
2214Please respect copyright.PENANAQcENFgtNnU
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.2214Please respect copyright.PENANA02rMlWiC1b
2214Please respect copyright.PENANAbIuPOKaRYw
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.2214Please respect copyright.PENANAp5yqkr4YNQ
2214Please respect copyright.PENANAzxyf5KMe5n
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.2214Please respect copyright.PENANA8nTxETfcn1
2214Please respect copyright.PENANAW2e1X4JR51
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.2214Please respect copyright.PENANAE8grJNCYMn
2214Please respect copyright.PENANAM03pOQwlue
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.2214Please respect copyright.PENANAbeVr1Zoxtx
2214Please respect copyright.PENANAr6SI9ij0NT
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.2214Please respect copyright.PENANAP8POFnocTx
2214Please respect copyright.PENANAm7dqAH15xd
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.2214Please respect copyright.PENANAJJ5Tx05x5L
2214Please respect copyright.PENANARsdqVX5fuz
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.2214Please respect copyright.PENANAKRKaElAFB5
2214Please respect copyright.PENANArO6jrV3O0Q
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.2214Please respect copyright.PENANAPFjfHh6CFx
2214Please respect copyright.PENANA4oLReP5bcJ
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.2214Please respect copyright.PENANAXozlrmiphB
2214Please respect copyright.PENANA0HmG78sykS
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
2214Please respect copyright.PENANAd89aGJIj7U
2214Please respect copyright.PENANAZDZyYQSxdG