
#7 Semesta membawaku padanya
2746Please respect copyright.PENANAAsPp4XWMVy
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.2746Please respect copyright.PENANA7DHiyKW06k
2746Please respect copyright.PENANAcX8xtJUmdh
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.2746Please respect copyright.PENANAEsZjw0ddJf
2746Please respect copyright.PENANAru2ZWdZ8W2
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.2746Please respect copyright.PENANAt9Pc2QyHDd
2746Please respect copyright.PENANAVwfYc3gJtX
“Jar…, Tante…, keluar…,”2746Please respect copyright.PENANAkJQjBkCCrB
2746Please respect copyright.PENANAtAeTHHrGm0
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”2746Please respect copyright.PENANA0wD81zKKZ3
2746Please respect copyright.PENANARACWXVzI28
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.2746Please respect copyright.PENANAuJ5lyxs1HM
2746Please respect copyright.PENANAlUXZKz2lHT
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.2746Please respect copyright.PENANAg1OGd1yjGo
2746Please respect copyright.PENANAdUmJcKi0bO
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.2746Please respect copyright.PENANAWfDZgvWc72
2746Please respect copyright.PENANAiJaxcWDbk5
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.2746Please respect copyright.PENANAjqwVHbVw7R
2746Please respect copyright.PENANAnE0appRf8Q
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.2746Please respect copyright.PENANAmmUMZ8K0WW
2746Please respect copyright.PENANAXbriGZPBIl
***2746Please respect copyright.PENANArreU6780n3
2746Please respect copyright.PENANAQGe0Zoi5JE
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.2746Please respect copyright.PENANAZxhQSyAYoV
2746Please respect copyright.PENANAMGUlN75rh3
Bagaimana kalau aku hamil?2746Please respect copyright.PENANATM4zoEH6zS
2746Please respect copyright.PENANAXYz7VCSC7D
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?2746Please respect copyright.PENANAuhuKQ7ZEjR
2746Please respect copyright.PENANApkX1eNIYkq
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.2746Please respect copyright.PENANAyQRvf3bDoJ
2746Please respect copyright.PENANAGxuQcFkreX
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.2746Please respect copyright.PENANA4VwRhoHMtS
2746Please respect copyright.PENANAe31iXsP8rg
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.2746Please respect copyright.PENANAuUp11o2Ggl
2746Please respect copyright.PENANAQtiKNv1NyB
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.2746Please respect copyright.PENANAddH4pQMgxH
2746Please respect copyright.PENANA4Ki7A8KQeh
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.2746Please respect copyright.PENANA5cB3pfArqZ
2746Please respect copyright.PENANAXUpK4V0vpR
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.2746Please respect copyright.PENANANt49d92MSN
2746Please respect copyright.PENANA3mFirhYeju
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.2746Please respect copyright.PENANAz6aUCZ1Mcj
2746Please respect copyright.PENANAHizfETzvyV
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.2746Please respect copyright.PENANASxqyfblGuT
2746Please respect copyright.PENANAsCNxjIcxKj
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.2746Please respect copyright.PENANAE276MWzIgU
2746Please respect copyright.PENANAjkTBtrEVvl
***2746Please respect copyright.PENANAsHBj7b9c5y
2746Please respect copyright.PENANA13uONBh2vZ
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”2746Please respect copyright.PENANARJ69G1hGuZ
2746Please respect copyright.PENANAomtPlnbZWL
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.2746Please respect copyright.PENANA9oMyf1UuoI
2746Please respect copyright.PENANAVhWm7vHjsp
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.2746Please respect copyright.PENANAfE5D6gyiHg
2746Please respect copyright.PENANAVjbnLi2VED
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”2746Please respect copyright.PENANA3b6c3sikRR
2746Please respect copyright.PENANAbmf3y14UfW
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.2746Please respect copyright.PENANADNsDeC4QgD
2746Please respect copyright.PENANA5zefK4EGEz
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.2746Please respect copyright.PENANAjd9ZfIfmh2
2746Please respect copyright.PENANARO764e72RN
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.2746Please respect copyright.PENANA9mabF9Gpzn
2746Please respect copyright.PENANAmZGYeSNaQX
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.2746Please respect copyright.PENANA7cAJF1x7Es
2746Please respect copyright.PENANAKIOtu5vtSm
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.2746Please respect copyright.PENANA6aMvck05So
2746Please respect copyright.PENANAaBzQRLstdz
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.2746Please respect copyright.PENANAf9G7Dm2k0o
2746Please respect copyright.PENANAD7xzInYa5Q
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.2746Please respect copyright.PENANAH6vGGXdxRA
2746Please respect copyright.PENANAXT1aWOSHbC
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.2746Please respect copyright.PENANA87VtQA6LEk
2746Please respect copyright.PENANAqbAJo70RGD
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.2746Please respect copyright.PENANAjgzgHHSe6J
2746Please respect copyright.PENANAMRYJUSd2DH
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.2746Please respect copyright.PENANAlEqHtI28kS
2746Please respect copyright.PENANAtzLgBsbOjZ
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.2746Please respect copyright.PENANAnJrylJnUai
2746Please respect copyright.PENANAEsqEiD63DL
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.2746Please respect copyright.PENANAiHeRZCR0zy
2746Please respect copyright.PENANAUU6QisIlKm
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.2746Please respect copyright.PENANA1Iq3fUh4lH
2746Please respect copyright.PENANABepQTwJTaf
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.2746Please respect copyright.PENANAmb0EcR5hjh
2746Please respect copyright.PENANAHjUXleNcKO
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”2746Please respect copyright.PENANAf4uTKfk06c
2746Please respect copyright.PENANAQV5zEwRDok
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.2746Please respect copyright.PENANAEzWb8EVrAa
2746Please respect copyright.PENANAxPTr7iACeZ
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.2746Please respect copyright.PENANA42gVjUU6Gw
2746Please respect copyright.PENANAP6h5iFVehh
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.2746Please respect copyright.PENANAx1pGOkySuC
2746Please respect copyright.PENANAb0QhvsuW5A
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.2746Please respect copyright.PENANAndcdZ216r9
2746Please respect copyright.PENANAUwPZFSyC1w
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.2746Please respect copyright.PENANAGMRkem0tfO
2746Please respect copyright.PENANA1JAIgbLs7P
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.2746Please respect copyright.PENANAqYLB4K8wxP
2746Please respect copyright.PENANADkDhjXLbFY
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.2746Please respect copyright.PENANAVU8NLiJxsO
2746Please respect copyright.PENANAXGubziBtQy
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.2746Please respect copyright.PENANAy2YhjKz9eb
2746Please respect copyright.PENANAWS7oAODORf
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.2746Please respect copyright.PENANAJg3QTKWARk
2746Please respect copyright.PENANAN5MCwZUWNP
***2746Please respect copyright.PENANA3iffdUltSo
2746Please respect copyright.PENANAD3JL6Udsfh
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”2746Please respect copyright.PENANANRDy0dY2pc
2746Please respect copyright.PENANA115lL8ikOn
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.2746Please respect copyright.PENANAtMNyHdy32i
2746Please respect copyright.PENANA8sR1ub01lx
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.2746Please respect copyright.PENANAS4cOEpF4y7
2746Please respect copyright.PENANA02cRP4OXFo
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.2746Please respect copyright.PENANABMyWVB7vrJ
2746Please respect copyright.PENANAcEchidoYQH
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.2746Please respect copyright.PENANA4N1AB14gCC
2746Please respect copyright.PENANAEspxmcFsPg
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.2746Please respect copyright.PENANANorTDAWQlT
2746Please respect copyright.PENANAOiQiqTEVh2
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.2746Please respect copyright.PENANA1Vv3tuJCXS
2746Please respect copyright.PENANAO3UpDMkNGa
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.2746Please respect copyright.PENANAPCv5U7G5fB
2746Please respect copyright.PENANA2Yy12S6KJZ
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”2746Please respect copyright.PENANApTZMJ0m433
2746Please respect copyright.PENANAdLUHIOsyvd
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.2746Please respect copyright.PENANAsf8G7kdZd3
2746Please respect copyright.PENANAl9qiKv75sG
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.2746Please respect copyright.PENANA2jUlLVrdhi
2746Please respect copyright.PENANAPXvQfE5AcB
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.2746Please respect copyright.PENANAdueAyzXETp
2746Please respect copyright.PENANAMUQXvnS7px
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.2746Please respect copyright.PENANAIpLh9vDcB0
2746Please respect copyright.PENANAe35E37Et2b
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.2746Please respect copyright.PENANArHPlNoPeXI
2746Please respect copyright.PENANA5pnyZ9baOS
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.2746Please respect copyright.PENANA0AVh2NqAyy
2746Please respect copyright.PENANApYL6SRdlFZ
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.2746Please respect copyright.PENANA6vkC4LYx8v
2746Please respect copyright.PENANAWzBA5f7lV6
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.2746Please respect copyright.PENANAFsMnel7RlV
2746Please respect copyright.PENANAM0KqK74bXX
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”2746Please respect copyright.PENANA1Dt55XsaeD
2746Please respect copyright.PENANAls0PjzL0dM
Lagi-lagi aku diam.2746Please respect copyright.PENANAQR6cV7TZro
2746Please respect copyright.PENANAFKerRkerzv
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.2746Please respect copyright.PENANAQKUhUSzC0a
2746Please respect copyright.PENANA3yZegYS7St
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.2746Please respect copyright.PENANAnlaWQnOgE2
2746Please respect copyright.PENANASgrGfXwR2F
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”2746Please respect copyright.PENANAmJrIN0K14e
2746Please respect copyright.PENANAdjx6KRuOnv
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”2746Please respect copyright.PENANAKt0Z7rdz6Z
2746Please respect copyright.PENANADoBUuvSOWC
Aku balik tersenyum. Mengangguk.2746Please respect copyright.PENANAgG0oEeTraC
2746Please respect copyright.PENANAaqLUzBYW27
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.2746Please respect copyright.PENANAYwcwGICqVq
2746Please respect copyright.PENANACQSSwhVpmc
“Makasih.”2746Please respect copyright.PENANAY9EyNM20zX
2746Please respect copyright.PENANAEdQw6PjZGo
***2746Please respect copyright.PENANAxOTfrCKYsj
2746Please respect copyright.PENANAkOxf68REwu
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.2746Please respect copyright.PENANAbKF54mABty
2746Please respect copyright.PENANAVYymcGODTL
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.2746Please respect copyright.PENANAPDWXoVpaXM
2746Please respect copyright.PENANAOog9iL3UtF
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.2746Please respect copyright.PENANAFxyG93m0zl
2746Please respect copyright.PENANAypHA6BNArR
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.2746Please respect copyright.PENANAYpWg0H8I4F
2746Please respect copyright.PENANATBZuYUzl6Q
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.2746Please respect copyright.PENANAJRNV1mqWQi
2746Please respect copyright.PENANAwIlEbAay2f
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.2746Please respect copyright.PENANARLhuP9JgUR
2746Please respect copyright.PENANAKhrdB2UjLH
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.2746Please respect copyright.PENANAwbkYkDow3p
2746Please respect copyright.PENANAl9ugpdAEME
Fajar menggeleng.2746Please respect copyright.PENANA6Y7v5RXN3Z
2746Please respect copyright.PENANAMttm0uQEfM
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.2746Please respect copyright.PENANAW0y3S2TNTu
2746Please respect copyright.PENANAkdn6h8BU12
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.2746Please respect copyright.PENANAVqX0Ul6IaB
2746Please respect copyright.PENANA1w25RHzOk6
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.2746Please respect copyright.PENANA1XaD7Brzai
2746Please respect copyright.PENANAmjaQOQkD58
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.2746Please respect copyright.PENANAqUCaIUrlpL
2746Please respect copyright.PENANABxEmzvmLSG
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.2746Please respect copyright.PENANApMfWW9m98W
2746Please respect copyright.PENANAGOr0vwMMG2
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.2746Please respect copyright.PENANAqxISI7dQol
2746Please respect copyright.PENANAUgkxCqh5py
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.2746Please respect copyright.PENANA2P1kVh6x3O
2746Please respect copyright.PENANArq6pjFYktP
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.2746Please respect copyright.PENANAQjGSehMNQX
2746Please respect copyright.PENANAZZCLj7v72j
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.2746Please respect copyright.PENANA6c9FI3SEOQ
2746Please respect copyright.PENANARvoRnygXej
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.2746Please respect copyright.PENANAW0QZ82oSzc
2746Please respect copyright.PENANAhQJhw3k43o
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.2746Please respect copyright.PENANA0B71Qg3IFq
2746Please respect copyright.PENANAnfCs311oS1
***2746Please respect copyright.PENANAeImdcfiZcn
2746Please respect copyright.PENANAjRtsKssFSG
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.2746Please respect copyright.PENANA7boiRmUw6L
2746Please respect copyright.PENANAUvhBbhf4zi
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.2746Please respect copyright.PENANAs2rVHBVkwa
2746Please respect copyright.PENANAWdPZXYb7Rp
“Langsung mau pulang?” tanyaku.2746Please respect copyright.PENANANmjwxhv9DC
2746Please respect copyright.PENANAl9HOTDhI6y
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.2746Please respect copyright.PENANAVOEm73XOBK
2746Please respect copyright.PENANAiJxfMFinOC
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.2746Please respect copyright.PENANAfSthgYsC9r
2746Please respect copyright.PENANAjqcTZHGYgb
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.2746Please respect copyright.PENANAEKwiqMbqKn
2746Please respect copyright.PENANA5kR7RwGWDQ
Aku mengangguk, antusias.2746Please respect copyright.PENANAs0WFGeaJEx
2746Please respect copyright.PENANArCZLoLgrAW
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.2746Please respect copyright.PENANARguF9SmGFq
2746Please respect copyright.PENANAIXoayCfXbz
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.2746Please respect copyright.PENANAeUjO32iWtn
2746Please respect copyright.PENANAY2tSuvD8Bb
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.2746Please respect copyright.PENANAd1dUnIFhsO
2746Please respect copyright.PENANA5NbgwqBK4W
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.2746Please respect copyright.PENANARQihXyMt0t
2746Please respect copyright.PENANA6MuruFIMGU
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.2746Please respect copyright.PENANAuR0ZxTpc9c
2746Please respect copyright.PENANAL4D7e9EyPD
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.2746Please respect copyright.PENANA2weq2QdRmR
2746Please respect copyright.PENANAiXP1bXNbeF
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.2746Please respect copyright.PENANANNizCpAzbG
2746Please respect copyright.PENANAPqXlcHaM61
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.2746Please respect copyright.PENANAsxc7U4NaTI
2746Please respect copyright.PENANAXoV7kcDkO2
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.2746Please respect copyright.PENANA6sZgPl2703
2746Please respect copyright.PENANANsglyDhYcp
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.2746Please respect copyright.PENANAwJWFI9AvGW
2746Please respect copyright.PENANAsH6hEMCoeQ
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.2746Please respect copyright.PENANAsrz9xQ1UO5
2746Please respect copyright.PENANAsfHIokX4iy
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.2746Please respect copyright.PENANA4DsmLLLB93
2746Please respect copyright.PENANAXz8YvBuVRL
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.2746Please respect copyright.PENANAjnlCXk1Gsc
2746Please respect copyright.PENANArbB7nAqfc7
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”2746Please respect copyright.PENANAElxrr3yYHn
2746Please respect copyright.PENANAwp27le3ywx
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.2746Please respect copyright.PENANAqxlen9G0rD
2746Please respect copyright.PENANAZjZp0ix9lm
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.2746Please respect copyright.PENANA7ksgd0FlxN
2746Please respect copyright.PENANAr2KzJevdPK
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”2746Please respect copyright.PENANAY52QIaf5xU
2746Please respect copyright.PENANAyD2vlsCP2a
Fajar tersenyum dan mengangguk.2746Please respect copyright.PENANASYz8WJPmru
2746Please respect copyright.PENANADsGYTiL6kl
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.2746Please respect copyright.PENANASxikHHyiKG
2746Please respect copyright.PENANAtuAM83JHzM
“Makasih,” kataku, pelan.2746Please respect copyright.PENANAeLuf0W9RfT
2746Please respect copyright.PENANA6ob0aS6Zbr
***2746Please respect copyright.PENANAyGVNbcgcbt
2746Please respect copyright.PENANADamZuYASC3
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.2746Please respect copyright.PENANAnqXI0dhvPz
2746Please respect copyright.PENANAj9BanGLIVl
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.2746Please respect copyright.PENANAPSIdvrG6DJ
2746Please respect copyright.PENANANYoZ5vwsiD
“Masih jauh?” tanyaku.2746Please respect copyright.PENANACTe2IxRRry
2746Please respect copyright.PENANAhTDIeFMmtN
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.2746Please respect copyright.PENANAQT2WVLCVJs
2746Please respect copyright.PENANA4PyskwXyEt
Aku mengangguk pelan.2746Please respect copyright.PENANAjvTTv6jlzV
2746Please respect copyright.PENANAJ3LI1BZYPf
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.2746Please respect copyright.PENANA83kAGogIqd
2746Please respect copyright.PENANAUuD1vCkZni
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.2746Please respect copyright.PENANA1mQyY7NeMs
2746Please respect copyright.PENANAZIaLE7F6RV
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.2746Please respect copyright.PENANAahEbHVBIa2
2746Please respect copyright.PENANANBmQ0hlbNi
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.2746Please respect copyright.PENANALAf4nHwVtH
2746Please respect copyright.PENANA1AdZSgogGE
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.2746Please respect copyright.PENANAYZb6PCFNH6
2746Please respect copyright.PENANAJOGox3R0Tp
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.2746Please respect copyright.PENANAybcklEx3D3
2746Please respect copyright.PENANAvkZqbbSYk8
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.2746Please respect copyright.PENANABuCTu8xVKa
2746Please respect copyright.PENANAlCFT9dS6nr
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.2746Please respect copyright.PENANAIsKEbOAjXV
2746Please respect copyright.PENANA4NaunpVG8w
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.2746Please respect copyright.PENANAfRYUYkm356
2746Please respect copyright.PENANAvDusBWUB3g
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.2746Please respect copyright.PENANAQEMhamv34Y
2746Please respect copyright.PENANAUqX1gODVfL
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.2746Please respect copyright.PENANACpTfSmE7Eb
2746Please respect copyright.PENANABVg1ed4Lo0
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.2746Please respect copyright.PENANAjb5rZr2kJG
2746Please respect copyright.PENANAPorPjhJN57
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.2746Please respect copyright.PENANAYDLSsCXm0v
2746Please respect copyright.PENANAPdVs1EqcBB
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.2746Please respect copyright.PENANAtkLxxEea4A
2746Please respect copyright.PENANA5EonlwLn09
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.2746Please respect copyright.PENANAGPoyfYA0jh
2746Please respect copyright.PENANARsxd8giOkx
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
2746Please respect copyright.PENANAJsIYXEW72B
2746Please respect copyright.PENANAgo5x1frW2s