
#7 Semesta membawaku padanya
1548Please respect copyright.PENANAC4NvbtVxlF
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.1548Please respect copyright.PENANAHOjE28m3LT
1548Please respect copyright.PENANAhKzLD0qT9t
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.1548Please respect copyright.PENANASgENB28H1R
1548Please respect copyright.PENANAgN7KUpDKV4
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.1548Please respect copyright.PENANAlepiZ6e1IJ
1548Please respect copyright.PENANALoGgSqa3DC
“Jar…, Tante…, keluar…,”1548Please respect copyright.PENANAytpkzOsQNI
1548Please respect copyright.PENANAw2wkm038JA
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”1548Please respect copyright.PENANAoOVibbbiq5
1548Please respect copyright.PENANAdtHyIjm3h3
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.1548Please respect copyright.PENANAg94PvINeqf
1548Please respect copyright.PENANANpHgY1IssA
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.1548Please respect copyright.PENANA4smjn510kh
1548Please respect copyright.PENANAdA9jvDIJ1C
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.1548Please respect copyright.PENANAV6KHb1Buar
1548Please respect copyright.PENANAJuMv97Ccnn
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.1548Please respect copyright.PENANA3pjthx89UL
1548Please respect copyright.PENANAO4hVutKPyl
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.1548Please respect copyright.PENANAyNVyPl5dhl
1548Please respect copyright.PENANApwEszKvpQ4
***1548Please respect copyright.PENANAMFHUNVZ9i2
1548Please respect copyright.PENANAvdNDeNjm6s
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.1548Please respect copyright.PENANA9pNXxg34as
1548Please respect copyright.PENANAy4W7nu9lDE
Bagaimana kalau aku hamil?1548Please respect copyright.PENANAVkRopI9OOX
1548Please respect copyright.PENANAigFk0Z1Ycd
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?1548Please respect copyright.PENANA1EcfFFlb90
1548Please respect copyright.PENANAzK6v2oiT17
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.1548Please respect copyright.PENANAANO3C1D1t0
1548Please respect copyright.PENANAzBcuTRCWlB
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.1548Please respect copyright.PENANApNwGkfqLYJ
1548Please respect copyright.PENANAz3G7jYSMtS
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.1548Please respect copyright.PENANAwYGnSPNB6N
1548Please respect copyright.PENANA3n9EHmgVIo
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.1548Please respect copyright.PENANAbmoWV3uUNy
1548Please respect copyright.PENANAuw1mM38omQ
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.1548Please respect copyright.PENANAopL1ZdxxaM
1548Please respect copyright.PENANAf4urW8BYip
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.1548Please respect copyright.PENANA3nvj4tPXN2
1548Please respect copyright.PENANAMcwIXVSWMB
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.1548Please respect copyright.PENANA19ydCDdTvi
1548Please respect copyright.PENANAuziptBqqv4
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.1548Please respect copyright.PENANAczPAKI8ek1
1548Please respect copyright.PENANA86RjhDL467
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.1548Please respect copyright.PENANAIm3p5bXCU0
1548Please respect copyright.PENANAzF0bPKR24J
***1548Please respect copyright.PENANAHoYA3AIwFI
1548Please respect copyright.PENANAVA61g7efjA
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”1548Please respect copyright.PENANAc00L15UxwK
1548Please respect copyright.PENANAzhHkOGgIvM
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.1548Please respect copyright.PENANAVBrHkNIj2U
1548Please respect copyright.PENANAiKvTqKquOI
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.1548Please respect copyright.PENANATO398iYcca
1548Please respect copyright.PENANAFFrFxfJWgA
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”1548Please respect copyright.PENANA5bYHSPR3EA
1548Please respect copyright.PENANAhmAddeNVT0
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.1548Please respect copyright.PENANAKQUGjmDZfU
1548Please respect copyright.PENANAqJMU8h514s
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.1548Please respect copyright.PENANABQHNnuVRLF
1548Please respect copyright.PENANAjCF0J9GaIX
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.1548Please respect copyright.PENANAa8sVU121AY
1548Please respect copyright.PENANA0uLgtYmVi3
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.1548Please respect copyright.PENANAj8eozNKPK5
1548Please respect copyright.PENANAmVInMhX0Ye
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.1548Please respect copyright.PENANAYWSd9CiNJt
1548Please respect copyright.PENANAifbBFttEqu
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.1548Please respect copyright.PENANAsOA2ijjy2s
1548Please respect copyright.PENANAw2Izopq6AK
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.1548Please respect copyright.PENANAxQMLp8PTRS
1548Please respect copyright.PENANAxiHwbQnY1I
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.1548Please respect copyright.PENANAbfcSlU0f38
1548Please respect copyright.PENANA6nPqtfzcbA
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.1548Please respect copyright.PENANADw4zeL0cMl
1548Please respect copyright.PENANA9SZLBldAxA
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.1548Please respect copyright.PENANAeWyGpfUv4f
1548Please respect copyright.PENANA8saFaKOGWI
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.1548Please respect copyright.PENANAeW2Mh56fF6
1548Please respect copyright.PENANA9JhYh0PGb6
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.1548Please respect copyright.PENANAgJJgEOvqgP
1548Please respect copyright.PENANAnUevLZhAvf
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.1548Please respect copyright.PENANAHC2u9JNj3K
1548Please respect copyright.PENANAIcyRVRWXZq
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.1548Please respect copyright.PENANAlXavM77lus
1548Please respect copyright.PENANAx1bUyn1Paz
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”1548Please respect copyright.PENANAcyEI0EUu4q
1548Please respect copyright.PENANAllVlkHfbcm
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.1548Please respect copyright.PENANAW7bVIiNx3g
1548Please respect copyright.PENANAETbYOxuKNJ
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.1548Please respect copyright.PENANAxV34GoTINm
1548Please respect copyright.PENANAoBT2YhBqLD
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.1548Please respect copyright.PENANAJi3FDHNeAW
1548Please respect copyright.PENANArR5ODd06gf
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.1548Please respect copyright.PENANAJLeu6UuULZ
1548Please respect copyright.PENANAWDuW92tVVN
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.1548Please respect copyright.PENANAMXCjURHqiN
1548Please respect copyright.PENANAIL3wZToR8d
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.1548Please respect copyright.PENANAk2tRY0BMXE
1548Please respect copyright.PENANAnOIZH08KXc
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.1548Please respect copyright.PENANA1MOy9NxMCF
1548Please respect copyright.PENANAYQR3zxasdk
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.1548Please respect copyright.PENANA95oESkXbgV
1548Please respect copyright.PENANAN2W5cBqNIj
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.1548Please respect copyright.PENANAJumSQg6E7K
1548Please respect copyright.PENANAmRsVmZFxvJ
***1548Please respect copyright.PENANAJNALQIH5D7
1548Please respect copyright.PENANAgLnMY1TGNQ
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”1548Please respect copyright.PENANAyj6WkfPA91
1548Please respect copyright.PENANAjh2MzWpjEa
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.1548Please respect copyright.PENANAGifQ5h0X1f
1548Please respect copyright.PENANAXR7JfNQbSH
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.1548Please respect copyright.PENANAfL4hLLjLDT
1548Please respect copyright.PENANAxTeVy5gQb0
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.1548Please respect copyright.PENANA3I5FpO7uFq
1548Please respect copyright.PENANAPxsHmOaEiz
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.1548Please respect copyright.PENANATOB5VgZMqN
1548Please respect copyright.PENANAf2o0ufqAmR
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.1548Please respect copyright.PENANARXGTLj1JUw
1548Please respect copyright.PENANAU036vXYMQs
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.1548Please respect copyright.PENANAafJ7Pu7MgL
1548Please respect copyright.PENANAl4G0j4zsed
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.1548Please respect copyright.PENANA96HYypRFGX
1548Please respect copyright.PENANA46fUBN6Ib3
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”1548Please respect copyright.PENANAys1E7D7nVI
1548Please respect copyright.PENANARbZvBPORey
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.1548Please respect copyright.PENANAB8hzPg8Oll
1548Please respect copyright.PENANA4bExHXHxe1
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.1548Please respect copyright.PENANABHB5x0FL9T
1548Please respect copyright.PENANAilYl2LVCIg
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.1548Please respect copyright.PENANA7O2lWYl3b8
1548Please respect copyright.PENANAHH03PW2iUa
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.1548Please respect copyright.PENANAjoKWO2EPTX
1548Please respect copyright.PENANALZYUVbYDT0
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.1548Please respect copyright.PENANAZUdNC0cU6t
1548Please respect copyright.PENANA7EvjsJLx4E
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.1548Please respect copyright.PENANApxmX6nwzD8
1548Please respect copyright.PENANAIzUkPpfcAx
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.1548Please respect copyright.PENANAK3CfVPRJM1
1548Please respect copyright.PENANAyDnIwjA1NF
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.1548Please respect copyright.PENANAxxVEXfzXmC
1548Please respect copyright.PENANAOXlgZvdh4p
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”1548Please respect copyright.PENANAJwkz63dEY9
1548Please respect copyright.PENANAyCtiC0urR4
Lagi-lagi aku diam.1548Please respect copyright.PENANAxvaMXGa6fA
1548Please respect copyright.PENANAzHyUUurCGH
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.1548Please respect copyright.PENANAdZ9h2tXfZ7
1548Please respect copyright.PENANAtQsR7kG67i
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.1548Please respect copyright.PENANAAxwnO6R9K1
1548Please respect copyright.PENANAmlKsziB7uZ
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”1548Please respect copyright.PENANAL0WXuElB2U
1548Please respect copyright.PENANALjaeIKv0CP
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”1548Please respect copyright.PENANAPo3z710EtM
1548Please respect copyright.PENANA5PEVYeIUCQ
Aku balik tersenyum. Mengangguk.1548Please respect copyright.PENANA2f6HRTZsVB
1548Please respect copyright.PENANAEs6emzdqPY
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.1548Please respect copyright.PENANAIwwmz6q77d
1548Please respect copyright.PENANAjbhnvFP7WT
“Makasih.”1548Please respect copyright.PENANAfJC3BUng4Y
1548Please respect copyright.PENANApFg5Cewz5X
***1548Please respect copyright.PENANAIuNLmIJKkD
1548Please respect copyright.PENANAC6Idr618UE
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.1548Please respect copyright.PENANACzTYKigINU
1548Please respect copyright.PENANAA6Y9AOXXFQ
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.1548Please respect copyright.PENANAqafb6NZZxo
1548Please respect copyright.PENANA3x39OjTwcB
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.1548Please respect copyright.PENANAdxI5z0axqX
1548Please respect copyright.PENANAnJmB1BsnJu
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.1548Please respect copyright.PENANA1AqBvwAq4r
1548Please respect copyright.PENANAtmRpIOhosv
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.1548Please respect copyright.PENANA9aw9xukE7J
1548Please respect copyright.PENANAEev2zB8Tv3
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.1548Please respect copyright.PENANAmISds718yG
1548Please respect copyright.PENANAyAJExqWgGE
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.1548Please respect copyright.PENANAKLaVD2MXHN
1548Please respect copyright.PENANA9Gi2tjQWzp
Fajar menggeleng.1548Please respect copyright.PENANAbQtCGEerUx
1548Please respect copyright.PENANAeGNjL13kkQ
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.1548Please respect copyright.PENANAKZrZg7IiOF
1548Please respect copyright.PENANAMqPPOz174l
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.1548Please respect copyright.PENANAsHWJ8RYYfH
1548Please respect copyright.PENANAB2GCOpz65Q
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.1548Please respect copyright.PENANAB4p58GGPPU
1548Please respect copyright.PENANAopzmIe8iQr
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.1548Please respect copyright.PENANAqwERaNImUP
1548Please respect copyright.PENANAnoAZWwntVL
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.1548Please respect copyright.PENANAM4m5HN61Ml
1548Please respect copyright.PENANAIbWLaWlotk
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.1548Please respect copyright.PENANAoUnaXxlDer
1548Please respect copyright.PENANAUazELKq2Yx
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.1548Please respect copyright.PENANAM3WKHj1KKN
1548Please respect copyright.PENANAnCHjXB0X50
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.1548Please respect copyright.PENANADLkMwkwkWR
1548Please respect copyright.PENANA0qCCGIT5Kq
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.1548Please respect copyright.PENANA7lJG3wVwDx
1548Please respect copyright.PENANAk2XtcCOM7O
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.1548Please respect copyright.PENANAybFuT7Lkir
1548Please respect copyright.PENANAm47FuEhHft
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.1548Please respect copyright.PENANAZd73YChzSS
1548Please respect copyright.PENANATujWc8hyBi
***1548Please respect copyright.PENANA7iGDzJiEaI
1548Please respect copyright.PENANANLxFQNXvHg
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.1548Please respect copyright.PENANA2Spbc8A1xD
1548Please respect copyright.PENANAtfX0236LxJ
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.1548Please respect copyright.PENANA6B8CF7NOUY
1548Please respect copyright.PENANA0n4etXiOuP
“Langsung mau pulang?” tanyaku.1548Please respect copyright.PENANAvrOp4hsFiE
1548Please respect copyright.PENANAML8BoG3jwX
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.1548Please respect copyright.PENANAxlb4kZ2NIZ
1548Please respect copyright.PENANATQR6NQhRwG
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.1548Please respect copyright.PENANAFSdOyzMDbc
1548Please respect copyright.PENANA4vLHXnGcq7
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.1548Please respect copyright.PENANAKDa8JXTt4n
1548Please respect copyright.PENANAo4lF293Eoh
Aku mengangguk, antusias.1548Please respect copyright.PENANAsVADVlhhsF
1548Please respect copyright.PENANAc34wiwbvq0
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.1548Please respect copyright.PENANAeDvh2GkTpS
1548Please respect copyright.PENANAFqxVD7pnWP
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.1548Please respect copyright.PENANAOnt6DZWQYy
1548Please respect copyright.PENANAwWtivOoJ71
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.1548Please respect copyright.PENANAfDjoIDZ6eq
1548Please respect copyright.PENANAWWMVW3dfkZ
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.1548Please respect copyright.PENANAvDOI4FkNGu
1548Please respect copyright.PENANAQVVyMStWqx
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.1548Please respect copyright.PENANALTC1lCYE7l
1548Please respect copyright.PENANAGIuWBgmUFs
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.1548Please respect copyright.PENANAf4yLGzM9n0
1548Please respect copyright.PENANA81QGMSQ5Cu
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.1548Please respect copyright.PENANALp5fnW4srP
1548Please respect copyright.PENANAbztwaMJpgK
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.1548Please respect copyright.PENANAR05152Ht3b
1548Please respect copyright.PENANAU82f2924de
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.1548Please respect copyright.PENANAY0LGTs5YGR
1548Please respect copyright.PENANAVyzSED0kGP
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.1548Please respect copyright.PENANAtn96BPXxml
1548Please respect copyright.PENANAzo2flRgZC7
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.1548Please respect copyright.PENANATaHEtCkBk6
1548Please respect copyright.PENANAYEecv1fWMC
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.1548Please respect copyright.PENANAvLyX8XjjAW
1548Please respect copyright.PENANAwLNUIVa6pR
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.1548Please respect copyright.PENANA1xKnDfqDEm
1548Please respect copyright.PENANAduIOCLp7aV
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”1548Please respect copyright.PENANAmluNErOOMO
1548Please respect copyright.PENANA1KCfBsaaap
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.1548Please respect copyright.PENANAOR3HPUPZVb
1548Please respect copyright.PENANA33PqMMU8CC
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.1548Please respect copyright.PENANAGUEsb8JgH6
1548Please respect copyright.PENANAJ3zILvln95
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”1548Please respect copyright.PENANAadXNYv3xRa
1548Please respect copyright.PENANA2nj5SbeRBd
Fajar tersenyum dan mengangguk.1548Please respect copyright.PENANAJl1GtwdOoW
1548Please respect copyright.PENANAZ8eHH2JLuk
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.1548Please respect copyright.PENANAEp8UsQks2D
1548Please respect copyright.PENANANJhwFfCp9R
“Makasih,” kataku, pelan.1548Please respect copyright.PENANAnWgRLZLYmj
1548Please respect copyright.PENANAAcpq5I4e3Z
***1548Please respect copyright.PENANAWQAuCL8l46
1548Please respect copyright.PENANAOt7kWThwBc
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.1548Please respect copyright.PENANAgMLzuAmHDb
1548Please respect copyright.PENANAFAvhxFcCGN
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.1548Please respect copyright.PENANA48PzengG7C
1548Please respect copyright.PENANArzzEjfHc3s
“Masih jauh?” tanyaku.1548Please respect copyright.PENANAsv76VTVHAj
1548Please respect copyright.PENANASuLaoX8cKp
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.1548Please respect copyright.PENANAcj096NiBBt
1548Please respect copyright.PENANA99gLmx3chE
Aku mengangguk pelan.1548Please respect copyright.PENANArQRXM2YxhQ
1548Please respect copyright.PENANAXyuH56SVr0
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.1548Please respect copyright.PENANAJFp9g5csTs
1548Please respect copyright.PENANA56QPF4a1wo
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.1548Please respect copyright.PENANAHYPHoyQXvs
1548Please respect copyright.PENANAeyxfqKkgyd
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.1548Please respect copyright.PENANA5OBDSEMU4u
1548Please respect copyright.PENANAGYmvzSJTZy
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.1548Please respect copyright.PENANAVoY55KX29x
1548Please respect copyright.PENANAQcGj4DF3ZX
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.1548Please respect copyright.PENANAmzwfXEpbQW
1548Please respect copyright.PENANAcRvx5vDyoP
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.1548Please respect copyright.PENANAKRWWb7jiRp
1548Please respect copyright.PENANABSjSAbK4Bi
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.1548Please respect copyright.PENANAcORwHQfFnj
1548Please respect copyright.PENANAUbaZw2crgB
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.1548Please respect copyright.PENANAV90lnYtS0G
1548Please respect copyright.PENANA8FxNUMcJ1i
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.1548Please respect copyright.PENANA1nlG99gWTc
1548Please respect copyright.PENANAxCSLUVFTAA
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.1548Please respect copyright.PENANAIUADPvHcfZ
1548Please respect copyright.PENANAjr59HL5EB0
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.1548Please respect copyright.PENANA5TgdCzD8jo
1548Please respect copyright.PENANAwf9zNdhqAV
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.1548Please respect copyright.PENANAaE4dualSdk
1548Please respect copyright.PENANAi0H3cI37T0
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.1548Please respect copyright.PENANAKWyoaNzuyO
1548Please respect copyright.PENANAPgyf4xpQKN
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.1548Please respect copyright.PENANABnWjx6Jr0C
1548Please respect copyright.PENANA2a58rhkT5i
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.1548Please respect copyright.PENANAmz5P43ydT1
1548Please respect copyright.PENANA5QZ5jgFZjr
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
1548Please respect copyright.PENANABMKAfaUE2O
1548Please respect copyright.PENANAOwf3ddjhUj