
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”2487Please respect copyright.PENANAWRnQhTKbIJ
2487Please respect copyright.PENANAvCVSlsWVLJ
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.2487Please respect copyright.PENANAbJmBoireb8
2487Please respect copyright.PENANAFDoY5BIsrm
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.2487Please respect copyright.PENANAdy5xLStnQ7
2487Please respect copyright.PENANA5lruX0pTMi
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.2487Please respect copyright.PENANAGcvP85e6wh
2487Please respect copyright.PENANAefIGWerxaU
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.2487Please respect copyright.PENANADUuV8KO6Lv
2487Please respect copyright.PENANABRg4UBM33v
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.2487Please respect copyright.PENANAbUKquJ210U
2487Please respect copyright.PENANAk0fszQhc6m
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.2487Please respect copyright.PENANAvfsszl7U8y
2487Please respect copyright.PENANAKKOddQ4rSf
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.2487Please respect copyright.PENANAIgJ797WweE
2487Please respect copyright.PENANAbn2mHCdOw6
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.2487Please respect copyright.PENANAVpDwf8vMKd
2487Please respect copyright.PENANAXuneCqm1bQ
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”2487Please respect copyright.PENANAdyhHNdJFtT
2487Please respect copyright.PENANA7lCfSmHXuL
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.2487Please respect copyright.PENANAd6FeIp0kqg
2487Please respect copyright.PENANAyd40mKLbhh
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.2487Please respect copyright.PENANALDJFx9qmCK
2487Please respect copyright.PENANAepr5j6PKrp
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.2487Please respect copyright.PENANA0iiqYGsJLi
2487Please respect copyright.PENANAINwOXenqN6
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.2487Please respect copyright.PENANAtBwNGCSyNT
2487Please respect copyright.PENANAUUzChQoKhA
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.2487Please respect copyright.PENANAN3ubI0ejtn
2487Please respect copyright.PENANAPpq5lbopSm
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 2487Please respect copyright.PENANAWi2AI5RLnw
2487Please respect copyright.PENANAUjc0sX5V6s
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.2487Please respect copyright.PENANA76SliRYFDG
2487Please respect copyright.PENANAZwZHek075f
***2487Please respect copyright.PENANA97jZDQJIMk
2487Please respect copyright.PENANASO22I5NqDg
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.2487Please respect copyright.PENANAO6wG0yNGZy
2487Please respect copyright.PENANALpDJCw2qDo
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.2487Please respect copyright.PENANAK6fUMfXLl5
2487Please respect copyright.PENANAJCMP16vHf7
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.2487Please respect copyright.PENANAem6Imse9KY
2487Please respect copyright.PENANASSxISwDwJa
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.2487Please respect copyright.PENANAJKpqbPt69F
2487Please respect copyright.PENANAYPNX7xkmWg
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.2487Please respect copyright.PENANAjAD7OhiBAz
2487Please respect copyright.PENANAhI7wsiMTPc
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.2487Please respect copyright.PENANAgjyftJLq9Q
2487Please respect copyright.PENANAKGwvBJP1sh
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.2487Please respect copyright.PENANAIpwBdWCOkz
2487Please respect copyright.PENANAo1PhY2Oq16
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”2487Please respect copyright.PENANAQ5R1cnQNHc
2487Please respect copyright.PENANAx1rou8hipQ
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.2487Please respect copyright.PENANAZSBPnLXB1Z
2487Please respect copyright.PENANAnrNLiZdGdD
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.2487Please respect copyright.PENANAGpnoWwrbQc
2487Please respect copyright.PENANAZtx8p1rxJr
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.2487Please respect copyright.PENANAFYQXGbfCOI
2487Please respect copyright.PENANAt3zekrwB4C
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.2487Please respect copyright.PENANANPj5jaQ1jV
2487Please respect copyright.PENANAO4o68g5gow
***2487Please respect copyright.PENANA0jarFqYG7B
2487Please respect copyright.PENANAHqZcR47RW2
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”2487Please respect copyright.PENANAIqo3x1qzLG
2487Please respect copyright.PENANAT2XduFe3gL
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.2487Please respect copyright.PENANAOschAjZseP
2487Please respect copyright.PENANAxXKHLDkFJR
“Tante mau ke toko buku,” kataku.2487Please respect copyright.PENANAjt8iqtSqRv
2487Please respect copyright.PENANAj95OjyWso2
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.2487Please respect copyright.PENANAPiyPhDUhxB
2487Please respect copyright.PENANAPqkikqBKHC
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.2487Please respect copyright.PENANAdNFgB1S7jp
2487Please respect copyright.PENANAzaQW6UVnXu
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.2487Please respect copyright.PENANAacjCiwnfvt
2487Please respect copyright.PENANAXNolI1k41v
“Teras aja, Jar.”2487Please respect copyright.PENANAltmyymILzN
2487Please respect copyright.PENANAWIkmfRA92Z
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.2487Please respect copyright.PENANA6Ja46eAofo
2487Please respect copyright.PENANA5oXDgIr3eN
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”2487Please respect copyright.PENANAxsYwh5xmv1
2487Please respect copyright.PENANAjfJVwSDp2k
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.2487Please respect copyright.PENANAodsUFmlAEW
2487Please respect copyright.PENANAYV5dIe0g7c
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.2487Please respect copyright.PENANAfmVO5aMbkH
2487Please respect copyright.PENANAKUF868ZXlj
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.2487Please respect copyright.PENANAlxe5PYUL4R
2487Please respect copyright.PENANA6DyjxWNKP9
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.2487Please respect copyright.PENANAvG79jfVSbJ
2487Please respect copyright.PENANAyrLxJsIB4n
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.2487Please respect copyright.PENANAS9SsAMWWoK
2487Please respect copyright.PENANA1fiSm5dBtb
“Bi, mana Adit,” kataku.2487Please respect copyright.PENANAfVN1ymczdh
2487Please respect copyright.PENANAiruy1a0bXL
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”2487Please respect copyright.PENANAuQJpBBzWrC
2487Please respect copyright.PENANAf7LMKLoobH
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”2487Please respect copyright.PENANAmUZR7pBHYe
2487Please respect copyright.PENANAtf5oYD2siG
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”2487Please respect copyright.PENANAGyX8QI9qFl
2487Please respect copyright.PENANABzxm3yii1I
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”2487Please respect copyright.PENANAQJ8VVqhwX3
2487Please respect copyright.PENANAF4dC56XeXY
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.2487Please respect copyright.PENANAjb25GnsgLq
2487Please respect copyright.PENANAYg5Qr0PHZZ
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.2487Please respect copyright.PENANAoco7PzT0I4
2487Please respect copyright.PENANA6X9U6bpBPG
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.2487Please respect copyright.PENANAmDf5YXPdoX
2487Please respect copyright.PENANAJzoKSQ5Jlv
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.2487Please respect copyright.PENANASa1RJmEUKT
2487Please respect copyright.PENANABWqdPHWHWJ
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.2487Please respect copyright.PENANAmJ8Zl298Et
2487Please respect copyright.PENANAYNF7gsP8Rg
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.2487Please respect copyright.PENANAksU9F8WWpP
2487Please respect copyright.PENANARaZ0wlefg7
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”2487Please respect copyright.PENANAbpDJBWoDfF
2487Please respect copyright.PENANAVNN30IalSl
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”2487Please respect copyright.PENANAm7LlERBqel
2487Please respect copyright.PENANAX5d6Hp6sen
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”2487Please respect copyright.PENANAgGXMFYe6kT
2487Please respect copyright.PENANA7xmcLQpGmC
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”2487Please respect copyright.PENANA9EJ07ghRe6
2487Please respect copyright.PENANAmlCyziYxeg
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”2487Please respect copyright.PENANA4rztBFIugv
2487Please respect copyright.PENANAjUYjkzSloA
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”2487Please respect copyright.PENANA8wEABtG4s1
2487Please respect copyright.PENANAOGQbuAkmyq
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”2487Please respect copyright.PENANAIIYMzerDaU
2487Please respect copyright.PENANADdoQeRyLfi
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”2487Please respect copyright.PENANAFDeCmslfZe
2487Please respect copyright.PENANALXyQauub85
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.2487Please respect copyright.PENANA8eftC8gjaD
2487Please respect copyright.PENANAo9cHHvlpqn
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.2487Please respect copyright.PENANAOGpdFY0lBT
2487Please respect copyright.PENANAJcgvVuNrxW
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.2487Please respect copyright.PENANAVfsmsosYph
2487Please respect copyright.PENANAZpVwTvtcSi
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.2487Please respect copyright.PENANAEo7CHwkPhc
2487Please respect copyright.PENANARWGKUYlHxf
“Boleh,” kataku agak tersipu.2487Please respect copyright.PENANAJBVFfkJBTs
2487Please respect copyright.PENANAGyrKa9cyzk
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.2487Please respect copyright.PENANADDtJYyrKy2
2487Please respect copyright.PENANADexfFV2nj5
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.2487Please respect copyright.PENANAkWN9cvbC4k
2487Please respect copyright.PENANAJJkcP4AYiq
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.2487Please respect copyright.PENANAyY5bK00bMI
2487Please respect copyright.PENANAIcWD1zjYNg
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu2487Please respect copyright.PENANAdpNzy6vqap
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.2487Please respect copyright.PENANA5lppdebaXa
2487Please respect copyright.PENANA1Vj3GKL6ai
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.2487Please respect copyright.PENANASAc2YepNPW
2487Please respect copyright.PENANAqNUFUyrpGS
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.2487Please respect copyright.PENANAZ8qtBaUNV9
2487Please respect copyright.PENANAZtrFWYVYP6
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.2487Please respect copyright.PENANAfeDfD917uv
2487Please respect copyright.PENANA79JUjMIB6r
“Fajar cinta sama tante.”2487Please respect copyright.PENANAFrRJAKTUwG
2487Please respect copyright.PENANAUxi5vDE3Mt
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”2487Please respect copyright.PENANATN3L0kxgrU
2487Please respect copyright.PENANAZMXs9TwLmO
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.2487Please respect copyright.PENANApzWIrLM3aE
2487Please respect copyright.PENANACobvtW8rjo
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”2487Please respect copyright.PENANAh2pAXz6LDG
2487Please respect copyright.PENANAcbQozFQoGd
“Tante udah punya keluarga, fajar!”2487Please respect copyright.PENANAzUqTiyowzZ
2487Please respect copyright.PENANAT1PYLRBtQZ
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.2487Please respect copyright.PENANA9uqo8OuL3e
2487Please respect copyright.PENANAsiOwF1khir
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.2487Please respect copyright.PENANAhPhA1iq5km
2487Please respect copyright.PENANADsgLkHr3qj
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.2487Please respect copyright.PENANAbAdTyosqwR
2487Please respect copyright.PENANAEx7VD7wK7U
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.2487Please respect copyright.PENANA2QYpUdQawR
2487Please respect copyright.PENANAIsu0iUvg9j
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”2487Please respect copyright.PENANAI8BHeY0zDQ
2487Please respect copyright.PENANAqptunGfffs
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.2487Please respect copyright.PENANAsVt3EcUW7V
2487Please respect copyright.PENANANRIdAPpTYA
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”2487Please respect copyright.PENANAoSzlVudTTj
2487Please respect copyright.PENANA3RqK5YhTQL
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.2487Please respect copyright.PENANAj9cGcJeeXP
2487Please respect copyright.PENANA6JetZ8Sby9
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.2487Please respect copyright.PENANAQNwilsBS96
2487Please respect copyright.PENANAPojms7A16q
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.2487Please respect copyright.PENANADL9CI3pWWf
2487Please respect copyright.PENANAxgoYsZ3CAU
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.2487Please respect copyright.PENANA3jgsgVsg82
2487Please respect copyright.PENANAFESdsdV7Yi
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”2487Please respect copyright.PENANAvqP8udO06G
2487Please respect copyright.PENANAMtFzHXFBhC
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”2487Please respect copyright.PENANAQsVrMWyKYJ
2487Please respect copyright.PENANAYYBGJVpABP
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.2487Please respect copyright.PENANAtwfw3rDuEb
2487Please respect copyright.PENANA41ioWovpal
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.2487Please respect copyright.PENANA1DKnaIclRr
2487Please respect copyright.PENANA2wwFFDgyQ4
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”2487Please respect copyright.PENANAgBMmEaqLWq
2487Please respect copyright.PENANAOqUe25u5fF
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.2487Please respect copyright.PENANAnaa5m0agyZ
2487Please respect copyright.PENANAO8xj2pdDtq
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”2487Please respect copyright.PENANAAGQq7W7Kze
2487Please respect copyright.PENANAZGjyNBGlKO
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”2487Please respect copyright.PENANAWZkD8Dh5AU
2487Please respect copyright.PENANAEc8vQa8OTt
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”2487Please respect copyright.PENANADVMG6aeBWE
2487Please respect copyright.PENANAGQP0JOnKsK
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”2487Please respect copyright.PENANAYOqkzZaLsV
2487Please respect copyright.PENANAsnU5RxxdXU
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.2487Please respect copyright.PENANAcFMrMmpZia
2487Please respect copyright.PENANAKLniCmMogA
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”2487Please respect copyright.PENANA61dcMg8rBN
2487Please respect copyright.PENANAh4KGO3Qdk3
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.2487Please respect copyright.PENANAXJ1ezq9fKT
2487Please respect copyright.PENANAvDEEtYzm7U
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.2487Please respect copyright.PENANAO8jth5bPki
2487Please respect copyright.PENANABNRKn7Hydy
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.2487Please respect copyright.PENANADRfTGN9ADN
2487Please respect copyright.PENANAVc2FLYCC6U
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.2487Please respect copyright.PENANA4uNSa61TY6
2487Please respect copyright.PENANA12l4jGTrgF
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.2487Please respect copyright.PENANAAdSkf1jQRJ
2487Please respect copyright.PENANA1fJjDxMY5O
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.2487Please respect copyright.PENANALYQriiaekP
2487Please respect copyright.PENANAUMDmNsy6pt
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.2487Please respect copyright.PENANAWAGJpm22Ba
2487Please respect copyright.PENANATbdofpc6v4
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.2487Please respect copyright.PENANAZvMxtnfX9P
2487Please respect copyright.PENANAnOvfHCKR5Z
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.2487Please respect copyright.PENANAUWK0CHfXVa
2487Please respect copyright.PENANAQapEcIdNIK
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”2487Please respect copyright.PENANAs2h3kd0wqZ
2487Please respect copyright.PENANAQ9xWtha0u0
Aku menggangguk.2487Please respect copyright.PENANALwKgr77Aj6
2487Please respect copyright.PENANAK4fszRjtfJ
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.2487Please respect copyright.PENANAz10Wr9onDO
2487Please respect copyright.PENANAyHDfzMgtKi
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.2487Please respect copyright.PENANAcfFTFyfFKU
2487Please respect copyright.PENANAvvFr63HmB6
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.2487Please respect copyright.PENANAT5cONchiiF
2487Please respect copyright.PENANAWdPXRNPI6Z
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.2487Please respect copyright.PENANAP6I4wOUTxa
2487Please respect copyright.PENANAjyBkdtm52v
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.2487Please respect copyright.PENANAUOImcM1jwD
2487Please respect copyright.PENANAoIDi0D00F0
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.2487Please respect copyright.PENANALq50SlbXJD
2487Please respect copyright.PENANA0rvuzGGNlv
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”2487Please respect copyright.PENANAzqPbqZxPdW
2487Please respect copyright.PENANAxhqNdVD1IK
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.2487Please respect copyright.PENANAk0Ll0PJzmu
2487Please respect copyright.PENANATz6tqcl9np
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.2487Please respect copyright.PENANAtRmTFyASyg
2487Please respect copyright.PENANAQOSr53q0VY
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”2487Please respect copyright.PENANAckU8GTa43X
2487Please respect copyright.PENANAL7jTLemKiC
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”2487Please respect copyright.PENANAGnNXfWzmdq
2487Please respect copyright.PENANAS8lDMSugKB
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”2487Please respect copyright.PENANAwFsB7Y4rKS
2487Please respect copyright.PENANAEreeLafPmL
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”2487Please respect copyright.PENANA21elylvQDj
2487Please respect copyright.PENANAzuvPlTjHzM
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”2487Please respect copyright.PENANALko70OHJXf
2487Please respect copyright.PENANA8lTuiQ6B9u
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”2487Please respect copyright.PENANAqVz4LI9Scy
2487Please respect copyright.PENANAYFfVRPq2Ch
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”2487Please respect copyright.PENANA1wz268RJmf
2487Please respect copyright.PENANAkbpxD36Ikf
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.2487Please respect copyright.PENANA4hvqJF0ZuJ
2487Please respect copyright.PENANA7M6ad8bLsV
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.2487Please respect copyright.PENANA0zuhmSl9hJ
2487Please respect copyright.PENANArnWBQwQJRf
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.2487Please respect copyright.PENANAAMS6Wyr0ar
2487Please respect copyright.PENANA6t5rAclMDb
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.2487Please respect copyright.PENANAAOZblLiPtZ
2487Please respect copyright.PENANAruOZxFTNrP
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.2487Please respect copyright.PENANAgS0BAhdSq8
2487Please respect copyright.PENANABqSDTQ3MoB
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.2487Please respect copyright.PENANAYwBP2Adu8a
2487Please respect copyright.PENANA1OpWHyw3vm
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,2487Please respect copyright.PENANAkVWYFMOP0E
2487Please respect copyright.PENANA9XbL0rpZoV
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.2487Please respect copyright.PENANAGRMQvnAaeK
2487Please respect copyright.PENANAThTxv7C2jH
“Bentar lagi, tan.”2487Please respect copyright.PENANAvJD6QOJcz4
2487Please respect copyright.PENANAvqFVuoFdrO
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.2487Please respect copyright.PENANAHPWxqAltCu
2487Please respect copyright.PENANAYZ6xk73VY5
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.2487Please respect copyright.PENANAdXDQJocsLJ
2487Please respect copyright.PENANAZU0sSJRX6X
“Jangan,” kataku.2487Please respect copyright.PENANA5QlFLl5woH
2487Please respect copyright.PENANA5KnZZf61Sn
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.2487Please respect copyright.PENANATSOB3LdNNi
2487Please respect copyright.PENANAF1FtLuMXXo
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit2487Please respect copyright.PENANAJZjoljdIvh
2487Please respect copyright.PENANA12tW3ygiiZ
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.2487Please respect copyright.PENANA51L3s33CVG
2487Please respect copyright.PENANATgKeL6GKgB
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.2487Please respect copyright.PENANARMcm60Rbni
2487Please respect copyright.PENANAucdVs0ewwn
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”2487Please respect copyright.PENANACP6bQend1h
2487Please respect copyright.PENANAgyByOLozcC
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.2487Please respect copyright.PENANARosGoch6LS
2487Please respect copyright.PENANA4zBhfHhNFj
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.2487Please respect copyright.PENANAG9lON4h5zW
2487Please respect copyright.PENANAQd2i86N30F
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”2487Please respect copyright.PENANAR7eXZRYbPd
2487Please respect copyright.PENANASoE5269Asw
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.2487Please respect copyright.PENANAszMmbzssri
2487Please respect copyright.PENANAeSJzSHpy22
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”2487Please respect copyright.PENANAs9ea17JMzB
2487Please respect copyright.PENANAagl9gzhaTg
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.2487Please respect copyright.PENANAKrGkomC5uS
2487Please respect copyright.PENANA03LR3k5Y5l
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.2487Please respect copyright.PENANAflSaH9l1oZ
2487Please respect copyright.PENANAfNU5y4D7ct
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.2487Please respect copyright.PENANAup1jILTIEj
2487Please respect copyright.PENANAdd8YGurpc6
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.2487Please respect copyright.PENANA6IWu0YnTsz
2487Please respect copyright.PENANAO8yMdX7XpL
***2487Please respect copyright.PENANAVdek4dCzNO
2487Please respect copyright.PENANAIzMB6yd2di
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.2487Please respect copyright.PENANAump0dOcYDl
2487Please respect copyright.PENANAxwjIHb9Rmz
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.2487Please respect copyright.PENANAOsdtPPAe9s
2487Please respect copyright.PENANAc4elHCIshJ
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.2487Please respect copyright.PENANA29pS73lX5h
2487Please respect copyright.PENANARWdHlMsR7D
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.2487Please respect copyright.PENANA4E8WIi2FlR
2487Please respect copyright.PENANAVl2KNdEWYr
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.2487Please respect copyright.PENANAn3zx3n1Lsj
2487Please respect copyright.PENANAtJFYVvKEtm
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.2487Please respect copyright.PENANAVcDQtIwXEj
2487Please respect copyright.PENANArnQHeFwbvy
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?2487Please respect copyright.PENANAyJnJF3wLit
2487Please respect copyright.PENANAffQtN0AfIa
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.2487Please respect copyright.PENANAH4kz1XKi9i
2487Please respect copyright.PENANA0h8W3anvFj
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.2487Please respect copyright.PENANA3OK92BZQ0V
2487Please respect copyright.PENANA5xKVpu8aLg
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.2487Please respect copyright.PENANAsTDEdkXSu8
2487Please respect copyright.PENANATSFjMqh38L
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.2487Please respect copyright.PENANAp3H1SWAqXR
2487Please respect copyright.PENANAEsVRkfpeX5
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”2487Please respect copyright.PENANApdrYqPKvgO
2487Please respect copyright.PENANA7LcF3CNRFO
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”2487Please respect copyright.PENANAsYGfeg4eqp
2487Please respect copyright.PENANA1l6Fz5C2ZA
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.2487Please respect copyright.PENANAJxkFiI3901
2487Please respect copyright.PENANAAowN7k1Jwc
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.2487Please respect copyright.PENANAPirytsZtQ2
2487Please respect copyright.PENANAvF0ECVAlEP
“Engga boleh!”2487Please respect copyright.PENANAjCU1X4Tdxt
2487Please respect copyright.PENANAHcNlUspbFq
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”2487Please respect copyright.PENANA45GahLrQ3d
2487Please respect copyright.PENANAevIJkd5fwu
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”2487Please respect copyright.PENANAbu48Dhx4fN
2487Please respect copyright.PENANAe0BxcW4KtJ
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.2487Please respect copyright.PENANAExekXOn13R
2487Please respect copyright.PENANA89ZjZrPsFf
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.2487Please respect copyright.PENANAYxNfEUgnU2
2487Please respect copyright.PENANApP7B1f7ksA
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.2487Please respect copyright.PENANAwjHYPslSoP
2487Please respect copyright.PENANAthVybS3zRz
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.2487Please respect copyright.PENANA3CRJsBcltp
2487Please respect copyright.PENANAE26VVSRWcR
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.2487Please respect copyright.PENANATXnJazfjoO
2487Please respect copyright.PENANAbi6C1aMFml
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.2487Please respect copyright.PENANAIdEL4Pxvi8
2487Please respect copyright.PENANAvqP1PwApaD
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.2487Please respect copyright.PENANAEyLWGY2YAK
2487Please respect copyright.PENANAVV2t2KpSHD
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.2487Please respect copyright.PENANAPPyGy5XiMP
2487Please respect copyright.PENANAERzFqosGyM
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.2487Please respect copyright.PENANAdTL7yBaCM1
2487Please respect copyright.PENANAuu8OtVGm27
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.2487Please respect copyright.PENANA0c8tBIOEG5
2487Please respect copyright.PENANAYNe44lsmpI
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.2487Please respect copyright.PENANAziSLu2ebC4
2487Please respect copyright.PENANAqC0BNrUDFI
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.2487Please respect copyright.PENANA3tVXAKzsJG
2487Please respect copyright.PENANAAQflk31WJ9
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.2487Please respect copyright.PENANA1wnKN0VPkj
2487Please respect copyright.PENANAovn5tCBZwa
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.2487Please respect copyright.PENANAZUXZ7Mfj7F
2487Please respect copyright.PENANAdZp6X3xLDb
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”2487Please respect copyright.PENANAZ6oMCec7au
2487Please respect copyright.PENANAxOXMVbB83v
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.2487Please respect copyright.PENANAeia7fx9Wr2
2487Please respect copyright.PENANAIGeC1g1usu
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.2487Please respect copyright.PENANAP86esxRpVO
2487Please respect copyright.PENANAWWcIfyvLL0
Terdengar suara Adzan berkumandang.2487Please respect copyright.PENANAimJLLEsDla
2487Please respect copyright.PENANAQKUuPZl0GJ
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
2487Please respect copyright.PENANAxhzotIc7CE