
# 4 Sentuhan demi sentuhan
3455Please respect copyright.PENANA8D6TbAby2i
Pukul 18.28, setelah melaksanakan ibadah solat magrib, aku lekas kembali menuju ruang tamu, tapi tidak terlihat Fajar di sana. Aku membentangkan pandanganku ke seluruh penjuru ruang, mencari keberadaan remaja itu. Mungkin dia lagi keluar, pikirku. Kemudian aku beranjak menuju dapur dan memasak untuk makan malam.3455Please respect copyright.PENANAPGMBcw2wpw
3455Please respect copyright.PENANAXLmgwp9CTi
Aku mengambil dua potong ayam dan meletakkannya di satu piring. minyak sudah terlebih dahulu ku panaskan. Tak lama kemudian, gemercik minyak terdengar Meletus-melutus. Kumasukkan satu persatu sepotong ayam, lalu membolak-balik-nya dengan hati-hati.3455Please respect copyright.PENANAbAFmOzb93c
3455Please respect copyright.PENANAxuGNp2m6MO
Tiba-tiba aku merasakan tangan yang melingkar di pinggangku. Lalu terdengar bisik yang membuat bulu kuduk ku merinding, “Cie masak buat Fajar.” Aku menoleh ke belakang sekilas, lalu kembali fokus memasak dan membiarkan Fajar memelukku.3455Please respect copyright.PENANAW57CWrcqxq
3455Please respect copyright.PENANAc5eJcIgXPU
Aku terus membolak-balik-kan ayam, sementara Fajar terus memelukku dan sesekali mencium pipiku. Tapi, lama-kelamaan aku bisa merasakan kemaluan Fajar yang bergesekan dengan pantatku.3455Please respect copyright.PENANA6d1wp33LST
3455Please respect copyright.PENANA6r3WvjGJw2
“Jar, Ih, tante lagi masak,” kataku.3455Please respect copyright.PENANAifvhPSiVlN
3455Please respect copyright.PENANA2lgB0YAqEn
Fajar malah terkekeh, “Badan tante semok banget,” bisiknya di telingaku.3455Please respect copyright.PENANAYx9VmDJ4XC
3455Please respect copyright.PENANAShzrEfnZYS
Jujur saja aku merasa bangga apabila di puji seperti itu. Harus ku akui bahwa tubuhku lumayan berisi, hanya saja cara berpakaian ku yang agamis yang membuat lekuk tubuhku tertutupi.3455Please respect copyright.PENANAicqTlrSkda
3455Please respect copyright.PENANA7UzhGLeyVe
Aku menggeser tubuhku dan meraih dua piring di selorok atas. “Jar, udahan,” kataku lagi.3455Please respect copyright.PENANAY5kfnG4EaL
3455Please respect copyright.PENANASHhRUSuUtb
Fajar beranjak menjauh lalu duduk di meja makan. Kemudian aku meletakan satu persatu ayam di kedua piring, dan mengambil nasi di kosmos samping. Aku melangkah ke meja makan dengan dua piring di kedua tanganku.3455Please respect copyright.PENANAPnnsFRGls0
3455Please respect copyright.PENANA4XwjbNMZUO
“Ayo, makan,” kataku sambil meletakan satu piring di hadapannya.3455Please respect copyright.PENANAjqU4fEli1c
3455Please respect copyright.PENANAzEZRvLCCuJ
Fajar malah tersenyum menatapku. Aku memicingkan mata dan menatapnya kembali. “Kenapa?” kataku agak garang.3455Please respect copyright.PENANAHAi03aZckJ
3455Please respect copyright.PENANA6fnUdey2e4
Fajar terkekeh. “Tante imut banget.”3455Please respect copyright.PENANAKTO8BVMLKu
3455Please respect copyright.PENANAcZH7TJHeEc
Sontak kedua pipiku merona. Remaja itu selalu saja menggombal. “Udah-udah, makan, nanti ngomongnya.”3455Please respect copyright.PENANAZVkQBJSLGX
3455Please respect copyright.PENANAeHiIYoFNEe
“iya, sayang,” kata Fajar.3455Please respect copyright.PENANAuG2sAB3XWA
3455Please respect copyright.PENANAI9kFEzJsCd
Aku semakin merona. Panggilan sayang yang diucapaknnya mampu membuat degup jantungku tak karuan. Kemudian, kami menyantap makanan masing-masing. Suara sendok dan piring menjamu keheningan.3455Please respect copyright.PENANAbx0jCzBjHU
3455Please respect copyright.PENANAIXSSXYSUg9
Tidak lama kemudian lauk habis tak tersisa. Aku menuangkan air di gelasku dan Fajar dan meminumnya.3455Please respect copyright.PENANAHThjwn81VX
3455Please respect copyright.PENANAyFgnvpxyOT
Fajar beranjak berdiri. “Main ps yuk tan di kamar Adit,” ajaknya.3455Please respect copyright.PENANAz4WEGLJTq4
3455Please respect copyright.PENANAZ7bVF3FxzP
Aku menggeleng. “Bosan, ih.”3455Please respect copyright.PENANAWlS7K20beH
3455Please respect copyright.PENANACtCwdy9xts
“Ngobrol aja di ruang tamu.”3455Please respect copyright.PENANA1VoFYAIQd8
3455Please respect copyright.PENANAshPUylFFO3
Aku mengganguk lalu melangkah di belakangnya. Kami duduk bersampingan di sofa. Seperti biasa Fajar melingkarkan tangannya di bahuku. Aku merasa sudah biasa atas perlakuannya yang manja seperti ini.3455Please respect copyright.PENANAZH1pGlrW2I
3455Please respect copyright.PENANAGN67hju93y
“Mau ngopi lagi, Jar?” tanyaku.3455Please respect copyright.PENANAGL6RAp6mdZ
3455Please respect copyright.PENANAhiUMh8Bchl
Fajar menggangguk. Aku hendak bangkit, tapi kemudian ia menahan lenganku. “Fajar aja yang bikin, tan.” Katanya.3455Please respect copyright.PENANADKVYGaBFD8
3455Please respect copyright.PENANAd19Hb7vQn9
Aku tersenyum dan mengganguk. Lantas Fajar berdiri dan berjalan menuju dapur. Ada perasaan hangat ketika aku melihat punggungnya, sebuah perasaan yang sedikit bisa ku jelaskan, bahwa itu adalah percikan cinta yang timbul di hatiku.3455Please respect copyright.PENANAZ9PIUF3pn3
3455Please respect copyright.PENANAQMg2QBPRVM
Ya, aku mecintainya, tapi aku juga mencintai semuaku. Memang kontradiktif, tapi itu apaadanya. Mungkin jika orangtuaku mengetahui yang kuperbuat sekarang pastilah mereka akan memukulku sebab yang kulakukan adalah dosa yang besar, berselingkuh sekligus berzina.3455Please respect copyright.PENANAjaHVeLmgwv
3455Please respect copyright.PENANAmkBX32VZCJ
Selain itu, aku juga merasa teramat bersalah kepada suamiku. Tapi, entah kenapa, hasrat untuk bersama Fajar lebih kuat daripada dosa. Aku sedikit bingung, tak pernah sebelumnya aku melakukan hal seperti ini. Pun, aku terdidik dari kalangan yang agamis yang selalu mengajarkan moral dan etika sesuai agama.3455Please respect copyright.PENANAHOA7gwsCnE
3455Please respect copyright.PENANAOojIRsarJD
Semoga tuhan bisa memaafkan apa yang kuperbuat, mau bagaimanapun juga, aku masih percaya kepada-Nya, meskipun aku melakukan tindakan yang dilarangnya.3455Please respect copyright.PENANABoK33iakBS
3455Please respect copyright.PENANAVPy6obye2C
Fajar datang dengan dua cangkir gelas yang ia pegang dengan kedua jari jempol dan telunjuknya. Ia duduk di sampingku sambil meletekan kopi. Aku memandanginya, alisnya tebal bagai bulu buruang, hidungnya mancung, tubuhnya tegap, yang membuatku kagum adalah rahangnya yang tampak mengeras. Kupikir pastilah ia sering berolahraga.3455Please respect copyright.PENANAKfx5uXDfEf
3455Please respect copyright.PENANAW8PIr4h9lJ
Kalau aku sendiri memiliki tubuh yang bagiku lumayan ideal. Tidak gemuk dan juga tidak kurus. Mata bidadari, begitulah Abiku sering berkata, sebab bola mataku besar. Hidungku sedikit mancung walaupun tak semancung Fajar. Aku sedikit bermasalah di tinggi badan, bukan berarti aku pendek. Untuk ukuran perempuan bisa dibilang tinggi rata-rata perempuan Indonesia.3455Please respect copyright.PENANAVpeAqEdqG6
3455Please respect copyright.PENANAe3uyl1ZmiE
Kulitku putih, sejak SMA aku memang sering merawat wajahku, tak heran jika dahulu banyak lelaki yang mendekatiku dengan berbagai cara, ada yang dengan cara memamerkan hartanya, ada juga yang hanya bermodal tampang, tapi tak satupun kupilih, lagian masa-masa SMA aku tidak tertarik untuk pacaran. Dosa.3455Please respect copyright.PENANAucZOpfOPsy
3455Please respect copyright.PENANALU6bCXUifo
Aku menyesap kopiku sambil memejamkan mata. Kopi memang sahabat terbaik di segala keadaan. Ketika bahagia, sedih, gunda, kadang semua itu bisa diatasi dengan secangkir kopi, atau saat sedang berselingkuh seperti yang kulakukan sekarang ini.3455Please respect copyright.PENANAtyeNace9h8
3455Please respect copyright.PENANApnYvdBX8ig
“Tan, besok jalan-jalan, yuk.” Fajar membuka obrolan.3455Please respect copyright.PENANAMi6seTiamY
3455Please respect copyright.PENANA58nsYkiTO0
“Ke mana?”3455Please respect copyright.PENANAJUFyjnsgTq
3455Please respect copyright.PENANAMVuTEKpWQP
Fajar terlihat berpikir. “Tante mau ke mana?”3455Please respect copyright.PENANANJQ0dVbdYX
3455Please respect copyright.PENANAp71uPNjDEW
“Tante ikut aja, sih.”3455Please respect copyright.PENANAbYZ6zUNHsV
3455Please respect copyright.PENANAgfyDOTmkbw
“Tapi temenin Fajar ke gereja bentar, ya?”3455Please respect copyright.PENANApArlIVDB2r
3455Please respect copyright.PENANAdM4j4bEkGv
Ludah berhenti di teggoralkan. Aku melupakan sesuatu, kalau Fajar tidak beragama islam. Selintas aku merasakan ketidaknyaman.3455Please respect copyright.PENANAVvpIff4YD2
3455Please respect copyright.PENANAatJrnFqxGb
“Tan?” tanyanya lagi.3455Please respect copyright.PENANA3REpvcGh5z
3455Please respect copyright.PENANAt0LCqPEFx7
Aku ragu untuk menjawab iya.3455Please respect copyright.PENANAQQPsLvQFM1
3455Please respect copyright.PENANAyT6uLKRG7l
“Gimana, Tan?” ia terus bertanya.3455Please respect copyright.PENANAXoXGMcPIV2
3455Please respect copyright.PENANA8V3dgozDQ4
Aku menghela nafas sebelum memutuskan. “Tapi tante di mobil aja, ya. Engga sampe masuk,” kataku. Mau bagaimanapun aku tetap memiliki keyakinan tersendiri. Begitupun Fajar, perbedaan agama di antara kami tidak membuatku harus memaksakan kehendakku dan sebaliknya.3455Please respect copyright.PENANAHZjNaZxN5j
3455Please respect copyright.PENANAQYjPiWr1vg
Fajar tersenyum. “Iya tante sayang.”3455Please respect copyright.PENANAxm2s2msvHb
3455Please respect copyright.PENANAateFuV4T7E
Lalu kami jatuh dalam sebuah obrolan yang panjang, selama mengobrol aku bisa merasakan kehangatan pada suaranya. suara yang sedikit berat. Terlebih ekspresinya ketika berbicara, seperti aku berada di pandang rumput yang luas dengan sepoi-sepoi angin. Di tambah dengan tuturnya yang begitu lembut.3455Please respect copyright.PENANAnfPknTLhJC
3455Please respect copyright.PENANAvZh4shhKAF
Selama mengobrol aku senyam-senyum sendiri, antara kagum dan juga heran. Heran mengapa remaja setampan Fajar bisa-bisa-nya jatuh cinta kepadaku. Padahal perbedaan usia kami terpaut jauh.3455Please respect copyright.PENANAyCIWgWou7E
3455Please respect copyright.PENANAMfctFv48Vf
Lambat laun semakin malam. Aku sempat terlena untuk melaksanakan Solat Isya. Ketika aku hendak bangkit, Fajar menahan lenganku dan bilang, Nanti aja, Tan, ngobrol dulu, lagian tenggat waktu solat isya panjang.3455Please respect copyright.PENANAsnANgEjhEZ
3455Please respect copyright.PENANA6BETNNFuvI
Entah kenapa aku mengiyakan dan duduk kembali. Tak seperti biasanya, biasanya saat adzan berkumandang, aku segera menunaikan ibadah.3455Please respect copyright.PENANAi1ED984Ywf
3455Please respect copyright.PENANArZ7EiWCyo8
Lalu, kami kembali jatuh dalam obrolan. Fajar bercerita bahwa dia butuh waktu tiga bulan untuk menabung dan membelikan cicin yang terlingkar di jari manisku. Aku sempat untuk mengembalikannya, merasa tidak enak. Tapi Fajar mencegahku dan bilang, pemberian gak bisa ambil kembali. Fajar juga menambahkan bahwa aku harus terus memakai cincin pemberiannya. Lalu aku bilang, kalau suamiku tau gimana? Fajar menjelaskan, bilang aja kalau aku beli sendiri. Aku mengiyakan saja.3455Please respect copyright.PENANAOPrY9APRKS
3455Please respect copyright.PENANAWB198ZgNPm
Malam semakin menyalak. Kami terus bersatu dalam obrolan. Sesekali Fajar mencium pipiku, sesekali juga ia mengendus area ketiakku. Perlahan aku mulai terbiasa. Kami tampak seperti pasangan suami-istri, di tambah dengan keadaan rumahku yang menyisakan kami berdua. Saksi daripada perselingkuhanku.3455Please respect copyright.PENANAlJGrW7gppn
3455Please respect copyright.PENANAGShbFKvIdo
Aku melirik jam dinding, pukul 22.01, biasanya jam segini aku sudah berada dalam mimpi. Tapi, mengobrol dengan Fajar terasa begitu mengasikan, maka kuputuskan untuk tidur agak lama dari biasanya.3455Please respect copyright.PENANAiMmrmlZpI1
3455Please respect copyright.PENANAZ54v20IJWj
Kami membahas banyak hal, mulai dari masa kecil Fajar yang ada kaitan denganku. Yang tentu saja langsung kucerca dengan beragam pertanyaan. Aku mengetahui sesuatu bahwa Fajar sudah menyimpan perasaan denganku sejak di bangku SMP. Aku sempat tertawa sebab bagaimana bisa anak SMP jatuh cinta kepada ibu rumah tangga sepertiku ini.3455Please respect copyright.PENANAmFdxEkcb8d
3455Please respect copyright.PENANA471n4hHT2f
Aku juga bercerita bahwa aku menyukainya baru-baru ini. Dia bertanya kenapa aku menyukainya. Kujelaskan kalau aku merasa nyaman berada bersamanya, merasa diperlakukan dengan mesra. Fajar tersenyum dan kemudian kembali mengendus ketiakku. Remaja itu sungguh menyukai ketiakku.3455Please respect copyright.PENANAvgeyNbfdje
3455Please respect copyright.PENANATN03nsVvDR
Menjelang pukul 23.00, aku menyudahi aktivitas berbincang kami dan bangkit.3455Please respect copyright.PENANAINkk5Ov3jA
3455Please respect copyright.PENANAiNN3toLTL6
“Tante mau tidur dulu,” kataku kepadanya.3455Please respect copyright.PENANAniNCdz0gf7
3455Please respect copyright.PENANAm1T4WVuaM4
Terlihat wajahnya yang nampak kecewa. Aku terkekeh. “Besok lanjut lagi.”3455Please respect copyright.PENANAP5HpI6igKs
3455Please respect copyright.PENANAVnhN7v5U7C
“Tidur di sini aja, tan,” katanya. “Fajar janji deh gak macem-macem.” ia mengangkat kedua telapak tangannya setinggi kepala.3455Please respect copyright.PENANA7OHHVY0CTB
3455Please respect copyright.PENANALxH3axbLjU
“Tante gak bisa tidur di sofa,” kataku.3455Please respect copyright.PENANAT9cxy7yo7V
3455Please respect copyright.PENANApkDhQNkDBi
Fajar mendengus, kemudian bangkit dan mendekat ke arahku. “Boleh cium bibir?” tanyanya.3455Please respect copyright.PENANAGcPHDSQnLP
3455Please respect copyright.PENANAFHY3riluU0
Aku mengangguk pelan dan memejamkan mata. Kemudian, Terasa bibirnya menyentuh bibirku. Kali ini tidak ada lumatan, murni bibir ketemu bibir.3455Please respect copyright.PENANAG1sND2Isu7
3455Please respect copyright.PENANAXdcAImsgoW
“Selamat malam, Tan.” Fajar tersenyum ramah.3455Please respect copyright.PENANAngR0uR1CEY
3455Please respect copyright.PENANAJ3jBeCYN96
“malam juga, Jar.” Aku berbalik dan melangkah menuju kamarku. Sepanjang langkah, hatiku berbunga-bunga bagai mawar di taman para suci.3455Please respect copyright.PENANAvhdwOj5Jvi
3455Please respect copyright.PENANAqIAJ1l1dww
***3455Please respect copyright.PENANAFM5cBWKF7f
3455Please respect copyright.PENANAMpXfd2IV39
Minggu pagi menyapa dengan semburat cahaya. Aku terlihat cantik pagi ini, dengan gamis pink dan balutan hijab lebar yang menutupi kedua buah dadaku. Aku berdandan secukupnya, memoles bibir dan memberi sedikit taburan make-up di wajahku. Begitupun Fajar, dia tampak tampan dengan kaos hitam dan celana jeans panjang. Aku sengaja menyuruhnya memakai pakaian anakku, sebab, waktu kami berbincang semalam ia hendak untuk pulang dan mengambil baju ganti, karena sudah larut, aku cegah.3455Please respect copyright.PENANA7RSGdSeD0S
3455Please respect copyright.PENANABXrIkxFZT9
Sebelum berangkat pergi, seperti biasa aku dan ia ngopi terlebih dahulu di ruang tamu. Jam dinding menunjuk pukul 08.00, masih terlalu pagi untuk menuju gereja.3455Please respect copyright.PENANAJog1Cb1gli
3455Please respect copyright.PENANAV8gvdp9szx
“Tante gak risih, kan? kalau ke gereja bareng Fajar?” tanyanya dengan kaki yang tersilang.3455Please respect copyright.PENANARIgTx0WxqF
3455Please respect copyright.PENANAsOmvlghbBN
“Dikit,” kataku jujur. “Kamu gak bisa apa balik kaya dulu?”3455Please respect copyright.PENANAMX5sVCeysA
3455Please respect copyright.PENANA3OSu5CRvBQ
Tentu saja Fajar mengerti apa yang kumaksud. Ia menggeleng, “Tante aja yang ikut aku, mau?”3455Please respect copyright.PENANA0EUEeI0Syp
3455Please respect copyright.PENANAJoMeQgGCSO
Sontak aku memukul pelan bahunya. “Apaan sih, Jar!”3455Please respect copyright.PENANAs8drBaOq6l
3455Please respect copyright.PENANAr3RQeDkl1l
Fajar malah tertawa. “Bercanda, tan,” katanya sambil mengelus kepalaku. “Tapi kalau mau serius juga boleh.”3455Please respect copyright.PENANADulp42eT01
3455Please respect copyright.PENANA1kIpYy79qD
“Udah-udah,” kataku mencegah obrolan agar tidak berlanjut ke sembarang arah. “Ngobrol yang lain aja.”3455Please respect copyright.PENANAkxcAGZbqIj
3455Please respect copyright.PENANAQUe2q4RJsJ
Fajar berdehem. “Mau dinyanyiin lagi, Tan?”3455Please respect copyright.PENANApJntQ6vuRx
3455Please respect copyright.PENANACri4jSO4O0
Aku menggangguk antusias.3455Please respect copyright.PENANAOKxdVNb3cQ
3455Please respect copyright.PENANAjanzAPeigM
“Bentar.” Fajar beranjak berdiri dan melangkah menuju kamar anakku, lalu kembali duduk di sampingku dengan gitar di pangkuannya.3455Please respect copyright.PENANAnSsCnwnEBm
3455Please respect copyright.PENANAHxL6oeibF0
“Mau lagu apa? Tan?” Fajar membenarkan posisinya menghadapku, begitupun aku.3455Please respect copyright.PENANAJmVJqr8RfX
3455Please respect copyright.PENANAjIwnf4RLwB
Aku berfikir sejenak, lalu berkata, “Hujan di mimpi?”3455Please respect copyright.PENANASShEZLveBJ
3455Please respect copyright.PENANAGyukgBfF2Z
“Tante yang nyanyi, Fajar yang main gitarnya. Oke?”3455Please respect copyright.PENANA2i3z7fgirz
3455Please respect copyright.PENANAae9pAXCHBd
Aku mengangguk. Perlahan terdengar petikan senar yang begitu indah, setiap nada saling melengkapi. Petikannya bervariasi dalam chord B. Kemudian Fajar menatapku. Aku mengerti.3455Please respect copyright.PENANA3UovR5yfPv
3455Please respect copyright.PENANAUlrQv1UhZa
“Semesta bicara tanpa suara, semesta ia kadang buta aksara. Sepi itu indah, percayalah. membisu itu anugrah.” Aku bernyanyi mengikuti irama dawai yang ia petik.3455Please respect copyright.PENANAGb3lagyspe
3455Please respect copyright.PENANAW4nvfTAltY
“Seperti hadirmu di kala gempa, jujur dan tanpa bersandiwara. Teduhnya seperti hujan di mimpi, berdua kita berlari.” Aku memejamkan mata, menikmati setiap note-note yang berhamburan di ruang tamu.3455Please respect copyright.PENANAzccJfzRspg
3455Please respect copyright.PENANAaddCmQkuDD
“Semesta bergulir tak kenal aral. Seperti langkahmu menuju kaki langit. Seperti genangan akankah bertahan. Atau perlahan menjadi lautan.” Aku terus bernyanyi dengan senyum yang tak pudar menatapnya. Mata kami saling bertemu dan memancarkan sebuah cinta. Saling menggenggam dalam kesatuan nada, irama, dan tempo.3455Please respect copyright.PENANAW8DWEzE39V
3455Please respect copyright.PENANAzpXzif12fM
Petikannya kembali mengisi ruang di antara kami. Romansa menyentak bagai kekasih yang akan selalu abadi. Pada binar matanya aku melihat sebuah ketulusan, pada jemarinya aku bisa melihat note-note cinta yang beterbangan, membentuk sebuah lagu cinta. Lalu, ia mengakhiri permainan gitarnya dengan genjrengan cantik dalam chord B.3455Please respect copyright.PENANAIReXtT46Qg
3455Please respect copyright.PENANACarFrEjRrF
Kemudian ia rebahkan gitar di sampingnya dan meraih tanganku. Bola matanya seakan ingin mengatakan sesuatu yang tercekat, yang tak bisa ia katakana.3455Please respect copyright.PENANAttoq7QN42G
3455Please respect copyright.PENANAAcFFp1gprF
“Kenapa?” tanyaku.3455Please respect copyright.PENANA85nkKwbt9W
3455Please respect copyright.PENANAwts5RDDDfy
Ia tak menjawab melainkan tersenyum. Aku menatapnya bingung. “kenapa?” tanyaku lagi.3455Please respect copyright.PENANAl5dLQBsnvN
3455Please respect copyright.PENANAhsfFcCQ95s
Ia malah bangkit. “Yuk, Tan. Udah pukul Sembilan, nih.”3455Please respect copyright.PENANA4jLGt620rA
3455Please respect copyright.PENANACNzIsvhzMJ
Aku melirik jam dinding dan bangkit. Kemudian kami melangkah keluar. Masuk ke dalam mobil. Ketika mobil menyala, Fajar menoleh ke arahku, dan bertanya. “Malam ini? boleh tidur bareng?”3455Please respect copyright.PENANA9GZnIa6zze
3455Please respect copyright.PENANAdklaKeaSaE
Aku tertegun. “Liat nanti, ya,” kataku ragu.3455Please respect copyright.PENANAdH7x5LXKQP
3455Please respect copyright.PENANAGdXUh5gfHz
Fajar tidak berkata lagi. Perlahan mobil yang kami kendarai berjalan keluar halaman, melewati setiap rumah dan menghambur di jalanan raya.3455Please respect copyright.PENANA3WeBOclg0K
3455Please respect copyright.PENANAednT5lgLqd
***3455Please respect copyright.PENANAgN7lEXwNvC
3455Please respect copyright.PENANAYVcE75SEFB
Sesampainya di Gereja, Fajar memarkirkan mobil di antara hempitan mobil lain. Gereja tampak ramai, di pintu masuk berhamburan orang-orang yang akan menunaikan ibadah.3455Please respect copyright.PENANAhsQ7LdXvPy
3455Please respect copyright.PENANAVLRQk8tnWJ
“Tunggu bentar ya, tan,” Kata Fajar sambil mematikan mobil.3455Please respect copyright.PENANApYkbDMtxMD
3455Please respect copyright.PENANAS8o3bWWO4L
Aku menggangguk. Fajar membuka pintu mobil dan keluar. Dari kaca mobil aku bisa melihat ia masuk bersama yang lainnya. Jujur saja, ini kali pertama bagiku berada di gereja, walaupun hanya sekedar di halamannya.3455Please respect copyright.PENANAvYA8oYLBO5
3455Please respect copyright.PENANANTUKWDYLwQ
Gereja ini berbentuk seperti rumah pada umumnya, hanya saja di bagian atasnya terdapat tanda salib. Dengan sepasang bangku lebar dan meja yang menjadi penengah, di samping pintu. Halaman termasuk luas. Di atas atap, terdapat menara tinggi yang ujungnya berbentuk setiga dengan aluminium yang berbentuk salib dipuncak menara.3455Please respect copyright.PENANALpJjTmLeyD
3455Please respect copyright.PENANAf53WKtVbLX
Sewaktu aku kecil, aku diajarkan Abiku (Ayah) untuk selalu menghargai perbedaan agama. Masuk ke dalam tempat ibadah umat lain engga apa-apa, mbak, asalkan keyakinan kita tetap sama Allah, begitulah Abiku sering berkata.3455Please respect copyright.PENANAROQB9Hq2ty
3455Please respect copyright.PENANAdBEtwH0rwQ
Perlahan terdengar suara mikrofon melengking, di susul dengan suara seorang pria berkhotbah. Sambil menunggu Fajar, aku berkutat dengan ponselku.3455Please respect copyright.PENANAtrln0JpUZw
3455Please respect copyright.PENANA06yrdSliG8
Tiga puluh menit berlalu, Terlihat orang-orang berhamburan keluar Gereja. Aku memandangi kerumunan, mencari apakah Fajar ada di antara kerumunan itu. Tapi, tak kunjung kutemukan ia. Mungkin ia masih berdoa, pikirku. Lalu, aku berselancar kembali di media sosial. Menit berlalu, aku semakin bosan sebab Fajar tak kunjung keluar.3455Please respect copyright.PENANA6lLHwOnREh
3455Please respect copyright.PENANA4SaCGLwv6A
Tak lama kemudian, sosok yang kucari keluar dari pintu, tapi ia tidak sendirian. Ia bersama seorang pria tua yang pekiraanku berumur enam puluh tahunan, pria tua itu menggunakan jubah hitam dengan kalung salib yang melingkar di lehernya, yang kuyakini pastilah ia pendeta.3455Please respect copyright.PENANAHH8UNRN4Bd
3455Please respect copyright.PENANAmfKASHzX8H
Fajar tidak lekas kembali masuk mobil, ia bersama pendeta itu duduk di satu meja samping pintu, berhadapan. Dari dalam mobil, aku memandangi mereka yang sedang bercakap-cakap. Sesekali pendeta itu memukul pelan bahu Fajar sambil tertawa, pastilah perbincangan mereka asik sekali.3455Please respect copyright.PENANAL3FSheBTlq
3455Please respect copyright.PENANAcIYgzZaNPM
Maka, aku memilih untuk menunggu lagi. Aku memaklumi, mungkin hanya hari minggu saja Fajar bisa berbincang ria dengan pendeta itu.3455Please respect copyright.PENANAHJTX6u71qe
3455Please respect copyright.PENANAiMRa6zD7WH
15 menit berlalu. Fajar tidak hengkang atau menyudahi obrolan, malahan mereka semakin asik mengobrol. Aku yang memandangi mereka hanya bisa mendengus. Aku benci sekali jika menunggu, dan Fajar membuatku menunggu selama satu jam lebih.3455Please respect copyright.PENANA2IHn6itQdK
3455Please respect copyright.PENANAsVu2qUTf0z
Tak lama dari itu, mereka berdua menoleh ke arahku. Lalu Fajar bangkit dan melangkah menuju mobil. Aku bernafas lega, akhirnya ia kembali.3455Please respect copyright.PENANAY2BoriCcrd
3455Please respect copyright.PENANAjaCQBpdZVG
“Tan, keluar bentar, pak pendeta mau ngobrol.,” kata Fajar sambil menahan pintu mobil.3455Please respect copyright.PENANAaSXkPRhjCX
3455Please respect copyright.PENANAjdHxdFhwh5
Aku tercekat, menatap bingung Fajar. Lagian, bagaimana jika orang-orang melihat perempuan berjilbab sepertiku duduk di depan gereja. “Gak ah,” kataku.3455Please respect copyright.PENANAaFnTDBmp2R
3455Please respect copyright.PENANAARsML0Y3Bo
Masih menahan pintu mobil Fajar berkata lagi, “Bentar doang, Tan. Lagian Fajar gak enak sama pak pendeta.”3455Please respect copyright.PENANApkbexgkrKq
3455Please respect copyright.PENANAD3r90ARtmx
Aku menggeleng, dan Fajar terus memaksaku. Remaja itu memang kerap memaksakan kehendak. Jika sudah begini, pastilah akan ribet. Aku berfikir sejenak. Kembali mengingat perkataan abiku. Sambil memutuskan aku menghela nafas dalam, lalu menggangguk pelan. Seketika itu Fajar tersenyum, lalu menutup pintu mobil dan melangkah kembali menuju bangku gereja.3455Please respect copyright.PENANAlV3bsNabc2
3455Please respect copyright.PENANAX2SDC7aET1
Aku membuka pintu mobil dan melangkahkan kakiku keluar. Untung saja gereja sudah sepi, mungkin hanya menyisakan kami bertiga. Lantas, aku melangkah menuju mereka dengan kikuk sambil menunduk.3455Please respect copyright.PENANAp3G8QbR9P8
3455Please respect copyright.PENANANm1DM9Y7oR
“Selamat pagi,” kataku memberi salam sambil menunduk sopan di hadapan pendeta itu.3455Please respect copyright.PENANAv5VS0Yq1dz
3455Please respect copyright.PENANAG7KKHefRD7
Pendeta itu tersenyum. Agak kikuk aku duduk di samping Fajar, berhadapan dengan pendeta itu, dengan meja yang menjadi penengah di antara kami.3455Please respect copyright.PENANAAZ2ET6bwnY
3455Please respect copyright.PENANABLBNSnRU8T
“Nak, Laras?” tanyanya sopan.3455Please respect copyright.PENANAKeZ1oVXi7I
3455Please respect copyright.PENANA6PCF2gb8VK
Aku tersenyum, “Iya, pak.”3455Please respect copyright.PENANAceDv3ZRMTj
3455Please respect copyright.PENANA0bIDJt8xP6
“Pacarnya nak Fajar?” tanyanya, lagi.3455Please respect copyright.PENANAf1g9qPllf0
3455Please respect copyright.PENANAzq4VlJ3XKy
Aku menoleh Fajar sekilas. Agaknya ia sudah memberitahu hubungan gelap kami. “Iya, pak,” kataku pelan. Merasa tidak nyaman.3455Please respect copyright.PENANAF06I3Metmx
3455Please respect copyright.PENANAfRTcbXxHbp
“Calon istri juga, pak,” tambah Fajar. Sontak pendeta itu tertawa.3455Please respect copyright.PENANASztJHQXLLc
3455Please respect copyright.PENANAQrJ64Tab9T
Aku hanya bisa menatap kaki-kaki meja, suasana ini terasa canggung sekali.3455Please respect copyright.PENANAmI9G05imuZ
3455Please respect copyright.PENANAKNPTcDAzp9
“Udah lama pacaran, nak?” tanya pendeta itu, lagi.3455Please respect copyright.PENANACp05rHGivu
3455Please respect copyright.PENANAcmZkhXd07t
Aku hanya menggangguk. Fajar malah mengusap kepalaku yang sontak kuberi pelototan tajam. Bagaimana ia bisa bersikap tidak sopan di hadapan pendeta.3455Please respect copyright.PENANA73PTpVfLJu
3455Please respect copyright.PENANAjZHX76WCoH
Pendeta itu hanya tersenyum memandangi kami. “Kalian cocok,” katanya.3455Please respect copyright.PENANANB7hQrrV7x
3455Please respect copyright.PENANARdcOiS8aoC
Fajar tersenyum dengan binar dimatanya. Mengiyakan. Sementara aku bergeming dan tidak merespon.3455Please respect copyright.PENANAbjVJhPqGbW
3455Please respect copyright.PENANA5KA6WvjGTz
Jauh dari pikiranku, ternyata. Pendeta itu teramat sopan sekali. Awalnya memang terasa kaku, tapi kelamaan aku semakin terbiasa, dan kadang menimpali. Pendeta itu juga memberi kami wejangan berupa pemikiran. Ia juga tidak membenarkan hubungan gelap kami, melainkan memberi nasehat.3455Please respect copyright.PENANAOB31WND49H
3455Please respect copyright.PENANAWwXDPahInV
Yang aku suka dari pendeta itu adalah, ia tidak menasehatiku dengan ayat-ayat yang tercantum pada kitabnya, seakan ia menghargai keyakinanku. Begitupun aku. Seharusnya semua umat beragama harus seperti itu, saling menghargai dan tidak memaksakan pendapat. Mungkin, jika pemahaman seperti itu di terapkan, pastilah tanah air tercinta ini akan menjadi subur dan banyak cintanya.3455Please respect copyright.PENANAWMH7r5inY2
3455Please respect copyright.PENANAgwyCbvX2YM
Pak pendeta juga berkata kepada kami, bahwa jika hubungan kami akan serius dan masuk dalam jenjang pernikahan, maka, salah satu dari kami harus mengalah. Dan aku mengerti maksud dari mengalah itu.3455Please respect copyright.PENANAslaMZrnH5e
3455Please respect copyright.PENANAgRHmTgpLe1
Lalu, Pendeta itu berkata kepada Fajar untuk selalu menghargaiku sebagai perempuannya. Yang langsung ku respond dengan anggukan mantap. Perempuan bukanlah objek. Perempuan adalah Rahim bumi yang melahirkan tanaman yang subur, begitulah pendeta itu berkata.3455Please respect copyright.PENANAbWRq1lhJJk
3455Please respect copyright.PENANAEUuYCGhCxD
Di akhir perbincangan kami, ketika aku dan Fajar hendak bangkit, pendeta itu menyodorkan alkitab. Jantung mempopa darah dengan cepar, dan timbul perasaan tidak nyaman. tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya, aku tersenyum dan menyatukan kedua tanganku di depan dada.3455Please respect copyright.PENANAaiaBoSq7pm
3455Please respect copyright.PENANAT7Oemgv8u2
“Maaf, pak,” kataku. “Saya gak bisa nerimanya.”3455Please respect copyright.PENANAZosANBxoIk
3455Please respect copyright.PENANARbXLmyz5MZ
Pendeta itu tersenyum. “Nak, saya memberi alkitab ini bukanlah sebab agar kamu menghianati agamu. Melainkan untuk kamu belajar tentang agama yang lain.” Lalu ia merogoh kantung jubah satunya. “Bapak juga baca kitab kamu,” ia mengangkat kitabku.3455Please respect copyright.PENANArM68zlMHSP
3455Please respect copyright.PENANA8ZPyvzhGZC
Aku memandangi alkitab yang ia sodorkan kepadaku. Sekilas kulirik Fajar. Fajar mengganguk. Sambil menghela nafas, kuraih alkitab di tangannya.3455Please respect copyright.PENANA6TzseU4IZK
3455Please respect copyright.PENANA2ycz9vekXF
“Baca, ya, nak.” Pendeta itu tersenyum. lalu memasukan kitabku di tangan satunya dalam kantung jubahnya.3455Please respect copyright.PENANAcAJMPnoxY7
3455Please respect copyright.PENANArEWfpxOLEN
Aku membalas senyumnya. “Makasih, pak,” kataku sambil memasukan alkitab dalam tas yang melingkar di bahuku.3455Please respect copyright.PENANAbkSdfGaCUH
3455Please respect copyright.PENANABVpBPmZX5D
“Kami pulang duluan ya, pak,” Kata Fajar sambil menyalam punggung tangan pendeta itu. Aku ikutan menyalam punggung tangannya. Sebab mau apapun agamanya, aku diajarkan untuk selalu menghormati orang tua.Kemudian kami berbalik dan melangkah menuju mobil.3455Please respect copyright.PENANAuRxPWQ9r2O
3455Please respect copyright.PENANAa3aIxGEfcL
terdengar suara mobil menyala, Fajar melirikku sekilas dan tersenyum. “Makasih, ya, tan.” Ia mengusap kepalaku mesra.3455Please respect copyright.PENANAbYsgsm66B1
3455Please respect copyright.PENANAamhitIYDzv
Aku membalas dengan tersenyum lebar.3455Please respect copyright.PENANAr2YyCcafwv
3455Please respect copyright.PENANAgaWlqkmJCR
***3455Please respect copyright.PENANAvPu1UHIduR
3455Please respect copyright.PENANAaCYPP6XRCf
Jalanan terlihat ramai. Motor saling menyalip-nyalip, berisik kendaraan terdengar dari kaca jendela yang tertutup. Dengan kecepatan pelan, aku memperhatikan setiap orang yang duduk santai di kedai-kedai tepian jalan. Sepang kekasih, sahabat, teman, saling menabur rindu di minggu pagi.3455Please respect copyright.PENANAwslqiJUWqn
3455Please respect copyright.PENANA21LplciH5i
Aku jadi teringat masa ketika awal pernikahanku. Dimas sering mengajakku berkunjung ke meseum. Aku tampak bahagia ketika itu. Kami saling bergandengan tangan bagai kekasih yang tak terpisahkan.3455Please respect copyright.PENANAhtFP7rNrNR
3455Please respect copyright.PENANAGvcWAjW4s3
Memikirkannya membuatku merasa bersalah karena sudah menghianati cinta suci yang ia bangun. Aku juga menghianati anakku, entah apa yang dilakukannya jika ia mengetahui bahwa aku menjalin hubungan gelap dengan sahabatnya sendiri.3455Please respect copyright.PENANABcH0PtQt5m
3455Please respect copyright.PENANAEZ5myaCM1S
Aku juga sempat terpikir untuk menyudahi hubungan gelap ini, terlanjur masih baru. Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Ada sebuah hasrat penolakan dari diriku.3455Please respect copyright.PENANAEwad0BrzQY
3455Please respect copyright.PENANAke7mQyMuF8
Lambat laun mobil kami menembus kerumunan jalanan. Fajar fokus menyetir. Lama kelamaan aku merasa bahwa Fajar sungguh tampan sekali, memandanginya membuatku terpesona.3455Please respect copyright.PENANAzQqvngJaYj
3455Please respect copyright.PENANAOezwvqYHae
“Masih lama, Jar?” tanyaku.3455Please respect copyright.PENANAQNw5Xj6wxV
3455Please respect copyright.PENANA7rl4hKIKHF
“Bentar lagi, Tan,” jawabnya.3455Please respect copyright.PENANAOslECjit7O
3455Please respect copyright.PENANATS5X8Rii4f
Tiga puluh menit berlalu. Akhirnya, mobil yang kami kendarai terpakir di sebuah pantai di samping kedai minuman. Fajar keluar dari mobil, begitupun aku. Aku membentangkan pandangan, Pohon-pohon kelapa menjulang tinggi di pesisir pantai, desir ombak bergemuru, riuh suara pengunjung lain terdengar berisik.3455Please respect copyright.PENANAVwcSh6Ahs0
3455Please respect copyright.PENANAx9AgQYAyp8
Kedai-kedai berjejer lurus dari sudut mata memandang. Fajar berdiri di sampingku. “Jar, pindah, ah, rame banget,” kataku.3455Please respect copyright.PENANAijaLDDh5UK
3455Please respect copyright.PENANAiuqmxerYfS
“Fajar tau, kok, tempat yang sepi,” katanya. Kemudian ia melangkah menuju bagasi mobil. Lalu kembali dengan tas yang bertengger di punggungnya.3455Please respect copyright.PENANAVNajGwVqgu
3455Please respect copyright.PENANADjAj6rDUOt
“Kamu bawa apaan?” tanyaku bingung.3455Please respect copyright.PENANAWcsEPetYPA
3455Please respect copyright.PENANA3FRwNZUC9l
“Perlengkapan buat piknik.”3455Please respect copyright.PENANA774WxRJ25j
3455Please respect copyright.PENANAvLGuWM8MRx
Aku mengganguk. Akuu tidah tahu bahwa Fajar telah menyiapkan perlengkapan, di tambah ia tidak memberitahuku akan ke pantai.3455Please respect copyright.PENANAVV69guhohY
3455Please respect copyright.PENANAqGUQjA078W
Kemudian kami melangkah di antara keramain orang. Penjual-penjual es, batagor, cilor, terlihat sepanjang kami melangkah. Fajar terlihat santai di sampingku. Ia tampak tinggi, membuatku harus mendongak memandanginya. Pastilah aku terlihat kecil jika berjalan di sampingnya.3455Please respect copyright.PENANAN5xTaOoSyi
3455Please respect copyright.PENANA2I5ObRVG9z
Kami terus melangkah sampai pada akhirnya kami menapak kaki di pantai. Aku bisa merasakan tanah-tanah halus yang menghabur di kakiku. “Masih jauh?” tanyaku.3455Please respect copyright.PENANAnJmLQwNCRm
3455Please respect copyright.PENANA6aIj89Rfr0
Fajar menunujuk ke arah depan. Dari kejauhan aku melihat dua pohon kelapa yang pendek dan melengkung. Sepanjang perjalanan, kami berbasi-basi. Fajar menceritakan legenda pantai ini. Katanya, pantai ini adalah bekas dari meteroit yang jatuh ke bumi ratusan tahun silam, terbukti dengan adanya beberapa batu besar di tengah-tengah laut. Ia juga menjelaskan tentang pulau kecil yang jauh di tengah laut. Katanya, pulau itu menjadi tempat persingahan nelayan di malam harinya.3455Please respect copyright.PENANA8ZiBD4MZ1o
3455Please respect copyright.PENANA5tAs7O66uM
Gemuruh ombak semakin menyalak, aroma pasir tercium segar di cuping hidung. Angin-angin laut menemani kami sepanjang melangkah. Sampai pada akhirnya kami tiba dan menapak kaki di pesisir, di bawah pohon kelapa yang jaraknya tidak jauh dari kepalaku.3455Please respect copyright.PENANABsMMVfInE0
3455Please respect copyright.PENANARmWH6dwedn
Fajar menaruh tasnya di tanah. mambuka tasnya lalu mengeluarkan satu karpet lebar dan satu hammock. Ia membentangkan karpet di tanah, lalu mengingkat hammock di kedua pohon kelapa.3455Please respect copyright.PENANAb2mqxdCxwe
3455Please respect copyright.PENANAATbBDDAqcL
Aku lekas duduk di karpet, di susul Fajar. Kemudian ia mengeluarkan kompor gas Portable, serenceng kopi, panci kecil, dua cangkir, dan tiga botol aqua. ia sungguh sudah mempersiapkan ini semua.3455Please respect copyright.PENANAtdTBnTKXdz
3455Please respect copyright.PENANAbJHo6Hn8sG
“Kamu excited banget, Jar.”3455Please respect copyright.PENANAbWuVkmFWni
3455Please respect copyright.PENANAc5271gnlFF
“Iya, dong. Kalau sama tante persiapannya harus matang.” Fajar meletakan kompor portable di tanah, lalu memasang gas. Aku bergeser mendekat ke arahnya, membuat tubuh kami bersentuhan.3455Please respect copyright.PENANAsL9kIG4CpZ
3455Please respect copyright.PENANAXTq1YGOG0v
“Tante mau minta cium?” godanya dengan senyum yang terkulum.3455Please respect copyright.PENANAocaiYaNtvj
3455Please respect copyright.PENANAfQ4u9XsZvs
“Ih orang mau nolong.” Aku mengambil serenceng kopi dan membaginya menjadi dua. Lalu membuka satu persatu bungkus dan mengisinya ke dua gelang. Sementara Fajar memanaskan air.3455Please respect copyright.PENANA1xnerRWfH4
3455Please respect copyright.PENANAxg4QWHk0Zk
Sambil menunggu air mendidih kami fokus menatap lautan. Teduh rasanya, ombak-ombak bergoyang mengikuti irama angin. Burung-burung camar menari-menari mengikuti latunan ombak. Semilir angin menyapu wajah kami berdua.3455Please respect copyright.PENANAJXjGtGjBJr
3455Please respect copyright.PENANApM7HEmAaUs
“Fajar cinta banget sama tante,” katanya, lirih. Wajahnya terlihat meringis, ada campuran duka pada suaranya. kedua tangannya memeluk kedua kakinya, membuatnya terlihat seperti kanak-kanak.3455Please respect copyright.PENANA3L5uA7KTIJ
3455Please respect copyright.PENANAncygtwOoA9
“Tante juga cinta sama Fajar.” Aku memandanginya. Mata kami bertemu. Cukup lama. sampai pada akhirnya ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami saling menyapa di antara berisiknya ombak dan sepoi-sepoi angin pagi.3455Please respect copyright.PENANAmVmTIboChr
3455Please respect copyright.PENANAyn1g7vvMGp
Kami saling menatap kembali. Kini, ia pegangi kepalaku dengan kedua tangannya. Ia ciumi pipiku, kiri-kanan, bergantian. kurasakan ketulusan pada kecupannya. Terakhir, ia kecup keningku. Mesra sekali. Aku terbang bagai burung camar yang kulihat tadi, terbang bebas mengirama ombak.3455Please respect copyright.PENANAGKQns92YMP
3455Please respect copyright.PENANAzL0CR2jfzZ
Kemesraan itu berakhir dengan gemercik air mendidih. Fajar mematikan kompor. Lalu menuangkan air ke dua gelas. Ia menganduk kopinya dan kopiku bergantian. Bersamanya, aku seperti dilayanin dengan sebaik-sebaik-nya.3455Please respect copyright.PENANA1s10eerVmO
3455Please respect copyright.PENANAngDWzpGmIs
Aku meraih gagang gelas. Bersamaan dengan sepoi angin, kusesap kopi hitam. Terasa enak di lidah. Sepanjang pernikahanku, tak pernah aku merasakan kenyamanan ini. Dan ini adalah kali pertamaku. Sungguh.3455Please respect copyright.PENANAvzzsFPpNi8
3455Please respect copyright.PENANAjiC8SVUfD2
Tiba-tiba terdengar dering ponsel berbunyi. Aku mengeluarkan ponsel dari tasku, lalu menatap lekat layar ponsel yang bertuliskan: Abi. Aku menoleh ke Fajar sambil meletakan jari telunjukku di tengah bibir.3455Please respect copyright.PENANAHwuY3N218j
3455Please respect copyright.PENANAN4Hz0yCAJG
“Assamulaikum, bi,” kataku.3455Please respect copyright.PENANAnHBvQZsjRB
3455Please respect copyright.PENANA5IXwm1d8y8
“Waalaikumsallam, umi,” terdengar suaranya di sebrang sana. “Umi lagi di mana? berisik banget.”3455Please respect copyright.PENANAHgrpi31Yr4
3455Please respect copyright.PENANAm3uFhGEy52
“Umi lagi di warung, nih. Sama Fajar,” jawabku, berbohong.3455Please respect copyright.PENANATAQ1VG02SJ
3455Please respect copyright.PENANASBVJ26hK3Q
“Aawww,” aku memekik dan lekas menutup mulutku ketika kurasakan remasan di buah dadaku. Si pelaku malah tersenyum nakal. Aku memelotinya agar tidak kembali melakukan hal itu lagi.3455Please respect copyright.PENANAw2a62FEHbO
3455Please respect copyright.PENANAUDkNrplJpM
“Umi kenapa?”3455Please respect copyright.PENANACp1XSvuNc6
3455Please respect copyright.PENANAkxLdUSsAI7
“Eh, engga, Bi. Ini masakannya kepedasan,” elakku.3455Please respect copyright.PENANAU5Fee4Eg1p
3455Please respect copyright.PENANArmOx3EHlsC
Bukannya mengerti, tangan Fajar malah masuk ke dalam gamisku dan membelai betisku. Aku mencoba menggeser betisku sambil terus berbincang dengan suamiku. Fajar malah semakin menjadi, ia mendekat ke arahku dan mengangku tanganku yang satunya. Lantas, ia endus ketiakku.3455Please respect copyright.PENANAghnI1eu5if
3455Please respect copyright.PENANAcfLbgXcQpl
“Umi Yang sabar ya, nunggu abi pulang.”3455Please respect copyright.PENANAPjMRjON9Dw
3455Please respect copyright.PENANANg2yHCEzel
“Iya, bi,” jawabku singkat.3455Please respect copyright.PENANATfqqdRRklU
3455Please respect copyright.PENANAUgeqpmqCDL
“Umi mau oleh-oleh, apa?”3455Please respect copyright.PENANA2IVTynO1zM
3455Please respect copyright.PENANApS8oLYUKq5
“Terserah, bi.”3455Please respect copyright.PENANAxsxDy13W2G
3455Please respect copyright.PENANA2ztcqcc9YU
Fajar semakin menjadi, tanganya berpindah mengelus perutku, sontak aku merasa geli. Tapi tidak ada niatan untuk menyuruhnya berhenti. Elusan tangannya di perutku, membuatku mengabaikan telepon dari suamiku.3455Please respect copyright.PENANAf5fwFImau8
3455Please respect copyright.PENANAwmyXOaJ38E
Tindakannya semakin liar, perlahan ia remes buah dadaku dari balik gamis. Aku yang kepalang bosan menegurnya, akhirnya membiarkan. Remasannya semakin liar, membuatku harus menggigit bibir, menahan lenguhan agar tidak terkeluar.3455Please respect copyright.PENANAyPkFXNfq57
3455Please respect copyright.PENANAE9OaPejpnu
“Umi?”3455Please respect copyright.PENANAhFEFrAmHNO
3455Please respect copyright.PENANAaY2fecIMIe
“Eh, iya, bi. Kenapa?” jawabku tergagap.
3455Please respect copyright.PENANAEjG60Uf5ei
Bersambung.
ns216.73.216.82da2