
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang2654Please respect copyright.PENANAJobc24Cqr6
2654Please respect copyright.PENANAgJtGVVxVwE
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”2654Please respect copyright.PENANA7rltaePDXz
2654Please respect copyright.PENANALwBCMMqKzD
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”2654Please respect copyright.PENANATRvwESqX7Q
2654Please respect copyright.PENANAJ1G5Xs9h8E
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”2654Please respect copyright.PENANAau2VjipWUY
2654Please respect copyright.PENANAacMBwcFD3Q
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.2654Please respect copyright.PENANAQDj5E28wl6
2654Please respect copyright.PENANAnnsVPcs3Yg
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.2654Please respect copyright.PENANAavpyP67FAq
2654Please respect copyright.PENANAxPrcVSWp80
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.2654Please respect copyright.PENANA15Ev1gBbWo
2654Please respect copyright.PENANAGTudMiKCi1
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.2654Please respect copyright.PENANAOdLD88QhkX
2654Please respect copyright.PENANAZWB0ihkhes
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.2654Please respect copyright.PENANAb95e51jgZk
2654Please respect copyright.PENANAIlNPukz2pY
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.2654Please respect copyright.PENANAN7b9ymRILp
2654Please respect copyright.PENANAYpuJ8XmU6o
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.2654Please respect copyright.PENANApWAXcLCYyV
2654Please respect copyright.PENANAJM0cBD1GmM
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.2654Please respect copyright.PENANAnTY9rDW1lr
2654Please respect copyright.PENANAE0IMDQiTf5
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.2654Please respect copyright.PENANA5u08K5qcNg
2654Please respect copyright.PENANAy61kcEbHqx
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.2654Please respect copyright.PENANAIPd1PI72TU
2654Please respect copyright.PENANAkwTllFRVgn
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.2654Please respect copyright.PENANAF0GhsTQAlw
2654Please respect copyright.PENANA0ht4GoMSLs
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.2654Please respect copyright.PENANAGk4qhUfki6
2654Please respect copyright.PENANALKC7z8LSJ0
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.2654Please respect copyright.PENANALWfYT3OU6l
2654Please respect copyright.PENANADjieuAy47Y
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.2654Please respect copyright.PENANAntLybsBBxP
2654Please respect copyright.PENANAdQGcXwMhaR
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.2654Please respect copyright.PENANAQwJV5adzEY
2654Please respect copyright.PENANAMkr5I04YMx
“Empshh…,” aku melenguh pelan.2654Please respect copyright.PENANAWV7au6vl1y
2654Please respect copyright.PENANAKczF80ZxDj
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.2654Please respect copyright.PENANAbs8mvYiHpF
2654Please respect copyright.PENANAXb89Ja9Nf8
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.2654Please respect copyright.PENANAs5ZYGDF64r
2654Please respect copyright.PENANAkc6z8uzSO0
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.2654Please respect copyright.PENANAUpkeo49IJ3
2654Please respect copyright.PENANAlGKNRoSbTt
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.2654Please respect copyright.PENANAjngkLWy4Zx
2654Please respect copyright.PENANAeH1ThV1EXK
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”2654Please respect copyright.PENANAn8bTo6GnZJ
2654Please respect copyright.PENANA44cHMZhkYv
Aku tidak menjawab.2654Please respect copyright.PENANApIPKAkR9up
2654Please respect copyright.PENANAH9a2U8iYlE
“Enak, tan?” cercanya.2654Please respect copyright.PENANAbdrRtc1wUN
2654Please respect copyright.PENANANcDGKZI61Z
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.2654Please respect copyright.PENANAXicd7ijmkY
2654Please respect copyright.PENANA8cnTkq639Q
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.2654Please respect copyright.PENANAp7ioIU13wW
2654Please respect copyright.PENANAWXVutXgbOy
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.2654Please respect copyright.PENANACtzf2CplBp
2654Please respect copyright.PENANA9KoqRDvltW
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.2654Please respect copyright.PENANADhxeuDydMs
2654Please respect copyright.PENANAWmevyX9z22
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.2654Please respect copyright.PENANAqRu7xe96a2
2654Please respect copyright.PENANAZOXNvz0xeP
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.2654Please respect copyright.PENANAjqZ45YV8U5
2654Please respect copyright.PENANAPfbm6oBFrR
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.2654Please respect copyright.PENANAkwO7RPGoaj
2654Please respect copyright.PENANAIs5kvJHV8Q
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.2654Please respect copyright.PENANAneVPE8Adaq
2654Please respect copyright.PENANAftGZFFz3mI
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.2654Please respect copyright.PENANAAASHExwVZq
2654Please respect copyright.PENANAk4uIa8G0B0
“Selamanya?”2654Please respect copyright.PENANAXzCwXob9P2
2654Please respect copyright.PENANAnrASCiw9zD
“Selamanya.”2654Please respect copyright.PENANADthYxOwsdH
2654Please respect copyright.PENANAw5Eywvz7KO
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”2654Please respect copyright.PENANA3Sq29kKpkY
2654Please respect copyright.PENANASS21dp1n0v
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.2654Please respect copyright.PENANA3e905pSvT2
2654Please respect copyright.PENANAAPgDjr1wDN
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.2654Please respect copyright.PENANArHiMdxp124
2654Please respect copyright.PENANA4IQLBj9M9n
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?2654Please respect copyright.PENANAT5OGajg5n6
2654Please respect copyright.PENANA8WH4azUTF0
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.2654Please respect copyright.PENANAcAfjVTvnYg
2654Please respect copyright.PENANAhiHdB2lF3F
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.2654Please respect copyright.PENANAp81tzI78VY
2654Please respect copyright.PENANAvA3WsAUyT2
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”2654Please respect copyright.PENANA75ooOrpMVY
2654Please respect copyright.PENANAO6MxZLFDZJ
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.2654Please respect copyright.PENANAeywNR69dHA
2654Please respect copyright.PENANADXra0PpF25
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”2654Please respect copyright.PENANATAmnh4q87Q
2654Please respect copyright.PENANAnL5ClvkbgP
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”2654Please respect copyright.PENANA7njHoKI7IN
2654Please respect copyright.PENANAgR0ULuqMNT
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”2654Please respect copyright.PENANAAz5PfaKUjS
2654Please respect copyright.PENANA5yBfz9ySG2
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.2654Please respect copyright.PENANAqX3d8m1lJr
2654Please respect copyright.PENANAtOyctQD2PG
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.2654Please respect copyright.PENANAzviRCc0Jg5
2654Please respect copyright.PENANAQq9MfdJfHM
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.2654Please respect copyright.PENANASfIEKLaCYy
2654Please respect copyright.PENANAyshg51sHHu
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”2654Please respect copyright.PENANAw8KABU3KNE
2654Please respect copyright.PENANA4G33xDL2Hc
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”2654Please respect copyright.PENANAUo9hGM8gVK
2654Please respect copyright.PENANA6pdP3kxeRc
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.2654Please respect copyright.PENANA3eGZr41gDz
2654Please respect copyright.PENANAaW1nvmhEt1
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.2654Please respect copyright.PENANAR0uRU3ZcrU
2654Please respect copyright.PENANAr6pdkkoXZL
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.2654Please respect copyright.PENANAHBu2YY41sC
2654Please respect copyright.PENANAklWPCDFbj2
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.2654Please respect copyright.PENANAT8AJgkshUE
2654Please respect copyright.PENANAvmJudcPgAG
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.2654Please respect copyright.PENANACz3trXamBD
2654Please respect copyright.PENANAtGm9w7h4kU
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.2654Please respect copyright.PENANAlmfONXP6cI
2654Please respect copyright.PENANAQpLip03T6P
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.2654Please respect copyright.PENANA3hDJ2G1mL7
2654Please respect copyright.PENANAt2W87RuvlH
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”2654Please respect copyright.PENANAhgcb5e5NWv
2654Please respect copyright.PENANAPu7bm8f7Hy
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”2654Please respect copyright.PENANAew8yg310OQ
2654Please respect copyright.PENANAS09s0FkDlK
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.2654Please respect copyright.PENANAQjJAq7TMnl
2654Please respect copyright.PENANAz3Kk761xiP
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.2654Please respect copyright.PENANAO2HcMH9JUB
2654Please respect copyright.PENANAWSWoUizVnB
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”2654Please respect copyright.PENANA7RTMnNwDoP
2654Please respect copyright.PENANAhKY5sq3bhI
“Engga!”2654Please respect copyright.PENANAxuz9612vuc
2654Please respect copyright.PENANANGfnZLOmNY
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.2654Please respect copyright.PENANA3ZwXcfgzSO
2654Please respect copyright.PENANAdl3pGwYKPI
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.2654Please respect copyright.PENANA5YzqCJzcfU
2654Please respect copyright.PENANAKsKmmoFnud
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.2654Please respect copyright.PENANAkcqZxRvFxD
2654Please respect copyright.PENANAufdq2pkVCK
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”2654Please respect copyright.PENANAZnNsdNobgL
2654Please respect copyright.PENANAFbxqwpNXie
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.2654Please respect copyright.PENANAFF3USagZvk
2654Please respect copyright.PENANAq2QEJjERaa
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.2654Please respect copyright.PENANADHwNf2C9UB
2654Please respect copyright.PENANAVtq6qBuKoi
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.2654Please respect copyright.PENANAIftiTmyqCj
2654Please respect copyright.PENANAyDzlGR0ozE
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.2654Please respect copyright.PENANAflxDm7m8Cx
2654Please respect copyright.PENANABXGhe2QGXX
***2654Please respect copyright.PENANAuE06GxTMIR
2654Please respect copyright.PENANAPgWDwq5wnU
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.2654Please respect copyright.PENANAAs55hQlGdV
2654Please respect copyright.PENANANMTYR6lGMu
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.2654Please respect copyright.PENANAWxUOtzfhC4
2654Please respect copyright.PENANALM30A2i1zj
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.2654Please respect copyright.PENANAJ6p3ZcTti2
2654Please respect copyright.PENANAIeQBRldjwV
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.2654Please respect copyright.PENANAdKiEoby7qq
2654Please respect copyright.PENANATEuna5dGzz
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.2654Please respect copyright.PENANASUsvy0RTaH
2654Please respect copyright.PENANASEvdD9bo7N
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”2654Please respect copyright.PENANA2eaeg1TnBJ
2654Please respect copyright.PENANAoj3roGxGj8
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.2654Please respect copyright.PENANAlWSFPcWhV0
2654Please respect copyright.PENANAzwAhMVdB12
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”2654Please respect copyright.PENANALB6rmlOo8B
2654Please respect copyright.PENANAe0EsncJBhe
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.2654Please respect copyright.PENANApyJAG56B9k
2654Please respect copyright.PENANAFuaem78hR9
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.2654Please respect copyright.PENANAuf8KXuAaV5
2654Please respect copyright.PENANAaAmlc0zFYE
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.2654Please respect copyright.PENANA3Eky8UgN1p
2654Please respect copyright.PENANAQZeSJOwJTq
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.2654Please respect copyright.PENANAu2xAlLeskP
2654Please respect copyright.PENANAgHUnNsKzIZ
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.2654Please respect copyright.PENANAH64i08lcv5
2654Please respect copyright.PENANA6ZLYcPy5gM
“Jangan di tutupin, tan.”2654Please respect copyright.PENANAiVy3x1rIJe
2654Please respect copyright.PENANADaPXrSGpuE
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.2654Please respect copyright.PENANAgzPxF8JWnZ
2654Please respect copyright.PENANAGcGrzcM14t
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.2654Please respect copyright.PENANADLQR1dLRtN
2654Please respect copyright.PENANABE6qg3mgzF
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.2654Please respect copyright.PENANAgXrJAZfTrm
2654Please respect copyright.PENANAQuT82ftqFb
Aku tidak menjawab.2654Please respect copyright.PENANAZAAxGSXnwa
2654Please respect copyright.PENANAbw9wbA3ID4
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.2654Please respect copyright.PENANAxy6QBhY3H8
2654Please respect copyright.PENANAP6LFPuR5Ta
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.2654Please respect copyright.PENANAhe6iGLuClS
2654Please respect copyright.PENANAeiSyVRgNHs
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.2654Please respect copyright.PENANARdw2nixjOb
2654Please respect copyright.PENANAnwAgnd9CZG
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.2654Please respect copyright.PENANAMCB7dHOioq
2654Please respect copyright.PENANADFI4DdVylE
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.2654Please respect copyright.PENANAWw26FE3rDb
2654Please respect copyright.PENANAyAuHbsEhJO
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.2654Please respect copyright.PENANA0HJs8RzJno
2654Please respect copyright.PENANAUOd5OLTMwp
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.2654Please respect copyright.PENANA6bYTcRiDLf
2654Please respect copyright.PENANAEOyBwMnkJA
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.2654Please respect copyright.PENANAd8Ra8mxi3v
2654Please respect copyright.PENANAfcSkDqYbaS
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.2654Please respect copyright.PENANAmbhisB7nPQ
2654Please respect copyright.PENANAUV7D0vphln
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.2654Please respect copyright.PENANA6gyJBiVigt
2654Please respect copyright.PENANAKaHCjGYFKU
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.2654Please respect copyright.PENANAgZO7spYWhn
2654Please respect copyright.PENANA34mPJOYOML
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.2654Please respect copyright.PENANAtwHroyqP7Z
2654Please respect copyright.PENANAEsWrHKfuso
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.2654Please respect copyright.PENANA8Xl73tFqof
2654Please respect copyright.PENANArWntZ26vYH
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.2654Please respect copyright.PENANAKeGmiPOb96
2654Please respect copyright.PENANAYw4TUBlQ4J
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.2654Please respect copyright.PENANAPHl45pIKz2
2654Please respect copyright.PENANANLgQNli3jv
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”2654Please respect copyright.PENANAeIg3AgZAaM
2654Please respect copyright.PENANAvgvFZaIi63
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.2654Please respect copyright.PENANAGT9J51m4cd
2654Please respect copyright.PENANAVhTf3QqOPG
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.2654Please respect copyright.PENANAj2LCeyAofs
2654Please respect copyright.PENANAfrhQ2BNJiu
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.2654Please respect copyright.PENANA8EFBE1PEGz
2654Please respect copyright.PENANA3jQebTI4BV
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.2654Please respect copyright.PENANAguOl4vcaqv
2654Please respect copyright.PENANA4vgA9iankp
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.2654Please respect copyright.PENANAzAsjcGGOt5
2654Please respect copyright.PENANAz9wG5zLkok
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.2654Please respect copyright.PENANAUs9nwWdyqF
2654Please respect copyright.PENANAICNqdweCzT
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.2654Please respect copyright.PENANApN0iFiK1Zf
2654Please respect copyright.PENANAOIVoyqmjOx
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.2654Please respect copyright.PENANANgcO7zXupY
2654Please respect copyright.PENANAKMhYtsv0VW
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.2654Please respect copyright.PENANAYSyiGrisu6
2654Please respect copyright.PENANAKfeTjXEte8
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.2654Please respect copyright.PENANAWjUTE7TIC9
2654Please respect copyright.PENANA3J02kQIBNW
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.2654Please respect copyright.PENANA1o5kOWTTQw
2654Please respect copyright.PENANA6GxmWElCyo
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.2654Please respect copyright.PENANAzRUursWJcQ
2654Please respect copyright.PENANAb7J5hiHqeg
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.2654Please respect copyright.PENANAMAYAa5kysy
2654Please respect copyright.PENANAVePGXk4dw1
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.2654Please respect copyright.PENANAJy1eyq2icg
2654Please respect copyright.PENANAhHw61iJ76Q
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.2654Please respect copyright.PENANA4imO9KIIiC
2654Please respect copyright.PENANAsocF11MlKM
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.2654Please respect copyright.PENANAp1bperaKBA
2654Please respect copyright.PENANAS270Y4byh2
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”2654Please respect copyright.PENANAZAsrFNCE2T
2654Please respect copyright.PENANAr8d5XklVgd
“engga, Jorok!”2654Please respect copyright.PENANAMIY4sQ3ooY
2654Please respect copyright.PENANAIUeyAOx9JB
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.2654Please respect copyright.PENANApaPR5RtN6V
2654Please respect copyright.PENANAflnq1dNwuF
“Kunci pintunya.” Kataku.2654Please respect copyright.PENANADz2u3sKH2P
2654Please respect copyright.PENANAlKVWBppgUh
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.2654Please respect copyright.PENANAUNc11VrGNX
2654Please respect copyright.PENANApJZ8AaAJ8d
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.2654Please respect copyright.PENANAKuX8K0ej4F
2654Please respect copyright.PENANAtMXOU2IRpz
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.2654Please respect copyright.PENANArHQ6yPqeVc
2654Please respect copyright.PENANAbL3BihTZos
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.2654Please respect copyright.PENANAd0oquFWEw1
2654Please respect copyright.PENANAsxrmQhyGWZ
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.2654Please respect copyright.PENANAu4MZs5BMSN
2654Please respect copyright.PENANA3O46mFgCN6
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.2654Please respect copyright.PENANAMQB5z39YaF
2654Please respect copyright.PENANAJw4VEjvFN2
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.2654Please respect copyright.PENANAp98zhXv9zo
2654Please respect copyright.PENANArX2W9J5YRV
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.2654Please respect copyright.PENANAogvD80HFFg
2654Please respect copyright.PENANAQrfGvHoxQd
“Masih lama gak?” tanyaku.2654Please respect copyright.PENANAIwmClp9kyP
2654Please respect copyright.PENANALEpj5yzAkQ
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.2654Please respect copyright.PENANAgPSblBJnI6
2654Please respect copyright.PENANAKhkT6BazuF
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”2654Please respect copyright.PENANA6f0pN6JazA
2654Please respect copyright.PENANAz3vYF8g18m
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.2654Please respect copyright.PENANAVFkPGBcGGm
2654Please respect copyright.PENANArPWYrIpbKR
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”2654Please respect copyright.PENANAY58ausCXey
2654Please respect copyright.PENANA4LTrdYarfC
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”2654Please respect copyright.PENANAm4YxZlByab
2654Please respect copyright.PENANA2KrlWrY93d
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.2654Please respect copyright.PENANA1KorfyWyI6
2654Please respect copyright.PENANAEG2s2cAF4H
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.2654Please respect copyright.PENANAZvgMxivs9c
2654Please respect copyright.PENANAgwsY7ZKUsM
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.2654Please respect copyright.PENANAhb00SDTB1o
2654Please respect copyright.PENANAZKmdBxRmPr
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”2654Please respect copyright.PENANAz5HOWHBseF
2654Please respect copyright.PENANAhks2fYAt61
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”2654Please respect copyright.PENANAtPvzAqRbV9
2654Please respect copyright.PENANAHohWP1jK2h
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.2654Please respect copyright.PENANANQ8IshFfxl
2654Please respect copyright.PENANAJgNmogn5LW
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.2654Please respect copyright.PENANABBS3hMWZzt
2654Please respect copyright.PENANAOiPNltOhvY
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”2654Please respect copyright.PENANAbFCdZP7SZx
2654Please respect copyright.PENANAgq6yYm7yjn
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.2654Please respect copyright.PENANAZhx6DEFBqN
2654Please respect copyright.PENANArFECoJO2Za
“Gak!” jawabku ketus.2654Please respect copyright.PENANAqT4m48qMbJ
2654Please respect copyright.PENANAhsTqAztV64
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.2654Please respect copyright.PENANAxaZfxIKlW7
2654Please respect copyright.PENANAAuy03PHF1m
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”2654Please respect copyright.PENANAFUQZ1ayuGy
2654Please respect copyright.PENANAg6YrRas1PP
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.2654Please respect copyright.PENANAWWXg5hqXg7
2654Please respect copyright.PENANAEPgsr7oy77
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.2654Please respect copyright.PENANAoRlwYhevdL
2654Please respect copyright.PENANAAmdy5kH1KM
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.2654Please respect copyright.PENANAnmZFRaxzZI
2654Please respect copyright.PENANAArXrETPEFa
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.2654Please respect copyright.PENANAdrHOJ8NvZO
2654Please respect copyright.PENANA3c627vShqF
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.2654Please respect copyright.PENANACYY8nCIz92
2654Please respect copyright.PENANAoGU4vCJqK2
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.2654Please respect copyright.PENANAbvUIu27H45
2654Please respect copyright.PENANAgKKrKznnJD
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”2654Please respect copyright.PENANALtJAkMm1vZ
2654Please respect copyright.PENANA8hTk40VICX
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.2654Please respect copyright.PENANAtI6GiA309x
2654Please respect copyright.PENANA82Gq1W0YTg
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.2654Please respect copyright.PENANAGRmPCPkeL3
2654Please respect copyright.PENANAfwP0z37rmQ
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.2654Please respect copyright.PENANAxzwSq9AAkR
2654Please respect copyright.PENANALGyDkjB1Zr
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.2654Please respect copyright.PENANAPQ5k7b3k1o
2654Please respect copyright.PENANA3GBQGkU4iF
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.2654Please respect copyright.PENANAVsAZ6I3i5p
2654Please respect copyright.PENANANN3O2kAzz0
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.2654Please respect copyright.PENANAZAFLhkRWPQ
2654Please respect copyright.PENANAm9lHbtAbtN
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.2654Please respect copyright.PENANA720rgS4BvF
2654Please respect copyright.PENANAjUXITICf3N
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.2654Please respect copyright.PENANAYKNuzT9ygz
2654Please respect copyright.PENANAiVRyNXbPOJ
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.2654Please respect copyright.PENANAAtZNm3hzEz
2654Please respect copyright.PENANAYiKBQJVHUH
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.2654Please respect copyright.PENANA3IT240W5YU
2654Please respect copyright.PENANAZgz0AptGPY
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
2654Please respect copyright.PENANArjzbBKaRQa
Bersambung
2654Please respect copyright.PENANA6Pv7ufCLSq
2654Please respect copyright.PENANAIPKodoCxWq
2654Please respect copyright.PENANATJ5hBIOC1T