
#7 Semesta membawaku padanya
1365Please respect copyright.PENANAZPpU0dbxlp
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.1365Please respect copyright.PENANAPOxkhDXbpo
1365Please respect copyright.PENANATFFPmfSFRz
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.1365Please respect copyright.PENANAP7j3HChCGo
1365Please respect copyright.PENANA0bX3Zl9JhL
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.1365Please respect copyright.PENANAybg8bCX8bb
1365Please respect copyright.PENANAAdtGu9muHC
“Jar…, Tante…, keluar…,”1365Please respect copyright.PENANA21jcnB0MQb
1365Please respect copyright.PENANAUjTlkfSl5D
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”1365Please respect copyright.PENANA3DGeNio6Ba
1365Please respect copyright.PENANAemgX8qgSQS
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.1365Please respect copyright.PENANAjd246W3hSG
1365Please respect copyright.PENANAiuqEn9NgJ0
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.1365Please respect copyright.PENANAza6N9iXvF0
1365Please respect copyright.PENANAhUeNRzXmks
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.1365Please respect copyright.PENANAuCElvUcOBP
1365Please respect copyright.PENANAwzJK4lIqc7
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.1365Please respect copyright.PENANAPDs9Kobm5Y
1365Please respect copyright.PENANARnp8k5yusE
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.1365Please respect copyright.PENANARy0jTnwxdL
1365Please respect copyright.PENANAxbG72QaeXq
***1365Please respect copyright.PENANAsXfWpEckyz
1365Please respect copyright.PENANA7FUeDgeKlI
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.1365Please respect copyright.PENANAUsRdtbXK56
1365Please respect copyright.PENANAIitSJ7MWQh
Bagaimana kalau aku hamil?1365Please respect copyright.PENANASMznDyyhni
1365Please respect copyright.PENANA5wCivOYwTT
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?1365Please respect copyright.PENANAJ0RPmPAcOi
1365Please respect copyright.PENANAs9ncWPtnM7
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.1365Please respect copyright.PENANAUTnWCpQkyg
1365Please respect copyright.PENANAuWQjn0erYL
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.1365Please respect copyright.PENANAXUmYzIA8x7
1365Please respect copyright.PENANA0ybCYPu2m6
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.1365Please respect copyright.PENANAWQvKHi2247
1365Please respect copyright.PENANAIjA00ALHk9
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.1365Please respect copyright.PENANAbarxEJ1nYw
1365Please respect copyright.PENANAv4sW5EUQ2g
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.1365Please respect copyright.PENANA2Tay9RQOWE
1365Please respect copyright.PENANArGN0eydAnf
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.1365Please respect copyright.PENANAUv2wCuozF0
1365Please respect copyright.PENANA9ovZHdStaU
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.1365Please respect copyright.PENANAhUIsMsbgBV
1365Please respect copyright.PENANA9Sg3C5YezF
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.1365Please respect copyright.PENANAsE1HHBsCVN
1365Please respect copyright.PENANAr6mjr6sXZT
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.1365Please respect copyright.PENANA3ZuWSi3o3z
1365Please respect copyright.PENANATNKFMIS1Zf
***1365Please respect copyright.PENANALVzooaiuwJ
1365Please respect copyright.PENANAPblCvm1lEG
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”1365Please respect copyright.PENANA69yuIymgtL
1365Please respect copyright.PENANA8gi1GyexIv
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.1365Please respect copyright.PENANAyBLrfXsshG
1365Please respect copyright.PENANA05QugXcESp
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.1365Please respect copyright.PENANAs0lIWbnKk0
1365Please respect copyright.PENANAMHj8uLvVwx
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”1365Please respect copyright.PENANAVgfpbfHLe6
1365Please respect copyright.PENANA2JdM3B37sY
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.1365Please respect copyright.PENANA2CYEK9t9Yj
1365Please respect copyright.PENANADXboCYwEzZ
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.1365Please respect copyright.PENANA3cgIeAcZeS
1365Please respect copyright.PENANAIkNKKWe36r
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.1365Please respect copyright.PENANA4mNMTNMIey
1365Please respect copyright.PENANAM541QzvfsQ
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.1365Please respect copyright.PENANAtBA8hpWAZO
1365Please respect copyright.PENANA6HiRD9ebEO
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.1365Please respect copyright.PENANA3nVURxSI2a
1365Please respect copyright.PENANAjIheZIxbEm
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.1365Please respect copyright.PENANAcUAuKU9G6r
1365Please respect copyright.PENANAQRhKl8p8xm
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.1365Please respect copyright.PENANAMVwVvoTmzK
1365Please respect copyright.PENANArtvWIjvxBW
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.1365Please respect copyright.PENANAEiB7uDusTq
1365Please respect copyright.PENANABx54EmXpOv
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.1365Please respect copyright.PENANAMYpCi4S5df
1365Please respect copyright.PENANAbXZMgrDpuU
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.1365Please respect copyright.PENANA3uitsO6gf0
1365Please respect copyright.PENANAR4FoOQjRsu
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.1365Please respect copyright.PENANA4sw7E5Sr2v
1365Please respect copyright.PENANAf57sxbUXlx
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.1365Please respect copyright.PENANAaSpgC0bbMc
1365Please respect copyright.PENANALgeo02Ng2i
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.1365Please respect copyright.PENANAzUiFYGCgsx
1365Please respect copyright.PENANAv9KXjRXKYL
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.1365Please respect copyright.PENANAlBvplHy3dA
1365Please respect copyright.PENANA6JnXJjf7oZ
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”1365Please respect copyright.PENANAEa8noyMror
1365Please respect copyright.PENANAGQkiP8t1Uk
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.1365Please respect copyright.PENANAF0DgCVSJFz
1365Please respect copyright.PENANApvOXL2bX3A
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.1365Please respect copyright.PENANAG4p7yWhc7W
1365Please respect copyright.PENANAxQ7FcTCTHS
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.1365Please respect copyright.PENANAmU9T9c3GHD
1365Please respect copyright.PENANALtpc96q4Gy
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.1365Please respect copyright.PENANAe5JnCZFuyo
1365Please respect copyright.PENANA9VuhKrX4Zm
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.1365Please respect copyright.PENANASl1jLJcYav
1365Please respect copyright.PENANAvwqWTOosl0
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.1365Please respect copyright.PENANAduXRQbLOEb
1365Please respect copyright.PENANArtZywReb7U
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.1365Please respect copyright.PENANA871RdIge7y
1365Please respect copyright.PENANAQ26vbp9Tjn
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.1365Please respect copyright.PENANAD2dUBCU8bm
1365Please respect copyright.PENANA82a4zvFot9
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.1365Please respect copyright.PENANAXKceKENSQO
1365Please respect copyright.PENANADtfAAB95cP
***1365Please respect copyright.PENANAcxyUbJ7Krj
1365Please respect copyright.PENANAUmxmCpRcG4
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”1365Please respect copyright.PENANAQGT60wFYxQ
1365Please respect copyright.PENANAdrkx0av6Ah
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.1365Please respect copyright.PENANAJGaVZUysMI
1365Please respect copyright.PENANAwReUwbzven
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.1365Please respect copyright.PENANAHS5hrXUwxj
1365Please respect copyright.PENANAd14JYtY7iF
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.1365Please respect copyright.PENANAmbRolCiBgn
1365Please respect copyright.PENANA4XmWh0sloj
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.1365Please respect copyright.PENANAPuRZtFXCae
1365Please respect copyright.PENANANkT3ioPqyx
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.1365Please respect copyright.PENANAe2fR3zEjOl
1365Please respect copyright.PENANAeFU3HrHd6y
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.1365Please respect copyright.PENANAokdye0jrbx
1365Please respect copyright.PENANA7di5fxcZko
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.1365Please respect copyright.PENANAP6X6LGDafr
1365Please respect copyright.PENANAl7GbHQqXVP
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”1365Please respect copyright.PENANAVB1ZyBDGsl
1365Please respect copyright.PENANAyBRIPb3PQF
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.1365Please respect copyright.PENANALv2XAGArfa
1365Please respect copyright.PENANALvKMIK4itG
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.1365Please respect copyright.PENANACi4nAh66Y3
1365Please respect copyright.PENANAwyzyOdR8Lz
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.1365Please respect copyright.PENANAXV3f11IIfj
1365Please respect copyright.PENANAzt5KqkeT6a
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.1365Please respect copyright.PENANAmvMzxPNVkS
1365Please respect copyright.PENANAOpAiom21nt
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.1365Please respect copyright.PENANAXLX6Eca8XK
1365Please respect copyright.PENANAZwAcs33Yvu
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.1365Please respect copyright.PENANAdhN1oVSmZI
1365Please respect copyright.PENANAq8CJa5NrQF
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.1365Please respect copyright.PENANAcvph0A6KMU
1365Please respect copyright.PENANA0AlBSUKgas
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.1365Please respect copyright.PENANAqM1y7HtHVe
1365Please respect copyright.PENANAvfb4p0L8BF
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”1365Please respect copyright.PENANAj4caa9xGhF
1365Please respect copyright.PENANA06FR2WED4Q
Lagi-lagi aku diam.1365Please respect copyright.PENANAYEo7c7jDJc
1365Please respect copyright.PENANAUgMvFhZLVi
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.1365Please respect copyright.PENANAlZ8qafjCU3
1365Please respect copyright.PENANAEn6s7Eqf61
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.1365Please respect copyright.PENANA6YjJJ0AQlX
1365Please respect copyright.PENANAhYBT3z48PW
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”1365Please respect copyright.PENANA1T3Yo3BTQp
1365Please respect copyright.PENANA2GAtAVW2YQ
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”1365Please respect copyright.PENANAet3ayaCh5D
1365Please respect copyright.PENANAkMs4lq0Nsb
Aku balik tersenyum. Mengangguk.1365Please respect copyright.PENANAUPbzVCnLEe
1365Please respect copyright.PENANAlhT5Uqua8H
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.1365Please respect copyright.PENANAGGpyfYKNTg
1365Please respect copyright.PENANAGzdnsB23rr
“Makasih.”1365Please respect copyright.PENANArqeFhrnaL2
1365Please respect copyright.PENANA0sakMHgDAW
***1365Please respect copyright.PENANAY9oFChlP2K
1365Please respect copyright.PENANAKpvG5wI6pI
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.1365Please respect copyright.PENANAByGb53VUfZ
1365Please respect copyright.PENANAH71iatH8z3
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.1365Please respect copyright.PENANAERiSjcFDEY
1365Please respect copyright.PENANAeTJpumfLbc
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.1365Please respect copyright.PENANA5di2qEN30o
1365Please respect copyright.PENANAu9W5LSpIpi
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.1365Please respect copyright.PENANAuul38XLhXT
1365Please respect copyright.PENANACNDNeEANqY
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.1365Please respect copyright.PENANAARXlKfzQic
1365Please respect copyright.PENANAP686ut7twB
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.1365Please respect copyright.PENANA7DSjOHGfhY
1365Please respect copyright.PENANAfcsYKAWdoe
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.1365Please respect copyright.PENANAcIYiOUrA8y
1365Please respect copyright.PENANA3MJBSoAUCB
Fajar menggeleng.1365Please respect copyright.PENANAjGNXsgPJpF
1365Please respect copyright.PENANAsBmwkFTywc
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.1365Please respect copyright.PENANA9HOkM4xLaY
1365Please respect copyright.PENANA7cSJuKUKDN
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.1365Please respect copyright.PENANAmeZjRB3rWh
1365Please respect copyright.PENANAhJYEAeV988
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.1365Please respect copyright.PENANATlS71pWHdL
1365Please respect copyright.PENANAZfMF1AaUxw
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.1365Please respect copyright.PENANAkPKMPQLt9r
1365Please respect copyright.PENANAkJo3glNxBl
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.1365Please respect copyright.PENANA9y2SkswvIe
1365Please respect copyright.PENANAFxyZOFKBT5
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.1365Please respect copyright.PENANALdcSXSpPah
1365Please respect copyright.PENANAb90M0vXuSn
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.1365Please respect copyright.PENANAUeYaXoNb1F
1365Please respect copyright.PENANAHtMgDbBpkq
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.1365Please respect copyright.PENANAvYBzPWv3mc
1365Please respect copyright.PENANAksXwiVmsSP
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.1365Please respect copyright.PENANAPhQqkTpCjo
1365Please respect copyright.PENANA1SbaSLSzaN
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.1365Please respect copyright.PENANAe1XHw4aB3b
1365Please respect copyright.PENANA5gcGrH39TG
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.1365Please respect copyright.PENANAIutfqKesUJ
1365Please respect copyright.PENANA88Q7IP2oes
***1365Please respect copyright.PENANA9tS90jvej4
1365Please respect copyright.PENANA42wo5OtXjW
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.1365Please respect copyright.PENANAVSr7J3SEDa
1365Please respect copyright.PENANAaVUOs9yuiv
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.1365Please respect copyright.PENANA2nJnjPfEvC
1365Please respect copyright.PENANAXZ10YGhGAW
“Langsung mau pulang?” tanyaku.1365Please respect copyright.PENANAiGuP1AI1OS
1365Please respect copyright.PENANAW7rmiYhaSs
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.1365Please respect copyright.PENANAE7ibSQ8FpH
1365Please respect copyright.PENANAiMrbMy0Xf2
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.1365Please respect copyright.PENANAy2X29TTb4x
1365Please respect copyright.PENANAQgeMsbujkT
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.1365Please respect copyright.PENANAIS2yU7kSLG
1365Please respect copyright.PENANA2F2XItqnZs
Aku mengangguk, antusias.1365Please respect copyright.PENANArPbTFIPGeI
1365Please respect copyright.PENANAexiIku1ALB
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.1365Please respect copyright.PENANAjHJ9uzI2b2
1365Please respect copyright.PENANA7EdJtnTnQt
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.1365Please respect copyright.PENANAI1A8iq2bWd
1365Please respect copyright.PENANA2ylhXMaIX8
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.1365Please respect copyright.PENANAmQiRpY92hK
1365Please respect copyright.PENANApDejyQJ7PO
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.1365Please respect copyright.PENANAPNoIlfy7ZL
1365Please respect copyright.PENANAKZlRzLiYlv
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.1365Please respect copyright.PENANATtNlCCMf8c
1365Please respect copyright.PENANA0584BWHHif
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.1365Please respect copyright.PENANAMjLYfLtvLB
1365Please respect copyright.PENANAdhQK6wFDwx
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.1365Please respect copyright.PENANAXmZU5eKpdF
1365Please respect copyright.PENANAvX3OS9aDbI
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.1365Please respect copyright.PENANAwTfmmiFPgM
1365Please respect copyright.PENANAyo9J25Aujt
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.1365Please respect copyright.PENANA7zaFoqFJb7
1365Please respect copyright.PENANA0dzmVCALa3
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.1365Please respect copyright.PENANALDVRhiLvLF
1365Please respect copyright.PENANAu87siNmdDQ
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.1365Please respect copyright.PENANAVlcbBitd5b
1365Please respect copyright.PENANAJDqPNOYmbH
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.1365Please respect copyright.PENANAPCo3V730wA
1365Please respect copyright.PENANARWH5OHTOOj
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.1365Please respect copyright.PENANAneyDqjB81x
1365Please respect copyright.PENANA5irJ2NzcKv
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”1365Please respect copyright.PENANAPDbFS6Dnhq
1365Please respect copyright.PENANA406Ph7p2TX
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.1365Please respect copyright.PENANAeQ4y8qxIKE
1365Please respect copyright.PENANAD4pKf1Vx9Z
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.1365Please respect copyright.PENANAsZikqv20n4
1365Please respect copyright.PENANAB9baZyQDTy
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”1365Please respect copyright.PENANAesQ9PpBvXM
1365Please respect copyright.PENANAHTSlXzaOoX
Fajar tersenyum dan mengangguk.1365Please respect copyright.PENANAsPwINXiW3D
1365Please respect copyright.PENANAhuMVryRKVr
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.1365Please respect copyright.PENANAJpVH2bBtNh
1365Please respect copyright.PENANA3ZI85GFVVV
“Makasih,” kataku, pelan.1365Please respect copyright.PENANAbwfHZvDrLG
1365Please respect copyright.PENANAZg36yp0v12
***1365Please respect copyright.PENANAKJgUVrwj0c
1365Please respect copyright.PENANAjTHebyMbEd
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.1365Please respect copyright.PENANAceqSzvRI4f
1365Please respect copyright.PENANAHHHlmBJO1Q
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.1365Please respect copyright.PENANAz7kUMhTU1W
1365Please respect copyright.PENANAQZqOgLeS9Z
“Masih jauh?” tanyaku.1365Please respect copyright.PENANA5EENFTBgev
1365Please respect copyright.PENANA7Y5VKIiiIc
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.1365Please respect copyright.PENANA7YK5Llr7gD
1365Please respect copyright.PENANARt5l4AlE73
Aku mengangguk pelan.1365Please respect copyright.PENANADWchXBDsar
1365Please respect copyright.PENANAB8x7OHNOSh
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.1365Please respect copyright.PENANAUYsQkujlfL
1365Please respect copyright.PENANAF6yjDuB26W
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.1365Please respect copyright.PENANAjyX3E4QUHP
1365Please respect copyright.PENANAZ7lA7PoS5L
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.1365Please respect copyright.PENANAEQp6029aZm
1365Please respect copyright.PENANAysF634cj2v
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.1365Please respect copyright.PENANAbjxqcWCMNx
1365Please respect copyright.PENANA8PHao5hZWu
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.1365Please respect copyright.PENANAyD8kEhHITB
1365Please respect copyright.PENANAF8FbWDxLhn
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.1365Please respect copyright.PENANARZsAYOOF7M
1365Please respect copyright.PENANAgxDxegtW8j
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.1365Please respect copyright.PENANAaT9HBdhU71
1365Please respect copyright.PENANA44KPjTk2FM
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.1365Please respect copyright.PENANAcowPEmChow
1365Please respect copyright.PENANAiaj7m6ZaBi
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.1365Please respect copyright.PENANA6RvZj7tl5m
1365Please respect copyright.PENANAMO00HnzFMB
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.1365Please respect copyright.PENANAsdfpD93otk
1365Please respect copyright.PENANAQEWrPcIdMo
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.1365Please respect copyright.PENANA0y064KuSFn
1365Please respect copyright.PENANAhQpUwDGhho
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.1365Please respect copyright.PENANAjCDRKrECfH
1365Please respect copyright.PENANAre4sNrjUir
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.1365Please respect copyright.PENANAn6AEpTBTqo
1365Please respect copyright.PENANAS9Rp2AxKtF
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.1365Please respect copyright.PENANAz9sZbadHnx
1365Please respect copyright.PENANAcDjTgfsz2S
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.1365Please respect copyright.PENANATMq6R4Qrel
1365Please respect copyright.PENANAolGrk3waqX
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
1365Please respect copyright.PENANA0OJ8yLMxSc
1365Please respect copyright.PENANAyYMXAHZhWL