x
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEb7aScGAZQ
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5c20IDWZxX
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLa9g5EkWxc
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWysbabX3D6
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxiY2VtefkA
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOJJA7p1VxQ
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgI5gaerw6L
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCPmupYZI1G
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Andai saja tubuhku tak lemas, mungkin aku bisa kabur dari sini.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpkKNOWwYof
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gGODJ45Sb
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok, buang air kecil.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSX2X2noxnW
"Ngadep sana, kambing!"
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXfBhiEj72
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena kakiku terasa lumpuh.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGelsh190Gv
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7kmxkRfsw
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu52LyFUtok
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbpEqBn0PQV
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN8ogjX8pl9
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡygnwXsspaH
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRVMi7xxZfn
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdoSZRzwXFl
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke dalam lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnS6nOdBZEP
"Bar.. kasiani aku! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun. Emosi hanya membuat tubuhku lemas.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzLxit0PcCE
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melepas pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVgSeIi6SRN
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyGEPE7yd6d
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang berada di dalam bathtub dan Akbar yang duduk menungguku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGcPWEHdKu2
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo313xNw4xp
*******
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBmXYg33xm
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Yang tak berhenti mengelap lekukan dadaku. Naik ke atas sampai ke puting lalu berputar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2M40ZUSVjx
"Cantik..." kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtbOIaAiyE
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd5HKttfzfo
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Suami muji tubuh istrinya sendiri," kata Akbar sambil tertawa.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFdjm0P5nzO
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Jy6YAwMSD
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk berkali-kali.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp05Qjlipod
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku jutek.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Vv67lnC1D
Akbar yang berada di belakangku mengambil kimono panjang dari capstok lalu membantuku memakainya. Dengan sedikit kasar, Akbar memutar tubuhku menghadap cermin.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcnX1tjbTB
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvRccQa9HF3
Wajahku pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Menatap penampilanku di cermin, aku terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHYjAdmfQi6
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil mengendus rambutku yang tergerai di punggungku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡap4GCHNJ5d
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsDH3fhYNs
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang tersenyum di belakangku tanpa rasa bersalah.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmaP1diXXOq
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaV3g8ANSgz
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikan.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv31oxGj0rT
Bulu kudukku bergidik melihat Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan bahwa ada ancaman besar yang mengintaiku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQx3ls5A6j
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak bisa kubendung.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqiwVEA586i
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBd8WBxMWW
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0g0zrp0uxQ
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqgdYZZITp
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvhJBley40V
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote demi kamu," kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0OyxpBIhYw
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbSmF6fpX65
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwBKLygrH4
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku pun perlu makan juga.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡShrcGpO4UH
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGGt0WDBgL
Ikatanku pun dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menderaku, aku tak lagi peduli dengan reputasiku. Lalu sebungkus nasi goreng yang masih dipegang Akbar kurebut, dengan buru-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, kulihat Akbar menatapku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYdfqMtAh81
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPmaz8CdW0
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhWwpYQz8HA
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwi606UCcm
"Nggak, itu buat kamu aja, biar kenyang. Aku taruh sini ya botol air mineralnya," kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSuABzq8Zy1
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIR5WRdDgK
*****
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcHA0Wl1ik1
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi hanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPyLiyHkihW
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDASmWRxnL
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPtC25yBhS
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI2adgmNMOC
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOMDPrvFbC
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZYgsZAk02
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ZYL9c0Bo1
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" kata Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9VWkkzZmk
Tak kutanggapi pernyataan Akbar. Namun aku lega karena Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8y8UwmVME
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gTMmb0CNA
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaU8t3Ychq0
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8DaeAeyKI
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJiWHxJLzmf
Lalu Akbar bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7q1LC47bjB
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpuCGZnrUD
"Ci..." kata Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxrpm8QsUrc
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Cr9a2cnFK
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADtArjAvRN
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS12Tv01HWf
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZ5A9ugNgD
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAIkrhpTXcw
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYt2qu2uEGe
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZig8SCrdlc
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgv30DfZA1G
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMNXrINFcr
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTE2DrgiTgl
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrrejbgVmgB
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku!" kataku dengan terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc2jfBaYyPm
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjlBjp5EnG
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ONFk3FnfB
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu patah kata. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsNWDgilD4
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF3NkxbePcf
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCh3aX16S9y
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL5G8uLYFDQ
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ95MFcfLxKQ
"Aku cuma mau, kamu jadi istri yang baik. Kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH6aKs5zitc
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6o2Cg2erzD
*********
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTPcMto9cLa
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari, aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnM1IiSq3D1
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jV1cdmH22
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9CwxbijPF
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡawqtbimXJE
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfhSNiVZyOi
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNC4UzXcVrK
Di ruang tamu, aku menunduk dengan perasaan cemas yang menyiksa. Sesekali aku merapikan penampilanku, agar auratku tak tersingkap.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs9t4t1l9jx
Saat Pak Sukri mendekatiku lalu duduk di sampingku. Perasaan takutku mulai muncul, "Maaf, Pak... Permisi!" Aku pun berjalan ke depan meninggalkan Pak Sukri.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbMx81R6NBX
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman menatapku dari jauh. Perasaan takutku kembali muncul dengan kutundukkan pandanganku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSLTyy0CGdb
Pak Dirman mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnDUtvLc42W
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQ6USUXarB
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku langsung menggigil seketika mendengar suara Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZadJGLDPHx
"Maaf Pak," kataku sambil meninggalkan Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQNPvlzX9hO
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYwudOqKcLV
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5Irmd8F25
"A... dek di depan Mas... duduk di teras," kataku tergagap.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlh8ngT34yl
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWDg2I7Plv9
Tangisku langsung meledak. Aku pun berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZVentZSd3u
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy2EWqiwpxG
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZrXNltztAO
"A... aku... "
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQGeSjO3N58
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek!" kata Akbar menyeringai.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSBGqXk7wc5
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfG2KECTvks
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡANtomUjrdr
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG2dLOm6Y2d
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFgUdSSSkr3
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBmYZ7GuDPc
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ07dGoLKWrO
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvtuBhGzs3G
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy79PhcJmEj
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡatRT4744ol
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzTdV9W3MjL
Plak!
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTwMElIlir
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDsmzAYc8Tc
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxZzvExBIAo
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2R8CD7OET8
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNbYboOWXvv
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWu5ycneRZY
"Oh, kamu mengakui kalo kamu salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc1nkZbNAOf
"Aku tau..." kataku terisak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGeFmlK4NY
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6yktmoVyu
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di atas lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtw5pUtz4DU
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfwMdljDe7X
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL688IiBylc
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAqcejUAS8W
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya! Jangan Cici Farisha!" kata Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLpKyalhiOE
"Saya nggak mau mengotori tangan saya buat mukul orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrgVTD0JCqO
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9ZBJVXKA5
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar," kata Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQYgw3139O
"Oh so sweet. Sebegitu setianyakah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGNlBdozC1a
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFPtu8MXaeF
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzGaiWtLzQz
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3870BdEa6H
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEv2WVlULvV
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFmfETB0epz
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWZdl9l8NL
"Saya nggak apa-apa. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfWT9M8coP
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbwKNA8PVmg
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi43HrAL2Ux
"Aduh..."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFdsrP8BX0
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzxnztUMpq
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ajgfy9Ie5
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdTqxJEwjkF
"Udah! Kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuhRyMJTTy3
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang rapuh, membuatku tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdH752MOX6I
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡec0lisajIG
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Q7kppJgrB
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4fk9lIhju
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2JiioHsxUC
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0WOPh2EA1
"Sama-sama," kata mereka lirih.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKbbZqAPxTU
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtplBm7xbIO
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLCv27qtJx8
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDv9LOZlQpG
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb4OVoY9on2
"Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut lalu melepas celamisku dengan kasar.953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0BxndUGYlR
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWwGLgFBBdi
Dengan satu tarikan, celana dalamku pun turun sampai sebatas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack, saat Akbar mulai penetrasi tanpa foreplay. Aku hanya bisa pasrah tanpa mencegahnya karena tubuhku membeku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK4OiNIYSlq
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, hanya sebatas menempel saja. Tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeSQYlF04vY
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUpE59Lcu8
"Ejakulasi dini?"
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnlKaw3jaEc
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku tak pernah membayangkan akan mengalami siksaan fisik dan mental seperti ini. Meski mentalku terlanjur rusak, ada secercah harapan agar aku kembali ke sedia kala.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPAjr7ZRLVv
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar pun membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke arah kelaminnya yang mulai layu.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAeUZnkMmKp
"Mas, kok si Johny layu sih?" tanyaku yang sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, namun penis Akbar tak kunjung menegang.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HTFlHry6Q
"Hei, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" tanyaku sambil mengocok penis Akbar lalu kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEN6Zsolw78
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcgTGc4CrqX
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzks1ioAgf
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm2CCqwYptd
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan wajahku karena bentakan Akbar sempat membuatku down.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvfuL6p4ZI
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEUq7R2Ooaz
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4r492ZGdx7
"Nggak usah bawel! Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyH4Pp2vSd
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata temperamen Akbar tak sebanding dengan arogansinya. Personalitasnya minus, yang sering main tangan pada istrinya sendiri. Belum lagi lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan suami seperti itu. Posisi tinggi di perusahaan pun, karena orang dalam. Begitu juga previllage di masyarakat, hanya karena ia anak seorang kyai.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7N2ZGsdeSY
Entah kenapa mengulik keburukan Akbar membuatku ingin membandingkannya dengan Papa. Dari wajah, postur tubuh, kecerdasan, kesuksesan finansial dan cara memperlakukan lawan jenis. Papa tak pernah membatasi kebebasanku. Sedangkan Akbar hanya laki-laki patriarkis yang menganggapku seperti object yang tak memiliki perasaan. Yang bebas menyakitiku seenaknya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiTrKVtQRsm
Maka, mulai detik ini kuputuskan bahwa aku harus pulih dari traumaku. Sudah cukup aku terpuruk berhari-hari. Lelahku harus terbayarkan, dengan cara bangkit dari mimpi burukku. Yang aku inginkan, aku lepas dari perasaan cemas dan takutku. Setelah itu, aku harus kembali ceria. Dengan pulihnya mentalku, aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku juga bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Lalu apakah aku suka, mengungkap kelemahan Akbar? Ya meski mirip harapanku sebelum menikah. Namun apa gunanya? Mentalku sudah terlanjur hancur, begitu juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Apa aku semakin benci pada Akbar? Ya, tak bisa kupungkiri. Aku sangat membencinya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBSwcdkWRWi
Dan dibalik tubuhku yang lemah seperti sekarang, aku hanya bisa menggigil. Dengan memanggil-manggil nama papaku, karena aku sangat merindukannya.
953Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4pt1uWClM5
