x
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP78BXffzvm
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0B1mDGAD83
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡESLDh0SUtQ
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXYEp21HSMl
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwogIrIAkFM
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpCZ7k52bhD
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocrSuLOUDv
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUl5Q9Fsyaa
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Andai saja tubuhku tak lemas, mungkin aku bisa kabur dari sini.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfm7A3ESV1b
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX4PuyIRQpV
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok, buang air kecil.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfeIy4immAI
"Ngadep sana, kambing!"
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDcSacVOX7G
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena kakiku terasa lumpuh.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw4yDBXSkMp
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71fiXHcE9x
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5kQPjwhpAz
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKjxsQEZmRz
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcI0xEk2Ksw
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5RvHcwmAHN
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzgZin1h28Z
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIkR0Dd5DPY
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke dalam lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgwan2kiZg4
"Bar.. kasiani aku! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun. Emosi hanya membuat tubuhku lemas.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEJjcNPjixu
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melepas pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94JC0n5Nbv
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjHmbuVl7C
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang berada di dalam bathtub dan Akbar yang duduk menungguku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMBUKWYYbHh
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgQFVe24oxm
*******
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTcOW8EC283
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Yang tak berhenti mengelap lekukan dadaku. Naik ke atas sampai ke puting lalu berputar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7M6mM6wOOV
"Cantik..." kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfBzykCmhwr
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbysaPD6K1
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Suami muji tubuh istrinya sendiri," kata Akbar sambil tertawa.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9PMbBECLY
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnnO3HAFrPE
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk berkali-kali.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLRBQNFKzHh
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku jutek.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhY61HAd2Py
Akbar yang berada di belakangku mengambil kimono panjang dari capstok lalu membantuku memakainya. Dengan sedikit kasar, Akbar memutar tubuhku menghadap cermin.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLjHCPqTalU
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxn3UVRWsn
Wajahku pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Menatap penampilanku di cermin, aku terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmrkN6wOwJr
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil mengendus rambutku yang tergerai di punggungku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObcrx2Vdc8
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEkUozQPn6
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang tersenyum di belakangku tanpa rasa bersalah.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8nXS0eV4jN
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHiicI7QGn8
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikan.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRHEczEBgB
Bulu kudukku bergidik melihat Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan bahwa ada ancaman besar yang mengintaiku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVtfjWb1oHm
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak bisa kubendung.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxwLbHrOpoj
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR0f5Lv4YvX
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukSWvqYRs9
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRZKUkTCt4u
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnqMoGB6hCr
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote demi kamu," kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2UEgOGT6q6
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkpx82lNsTq
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡam0GGrMuQk
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku pun perlu makan juga.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuV56JeETIn
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZRvjCvrD8v
Ikatanku pun dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menderaku, aku tak lagi peduli dengan reputasiku. Lalu sebungkus nasi goreng yang masih dipegang Akbar kurebut, dengan buru-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, kulihat Akbar menatapku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡButkHpj2JA
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXRl4a9DIU
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8kUcflJkc
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRjaRoHKyYf
"Nggak, itu buat kamu aja, biar kenyang. Aku taruh sini ya botol air mineralnya," kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJrOvjxO0zG
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBR9QQ7p6hn
*****
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6s67zRqJzD
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi hanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTZh1kkeKo
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKAEtaNAN9Y
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIA9PaCUssT
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUxZMQQM2ST
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3pPzzeAKR
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQ7wSI5XZc
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdo9IJtjxGr
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" kata Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxM9Xo9Iso
Tak kutanggapi pernyataan Akbar. Namun aku lega karena Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY4H436hNXd
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZJIFHaeLXC
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYHonW651j
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuzZKgPqwYR
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTcWD09ryu
Lalu Akbar bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHM5Ley5BJ9
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv3WkwqEhaU
"Ci..." kata Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQuA4Yg6Ivr
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Jy6AT1BjG
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAoc5VvDOU
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeTcKjHJ97G
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxRMZmJ4Uqi
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSrBehRbAA0
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9W9sDMo3Ab
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOc3YyQ6yHK
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlIxgT0JkDB
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl2axltviK5
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoavgeeJMGA
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPofWPkEBls
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku!" kataku dengan terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6wye1BD17o
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjSP39ueeIB
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6kunxkimHU
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu patah kata. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYcbfCkXUCl
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWVve4hpDEc
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4JhXEN8yK9
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUuFcGIqY6g
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc2kavTNduX
"Aku cuma mau, kamu jadi istri yang baik. Kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEzmyeT7e0e
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKmbbdmAHtk
*********
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgPxnDl1AOR
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari, aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLbz8BWdjm
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAGj3PV9hzg
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4DybRRN3tD
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGNwR7EZ0V
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY6n7YdF7Nd
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjurs6O7Koj
Di ruang tamu, aku menunduk dengan perasaan cemas yang menyiksa. Sesekali aku merapikan penampilanku, agar auratku tak tersingkap.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCo8gZ2zrDI
Saat Pak Sukri mendekatiku lalu duduk di sampingku. Perasaan takutku mulai muncul, "Maaf, Pak... Permisi!" Aku pun berjalan ke depan meninggalkan Pak Sukri.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFxpc2itmZ
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman menatapku dari jauh. Perasaan takutku kembali muncul dengan kutundukkan pandanganku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl8PKC6BYH0
Pak Dirman mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7dr158nfyi
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw1TqcMwpdO
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku langsung menggigil seketika mendengar suara Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwDP3c9tzZc
"Maaf Pak," kataku sambil meninggalkan Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHdVhthy8s
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJbrcZShVie
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzk1tsoOyZJ
"A... dek di depan Mas... duduk di teras," kataku tergagap.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Pyp0CMC5n
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLD0SCUWz4j
Tangisku langsung meledak. Aku pun berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9oLTdpUut1
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpMQye99vS9
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjdJJBBq7C
"A... aku... "
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeNb4N7vlNc
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek!" kata Akbar menyeringai.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9LYGqE3lQ
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBfKzPwz3cE
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6K56dCFDqM
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP3Rc3Tw6Wr
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡviHnhe9ajE
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbRhyP4HiWk
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0eJbwqxkA
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKhe693HJ17
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW5d3Q2Ingh
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGeLTQ50yE8
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeiSHlwWxGM
Plak!
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQaA5jCrsy
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOaupKrD2Bl
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJyVmeEv22P
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqHCk8vkPDC
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi2EtHt3I8H
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡraqNenUUNM
"Oh, kamu mengakui kalo kamu salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡovlJaDlljq
"Aku tau..." kataku terisak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJqGHYykPH
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAf4Lrbx9f
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di atas lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUhtlhpijH4
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl5PdytNrjn
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt74GrNPI7o
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJjSqoKWeV6
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya! Jangan Cici Farisha!" kata Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt3Xn6eWtOD
"Saya nggak mau mengotori tangan saya buat mukul orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFL528q8HZz
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHwdkD8eRXs
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar," kata Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmUYcm4MC0Q
"Oh so sweet. Sebegitu setianyakah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGwxLwsOCmT
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSWgcgseGNP
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6fkubzRVq
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡniJ1vfrAMy
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkbi3pU4nWd
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNwDTPXLaFF
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezaFOd92kg
"Saya nggak apa-apa. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzD1lM7YEb
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7gw93XFis7
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKwfBsD2Gm
"Aduh..."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOhgXB6ORL
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSajXpBivlG
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcLrmBxwlYT
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIIg2inIFQB
"Udah! Kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIc2j3cD0Wm
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang rapuh, membuatku tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhxAsSTv601
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd9tWRlOhDx
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP6X7f42nAK
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0e54sJ5YtT
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvtGEuiBpz
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzKXLaFyb0
"Sama-sama," kata mereka lirih.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ4XAQLp8zH
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQfO0WUOsok
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVLVUaxEEPm
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ7j8xzImJ1
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU32ZJFjLJO
"Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut lalu melepas celamisku dengan kasar.1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKiYO0Ic9Jn
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡte9BQ5KQVu
Dengan satu tarikan, celana dalamku pun turun sampai sebatas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack, saat Akbar mulai penetrasi tanpa foreplay. Aku hanya bisa pasrah tanpa mencegahnya karena tubuhku membeku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1d4dZibzb
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, hanya sebatas menempel saja. Tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxLtP4PJ69
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQ9C7uHl3w
"Ejakulasi dini?"
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZyEJ1keYv9
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku tak pernah membayangkan akan mengalami siksaan fisik dan mental seperti ini. Meski mentalku terlanjur rusak, ada secercah harapan agar aku kembali ke sedia kala.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXExdEmvD6x
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar pun membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke arah kelaminnya yang mulai layu.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZDVQwgAQ5P
"Mas, kok si Johny layu sih?" tanyaku yang sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, namun penis Akbar tak kunjung menegang.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQH8sKbU7M
"Hei, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" tanyaku sambil mengocok penis Akbar lalu kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyCoGVUbrlg
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmDhp9ve8U
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkHQ8MmzN2
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwwGHB6fAi1
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan wajahku karena bentakan Akbar sempat membuatku down.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkbxzF7rgdE
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXsaIHHGnfw
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgkazPeJPP
"Nggak usah bawel! Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡult5HshHdZ
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata temperamen Akbar tak sebanding dengan arogansinya. Personalitasnya minus, yang sering main tangan pada istrinya sendiri. Belum lagi lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan suami seperti itu. Posisi tinggi di perusahaan pun, karena orang dalam. Begitu juga previllage di masyarakat, hanya karena ia anak seorang kyai.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6v1uxwrHuv
Entah kenapa mengulik keburukan Akbar membuatku ingin membandingkannya dengan Papa. Dari wajah, postur tubuh, kecerdasan, kesuksesan finansial dan cara memperlakukan lawan jenis. Papa tak pernah membatasi kebebasanku. Sedangkan Akbar hanya laki-laki patriarkis yang menganggapku seperti object yang tak memiliki perasaan. Yang bebas menyakitiku seenaknya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRONx6ffot
Maka, mulai detik ini kuputuskan bahwa aku harus pulih dari traumaku. Sudah cukup aku terpuruk berhari-hari. Lelahku harus terbayarkan, dengan cara bangkit dari mimpi burukku. Yang aku inginkan, aku lepas dari perasaan cemas dan takutku. Setelah itu, aku harus kembali ceria. Dengan pulihnya mentalku, aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku juga bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Lalu apakah aku suka, mengungkap kelemahan Akbar? Ya meski mirip harapanku sebelum menikah. Namun apa gunanya? Mentalku sudah terlanjur hancur, begitu juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Apa aku semakin benci pada Akbar? Ya, tak bisa kupungkiri. Aku sangat membencinya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsKkBPENv2W
Dan dibalik tubuhku yang lemah seperti sekarang, aku hanya bisa menggigil. Dengan memanggil-manggil nama papaku, karena aku sangat merindukannya.
1781Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgpAB44DKTs
