x
Normalnya saat perempuan menikah, ia akan merasa bahagia. Karena pernikahan tak ubahnya seperti metamorfosis seorang perempuan, untuk menjadi lebih dewasa. Namun, berbeda dengan aku, yang menganggap pernikahanku sebagai nerakanya dunia.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0RJcHDm4SN
Berlebihan? Tidak menurutku. Awalnya memang, alasanku terkesan kekanak-kanakan karena aku ingin pasangan yang setara. Bahkan aku sempat memandang pasangan yang baik itu dari segi fisik juga. Namun, setelah aku mengetahui lebih dalam buruknya calon pasanganku dan keluarganya. Aku jadi semakin membencinya. Apalagi yang aku rasakan tidak hanya kebencian mendalam, melainkan perasaan cemburu karena mamaku menjadi miliknya.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9VmnRsDyI8
Bukannya aku iri karena Mama yang menyokong Akbar untuk mendapatkan posisi CEO. Lebih dari itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Perasaan yang tak bisa aku jelaskan.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeaSSLcabPL
Disisi lain, aku merasa terjatuh sampai perasaanku menjadi lumpuh saat Mama memandangku sebagai musuh. Entah perasaan apa yang aku rasakan. Mengingat Akbar dan keluarganya, sama seperti aku mengingat Mama.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdrLMN9Bhdb
Jantungku terasa diiris-iris, nafasku pun tersendat-sendat, sangat sesak. Dadaku ingin meledak, karena rasa nyeri yang seakan-akan timbul lenyap saat perasaan itu kembali terngiang di dalam memoriku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhGuyiy2CUG
Namun, apa yang aku mampu? Aku tak mampu lari dari kenyataan. Keinginan untuk menghilang, hanya menghasilkan luka yang tanpa bekas. Bahkan luka itu sama sekali tak menggores sampai darahku mengucur. Bukan berarti rasa sakit itu tak nyata. Nyata, hanya saja tak meninggalkan jejak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvsLlewj14A
Berkali-kali kugeleng-gelengkan kepalaku. Aku tak boleh larut sampai aku menjadi rapuh. Karena sebentar lagi aku menikah. Yang kubutuhkan bukan lagi terjebak ke dalam lumpur hisap yang menggerogoti perasaanku. Namun, ketegaran... hanya itulah yang menjadikanku bisa menghadapi kenyataan di depanku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡinIfkrF53f
Saat ini aku sedang duduk di kamarku, ditemani MUA dan pegawainya.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU6KJQmH6s3
"Cantik, Ci..."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡec2nDozJZb
"Terima kasih," kataku dengan tersenyum.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOMPdP9GPq7
Sekarang aku memakai gaun putih lengan panjang, dengan stelan hijab dan cadar. Setelah wajahku selesei dirias, aku diiringi Papa, Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Dengan gaun yang panjang aku berjalan menuju mobil menuju KUA.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqiUlRIgFM1
"Tenangin hatimu, Fa!" kata Papa di sampingku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjlaozoP0k
Kuhela nafasku dalam, lalu kuembuskan nafas panjang. Meski Papa menenangkanku, namun perasaan cemas membuat jantungku semakin tak terkendali. Dengan sedikit menggigil, aku duduk di dalam mobil.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTb2DpJMyfe
"Kita udah sampai," kata Pak Sukri yang berada di depan. Menjadi sopir.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡki11LkefSH
Mobil pun di parkirkan di depan pelataran KUA. Kuremas-remas telapak tanganku, yang kini mulai keluar keringat dingin. Tak hanya membasahi telapak tangan, tubuhku pun basah oleh keringat dingin dari cemas yang membayangiku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWn1DHCt6y
Papa berada di sampingku, menggamit lenganku. Di dalam ruang KUA, sudah hadir banyak orang. Tak hanya orang perusahaan, namun juga orang-orang yang mengiringi Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9vR78l2UlQ
Sekarang aku duduk di samping Akbar, di depan penghulu. Sedangkan Papa sebagai wali dan Pak Sukri dan Dirman sebagai saksi duduk di sampingku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxPKmcNH4x
Tubuhku benar-benar membeku, apalagi sekarang aku berada di samping Akbar. Bau harum yang menyentuh syaraf-syaraf hidungku bereaksi. Di dalam pikiranku bertebaran kata-kata ejekan, namun daya tarik maskulin Akbar meruntuhkan egoku yang telah lama kubangun.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0sE385j7dw
Yang awalnya aku hanya menunduk, kuedarkan pandanganku. Kulihat Aldo, Doni, Riswan dan Aris. Ekspresi wajah mereka sendu. Lalu aku kembali menunduk dengan kueratkan jari-jariku pada kedua tanganku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIlydKREUJ
Sesekali kuangkat wajahku, kulihat Mama duduk dengan wajah muram. Perasaan yang sejak tadi sudah mampu kuatasi, kini mulai menyeruak. Kegelisahan yang sudah tenggelam, mulai muncul kembali.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVilLXUUVNt
Dari sorot mata Mama, terpancar kebencian yang mendalam. Berkali-kali, kucoba menenangkan hatiku. Saat aku menoleh ke arah Papa, Papa memberiku isyarat agar aku tetap kuat. 2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJOkQINI1F
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡksdgZx7SQf
"Mari kita mulai! Udah siap?" tanya Pak Penghulu sambil menjabat tangan Akbar. Akbar pun mengangguk sebagai tanda ia sudah siap.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGot8SdUopT
Saat ijab qobul akan dimulai, Akbar melirikku dengan ujung matanya. Ada sorot mata aneh, tak seperti stigma yang aku bangun di dalam pikiranku. Melainkan pancaran dominasi yang menyeruak. Tubuhku berkali-kali menggigil yang membuatku benar-benar takut apa yang akan aku hadapi setelah ini.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQeOFCvVQZV
Sebelum ijab qobul dimulai, Penghulu meminta izin pada Papa sebagai wali untuk mewakilinya, Papa pun mengangguk tanda setuju. Ijab qobul pun dimulai, "Saya nikahkan, Akbar Nurul Huda bin Aziz Amirul Ghozi dengan Farisha Aisyah Putri binti Johan Mahendra Putra dengan mas kawin... yang sudah diwakilkan kepada saya dibayar tunai."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7fdnegAPQr
"Saya terima nikahnya, Farisha Aisyah Putri binti Johan Mahendra Putra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," kata Akbar menyauti.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3bLzcCr2Nh
"Gimana sah?" tanya Pak Penghulu.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm2fn9NCWEI
"Sah!" Semua orang yang berada di dalam ruangan berteriak bersama-sama.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXqwUTh3enb
Acara ijab qobul pun selesei, sekarang mobil pengantin melaju menuju villa. Dalam hati, aku bertanya-tanya. Bukankah ini villa Papa? Aku takut jika villa Papa pun juga akan menjadi milik Akbar atau pun keluarga Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWGbguLdxxb
Perjalanan menuju villa cukup jauh, dengan keringat dingin yang terus mengucur, kuremas-remas telapak tanganku. Apalagi sekarang aku harus duduk disamping orang yang aku benci. Yang saat ini justru menggodaku dengan aroma kejantanannya. Kusangkal berkali-kali agar aku tak tunduk ke dalam pelukannya. Meski insting primordialku berkata lain, karena feromon kejantanan yang mulai menggelitik cuping hidungku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnv0aP41CJr
"Kita udah sampai," kata Pak Sukri.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRJdoqTOz9B
Dengan laju yang lambat, Pak Sukri membawa masuk mobil ke dalam pelataran villa. Di dalam pikiranku, setelah ijab qobul akan diadakan pesta pernikahan secara adat atau pun modern. Namun bayanganku buyar seketika, saat aku masuk ke dalam villa.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0eascRk2dS
"Apa ini?" kataku dalam hati.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK5je76Jpie
Rasanya tawaku ingin meledak. Bagaimana tidak? Ini bukan pesta pernikahan yang sesuai ekspektasiku. Hanya sekedar walimatul ursy, dengan undangan yang duduk lesehan di atas karpet.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX4vl97SjJ7
Kulirik Akbar yang berada di sampingku, dengan pandangan sinis penuh penghinaan. Sekarang bukan Akbar yang menang, melainkan aku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKF7NIzca8
*****
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd9kPxnsoop
Sekarang aku sudah berada di rumah. Kulihat Papa keluar dari kamarnya sedang menarik kopernya.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HzdTGeuiz
"Papa harus pergi, Fa," kata Papa dengan tersenyum.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTkf4sMuD3Z
Tak ada sedikit pun sendu yang tergurat di wajahnya. Kucoba menahan tangan Papa, "Pa..."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJH8HwlvhO
"Papa ngerti... Kamu nggak perlu khawatir, Fa. Papa nggak sepenuhnya ninggalin kamu," kata Papa sambil melepas pegangan tanganku pada pergelangan tangan Papa.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7raXjsUWdq
Tangisku tak lagi bisa kubendung. Lalu Mbok Darmi mendekatiku, "Disini masih ada Mbok, Non."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOipocZKYi
Kuhamburkan tubuhku untuk memeluk Mbok Darmi. Pelukan Mbok Darmi pada tubuhku, sedikit menenangkanku. Usapannya pada punggungku seakan memberi penghiburan padaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0i7EYltYup
"Non, nggak sendiran," kata Mbok Darmi.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBb8EvqLyoo
Saat aku melepas pelukanku pada tubuh Mbok Darmi, kutegakkan tubuhku. Di kejauhan Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman berdiri seakan-akan mengatakan.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGSrhb4NNv8
"Cici nggak perlu takut. Kami siap melindungi, Cici."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxTCVqPLbk
Kuhapus air mataku. Melihat kesetiaan mereka, aku terharu. Ada senyum yang tiba-tiba tersungging berbalut kesedihan yang kini padam.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcM5LKNDb1x
Kucoba melihat di ujung sana, Akbar sedang memandangku dengan tatapan sinis. Aku tak tau, arti tatapan itu. Yang jelas, bulu kudukku bergidik. Rasa takutku pun mulai menyeruak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRsbDI4Gdl
******
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHLJ4ZaFfwN
Setelah kepergian Papa, hatiku semakin rapuh. Ada yang hilang dari diriku. Bukan hanya kehilangan sosok seorang ayah yang menyayangiku. Namun lebih dari itu.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzyAY8yicOe
Di dalam kamar aku duduk canggung di tepi ranjang.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm008hOYEkG
"Dek..." Akbar memanggilku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPJxBPD7cxP
"Iya..." Kataku sambil mengangkat wajahku yang tanpa cadar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJxcMwcI1wC
Lalu Akbar duduk bersimpuh di depanku sambil memegang telapak tanganku. Saat Akbar menatapku, kubuang mukaku ke samping.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXFnk4wFyB
"Maafkan aku dan keluargaku..." kata Akbar dengan suara baritonnya.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWB05EmMwz9
Kutatap Akbar yang sedang bersimpuh di depanku. "Buat apa?" tanyaku bergetar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Zh2apaUWb
"Aku sebenernya, nggak setuju dengan cara Abah," kata Akbar yang kini duduk di sampingku sambil menggenggam tanganku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbOQiw5JgL
Kucoba menoleh ke samping, sambil menghela nafas dalam. "Tapi kenapa, Mas nggak menghentikannya?" tanyaku dengan suara bergetar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyyTeenlEhb
Akbar menatap langit-langit kamarku. "Aku bisa apa, Dek?" tanya Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6NyG6F9aUL
Kupandang Akbar, dengan penuh tanya. Senyum sinisnya, ekspresi dominannya dengan ucapan yang terlontar di mulutnya terasa saling bertentangan. Aku benar-benar tak mampu menembus hati orang yang sekarang berada di sampingku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvt5fFoP7u
"Kenapa begitu? Aku nggak ngerti, Mas," kataku menatapnya.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnKoQFRxymM
Pandangan Akbar berubah menjadi campuran kesedihan dan wajah murung.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡomXMcALRKN
"Terlalu sulit, buat mengatakannya, Dek..." kata Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8nLQdwwrJc
Kutatap Akbar yang berada di sampingku, dengan tatapan tak mengerti.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbBQXel6hzm
"Katakan saja, Mas!" kataku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiHp0oX3VRP
"Seharusnya aku nggak menerima posisi CEO," kata Akbar dengan suara berat.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutLS2YHGtQ
"Itu udah keputusan Mama, Mas," kataku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJaaTdVKjnq
"Kamu nggak cemburu kah?" tanya Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCPRI0HinYi
"Maksud Mas?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrd1W3oSV8K
"Seharusnya posisi CEO, bukan aku yang pegang Fa. Aku juga merasa bersalah sama Om Johan," kata Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG71CVKB5RL
"Nggak Mas, aku sama sekali nggak cemburu. Lagian aku nggak menginginkan posisi CEO," kataku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjtz8LYqxj
"Bagaimana dengan Mama kamu, yang sekarang jadi istri abahku?" tanya Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJ3Bqb4CNx
Kuhela nafasku dalam lalu kuembuskan. "Jujur, aku sakit hati... Apakah utang budi harus dibayar sampai seperti ini?" tanyaku dengan emosi yang mulai meluap-luap.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcBsJwXOjti
Lalu Akbar berdiri, "Ini nggak sesederhana balas budi, Fa," kata Akbar dengan suara berat.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzXqcKecdwa
"Maksud Mas? Bilang ke aku, apa yang diinginkan keluarga, Mas?" tanyaku sambil ikut berdiri di belakang Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjdMGcMyTpr
"Ini soal kekuasaan, soal politik. Saat perusahaan keluargamu berdiri disini. Ada banyak pihak yang dirugikan. Petani dan pesantren keluargaku," kata Akbar yang berubah intonasinya.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgDxkOOo7y
"Jadi yang dirugikan, petani miskin yang lahannya direbut?" tanyaku dengan tubuh yang mulai lemas.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZM0R4RYukZ
"Bukan. Semua lahan pertanian milik keluargaku. Dan beberapa kyai tuan tanah," kata Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQe5foLiHWb
"Aku masih belum paham, Mas. Apa tujuan keluarga, Mas? Kenapa aku jadi korban? Mama jadi korban juga?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1lAkYsRLil
Akbar kembali mengembuskan nafas panjang. "Awalnya pernikahanku sama kamu, sekedar simbolik agar aku lebih mudah menduduki posisi penting di perusahaan. Sebenarnya aku tak tertarik urusan bisnis, setelah aku bertemu kamu, pandanganku berubah," kata Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMeBL8xTI8
"Apa yang berubah?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Fl75QgtxR
"Aku mulai jatuh cinta padamu, Dek. Tapi ada yang mengganjal di hatiku..." kata Akbar dengan suara berat.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIsZkFFFfR7
Di dalam hati, aku tersenyum penuh kemenangan. Ternyata Akbar selemah ini. Ia tak peduli dengan kekuasan, namun ia hanya peduli denganku hanya karena perasaan cinta.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX4XM6zO0cz
"Trus?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqiX2mijqqp
Akbar berjalan ke arahku, lalu mengikatkan cadar tali ke kepalaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJbiECVTWTa
"Sekarang kamu istriku... Kamu nggak boleh sembarangan menunjukkan wajahmu, meski itu ke pembantumu sendiri," kata Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX7Dp7YNvaj
Mendengar pernyataan Akbar tubuhku mulai membeku. Instingku mulai menyadari bahwa aku berada di dalam ancaman.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwpz1QDP76n
Kuberanikan diri untuk memprotes. "Bukankah boleh, membuka aurat di depan asisten?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8VPJmqazm9
"Ya, tapi nggak buat aku..."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTfsRvT6nx
"Deg," perasaanku berubah menjadi getir. Ingin rasanya membantah atau sekedar protes karena ketidaksetujuanku. Namun, mulutku terasa terkunci di depan Akbar yang mulai mendominasiku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsKLBFCGkb
"Aku mencintaimu, Dek. Sejak pertamakali kita bertemu," kata Akbar sambil berlutut memegang tanganku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1z4bBRrIYi
Cinta? Tak ada cinta yang mendominasi. Bahkan aku pun tak merasakan cinta sama sekali. Yang aku rasakan hanya perangkap yang menjebakku. Jangankan untuk protes, mengucapkan satu kata pun, mulutku terkunci.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfIvgqTli4W
Ingin rasanya memberanikan diriku, hanya sekedar mengucapkan, aku bukanlah objek yang bebas untuk dikuasai. Aku adalah subjek, yang memiliki hati dan pikiran. Yang tak satu pun, orang yang berhak mengurungku ke dalam penjara. Namun kata-kata itu tetap tertahan tanpa bisa terucap di bibirku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡudQRSQivbP
"Jangan pernah buka cadarmu, untuk siapa pun!" kata Akbar yang mulai mengintimidasi.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcjfdVklT9M
Kucoba memberanikan diri untuk bicara, "Bahkan dengan mahromku sendiri seperti Papa?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeiXDofcFP9
"Ya..."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnIf1tK12AI
Air mataku pun tak mampu kubendung. Karena beban yang aku tanggung mulai menyeruak menembus pertahananku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwyqwCR3AFy
"Kenapa Mas perlakukan aku kayak gini?" tanyaku dengan terisak-isak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfO1EpgM5Nb
"Ini demi kebaikanmu, Dek..."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPO6oQXdJde
"Mas possesif. Mas cuma memandangku seperti benda yang tak punya hati," kataku mulai meledak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HFisYoCxR
Kulihat Akbar tersenyum sinis, "Kamu salah paham, Dek..."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZejz6waxSR
"Lalu apa arti semua ini, Mas?" tanyaku dengan suara meninggi.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuxalu8WXyT
"Kita baru saja menikah, Dek. Aku nggak mau di hari pertama pernikahan kita, diawali dengan pertengkaran," kata Akbar yang berdiri dengan ekspresi dingin di depanku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnoQR9DPT5d
Karena emosi yang tak tertahankan, kubuka cadarku lalu hijabku. Akbar yang awalnya meresponku dingin, kini berubah raut wajahnya. Tatapannya menyiratkan ketidaksukaan yang mendalam.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2NqZauOjUY
"Aku suami kamu, Dek. Nggak seharusnya kamu kayak gitu," kata Akbar yang kini duduk di sampingku sambil menghapus air mataku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTg4gHaFST5
Tangisku masih terisak-isak. Tangan kasar Akbar yang menyentuh pipiku justru mengintimidasiku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5F2MGTUNfw
"Tapi, Mas memperlakukanku kayak barang, Mas. Yang nggak punya perasaan," kataku dengan suara meninggi.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEleAQG9NUQ
"Hahaha, kamu emang beda sama perempuan lain, Fa. Tapi bukan berarti kamu bebas tanpa aturan kayak sekarang," kata Akbar yang mulai menyindirku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzKk6RTId1
"Tanpa aturan? Mas pikir aku cuma perempuan liar yang nggak terdidik?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWEj73L0Kd
"Semua perempuan sama saja, Fa. Tawanan bagi suaminya, termasuk kamu," kata Akbar yang mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu kubuang mukaku karena perasaan jengah.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNeCV0Umm7O
Aku pun berdiri untuk melarikan diri dari kamar karena aku tak sanggup menahan perasaan yang semakin pedih.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8SAR0VUfBR
"Kamu mau kemana, Fa?" tanya Akbar dengan nada kasar sambil memegang pergelangan tanganku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7KFNbyloX3
"Lepasin aku, Mas!" kataku sambil berusaha melepas tanganku dari pegangan tangan Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsulilsy2V3
"Kamu nggak bisa seenaknya gitu, Fa. Kamu udah menjadi istriku!" kata Akbar dengan suara keras.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5OtWdnJDNM
Tubuhnya yang tinggi besar memanggulku lalu merebahkanku ke atas ranjang. Kucoba memberontak, dengan kakiku yang menendang-nendang. Namun, tenagaku tak berarti apa-apa dibandingkan dengan tenaga Akbar yang besar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCnNi32jkbg
"Kalo kamu masih nggak mau nurut sama aku, aku bisa lebih kejam daripada ini," kata Akbar sambil mengikat tangan kakiku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKuWqahKheV
Kini Akbar berada di atasku sedang menindihku dengan seringai yang membuatku takut.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA6IfzRRRox
"Kamu cuma milikku, Fa," kata Akbar yang mencoba mengecup bibirku. Namun kubuang mukaku dengan tangis terisak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRWp9tWs8nz
Kulihat perangai Akbar berubah, bukan lagi Akbar yang persuasif. Wajahnya mendengus kesal, sampai wajahnya yang putih berubah menjadi merah padam.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk7zPhJsv7m
Plak!
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bd7IaFR2V
"Mas.. apa salahku?" tanyaku sambil terisak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8g4q8P4Atu
"Kamu masih tanya apa kesalahanmu?" tanya Akbar dengan sorot mata mengerikan.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgL7LpuP90j
Plak!
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqDN5a5R60m
"Sakit, Mas!" kataku mengaduh.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMF28IvJQAd
"Sakit? Kamu bilang tamparan tadi sakit?" tanya Akbar sambil menggeram marah.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRE8DM8WlZK
"Kamu jahat, Mas," kataku sambil terisak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS279rcodpL
"Hahaha, kamu bilang aku jahat?" tanya Akbar mendengus.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡStFJzSqgsV
"Aku istrimu, Mas," kataku terisak-isak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0QIOPADK5B
"Istri macam apa yang nggak mau nurut sama suaminya?" tanya Akbar terlihat gusar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWQvzK2xkn
"Apakah ini yang Mas maksud dengan cinta? hiks hiks."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD8mQmzguh9
"Ya..." kata Akbar sambil menangkupkan tangannya ke pipiku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxggNfWP2S
"Em... sa... kit Mas," kataku mengaduh lagi.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMCMRdCsr98
"Sakit? Lebih sakit mana sama apa yang aku rasain, Fa?" tanya Akbar yang awalnya gusar menjadi rapuh.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr4FdGUbXXb
Ia menangis tersedu-sedu lalu memeluk tubuhku yang sekarang terlentang di atas ranjang.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTQZFHqmSJ8
"Kamu tau, kenapa hatiku sangat sakit?" tanya Akbar dengan tangis yang meledak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBTVS6Fgvn6
Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya memandangnya tak mengerti.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlS4KXBsc9J
"Aku melihatmu di villa, Fa. Aku melihat semuanya," kata Akbar mulai rapuh.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJyTMmDNhQt
Ada titik terang yang mulai aku pahami.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwHVvD3ITIu
"Jadi itu masalahnya?" tanyaku dengan tersenyum sinis.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvaOb2mTjgv
"Kenapa kamu menatapku seperti itu, Fa?" tanya Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGznKBUEqV9
"Kamu sakit hati? Sakit nggak kalo istrimu bukan milikmu saja?" tanyaku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3y8klh47mx
Akbar yang tadi terlihat rapuh, kini menggeram penuh amarah.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡasMDqG2Gce
Plak! Plak!
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKhGWXPbHI
"Pelacur!" kata Akbar penuh amarah.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPzx2KPTmy2
"Hahaha, aku emang pelacur. Kenapa? Ceraikan aku sekarang, kalo kamu nggak terima, Mas!" kataku dengan mendengus kesal.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgPM4d2zIlw
Kemarahan Akbar kembali meredup. Sekarang wajahnya yang merah padam terlihat rapuh.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaLnHYE4JKr
"Aku nggak bisa, Fa," kata Akbar murung.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchcepDt6NJ
"Kenapa? Kamu takut melepas posisi CEOmu?" tanyaku sinis.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0bglO0EqCE
"Bukan. Aku terlanjur mencintaimu, Fa," kata Akbar yang kini duduk menunduk di tepi ranjang.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOddO6iePgu
"Hahaha, apa yang kamu tau soal cinta, Bar? Kalo kamu memperlakukan istrimu sendiri kayak gini?"
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8lV0JRhtS7
Akbar kembali menindihku, lalu menamparku berkali-kali.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZIpjlWg7dr
Plak! Plak! Plak!
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQYPUTi9OkV
"Kamu perempuan nggak tau adab," kata Akbar sambil menangkupkan tangannya di pipiku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA5dMeqR0Xw
"Emm... sakit... lepasin!"
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDesrGEE1gi
"Sakit ya?" tanya Akbar dengan senyum mengerikan.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsJit2rHAh2
Lalu Akbar kembali terisak, "Hatiku lebih sakit, Fa. Ngeliat kamu digilir dewan direksi." Lalu wajah Akbar yang terisak menjadi datar. "Aku juga melihat papamu, menyentuhmu," kata Akbar sambil meremas dadaku dengan kasar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUBKVnsLccd
Tubuhku menggeliat ke kiri dan ke kanan, mencoba untuk memberontak. Namun percuma saja, remasan tangan Akbar semakin kasar. Sampai Akbar menarik dressku dengan paksa.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYF051o3efd
"Ini dada istriku yang diremas mertuaku sendiri," kata Akbar dengan terisak sambil menatap dadaku yang masih berbalut bra berwarna hitam.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZmxlOAbFQv
Akbar menangis lagi. Air matanya sampai menetes jatuh ke atas dadaku yang masih tertutup bra.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIq716KKKS8
"Sakit ya?" tanyaku dengan sinis.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYz3k8fXY0
Lalu Akbar menatap mataku dengan sorot mata yang menusuk.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRjr4Zk1hLn
"Kamu suka melihatku sakit hati?" tanya Akbar sambil mengusap air matanya.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1aen4Ty8gc
"Ya.." kataku sambil tersenyum penuh kemenangan.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9R9UIMGhUq
"Aku nggak akan pernah membiarkanmu disentuh sama laki-laki lain lagi, Fa." Akbar mulai mendengus lagi. "Aku benci sama papamu."
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSkDylJojG2
"Dia lebih baik daripada kamu!" kataku sambil menatapnya sinis.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuUOy1n3oEd
"Kamu gila, Fa..." kata Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWLNWQdIvC
"Kamu yang lebih gila, karena memperlakukan istrimu kayak gini," kataku.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWglACNtXJY
"Itu pantas buat kamu, Fa. Karena aku suami kamu," kata Akbar.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFOj8zRRHv
"Hahaha, sekarang siapa yang gila?" tanyaku sinis.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CgYAJ7Sfv
Akbar tak meresponku. Dengan tatapan acuh, Akbar meninggalkanku pergi dalam kondisi tangan dan kaki terikat.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKS9ed1bX39
"Akbar! Lepasin! Lepasin aku!" kataku berteriak.
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZiU5PFfRuc
2035Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNlEhFI2Sz2
