x
Normalnya saat perempuan menikah, ia akan merasa bahagia. Karena pernikahan tak ubahnya seperti metamorfosis seorang perempuan, untuk menjadi lebih dewasa. Namun, berbeda dengan aku, yang menganggap pernikahanku sebagai nerakanya dunia.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bH8npAEFO
Berlebihan? Tidak menurutku. Awalnya memang, alasanku terkesan kekanak-kanakan karena aku ingin pasangan yang setara. Bahkan aku sempat memandang pasangan yang baik itu dari segi fisik juga. Namun, setelah aku mengetahui lebih dalam buruknya calon pasanganku dan keluarganya. Aku jadi semakin membencinya. Apalagi yang aku rasakan tidak hanya kebencian mendalam, melainkan perasaan cemburu karena mamaku menjadi miliknya.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMOMptYAEeu
Bukannya aku iri karena Mama yang menyokong Akbar untuk mendapatkan posisi CEO. Lebih dari itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Perasaan yang tak bisa aku jelaskan.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprbl11bh9Q
Disisi lain, aku merasa terjatuh sampai perasaanku menjadi lumpuh saat Mama memandangku sebagai musuh. Entah perasaan apa yang aku rasakan. Mengingat Akbar dan keluarganya, sama seperti aku mengingat Mama.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQpqUQ4r1l
Jantungku terasa diiris-iris, nafasku pun tersendat-sendat, sangat sesak. Dadaku ingin meledak, karena rasa nyeri yang seakan-akan timbul lenyap saat perasaan itu kembali terngiang di dalam memoriku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡplluJGJ3Tu
Namun, apa yang aku mampu? Aku tak mampu lari dari kenyataan. Keinginan untuk menghilang, hanya menghasilkan luka yang tanpa bekas. Bahkan luka itu sama sekali tak menggores sampai darahku mengucur. Bukan berarti rasa sakit itu tak nyata. Nyata, hanya saja tak meninggalkan jejak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjKLmecWJeG
Berkali-kali kugeleng-gelengkan kepalaku. Aku tak boleh larut sampai aku menjadi rapuh. Karena sebentar lagi aku menikah. Yang kubutuhkan bukan lagi terjebak ke dalam lumpur hisap yang menggerogoti perasaanku. Namun, ketegaran... hanya itulah yang menjadikanku bisa menghadapi kenyataan di depanku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV0TxSnfRt2
Saat ini aku sedang duduk di kamarku, ditemani MUA dan pegawainya.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2Y9XG4Gbp
"Cantik, Ci..."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1K3pYl6ks2
"Terima kasih," kataku dengan tersenyum.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0eI4NZYUx
Sekarang aku memakai gaun putih lengan panjang, dengan stelan hijab dan cadar. Setelah wajahku selesei dirias, aku diiringi Papa, Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Dengan gaun yang panjang aku berjalan menuju mobil menuju KUA.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrDIVbBg8BW
"Tenangin hatimu, Fa!" kata Papa di sampingku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDRwYb1kfgf
Kuhela nafasku dalam, lalu kuembuskan nafas panjang. Meski Papa menenangkanku, namun perasaan cemas membuat jantungku semakin tak terkendali. Dengan sedikit menggigil, aku duduk di dalam mobil.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq5QJXqsAsI
"Kita udah sampai," kata Pak Sukri yang berada di depan. Menjadi sopir.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0myTSBT1OH
Mobil pun di parkirkan di depan pelataran KUA. Kuremas-remas telapak tanganku, yang kini mulai keluar keringat dingin. Tak hanya membasahi telapak tangan, tubuhku pun basah oleh keringat dingin dari cemas yang membayangiku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWc6oqy4YwU
Papa berada di sampingku, menggamit lenganku. Di dalam ruang KUA, sudah hadir banyak orang. Tak hanya orang perusahaan, namun juga orang-orang yang mengiringi Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVUR4A7dAx
Sekarang aku duduk di samping Akbar, di depan penghulu. Sedangkan Papa sebagai wali dan Pak Sukri dan Dirman sebagai saksi duduk di sampingku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlMjuJnlg1
Tubuhku benar-benar membeku, apalagi sekarang aku berada di samping Akbar. Bau harum yang menyentuh syaraf-syaraf hidungku bereaksi. Di dalam pikiranku bertebaran kata-kata ejekan, namun daya tarik maskulin Akbar meruntuhkan egoku yang telah lama kubangun.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlaAW1pNGW
Yang awalnya aku hanya menunduk, kuedarkan pandanganku. Kulihat Aldo, Doni, Riswan dan Aris. Ekspresi wajah mereka sendu. Lalu aku kembali menunduk dengan kueratkan jari-jariku pada kedua tanganku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ZGSYgLTQb
Sesekali kuangkat wajahku, kulihat Mama duduk dengan wajah muram. Perasaan yang sejak tadi sudah mampu kuatasi, kini mulai menyeruak. Kegelisahan yang sudah tenggelam, mulai muncul kembali.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo8ZLvsErA5
Dari sorot mata Mama, terpancar kebencian yang mendalam. Berkali-kali, kucoba menenangkan hatiku. Saat aku menoleh ke arah Papa, Papa memberiku isyarat agar aku tetap kuat. 2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK2MiDZHD1D
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvooD8Ox6Sw
"Mari kita mulai! Udah siap?" tanya Pak Penghulu sambil menjabat tangan Akbar. Akbar pun mengangguk sebagai tanda ia sudah siap.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhpmvk9KBW
Saat ijab qobul akan dimulai, Akbar melirikku dengan ujung matanya. Ada sorot mata aneh, tak seperti stigma yang aku bangun di dalam pikiranku. Melainkan pancaran dominasi yang menyeruak. Tubuhku berkali-kali menggigil yang membuatku benar-benar takut apa yang akan aku hadapi setelah ini.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7JOrcMsS1t
Sebelum ijab qobul dimulai, Penghulu meminta izin pada Papa sebagai wali untuk mewakilinya, Papa pun mengangguk tanda setuju. Ijab qobul pun dimulai, "Saya nikahkan, Akbar Nurul Huda bin Aziz Amirul Ghozi dengan Farisha Aisyah Putri binti Johan Mahendra Putra dengan mas kawin... yang sudah diwakilkan kepada saya dibayar tunai."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLbhAsr85ie
"Saya terima nikahnya, Farisha Aisyah Putri binti Johan Mahendra Putra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," kata Akbar menyauti.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY1YcuH7xCY
"Gimana sah?" tanya Pak Penghulu.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7CYTOdqU3V
"Sah!" Semua orang yang berada di dalam ruangan berteriak bersama-sama.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYdNv9PXDE
Acara ijab qobul pun selesei, sekarang mobil pengantin melaju menuju villa. Dalam hati, aku bertanya-tanya. Bukankah ini villa Papa? Aku takut jika villa Papa pun juga akan menjadi milik Akbar atau pun keluarga Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc0wmD3lKNB
Perjalanan menuju villa cukup jauh, dengan keringat dingin yang terus mengucur, kuremas-remas telapak tanganku. Apalagi sekarang aku harus duduk disamping orang yang aku benci. Yang saat ini justru menggodaku dengan aroma kejantanannya. Kusangkal berkali-kali agar aku tak tunduk ke dalam pelukannya. Meski insting primordialku berkata lain, karena feromon kejantanan yang mulai menggelitik cuping hidungku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqoAv2v1pS
"Kita udah sampai," kata Pak Sukri.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbhYIV38Wld
Dengan laju yang lambat, Pak Sukri membawa masuk mobil ke dalam pelataran villa. Di dalam pikiranku, setelah ijab qobul akan diadakan pesta pernikahan secara adat atau pun modern. Namun bayanganku buyar seketika, saat aku masuk ke dalam villa.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlpVZmyGPNz
"Apa ini?" kataku dalam hati.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJjpHMQyL8
Rasanya tawaku ingin meledak. Bagaimana tidak? Ini bukan pesta pernikahan yang sesuai ekspektasiku. Hanya sekedar walimatul ursy, dengan undangan yang duduk lesehan di atas karpet.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYAzRe5FvAH
Kulirik Akbar yang berada di sampingku, dengan pandangan sinis penuh penghinaan. Sekarang bukan Akbar yang menang, melainkan aku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7spYv1dVer
*****
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡewArEIsEMS
Sekarang aku sudah berada di rumah. Kulihat Papa keluar dari kamarnya sedang menarik kopernya.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrg5UoTMIl5
"Papa harus pergi, Fa," kata Papa dengan tersenyum.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf3HPZSttJn
Tak ada sedikit pun sendu yang tergurat di wajahnya. Kucoba menahan tangan Papa, "Pa..."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrGqi8PbkQ7
"Papa ngerti... Kamu nggak perlu khawatir, Fa. Papa nggak sepenuhnya ninggalin kamu," kata Papa sambil melepas pegangan tanganku pada pergelangan tangan Papa.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3E10cYgELu
Tangisku tak lagi bisa kubendung. Lalu Mbok Darmi mendekatiku, "Disini masih ada Mbok, Non."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbat8zzEDf
Kuhamburkan tubuhku untuk memeluk Mbok Darmi. Pelukan Mbok Darmi pada tubuhku, sedikit menenangkanku. Usapannya pada punggungku seakan memberi penghiburan padaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfwIkfk7u6Q
"Non, nggak sendiran," kata Mbok Darmi.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2a7ltwQ1TP
Saat aku melepas pelukanku pada tubuh Mbok Darmi, kutegakkan tubuhku. Di kejauhan Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman berdiri seakan-akan mengatakan.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMXpZrwblZ
"Cici nggak perlu takut. Kami siap melindungi, Cici."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlOc9j674rU
Kuhapus air mataku. Melihat kesetiaan mereka, aku terharu. Ada senyum yang tiba-tiba tersungging berbalut kesedihan yang kini padam.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi0byrv0HVO
Kucoba melihat di ujung sana, Akbar sedang memandangku dengan tatapan sinis. Aku tak tau, arti tatapan itu. Yang jelas, bulu kudukku bergidik. Rasa takutku pun mulai menyeruak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSA36rZMHK
******
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZrxHyDJBU3
Setelah kepergian Papa, hatiku semakin rapuh. Ada yang hilang dari diriku. Bukan hanya kehilangan sosok seorang ayah yang menyayangiku. Namun lebih dari itu.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL1IoSySiuo
Di dalam kamar aku duduk canggung di tepi ranjang.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvlh3L0ijB6
"Dek..." Akbar memanggilku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAXphPr3wDD
"Iya..." Kataku sambil mengangkat wajahku yang tanpa cadar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5khHDDd3R
Lalu Akbar duduk bersimpuh di depanku sambil memegang telapak tanganku. Saat Akbar menatapku, kubuang mukaku ke samping.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOiAKvK1qxN
"Maafkan aku dan keluargaku..." kata Akbar dengan suara baritonnya.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvaRJGgdzgK
Kutatap Akbar yang sedang bersimpuh di depanku. "Buat apa?" tanyaku bergetar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj6qsbpXcat
"Aku sebenernya, nggak setuju dengan cara Abah," kata Akbar yang kini duduk di sampingku sambil menggenggam tanganku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBqKudLLkb5
Kucoba menoleh ke samping, sambil menghela nafas dalam. "Tapi kenapa, Mas nggak menghentikannya?" tanyaku dengan suara bergetar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX07mnbEVYV
Akbar menatap langit-langit kamarku. "Aku bisa apa, Dek?" tanya Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8gYkMQVT5
Kupandang Akbar, dengan penuh tanya. Senyum sinisnya, ekspresi dominannya dengan ucapan yang terlontar di mulutnya terasa saling bertentangan. Aku benar-benar tak mampu menembus hati orang yang sekarang berada di sampingku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9PhqMVDJcA
"Kenapa begitu? Aku nggak ngerti, Mas," kataku menatapnya.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6GeRc5Oie
Pandangan Akbar berubah menjadi campuran kesedihan dan wajah murung.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7nVmv7eFb
"Terlalu sulit, buat mengatakannya, Dek..." kata Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOYSXGM8Wyh
Kutatap Akbar yang berada di sampingku, dengan tatapan tak mengerti.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1EmsPtR6z
"Katakan saja, Mas!" kataku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOnbg1ZUJvA
"Seharusnya aku nggak menerima posisi CEO," kata Akbar dengan suara berat.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLt3vDmGXNW
"Itu udah keputusan Mama, Mas," kataku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqupuQFrGC5
"Kamu nggak cemburu kah?" tanya Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoYOYSE1IyY
"Maksud Mas?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9YGxrT1I2
"Seharusnya posisi CEO, bukan aku yang pegang Fa. Aku juga merasa bersalah sama Om Johan," kata Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ84r6utHKnz
"Nggak Mas, aku sama sekali nggak cemburu. Lagian aku nggak menginginkan posisi CEO," kataku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8klI77JhwE
"Bagaimana dengan Mama kamu, yang sekarang jadi istri abahku?" tanya Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP5148lk5U2
Kuhela nafasku dalam lalu kuembuskan. "Jujur, aku sakit hati... Apakah utang budi harus dibayar sampai seperti ini?" tanyaku dengan emosi yang mulai meluap-luap.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyFbToGQIs
Lalu Akbar berdiri, "Ini nggak sesederhana balas budi, Fa," kata Akbar dengan suara berat.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkOz2U1u6b7
"Maksud Mas? Bilang ke aku, apa yang diinginkan keluarga, Mas?" tanyaku sambil ikut berdiri di belakang Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZWhIYY3S10
"Ini soal kekuasaan, soal politik. Saat perusahaan keluargamu berdiri disini. Ada banyak pihak yang dirugikan. Petani dan pesantren keluargaku," kata Akbar yang berubah intonasinya.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsl51V0H4DY
"Jadi yang dirugikan, petani miskin yang lahannya direbut?" tanyaku dengan tubuh yang mulai lemas.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIf1e77L9B
"Bukan. Semua lahan pertanian milik keluargaku. Dan beberapa kyai tuan tanah," kata Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtUfVAfUxYi
"Aku masih belum paham, Mas. Apa tujuan keluarga, Mas? Kenapa aku jadi korban? Mama jadi korban juga?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGbBHT55XRm
Akbar kembali mengembuskan nafas panjang. "Awalnya pernikahanku sama kamu, sekedar simbolik agar aku lebih mudah menduduki posisi penting di perusahaan. Sebenarnya aku tak tertarik urusan bisnis, setelah aku bertemu kamu, pandanganku berubah," kata Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UZr4aGRTh
"Apa yang berubah?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC4P288Kr7E
"Aku mulai jatuh cinta padamu, Dek. Tapi ada yang mengganjal di hatiku..." kata Akbar dengan suara berat.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtTnoKBKkr
Di dalam hati, aku tersenyum penuh kemenangan. Ternyata Akbar selemah ini. Ia tak peduli dengan kekuasan, namun ia hanya peduli denganku hanya karena perasaan cinta.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7LC67zYOGQ
"Trus?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡejXmArELQe
Akbar berjalan ke arahku, lalu mengikatkan cadar tali ke kepalaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL2m0LIkWRM
"Sekarang kamu istriku... Kamu nggak boleh sembarangan menunjukkan wajahmu, meski itu ke pembantumu sendiri," kata Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9IFUt8yQ4K
Mendengar pernyataan Akbar tubuhku mulai membeku. Instingku mulai menyadari bahwa aku berada di dalam ancaman.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVE462VFQmQ
Kuberanikan diri untuk memprotes. "Bukankah boleh, membuka aurat di depan asisten?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDjh4oZKDa
"Ya, tapi nggak buat aku..."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfMRKlswHxP
"Deg," perasaanku berubah menjadi getir. Ingin rasanya membantah atau sekedar protes karena ketidaksetujuanku. Namun, mulutku terasa terkunci di depan Akbar yang mulai mendominasiku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkW9gC5yMFj
"Aku mencintaimu, Dek. Sejak pertamakali kita bertemu," kata Akbar sambil berlutut memegang tanganku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsG4QynIDZ6
Cinta? Tak ada cinta yang mendominasi. Bahkan aku pun tak merasakan cinta sama sekali. Yang aku rasakan hanya perangkap yang menjebakku. Jangankan untuk protes, mengucapkan satu kata pun, mulutku terkunci.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡltBf9uHShH
Ingin rasanya memberanikan diriku, hanya sekedar mengucapkan, aku bukanlah objek yang bebas untuk dikuasai. Aku adalah subjek, yang memiliki hati dan pikiran. Yang tak satu pun, orang yang berhak mengurungku ke dalam penjara. Namun kata-kata itu tetap tertahan tanpa bisa terucap di bibirku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqjQeHKuEm
"Jangan pernah buka cadarmu, untuk siapa pun!" kata Akbar yang mulai mengintimidasi.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDRDUoxFpX
Kucoba memberanikan diri untuk bicara, "Bahkan dengan mahromku sendiri seperti Papa?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrNJXScWfht
"Ya..."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRMX3I8TaNH
Air mataku pun tak mampu kubendung. Karena beban yang aku tanggung mulai menyeruak menembus pertahananku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm0M3t7mkyQ
"Kenapa Mas perlakukan aku kayak gini?" tanyaku dengan terisak-isak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhvRwffl9aK
"Ini demi kebaikanmu, Dek..."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡODg5mgCkkr
"Mas possesif. Mas cuma memandangku seperti benda yang tak punya hati," kataku mulai meledak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvKs6AyCp2T
Kulihat Akbar tersenyum sinis, "Kamu salah paham, Dek..."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6mxJbMZIiQ
"Lalu apa arti semua ini, Mas?" tanyaku dengan suara meninggi.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhaQyvpXv2D
"Kita baru saja menikah, Dek. Aku nggak mau di hari pertama pernikahan kita, diawali dengan pertengkaran," kata Akbar yang berdiri dengan ekspresi dingin di depanku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchL6GsI0gZ
Karena emosi yang tak tertahankan, kubuka cadarku lalu hijabku. Akbar yang awalnya meresponku dingin, kini berubah raut wajahnya. Tatapannya menyiratkan ketidaksukaan yang mendalam.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHvyTbT1VUa
"Aku suami kamu, Dek. Nggak seharusnya kamu kayak gitu," kata Akbar yang kini duduk di sampingku sambil menghapus air mataku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmCZiOyBEL3
Tangisku masih terisak-isak. Tangan kasar Akbar yang menyentuh pipiku justru mengintimidasiku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlwe6YAVIFN
"Tapi, Mas memperlakukanku kayak barang, Mas. Yang nggak punya perasaan," kataku dengan suara meninggi.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTDRtnZx6HG
"Hahaha, kamu emang beda sama perempuan lain, Fa. Tapi bukan berarti kamu bebas tanpa aturan kayak sekarang," kata Akbar yang mulai menyindirku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwzXD16mBX
"Tanpa aturan? Mas pikir aku cuma perempuan liar yang nggak terdidik?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTSSegwqol
"Semua perempuan sama saja, Fa. Tawanan bagi suaminya, termasuk kamu," kata Akbar yang mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu kubuang mukaku karena perasaan jengah.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmGGPwLp0Iz
Aku pun berdiri untuk melarikan diri dari kamar karena aku tak sanggup menahan perasaan yang semakin pedih.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqrabwiUA3K
"Kamu mau kemana, Fa?" tanya Akbar dengan nada kasar sambil memegang pergelangan tanganku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqe8RSALQMz
"Lepasin aku, Mas!" kataku sambil berusaha melepas tanganku dari pegangan tangan Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2XoBQ8BP7A
"Kamu nggak bisa seenaknya gitu, Fa. Kamu udah menjadi istriku!" kata Akbar dengan suara keras.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDBS4w4a01
Tubuhnya yang tinggi besar memanggulku lalu merebahkanku ke atas ranjang. Kucoba memberontak, dengan kakiku yang menendang-nendang. Namun, tenagaku tak berarti apa-apa dibandingkan dengan tenaga Akbar yang besar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRxTyszz7vV
"Kalo kamu masih nggak mau nurut sama aku, aku bisa lebih kejam daripada ini," kata Akbar sambil mengikat tangan kakiku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCtFQpvXiyx
Kini Akbar berada di atasku sedang menindihku dengan seringai yang membuatku takut.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KmMWlHbtH
"Kamu cuma milikku, Fa," kata Akbar yang mencoba mengecup bibirku. Namun kubuang mukaku dengan tangis terisak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6UsiYJls1U
Kulihat perangai Akbar berubah, bukan lagi Akbar yang persuasif. Wajahnya mendengus kesal, sampai wajahnya yang putih berubah menjadi merah padam.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44qwzcVRX9
Plak!
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlAcAKDAYDS
"Mas.. apa salahku?" tanyaku sambil terisak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgSlMxSh8yi
"Kamu masih tanya apa kesalahanmu?" tanya Akbar dengan sorot mata mengerikan.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDoQ5cxMEFs
Plak!
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmNh9BVOWQ
"Sakit, Mas!" kataku mengaduh.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQGKqAnTKvW
"Sakit? Kamu bilang tamparan tadi sakit?" tanya Akbar sambil menggeram marah.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3zIlavriw
"Kamu jahat, Mas," kataku sambil terisak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FXsuucd7t
"Hahaha, kamu bilang aku jahat?" tanya Akbar mendengus.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ91pMI3uaSY
"Aku istrimu, Mas," kataku terisak-isak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWeh6iPXtYx
"Istri macam apa yang nggak mau nurut sama suaminya?" tanya Akbar terlihat gusar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMz9CYERlRg
"Apakah ini yang Mas maksud dengan cinta? hiks hiks."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGjYul7HzRL
"Ya..." kata Akbar sambil menangkupkan tangannya ke pipiku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5h5E0p3WOM
"Em... sa... kit Mas," kataku mengaduh lagi.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnuAhfgF4Cf
"Sakit? Lebih sakit mana sama apa yang aku rasain, Fa?" tanya Akbar yang awalnya gusar menjadi rapuh.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡED7atQjFmI
Ia menangis tersedu-sedu lalu memeluk tubuhku yang sekarang terlentang di atas ranjang.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMZTBcM5hk
"Kamu tau, kenapa hatiku sangat sakit?" tanya Akbar dengan tangis yang meledak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoArxf6HS0O
Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya memandangnya tak mengerti.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGmADRgbUm
"Aku melihatmu di villa, Fa. Aku melihat semuanya," kata Akbar mulai rapuh.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtEsrGiOqRz
Ada titik terang yang mulai aku pahami.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9MaP0pmv9
"Jadi itu masalahnya?" tanyaku dengan tersenyum sinis.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVeekw03I5V
"Kenapa kamu menatapku seperti itu, Fa?" tanya Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzt4sdKMSD1
"Kamu sakit hati? Sakit nggak kalo istrimu bukan milikmu saja?" tanyaku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrU3bQz1GFH
Akbar yang tadi terlihat rapuh, kini menggeram penuh amarah.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfemPqrqY3x
Plak! Plak!
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlswZdZK2Go
"Pelacur!" kata Akbar penuh amarah.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmTMjUv3jYR
"Hahaha, aku emang pelacur. Kenapa? Ceraikan aku sekarang, kalo kamu nggak terima, Mas!" kataku dengan mendengus kesal.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGYQlQiHkyF
Kemarahan Akbar kembali meredup. Sekarang wajahnya yang merah padam terlihat rapuh.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhMNf0HR60k
"Aku nggak bisa, Fa," kata Akbar murung.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTg409p0Vsy
"Kenapa? Kamu takut melepas posisi CEOmu?" tanyaku sinis.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPNAHAWcrba
"Bukan. Aku terlanjur mencintaimu, Fa," kata Akbar yang kini duduk menunduk di tepi ranjang.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRK2jQYVhLh
"Hahaha, apa yang kamu tau soal cinta, Bar? Kalo kamu memperlakukan istrimu sendiri kayak gini?"
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB9uXnckNI1
Akbar kembali menindihku, lalu menamparku berkali-kali.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu1BbLJQtHs
Plak! Plak! Plak!
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa8M1DToRf8
"Kamu perempuan nggak tau adab," kata Akbar sambil menangkupkan tangannya di pipiku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2sj46eEvWy
"Emm... sakit... lepasin!"
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBkl6rtiYu
"Sakit ya?" tanya Akbar dengan senyum mengerikan.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9nlRYWHO2o
Lalu Akbar kembali terisak, "Hatiku lebih sakit, Fa. Ngeliat kamu digilir dewan direksi." Lalu wajah Akbar yang terisak menjadi datar. "Aku juga melihat papamu, menyentuhmu," kata Akbar sambil meremas dadaku dengan kasar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUyok1yYdT1
Tubuhku menggeliat ke kiri dan ke kanan, mencoba untuk memberontak. Namun percuma saja, remasan tangan Akbar semakin kasar. Sampai Akbar menarik dressku dengan paksa.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZjVRhRC6hd
"Ini dada istriku yang diremas mertuaku sendiri," kata Akbar dengan terisak sambil menatap dadaku yang masih berbalut bra berwarna hitam.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsDLPRoT0pL
Akbar menangis lagi. Air matanya sampai menetes jatuh ke atas dadaku yang masih tertutup bra.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB0ki895yzc
"Sakit ya?" tanyaku dengan sinis.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqWOFqIf4dU
Lalu Akbar menatap mataku dengan sorot mata yang menusuk.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQu0QRciEO7
"Kamu suka melihatku sakit hati?" tanya Akbar sambil mengusap air matanya.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyk9kQ5SLo2
"Ya.." kataku sambil tersenyum penuh kemenangan.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSODYc2mFx6
"Aku nggak akan pernah membiarkanmu disentuh sama laki-laki lain lagi, Fa." Akbar mulai mendengus lagi. "Aku benci sama papamu."
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVY4uJTlrBP
"Dia lebih baik daripada kamu!" kataku sambil menatapnya sinis.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEZkbvXw9cI
"Kamu gila, Fa..." kata Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGk2vVhXV7f
"Kamu yang lebih gila, karena memperlakukan istrimu kayak gini," kataku.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjrZNWkbrtV
"Itu pantas buat kamu, Fa. Karena aku suami kamu," kata Akbar.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ZmVXZL5i9
"Hahaha, sekarang siapa yang gila?" tanyaku sinis.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHN4X6srCtG
Akbar tak meresponku. Dengan tatapan acuh, Akbar meninggalkanku pergi dalam kondisi tangan dan kaki terikat.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWvBcRUpLM0
"Akbar! Lepasin! Lepasin aku!" kataku berteriak.
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnMzjelZwF
2503Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5nwQTd7oOO
