x
Sekarang aku sedang berdandan di depan cermin. Meskipun pada akhirnya wajahku kututup dengan cadar, tetap saja aku tak mau melihat orang-orang yang menatapku, memicingkan matanya karena aku tak menarik. Aku tetap memoles wajahku, mempercantik mataku dan memakai parfum favoritku. Membayangkannya saja, membuatku horny. Karena ada norma agama yang aku langgar seperti tabarruj.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXNQUMuT6be
"Udah cantik kok, Sayang," kata Papa memelukku dari belakang sambil mencium tengkukku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKuaOwyLBVY
"Mandi sana! Udah jam segini lho..." kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIRyrxbxJNq
"Bentar lagi ah... pengen peluk pacarku dulu," kata Papa sambil tetap memelukku dari belakang.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEfnF7wSai
"Aku kok deg-degan ya, Jo?" tanyaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9iBD6CDCT
"Kenapa?" tanya Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSZE1f0yCP
"Aku kebayang di villa nanti..." kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA2xWvQpnRS
"Nggak perlu cemas, Sayang! Nanti yang perempuan bukan cuma kamu aja. Kita orgy... tapi mungkin, ada sedikit variasi kayak gangbang juga..." kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMxPYnyhT3
"Bukake juga? Bukankah bukake tanpa penetrasi?" tanyaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjvz6Z3Saf
"Bener, bukake cuma ejakulasi aja. Di muka, di dada..." kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX5apUQ8sAA
"Aku kebayang gangbang, Pa... Kenapa aku horny ya?" tanyaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyrYj9fNrSy
"Kamu suka digilir banyak laki-laki?" tanya Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08p6l3KJKb
"Hehe, nggak sih..." kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsTORQuSs3
"Horny juga nggak ngebayangin banyak laki-laki ejakulasi di wajahmu?" tanya Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKw7jZqV5t
Kugigit bibir bawahku, "Horny banget, Pa," kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2qDxYV5sD5
"Kelihatan kok... dari memek kamu yang basah ," kata Papa yang tangannya berada di balik dress panjangku yang tersingkap ke atas. Dengan tangan Papa masuk ke dalam celana dalam putihku yang tipis.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhiDvCJPNO
"Pa... udah ah!" kataku sambil memejamkan mataku menikmati colokan dua jari Papa ke dalam liang senggamaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFgG85YZBLU
"Nanggung, Sayang... Memek kamu udah basah banget," kata Papa yang mencolok vaginaku lebih cepat.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchHR2wUsJy
"Sssssh, aaaahh... aku sampe, Pa," kataku dengan tubuh mengejang.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJyt6fnbok
Lalu Papa menarik tangannya sambil menunjukkan jarinya yang basah padaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDaIoa6PAm
Dengan nafas yang masih memburu, kulirik Papa yang sedang menjilati jarinya yang berleleran cairan cintaku. "Pa... kotor, Pa."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwUQ4G8GjCS
Papa hanya tersenyum saja, sambil terus menjilati jarinya sampai bersih.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNRTw45EYKY
"Pa..." kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjwG9324ipz
"Iya, Sayang?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxpDbQcucT
"Apa yang bakal dibahas dewan direksi nanti ya?" tanyaku khawatir.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡopMQkiiyJ0
"Papa nggak tau, Fa..." kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxPZJu4cy7
"Aku takut ketemu, Mama..." kataku menunduk.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFgjOJGAodL
"Kenapa?" tanya Papa yang sekarang melingkarkan tangannya ke pundakku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc39nUx63md
"Aku nggak siap, saat melihat Mama memperjuangkan Akbar buat posisi CEO," kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5lSFRiUQpW
"Siapkan hatimu, Fa! Kadang kenyataan emang sulit buat diterima," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVOCRT8WL4L
"Udah, Pa. Udah aku siapin. Meski aku merasa sakit hati, tapi sama sekali nggak iri," kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpZcca4f4T
Lalu Papa menarik tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Papa memegang pundakku sambil membungkuk, mendekatkan wajahnya di depan wajahku. Matanya menatapku dengan sorot mata menyelidik, "Papa tau... kamu berbohong," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvePDYJnH3
Saat Papa menatapku seperti itu, kutundukkan wajahku. "Aku nggak tau, Pa," kataku dengan menghembuskan nafas panjang.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyICPLBK9XJ
"Kamu iri, Fa? Iri karena posisi CEO bakal dipegang Akbar atau karena perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa menatapku dengan sorot mata menyelidik.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9VSRTR2foz
Kubuang muka ke samping, bukan karena jengah. Namun, dadaku pun semakin sesak. Aku tak tau, sebenarnya apa yang kuinginkan. Apakah aku cemburu? Aku sama sekali tidak tau.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoL4X1KcG3b
Kugeleng-gelengkan kepalaku, "Aku cuma nggak suka, Pa," kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRBjjZQUzMr
"Kalo kamu menginginkan posisi CEO, kamu bisa merebutnya saat Akbar menjadi suami kamu nanti!" kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpn5N2Qp8Cd
"Nggak, Pa. Aku nggak pengen posisi itu," kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtElUfLQiVN
"Kamu cemburu sama perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQDT2qaZ4ED
"Aku nggak tau, Pa. Yang jelas dadaku sesak sekarang..." kataku dengan nafas berat.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZY6dzWVDW
"Jangan terlalu dipikirin! Papa bakal perjuangin kamu," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQIBTzh2JkB
"Peluk aku Pa!" kataku terisak.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQgee0RxNd
Papa memelukku sambil mengusap-usap punggungku. Saat aku melepas pelukan Papa, Papa menatapku hangat.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJGbkR0Kks
"Jangan nangis! Ntar blush on'nya luntur lho," kata Papa sambil mengusap air mataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXw8lVTqyez
Aku tersenyum mendengar candaan Papa,"Hihi, kenapa kalo luntur? Aku jelek ya?" tanyaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQkjBiQbbY
"Hehe, cantik sih," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI8wblYSvAh
"Beneran?" tanyaku sambil mengikat rambutku lalu aku memakai ciput.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfqWNbJqHV1
"Iya, Sayang," kata Papa mengecup pundakku sambil memelukku dari belakang.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP5Ww99WQJp
"Sebentar ya, Pa. Aku pake hijab dulu!" kataku sambil memakai hijabku dan cadarku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP9p22QIRr4
Papa kembali memelukku, "Tetep cantik, meski keliatan matanya doang," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOrg5hgVTp7
"Udah ah, dipuji terus. Bisa terbang nanti..." kataku sambil tersenyum.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa3nUo7bUUa
"Nggak apa-apa, nanti aku ikut terbang..." kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa945qgKKdG
"Mau ngapain?" tanyaku sambil merapikan cadarku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNqbGckc7W
"Nggak tau, emang mau ngapain?" tanya Papa berkelakar.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNaP4MsYtSP
"Hihihi, gimana sih? Gaje deh..." kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOJDQrNPLv
"Ya udah, udah jam segini... Yuk berangkat!" kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfeMeush3J
"Gandeng!" kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2AxVnKyrri
"Manja banget..." kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxl8FpfZH2e
"Bodo..." kataku sambil menggamit tangan Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFjuIFpVwb0
***********
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFnP9akGIO
Sesampainya di villa, banyak banget mobil-mobil mewah berjajar di pelataran. Kulihat, ada beberapa perempuan berpakaian kantoran turun dari mobil.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1jqTyQZWp1
"Dia siapa, Pa?" tanyaku penasaran.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhuxBfh5vv
"Pegawai, Papa..." kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7PUj4ac6U
"Cantik ya..." kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBXpnl8lwsj
"Ah masih cantikan kamu, Fa," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdA0Z85FkMJ
"Alah gombal," kataku sambil menggamit tangan Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNAIdT6CyhV
Deg-deg'an juga sih, melihat kerumunan orang. Karena tak terbiasa juga dengan suasana formal seperti ini.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm298CY9uVm
Di dalam villa, aku berpapasan dengan Mama, namun saat aku memanggil Mama. Mama membuang muka. Kupanggil Mama berkali-kali, Mama tetap tak mau meresponku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgN6as6UIKV
Aku mengernyitkan dahiku. Rasanya sedih melihat Mama acuh padaku. Entah apa kesalahanku. Sampai Mama, dengan wajah dinginnya memandangku saja tak mau.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5PKEGwSV0L
"Fa... " Papa membuyarkan lamunanku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXA5NEPm6Q
"Iya, Pa?" tanyaku dengan senyum tertahan.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7heaIPChM
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Papa dengan wajah khawatir.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjr4sdyT1o
"Nggak apa-apa, Pa," kataku tersenyum pura-pura.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgpLZSQph3p
Sekarang Papa membawaku ke kamar yang ada di dalam villa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8TYpBREjW7
"Papa tinggal dulu ya, Fa... buat meeting sama dewan direksi," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDdPQFqcuY
"Iya, Pa..." kataku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBedcsMC4Hu
Setelah Papa pergi, aku mulai merasa sedih. Di hari pertamaku bukan kesan baik yang membekas. Justru kesan buruk yang menggores hatiku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyYQKxY0LVs
**********
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVWZaV96G9K
Di hari pertama, kuhabiskan di kamar saja. Namun, aku tetap dilayani oleh pembantu yang aku tak tau namanya. Agak membosankan juga sebenarnya. Apalagi aku harus mengalami pengalaman yang membekas di hatiku. Seperti saat aku berpapasan dengan Mama kemarin...
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2iRiEBqJsr
Hari ini, hari kedua aku berada di villa. Aku dengan stelan hijab dan cadarku berjalan menyusuri setiap pojok, di dalam ruangan villa. Hanya sekedar ingin menikmati suasana yang cukup klasik di dalam villa, yang menurutku lumayan berkelas. Dengan banyak perabotan antik dan pajangan seperti lukisan dan patung.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡogz7EQuLFg
Aku sempat kagum dengan Papa, ternyata Papa penggila seni juga. Saat aku membandingkan antara aku dengan Papa, tak ada sedikit pun kemiripan karena perbedaan antusiasme. Aku bukan penikmat seni, seperti lukisan atau pun patung. Namun, meskipun begitu aku juga memiliki kesamaan dengan Papa seperti sama-sama jago coding.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLe9nB7BLXE
Saat aku sedang melihat-lihat lukisan yang kemungkinan adalah lukisan sureal. Aku dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba berada di belakangku. Setelah aku menoleh ke belakang, betapa terkejutnya aku. Ternyata itu Mama.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14yu6LMrp8
"Halo nyonya, Johan!" kata Mama sinis.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7Tb43ZFhS
"Mama apa kabar?" tanyaku dengan tetap elegan di depan Mama.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBToBv6fM14
"Halah nggak perlu basa-basi!"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtE6ht0Nr47
"Mama kok kasar gitu sama aku?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoSFstI8aLU
Dengan tangan terlipat di dada Mama mendekatiku, berdiri dengan jarak yang sangat dekat di depanku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyTLd5Alvnm
"Aku nggak pernah mengira, kalo sainganku adalah anakku sendiri..." kata Mama.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTnLBrHhEl8
"Apa maksud, Mama?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzS8iMMEbP7
"Nggak perlu pura-pura! Pelakor..."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSowdcKfMqA
"Pelakor? Aku ngerebut suami siapa, Ma?" tanyaku tak mengerti.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsBkn421SS8
"Masih pura-pura lagi..."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡam2ezD7cvL
Setelah cukup lama, aku baru memahami maksud Mama. "Merebut Papa dari Mama gitu?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU82BhrDSeG
"Ya..."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmtIay8zlkn
"Mama masih berharap sama Papa? Apakabar sama suami baru Mama? Sadar Ma, Mama udah bercerai sama Papa" tanyaku tak kalah sinis.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdB1F5oVjqL
Tiba-tiba wajah Mama berubah murung. Dengan gaun tradisional khas Tionghoa lengan panjang. Berhijab simpel dan high heels, Mama terlihat cantik. Namun, di wajahnya menyiratkan sesuatu yang tak kupahami.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTJcqk0G8Qk
"Tapi, nggak seharusnya kamu melanggar batasan tabu...", kata Mama lirih lalu meninggalkanku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaMwQQLZxJJ
"Ma..." kataku memanggilnya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskIRrTMYpF
"Jangan panggil aku, Mama!"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nWckG4bhi
"Mama kenapa sih?" tanyaku dengan terisak.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeOc2L9UOnh
"Papamu emang nggak waras. Dia menikmati saat jadiin kamu obyek fantasy. Dan sekarang lebih intim dari itu, menyetubuhimu," kata Mama sinis.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWYASnN0hc
"Mama yang minta!" kataku dengan terisak.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdNHeyWI71h
Lalu Mama tersenyum sinis, "Sejak awal, aku nggak memandangmu seperti anak gadisku sendiri, meski kamu terlahir dari rahimku. Kamu mau tau kenapa? Kamu iblis kecil yang merebut cintaku, sejak pertamakali kamu lahir ke dunia."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2sTrqdyvcP
Aku langsung terperangah mendengar pengakuan Mama. "Mama cemburu aku terlahir ke dunia?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2xtWtewh1m
"Ya..." kata Mama.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYRin7xrv6C
Setelah kepergian Mama, aku benar-benar tak mengerti. Kuresapi kata-kata Mama, ada sesuatu yang janggal. Sesuatu yang tak bisa kupahami sepenuhnya. Perasaan Mama yang sulit aku tembus. Bukan sekedar perasaan cemburu yang tak wajar. Namun, sesuatu yang tak mampu kujangkau. Tersembunyi, bahkan aku pun hanya bisa melihat selubungnya. Kata cemburu.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡenJ5M7dYnf
Dengan langkah lemah, saat aku berjalan di depan sebuah kamar. Kudengar suara desahan perempuan dari dalam kamar. Namun, karena perasaanku sedang tak baik-baik saja. Aku mengacuhkannya dan kembali ke dalam kamar.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGW8E9OpkD0
***********
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbLu91vz9jo
Di hari ketiga, lagi-lagi Papa menghilang. Kesal, karena di hari kedua dan pertama juga begitu. Lalu kulangkahkan kakiku keluar dari kamar untuk mencari Papa, namun tak ada jejaknya. Kucoba menyusuri ruangan lain, namun tetap saja tak kutemukan. Agak frustasi sebenarnya, karena harus sendirian di dalam villa. Bukan karena takut sendirian, hanya saja aku kurang nyaman karena letak villa di tengah hutan, yang berada di puncak pegunungan. Aku sama sekali, tak menyukai suasana seperti ini. Karena memang sejak kecil aku tinggal di kota besar, yang sibuk dengan hiruk pikuknya. Bahkan di rumah pun, suasananya tak sesepi seperti di villa. Meski villa ini ukuran luasnya hampir sama dengan rumahku. Kesan tuanya yang aku tak suka. Seperti suasana zaman dulu, di era kolonial.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrq1HaEUWtl
Sekarang aku berdiri di luar ruangan dengan pintu besar. Kudengar sayup-sayup tak begitu jelas, seperti hari-hari sebelumnya. Bedanya hari ini, aku tak mendengar suara desahan, hanya orang yang sedang mengobrol saja. Karena penasaran, barangkali pesta itu diadakan disini. Kucoba untuk mendorong pintu di depanku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJTiNIK1pz
Saat aku masuk ke dalam ruangan, aku benar-benar shock, melihat om-om yang aku temui kemarin dalam kondisi telanjang. Sesekali aku menelan ludah melihat penis mereka yang menggantung.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprKsGuQm5V
Kucoba susuri kamar dengan mataku, karena tujuanku untuk mencari Papa. Setelah kucari, kutemukan Papa sedang telanjang juga.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK0SuILnyPC
Saat aku masuk ke dalam, semua mata melihatku terkejut.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBdIXqpUiC
"Loh, Farisha? Kok disini?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyWmjip5PFu
"Kata kamu, Farisha udah pulang Jo?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX3KQQ8wl65
"Oh, aku lupa. Kalo Farisha masih di kamar, haha," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC5W08ihqcx
Kutarik tangan Papa, "Kenapa tinggalin aku?" tanyaku kesal.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk6n7R0iMmB
"Maaf," kata Papa sambil senyum-senyum sendiri.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdSEfXaBUq4
"Jo? Mana Alya? Udah hampir setengah jam, nggak dateng-dateng," kata Om itu yang tiba-tiba membuatku kaget.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvShqBGpy1D
"Wah nggak tau juga. Aku juga nungguin," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDs5qwVzvZx
"Ya udah, aku hubungi aja!"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcYM9j93odY
"Halo, Al. Kamu gimana sih? Udah banyak yang nunggu sekarang."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡozVbJyvAsy
"Loh, Om. Alya kan udah balik ke kota? Katanya setelah kemarin, Alya udah boleh pulang?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdylDVEiRYs
"Astaga, ini gimana." Kata om-om itu sambil melihat ke arah Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCO6D0ZxTK0
Papa menatapnya hanya dengan cengar-cengir saja.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbww7x0YVHx
Om itu menatapku diam-diam. Karena aku tau, kuberi kode pada papaku, dengan menyenggol menggunakan lenganku. Kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa hanya meresponku dengan tersenyum saja.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuhAamkpzSS
"Masak kita harus pulang?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqhJbbGabd
"Ya nggak bisa. Kita udah buang-buang waktu hari ini."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcO2pg2JKK0
"Iya, aku juga ngerasa rugi nungguin Alya berjam-jam."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbRDb9hmrDK
Kulihat om-om di ruangan ini menggerutu. Ada wajah kecewa di wajah mereka. Mungkin acara ini, bagi mereka tak hanya sekedar acara perusahaan. Namun, cara mereka untuk lari dari kepenatan aktivitas mereka sehari-hari. Aku merasa kasian melihat mereka, meski sebenarnya mereka cabul juga seperti Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMAzWC9FxuI
Sesekali kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa tak bergerak sedikit pun. Kupikir acara hari ini akan dibatalkan, karena yang perempuan termasuk Alya sudah kembali ke kota.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLs9bzMQuo
Aku sama seperti Papa, tubuhku sama sekali tak bergerak. Bahkan untuk memulainya saja aku tak sanggup. Dengan keringat yang mulai mengucur.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ300SjVrBIz
"Kita pulang aja..." kata om-om itu yang mulai memakai pakaiannya kembali.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK3tEX7ZX0Z
"Ya udah lah, aku juga rugi waktu disini," kata om-om yang lain juga mulai memakai pakaiannya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHS0sZX07l2
Lalu disusul om-om yang lain lagi. Dalam pikiranku, acara ini batal. Kulihat om-om di sekitarku menatapku. Agak bergidik juga membayangkannya, karena jumlah mereka sekitar 10 orang lebih.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrixCyAnmFg
Papa yang tau aku dipandang cabul seperti itu hanya cengar-cengir saja. Kesal sih, melihat Papa. Ya meski aku sudah siap, jika aku bakal orgy di villa. Namun karena perempuan di villa hanya tersisa aku saja, tak mungkin orgy berlangsung. Karena orgy tak hanya fokus pada satu orang perempuan. Dan sekarang tinggal aku saja yang tersisa, yang mungkin terjadi aku akan digilir oleh mereka.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7bmXFWolmi
Membayangkan saja, aku meremas jari-jari tanganku karena perasaan tak menentu. Bagaimana tidak? Jika benar terjadi, om-om disini akan penetrasi ke dalam lubangku. Tidak seperti bukake, yang hanya ejakulasi di atas tubuhku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfNCmiE2ARq
Meski khawatir, karena ngeri membayangkan banyak om-om menggilirku. Namun, tak kupungkiri aku pun menikmati fantasyku. Seperti dadaku yang mulai mengencang, dengan ujung putingku yang mengacung. Sangat gatal, sampai aku membayangkan salah satu dari om-om memelukku dari belakang lalu memelintir putingku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1v8KNDf7jo
Sayang, fantasy liarku tak sinkron dengan kenyataan yang kuhadapi saat ini. Sama persis seperti ide gilaku yang tak bisa menjadi kenyataan.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolKuPUGA93
Aku mengharapkan om-om di ruangan ini beraksi. Tak mungkin, aku menawarkan diri lebih dulu, karena egoku masih dominan. Maka dari itu, aku enggan merendahkan diriku sendiri untuk menggantikan Alya. Karena aku masih memikirkan reputasiku. Apalagi ini bukan sekedar have sex normal yang hanya satu cowok, satu cewek. Namun satu cewek, dengan banyak cowok.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXMP66HsVaT
Sesekali kulirik, mereka mengacuhkanku. Bahkan Papa pun, hanyut ke dalam obrolan. Kucoba sedikit menguping. Meski lirih, aku masih bisa mendengar apa yang sedang mereka obrolkan. Mereka membahas perusahaan, khususnya pergantian CEO. Seperti mengkritik keputusan Mama, yang gegabah mencalonkan calon menantunya daripada anak perempuan satu-satunya yang lebih memiliki kompetensi. Mendengar mereka, berada di pihakku, perasaan cemasku sedikit terobati. Aku senang mendapat dukungan, apalagi dukungan itu dari dewan direksi.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfgnjBoYly
Lalu satu persatu dari mereka duduk di atas matras yang berukuran besar. Mereka saling memberi isyarat melalui mata, lalu berbisik-bisik lirih. Jadi aku tak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Papa pun ikut duduk, sedangkan aku berada di samping Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYXfT7eO6i
Mereka masih membahas seputaran bisnis, tak beralih untuk membahas topik yang berbeda. Sebenarnya aku cemas. Namun, lebih gelisah lagi saat om-om dewan direksi mengacuhkanku. Awalnya mereka sekedar melirikku, lalu menatapku dengan tersenyum. Lagi-lagi harapanku tak menjadi kenyataan. Persepsiku pun salah, karena mereka tetap memegang teguh integritasnya sebagai laki-laki terhormat.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDCCXSGBOiq
Papa pun demikian, berbeda 180° seperti Papa yang aku kenal. Saat di rumah Papa sering menggodaku, dengan memantik nafsuku. Dan pada akhirnya kita bercumbu.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8l7YWhsI1h
Yang aku alami akhir-akhir ini berbanding terbalik dengan prinsipku. Awalnya aku dominan, saat partnerku adalah papaku sendiri, prinsipku seketika runtuh. Membuat aku rela menyerahkan diriku, harga diriku dan hatiku. Bahkan aku tak bisa menolak saat Papa menawarkan ide gilanya padaku. Agar aku berada ke dalam dominasinya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLUGKpcdGY
Apakah ini bucin? Kupikir perasaan itu muncul saat aku merindukan Aldo atau perasaan intim bersama Pak Salim. Ternyata aku salah, karena aku masih bisa berpaling ke dalam pelukan Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZbS4vb2Wj
Kulihat salah satu om-om melihat jam di pergelangan tangannya. "Kayaknya aku harus segera pulang deh."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiPnCA3ZOTk
"Kenapa buru-buru?" tanya om-om yang lain.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiAtJ6Y0eVO
"Keputusan dewan direksi udah fix kan?" tanya om-om itu yang bernama Hendarto.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKX8R2OjmPu
"Iya, keputusan sudah fix. Karena status quo ada di tangan Jenny pemegang saham terbesar. Jadi bisa memutuskan apa aja buat penggantian CEO," kata Om itu yang bernama Wijaya. Jenny adalah mamaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW3S2MjmaDw
"Tapi menurutku, keputusan Jenny terlalu ceroboh. Meski dia punya kuasa penuh atas keputusannya. Memilih orang yang nggak punya kapasitas untuk memimpin perusahaan itu gegabah," kata Om itu yang bernama Jansen.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡghaRJbr2ni
"Dia terlalu terbawa emosi... membawa urusan pribadi ke dalam urusan perusahaan," kata Om Wijaya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVKrr1Sjwag
"Bukankah Jenny kayak gitu karena si tuan tanah itu? Aku pikir, ini bukan sekedar urusan emosional," kata Om Jansen.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNygfR4knS
Papa menghembuskan nafas panjang. "Masalah ini nggak sesederhana itu," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeGznjVoaq5
"Aku tau, Jo. Masalah ini hanya soal cuan," kata Om Hendarto.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBIiu5uGM7g
"Kalo Jenny mempertimbangkan masalah opportunitas. Apa opportunitas yang diambil Jenny dari Aziz?" tanya Om Jansen.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkqbFOxk5K3
"Aku nggak tau. Awalnya aku berpikir Jenny segampang itu dikuasai. Tapi, setelah aku sadar kalo Jenny itu perempuan cerdas dan dominan. Kutepis pikiran itu. Justru dugaanku, ada strategi bisnis dalam langkah catur Jenny yang nggak kuketahui," kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQePjHXETZ
Om Hendarto menatapku, "Kalo emang CEO harus diganti. Aku lebih memilihmu, Fa," kata Om Hendarto.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ05RW0fVgg9
"Setuju... karena Farisha lebih punya kapasitas dalam memimpin perusahaan daripada Akbar. Apalagi si Akbar nggak punya basic bisnis apa pun," kata Om Jansen.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrstqpeyXAj
"Farisha cuma pekerja freelance, Om. Farisha nggak yakin bisa memimpin perusahaan sebesar ini," kataku merendah.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCPxEK2eA6E
"Kamu terlalu merendah, Fa. Om yakin kamu bisa sahebat Papa atau Mama kamu," kata Om Wijaya sambil menepuk pundakku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ09Ktv444jS
"Bener..." kata Om Hendarto.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiuhVjvfsOL
Sekarang aku berada di tengah, dengan dikelilingi oleh 15 om-om setengah baya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlYz9lfGuDN
"Kita harus misahin urusan bisnis sama urusan yang lain. Jangan kayak Jenny, yang mencampur keduanya," kata Om Wijaya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrnCtpQJng9
"Setuju... apalagi sekarang waktunya seneng-seneng... hehe" kata Om Jansen.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTRqEWeVvt
"Gimana menurutmu, Fa?" tanya Om Hendarto.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK5IUcpF7fv
"Emm, maksudnya Om?" tanyaku pura-pura tak mengerti.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuUdViXcdrK
"Ah coba jelaskan, Jo!" kata Om Hendarto.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0EMn7f1LEr
"Hahaha, jadi dilempar ke gua," kata Papa tertawa ngakak.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpWGswzh8p
Om Hendarto mendekatiku, lalu duduk di sampingku. Tangannya merangkul pundakku, dengan sesekali tangannya yang berada di bahuku meremas lembut.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsgV3k1aX1q
"Om, tau hubunganmu sama papamu. Om, sih nggak permasalahin itu..." kata Om Hendarto.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmC41ETyTo
Lalu Om Jansen duduk di sebelah kananku, "Nggak perlu khawatir. Kita dukung kamu sama papamu, toh kamu lebih baik daripada Jenny."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38jWLJLzS8
Mendengar ucapan Om Jansen, aku mengernyitkan dahiku. "Om, menormalisasi incest?" tanyaku mulai membuka suara.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjyvT5DyhF5
"Bukan soal incestnya, Fa. Tapi soal hati, soal kecocokan," kata Om Hendarto sambil terus mengusap, meremas bahuku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6S600Jh6Y
Sesekali kuembuskan nafas panjang, karena merasakan remasan pada bahuku. "Soal hati ya, Om? Normal nggak sih, Om. Mencintai tapi mengizinkan orang lain menyentuh orang yang dicintainya?" tanyaku sambil melirik Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRkUYXZ1zjR
"Aduh, kesindir gua, haha."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpCsHIay1X2
"Mungkin Johan punya alasan, Fa," kata Om Jansen mengecup pundakku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT4MdoyoGER
Nafasku sedikit memburu, padahal kita masih ngobrol biasa saja.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMR7otTI3qW
"Apa alasan rasionalnya, Om? Kecenderungan cuckold? Agak aneh sih, Om. Incest tapi cuckold," kataku dengan suara bergetar karena tangan Om Jansen melingkar ke pinggangku. Lalu naik ke sela-sela hijab menuju dadaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlNgUgi35qL
"Nggak ada yang aneh, Fa. Yang penting consent kan? Kata Johan, kamu punya pandangan kayak gitu soal relationship?" tanya Om Hendarto ikut menyusupkan tangannya dari bawah hijabku. Lalu naik ke dadaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4LHArLBAw
Sekarang dadaku diremas dari kanan dan kiri. Mendapat sentuhan, remasan pada dadaku, libidoku mulai naik. Kutahan desahanku sedemikian rupa, dengan mata terpejam.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2lDD7Uwg1a
"Tapi, kamu cinta nggak sama Johan?" kata Om Hendarto berbisik ke telingaku yang tertutup hijab.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnHK7sO3Sa1
Aku tak menjawab pertanyaan Om Hendarto. Karena antara nafsu, perasaan dan akal sehatku terasa saling bertubrukan. Nafsuku menghendaki untuk mengabaikan sikap Papa, yang tak cemburu melihatku dijamah orang lain. Hatiku mencoba menyangkal hasratku, yang menginginkan sikap Papa yang protektif padaku. Akal sehatku mencoba membatasi nafsu dan hatiku, bahwa aku sudah melewati batas tabu.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMEgdTU0bUo
"Sssssh, aaaaah." Kurasakan tangan Om Hendarto sudah mulai masuk ke dalam dress panjangku dengan membuka kancing depanku satu persatu sampai sebatas perut. Setelah kancing dress panjangku sudah terbuka, tangan Om Hendarto berada di atas payudaraku yang masih tertutup tanktop dan bra.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqy5Zb1c2k8
Om Hendarto kembali menanyakan pertanyaan yang sama, "Kamu cinta kan sama papamu?" tanya Om Hendarto lirih sambil mengecup pundakku yang masih tertutup hijab.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFSKhHaNs7d
"Sssssh, aaaah." Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah, tanpa membuka mulutku untuk mengakui bahwa aku memang mencintai Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs8uw68urYm
Kurasakan tangan Om Jansen mulai menurunkan tali tanktopku sampai tali tanktopku turun sebatas siku. Setelah turun, tangan Om Jansen menyusup dari atas braku, lalu jarinya mencari-cari putingku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡROt3HC5mXP
"Cinta seharusnya nggak dibatasi status apa pun, Fa," kata Om Jansen sambil memelintir putingku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpMnyrknKo
Kupejamkan mataku, menahan gejolak yang benar-benar merongrongku. Tabu masih membentengiku. Dan rasa malu mengunci mulutku untuk mengungkap perasaanku yang sebenarnya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqzem64rbDS
"Om, paham yang kamu rasain Fa," kata Om Jansen yang mulai mengeluarkan dadaku dari cup braku dan menarik tanktopku turun ke bawah.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjdMUPzfJqD
"Aku cinta sama, Johan Om," kataku sambil menahan nafsu dan cinta yang mulai meruntuhkan pertahanan akal sehatku, sedikit demi sedikit.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4Q0ry5OKD
"Seberapa cinta kamu sama, Johan?" tanya Om Hendarto sambil menyibakkan hijabku ke belakang. Sampai dadaku yang semi terbuka terlihat.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ85v28NP0D
"Nggak tau. Yang jelas aku cinta banget, Om," kataku sambil menahan desahanku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT1d3ABgfQn
Om Hendarto mencoba menurunkan dress panjangku ke bawah. Dengan mengangkat tanganku untuk melepas lengan dress panjangku. Setelah terlepas dress panjangku turun sebatas perut.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIlPrwvGNi6
"Apa bukti cintamu, Fa?" tanya Om Hendarto sambil mengecup pundakku yang telanjang.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpuKlm0MLG
"Aku bakal menuruti apa pun, yang dia mau," kataku sambil meneteskan air mata. Pedih rasanya hatiku. Karena seumur hidupku, aku tak pernah merasakan perasaan cinta. Apalagi cinta yang sedalam ini.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlojS6zdyrE
Kurasakan, ada yang melepas kaitan braku dari belakang. Braku pun terlepas dengan sempurna.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE45IfgNHZr
"Bikin aku cemburu! Kamu bisa?"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXybwNVBv9u
Kudengar suara Papa yang berada di belakang tubuhku, sambil memelukku. Dengan tangannya berada di perutku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiED1aWFznB
"Caranya?" tanyaku dengan menoleh ke belakang untuk menatap papaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5ORdx0LX8
Papa memagut bibirku, dengan hisapan dan pertemuan lidah. Lalu Papa melepas pagutan pada bibirku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPdvHW8cGi
"Aku pengen kamu digilir seluruh dewan direksi. Trus meminum sperma mereka yang ditampung ke dalam gelas. Kamu bisa?" tanya Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsMWQ5M3N0o
Tangisku langsung meledak, dengan tangis yang terisak-isak. Papa benar-benar menjadikanku objek seksual. Namun, aku rela melakukan apa saja demi Papa. Karena aku sangat mencintainya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZjooPwp7W
Kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Tubuhku pun diangkat ke tengah-tengah matras. Sekarang tubuhku sudah setengah telanjang, dengan dress panjangku yang sudah terlepas, jatuh ke bawah.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvza3Euiarm
Yang masih melekat di tubuhku hanya celamis, kaos kaki, celana dalam, hijab, ciput dan cadarku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4g3gvcVnpB
Om Wijaya mendekat untuk menarik celamisku sampai terlepas. Saat celamisku terlepas, aku dikerubungi om-om dewan direksi.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4rGgacwUUv
Mataku nanar melihat om-om dewan direksi yang sudah telanjang bulat yang mengelilingiku. Mereka menyodorkan penisnya ke wajahku yang masih tertutup cadar.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaWLRlNPsX
"Kulum!" kata salah satu dewan direksi.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJzrmf1pQbd
Dengan kasar om-om dewan direksi menyingkap cadarku, lalu memaksaku agar mengulum penisnya.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs47hQ25QQJ
Glok glok glok...
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRdKUu8WOh
Belum sempat aku mengatur nafasku, wajahku ditarik ke samping kiri.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyVWcLYBnkI
"Kulum!"
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyl8dvdQtN
Kupandang wajah om-om itu dengan memelas. Lalu cadarku ditarik dengan kasar sampai terlepas.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3uIgQED2K
Glok glok glok...
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2ZJtd5IgP
Seperti sebelumnya, wajahku ditarik ke samping. Aku kembali mengulum penis yang berbeda.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubZRNOwdWm
Kepalaku dipegang, lalu memompa mulutku dengan kasar.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpkT8LkOfy
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku tersedak saat penis itu terlepas dengan ludah yang berleleran dari mulutku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFCKrlT6jW
Aku kembali mengulum penis yang berbeda. Pompaan pada mulutku tak kalah kasar dari yang tadi. Lalu berpindah ke penis yang lain, berpindah lagi sampai aku tak ingat sudah penis ke berapa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdyOmhaNiNE
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku berkali-kali tersedak, sampai mataku terasa perih.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdElcCrwBEM
Lalu om-om dewan direksi mengelilingiku sambil mengocok penisnya di atas wajahku. Satu persatu ejakulasi, mengenai wajah, hijab sampai mengalir ke dadaku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ74TPDdfsVW
"Fa..." Papa memanggilku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKcGjsJZnBW
Papa memelukku dari belakang, "Maafin, Papa ya..."
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ePBqRpGRT
Dengan terisak aku bertanya, "Nggak jadi gangbang?" tanyaku dengan wajah belepotan sperma.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7oBbA53Iup
"Nggak!" kata Papa sambil mengusap-usap punggungku.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQgosU8Kp5
"Kenapa?" tanyaku dengan menatap wajah Papa sendu.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMOjaWTQDew
"Aku nggak rela..." kata Papa.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡge59jDHv65
"Tapi aku pengen mencobanya, Pa..." kataku tersenyum.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwJ043XriKG
Kulihat penis Papa yang layu, kembali menegang. Lalu om-om dewan direksi mengangkat tubuhku menjauh dari Papa. Aku diterlentangkan dan mereka menggilirku satu persatu.
4007Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vlP5aTYTn
