x
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡugWaMcfwcU
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEr8023RARx
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTUPSz0NmLa
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡliR9Zo2YgT
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPqfsa62M5
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpufyTvVClr
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPUthh2xts
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYEXC8gR1J
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvbRFsvMlko
"Hah? Aku bingung..." kataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOtyM01Ih4
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4mQlXz2Zfh
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡap9aUzNonR
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV1PPrzhMoo
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6yG0yQQPF
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCoQyiIwVcP
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnkYCOCgZy1
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5niPjrUV0s
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRh4FN3QFp
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBVGGWrdvLo
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmZwvuARTQ
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZOqTD4IAt
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9UshuOGiEu
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrFo9MKYO7g
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9pw06B9f0
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ425ayeAjdp
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpOTnUEeNa
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1v50ZL6Eft
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjqQ8ApISr1
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqnfix5CHz
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYItNdg6wZT
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBCsouhdJE
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡld22PesUnP
"Pa!" teriakku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgfNDZlYKXS
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ57Hy5rPCTm
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNQVWOqwKC7
"Aku kecewa sama, Papa!"
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxm4PRw5vsq
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9fxyuhQAlP
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkK2RR922Q0
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ838b8KiFc
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSQkY47hiQ
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo5sAgNRzuv
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMO0mBzCPsJ
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeVakPcJcWu
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXbEqRt0TTN
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXbJKZYm5X
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiEj0aLmlPB
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcf7wOHXBPn
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbm2eY14KUv
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvB1GvT3aU
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMq4zSVBly
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnybpWVkLPx
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ejOXRma7s
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPTxVWm7pn
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt9Wre6waV9
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡElFXx3Tjm4
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeGrLbI0O8N
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCEqtmXN846
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU7uPAJZxz9
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGzR3QMxvfg
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkzT1xnazQ1
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5HbY7PkYVo
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡreBRvPflmS
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHYxsFXdIF
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5efaeAyzDt
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡha7BizxvUH
"Iya, Mbok," kataku ramah.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc0qPmnuAir
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQsGeXy3OU
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZCtHz67OsC
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHd4B3yVGr
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsR2C7ZynEf
"Oh, iya Pa..." kataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjXEm4TYGOZ
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1PFJ14O525
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9EJWQWc7Ur
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQsptO8XnC
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmqefrYF7C0
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡINVFzH7JVy
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLNO9EFnW9
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVizvk9IKyU
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqOluJmCeeP
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxUqAREZac
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16Mpnz2UHK
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzhkiHo9ayC
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH1MPlDA0XW
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzp3UsWoNUg
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9P3KE4d0n
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKt5abFe90X
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZy4n3Sq0vi
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6Vfga8Q2u
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYSXSNNyrwF
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4nAIyXst57
"Udah, Ma," kataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtKmjV1aaH
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWELWgraNO
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq986Y8ZzwH
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFdvfzrHRs
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNt4U9doufy
"Mama mau kemana?" tanyaku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxhmGcLV8Od
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8XDXNgq1Du
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRXrbG15teG
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡblZywiZpBs
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeBmu5UzR7r
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQNfdXtLmW
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJBrrExnTAt
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4esv0gBOhm
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcphEppGEPU
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNqB8Xpiq1
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnrbQZaaVdh
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTthJrhGr7
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡau3ClOjoBN
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKRR4FLzCjg
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ96169O5zf
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBuCOsaeOp
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQdG871CS4F
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJq6USAsrLr
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu00ShgUOMh
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjVON2yHS8
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OcrUH9AdP
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMy5erNEvay
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKN1Q1ejOVl
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiYrErRdGDH
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrAz42ZNDwY
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4is1yEYVko
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡirQeaKDzYw
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgrrXKHugUy
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0hjGYPtKgo
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMPCLpAVFdx
"Sama-sama," kata Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡddzS9Gzkhp
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtQ9POcQa6
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxlcDthgnW
"Boleh nggak ya?"
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljsIhbXknj
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHdjpeo6IaY
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5YhlobH7y
"Oh..."
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKKRMulN8n
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ483XYdjJU8
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedUXsdKjBX
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8BXrld3RLw
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyyQC37nFI9
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukkUMP4lM7
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIpVNhcj0kw
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFXA7AhJ1fg
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjnEzwMf5Is
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWtkM12gJR4
Huwaaaaa...
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUo1zWMggJt
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9KwMirQrSN
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6XCG88Xgv9
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrmiOxH4eK
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbGiOQShulc
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbvYmq44kK
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBbnSmNYYAd
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ga56JjZNA
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuEKBHLrxsO
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOsEiVqKEj8
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYDBZhAG7i
Muah...
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2hpmLZLYbW
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoeJJRyOUNx
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtPqbCqeOUc
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLsiwR9zPGz
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwOIYlfQVee
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULpcZOMMlf
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVw94ft9PPq
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHGcSedwW2
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQNeWSe5VEA
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ2e8do5soU
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2vV3h2eZnR
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxRSYvthY6c
"Aaaaah, Pak."
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNgiIRVBPlB
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡajhx9mgivj
"Aaaaah, Pak."
7033Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJruwzsCwZ
