x
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBLf3l6arC8
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hlCIdALyv
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZHfGAOYgI
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgsCCwdj9k
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNLj7JB593j
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgeAN8FfhrT
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5F7jYMAT69
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Y6gMXJuUf
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQlJ4dYJkrU
"Hah? Aku bingung..." kataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqb8NWyGlzR
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVE5WmEU89
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8k4F6c8U2n
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXe5SBZTRRo
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvmRBmu3GO
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaf7cIsA4zb
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡarka2Jzjj4
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0XZXMZrfpy
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGfHViHi17N
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnY3JocmBaT
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlzEuQbzk5R
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPpP9UNUUJ7
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOUfoVw01BO
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyWl8gBetjS
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ70D726eun9
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGAnq9xYI4F
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgIV2hntt8M
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwWpTVKbrHQ
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ1OaGouU05
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3zK87p0dhg
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3DxgUnjASr
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡybVLoAxrFa
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV7GdrzfsY1
"Pa!" teriakku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYRzqnt2TNY
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn3yfCayQNs
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL3m2FMoqjr
"Aku kecewa sama, Papa!"
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0rqxkv2Nl0
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIzUmfeRbzr
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanZl1EYCoi
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSrjXdN0yRk
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrK9FSSzwWI
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ7o9XDt4fb
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7TVrVAAUL
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj2p5sxuksK
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBX2UUv6l5l
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sPKpntcBU
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡce0i9uetIV
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7FuvUUlcSl
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4vjDhGKFF5
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTg5yOPSMaI
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBCuBbU0aan
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfESGQGNM66
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO9i9XpzCTJ
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOWrHqV3ne
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9XZIdrS9xk
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9D2KwPFo4
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgGQh0fpjT
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7V8veO0ivG
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡviQsEd1Nbh
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmSmOkCoFK8
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFFJaTpCkm
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ93JC8jF3aq
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZyU4h3SOS5
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzOsyIo7tpW
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4zhKEsAPJ2
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2CEwdLnCw
"Iya, Mbok," kataku ramah.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJ96E27Ual
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡerah965tFj
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGwFawZpf4i
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeCJvYYpcUU
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9mGBnPfFNy
"Oh, iya Pa..." kataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzaQLEeJ7D
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUYiMoFVI7
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAjEPdmbeO
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFv7aQwimkS
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZxEpcuvQq9
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvgQkCzFSX7
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHJ50iN2nD
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2udvS8mO74
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4NsQ1FQVL
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWT136T3qig
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwoxTFrPDCi
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg44pvSARC7
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNR672pBaI
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKQPyf7NPDU
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiqxYHkUDmC
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLdkrqZWR8u
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡikTYwB8nT3
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9fBTtOHag
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL8e7w9AiUd
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26OgW5o8wO
"Udah, Ma," kataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzQez4nouvp
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLyk7J9wIg4
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOjnCH4ttf
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNv0s9CLXCZ
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcW1j7BkEw7
"Mama mau kemana?" tanyaku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvNIMvQwFpL
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqj1R8RqqT
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8iOrovsnoN
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Cmc8vdbqT
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsduSUVubNZ
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KZsPa0EcH
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjyL4Ngclr
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8cR5CuxuoM
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡen4oD9t3vN
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQwalPXvkqL
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLAdLBLfD8E
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0yJXTgk6tf
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEjiaND5axL
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLl554tnmt3
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxFUKwoBU2p
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOptiUPXYgS
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmlm9wNqHp
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWfrApL09a
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1giFSNkPxN
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtodqDaD0Np
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOuMpsSKFhO
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDRhhxJ47sz
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXz2jfj98vW
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxjEboA1wG6
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCWZVqA1QMj
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYDifLRwFKX
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsCNq8yPany
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2Bybyelcw
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRKb4tD9ZrG
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ57Ek0tZOYZ
"Sama-sama," kata Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5yLk0rW6i
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgXwFznP9M3
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtLIWXjQE2
"Boleh nggak ya?"
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡScSTp7mmfV
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFcbJHJSGO
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0t2hA8ase
"Oh..."
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkq2rPlWEev
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8T1o5JEA1Q
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡosyFxVD3vb
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4SNBg65sIW
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6i8LWAu1Dr
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjhqAidr8t
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjwMaqFAohU
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2JGGRCwuht
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV65iKmPn5d
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5eHyNaaS2c
Huwaaaaa...
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfX7W9HewBc
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6GZLFb8I3v
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjWlQrTQRhf
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbtOsoSao90
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQW4LCd9fy
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOe19H0VbWf
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNM7mAzZcC2
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfps2GZAAty
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcHCdONYGDp
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBWnWJcUW9
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsI3l65CXrs
Muah...
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlgX4hWqwx
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnfHjxbCyH
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLI0Oc5HqQI
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRRaN7VZW8y
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjgMcsyuafu
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrNipZwWbM
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZTrTpcO9P9
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIOtsF8SPtH
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡERJ1EwH60a
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxI7fwELhCR
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2SKuyJwKjo
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjh5upsXuik
"Aaaaah, Pak."
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX8tJQjYUfy
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUadGr6V2cD
"Aaaaah, Pak."
4619Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1KCEvfkqv
