x
Sekarang aku sedang berdandan di depan cermin. Meskipun pada akhirnya wajahku kututup dengan cadar, tetap saja aku tak mau melihat orang-orang yang menatapku, memicingkan matanya karena aku tak menarik. Aku tetap memoles wajahku, mempercantik mataku dan memakai parfum favoritku. Membayangkannya saja, membuatku horny. Karena ada norma agama yang aku langgar seperti tabarruj.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94QvgK2e2D
"Udah cantik kok, Sayang," kata Papa memelukku dari belakang sambil mencium tengkukku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrPNkL6mTsR
"Mandi sana! Udah jam segini lho..." kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuN5slytahp
"Bentar lagi ah... pengen peluk pacarku dulu," kata Papa sambil tetap memelukku dari belakang.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVXspXCtel
"Aku kok deg-degan ya, Jo?" tanyaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOt8wdHFj1x
"Kenapa?" tanya Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡznoSyJaVM7
"Aku kebayang di villa nanti..." kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0pLbvSZqZS
"Nggak perlu cemas, Sayang! Nanti yang perempuan bukan cuma kamu aja. Kita orgy... tapi mungkin, ada sedikit variasi kayak gangbang juga..." kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5hSz8IwpC
"Bukake juga? Bukankah bukake tanpa penetrasi?" tanyaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlE1OeZpqcz
"Bener, bukake cuma ejakulasi aja. Di muka, di dada..." kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvS3qUZqJVI
"Aku kebayang gangbang, Pa... Kenapa aku horny ya?" tanyaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgppQUT879
"Kamu suka digilir banyak laki-laki?" tanya Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSlMrTVm8hO
"Hehe, nggak sih..." kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8kEiKFBIqk
"Horny juga nggak ngebayangin banyak laki-laki ejakulasi di wajahmu?" tanya Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB3cRavKF8X
Kugigit bibir bawahku, "Horny banget, Pa," kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFqXXp6jdq
"Kelihatan kok... dari memek kamu yang basah ," kata Papa yang tangannya berada di balik dress panjangku yang tersingkap ke atas. Dengan tangan Papa masuk ke dalam celana dalam putihku yang tipis.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYY3MC7prq
"Pa... udah ah!" kataku sambil memejamkan mataku menikmati colokan dua jari Papa ke dalam liang senggamaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGoc1NjDFn
"Nanggung, Sayang... Memek kamu udah basah banget," kata Papa yang mencolok vaginaku lebih cepat.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJafsL4YQMR
"Sssssh, aaaahh... aku sampe, Pa," kataku dengan tubuh mengejang.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDfb69YAWRm
Lalu Papa menarik tangannya sambil menunjukkan jarinya yang basah padaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfIyWMq6vS
Dengan nafas yang masih memburu, kulirik Papa yang sedang menjilati jarinya yang berleleran cairan cintaku. "Pa... kotor, Pa."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvPDKtvBPle
Papa hanya tersenyum saja, sambil terus menjilati jarinya sampai bersih.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWGK8z1NKop
"Pa..." kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOWn25DKmzC
"Iya, Sayang?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWGDSEFpuw
"Apa yang bakal dibahas dewan direksi nanti ya?" tanyaku khawatir.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGhVHhtXiyz
"Papa nggak tau, Fa..." kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZgFAiH7gf
"Aku takut ketemu, Mama..." kataku menunduk.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTP56dNTifq
"Kenapa?" tanya Papa yang sekarang melingkarkan tangannya ke pundakku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsH8GcnRKLE
"Aku nggak siap, saat melihat Mama memperjuangkan Akbar buat posisi CEO," kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Y9s1qeymU
"Siapkan hatimu, Fa! Kadang kenyataan emang sulit buat diterima," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhOXmK7FG26
"Udah, Pa. Udah aku siapin. Meski aku merasa sakit hati, tapi sama sekali nggak iri," kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBkAjgrF9Yv
Lalu Papa menarik tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Papa memegang pundakku sambil membungkuk, mendekatkan wajahnya di depan wajahku. Matanya menatapku dengan sorot mata menyelidik, "Papa tau... kamu berbohong," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkw49V3QYNh
Saat Papa menatapku seperti itu, kutundukkan wajahku. "Aku nggak tau, Pa," kataku dengan menghembuskan nafas panjang.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeeUsJHGGm1
"Kamu iri, Fa? Iri karena posisi CEO bakal dipegang Akbar atau karena perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa menatapku dengan sorot mata menyelidik.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfgRXNnE9zA
Kubuang muka ke samping, bukan karena jengah. Namun, dadaku pun semakin sesak. Aku tak tau, sebenarnya apa yang kuinginkan. Apakah aku cemburu? Aku sama sekali tidak tau.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHSJZ5Ub0GZ
Kugeleng-gelengkan kepalaku, "Aku cuma nggak suka, Pa," kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQZGbUNQIzK
"Kalo kamu menginginkan posisi CEO, kamu bisa merebutnya saat Akbar menjadi suami kamu nanti!" kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5KVngieTd
"Nggak, Pa. Aku nggak pengen posisi itu," kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKn8mCrhoe
"Kamu cemburu sama perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3XLogDRWFg
"Aku nggak tau, Pa. Yang jelas dadaku sesak sekarang..." kataku dengan nafas berat.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjHkqWnXz5w
"Jangan terlalu dipikirin! Papa bakal perjuangin kamu," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVt9tUghbXz
"Peluk aku Pa!" kataku terisak.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtu3iqY8SJO
Papa memelukku sambil mengusap-usap punggungku. Saat aku melepas pelukan Papa, Papa menatapku hangat.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhFCMbIvXkG
"Jangan nangis! Ntar blush on'nya luntur lho," kata Papa sambil mengusap air mataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKUNonfjUW
Aku tersenyum mendengar candaan Papa,"Hihi, kenapa kalo luntur? Aku jelek ya?" tanyaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMRsVJbc9mS
"Hehe, cantik sih," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ3UIFMAKTm
"Beneran?" tanyaku sambil mengikat rambutku lalu aku memakai ciput.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ip8CD81Yx
"Iya, Sayang," kata Papa mengecup pundakku sambil memelukku dari belakang.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKgWE5D7i5u
"Sebentar ya, Pa. Aku pake hijab dulu!" kataku sambil memakai hijabku dan cadarku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKQupO6fnjn
Papa kembali memelukku, "Tetep cantik, meski keliatan matanya doang," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡakL9ArMPYW
"Udah ah, dipuji terus. Bisa terbang nanti..." kataku sambil tersenyum.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZeCR77n3Z
"Nggak apa-apa, nanti aku ikut terbang..." kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsgz7abKIv4
"Mau ngapain?" tanyaku sambil merapikan cadarku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuP1krRxg8G
"Nggak tau, emang mau ngapain?" tanya Papa berkelakar.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5JXv4bLyH2
"Hihihi, gimana sih? Gaje deh..." kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrRfyK4nVNJ
"Ya udah, udah jam segini... Yuk berangkat!" kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qfsf5wrGH
"Gandeng!" kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxlm30heR2
"Manja banget..." kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIyBPPac5Di
"Bodo..." kataku sambil menggamit tangan Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs56SPrblUK
***********
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzsB7afKGOy
Sesampainya di villa, banyak banget mobil-mobil mewah berjajar di pelataran. Kulihat, ada beberapa perempuan berpakaian kantoran turun dari mobil.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Oujwcxgrg
"Dia siapa, Pa?" tanyaku penasaran.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn08JSwxg8H
"Pegawai, Papa..." kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ4lbAUT5s7
"Cantik ya..." kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhD9RQmJt2
"Ah masih cantikan kamu, Fa," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWgtCSeDhhS
"Alah gombal," kataku sambil menggamit tangan Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEepe3H89dR
Deg-deg'an juga sih, melihat kerumunan orang. Karena tak terbiasa juga dengan suasana formal seperti ini.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA7Gy0OKsMy
Di dalam villa, aku berpapasan dengan Mama, namun saat aku memanggil Mama. Mama membuang muka. Kupanggil Mama berkali-kali, Mama tetap tak mau meresponku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcAz1sp3AK
Aku mengernyitkan dahiku. Rasanya sedih melihat Mama acuh padaku. Entah apa kesalahanku. Sampai Mama, dengan wajah dinginnya memandangku saja tak mau.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡikrUT8IUir
"Fa... " Papa membuyarkan lamunanku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEN87Myjgky
"Iya, Pa?" tanyaku dengan senyum tertahan.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVsbTy8KcgZ
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Papa dengan wajah khawatir.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPBjkhbL9CV
"Nggak apa-apa, Pa," kataku tersenyum pura-pura.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsBvuVa0QK
Sekarang Papa membawaku ke kamar yang ada di dalam villa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡes9HFLpMab
"Papa tinggal dulu ya, Fa... buat meeting sama dewan direksi," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1cyQe321y
"Iya, Pa..." kataku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfcB2BXXeEJ
Setelah Papa pergi, aku mulai merasa sedih. Di hari pertamaku bukan kesan baik yang membekas. Justru kesan buruk yang menggores hatiku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQP3tahoaz
**********
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdj7OBAHuUc
Di hari pertama, kuhabiskan di kamar saja. Namun, aku tetap dilayani oleh pembantu yang aku tak tau namanya. Agak membosankan juga sebenarnya. Apalagi aku harus mengalami pengalaman yang membekas di hatiku. Seperti saat aku berpapasan dengan Mama kemarin...
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9oYHIooFik
Hari ini, hari kedua aku berada di villa. Aku dengan stelan hijab dan cadarku berjalan menyusuri setiap pojok, di dalam ruangan villa. Hanya sekedar ingin menikmati suasana yang cukup klasik di dalam villa, yang menurutku lumayan berkelas. Dengan banyak perabotan antik dan pajangan seperti lukisan dan patung.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKITi3fsSJP
Aku sempat kagum dengan Papa, ternyata Papa penggila seni juga. Saat aku membandingkan antara aku dengan Papa, tak ada sedikit pun kemiripan karena perbedaan antusiasme. Aku bukan penikmat seni, seperti lukisan atau pun patung. Namun, meskipun begitu aku juga memiliki kesamaan dengan Papa seperti sama-sama jago coding.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡejogRuGH9Q
Saat aku sedang melihat-lihat lukisan yang kemungkinan adalah lukisan sureal. Aku dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba berada di belakangku. Setelah aku menoleh ke belakang, betapa terkejutnya aku. Ternyata itu Mama.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLe4LvYJk1z
"Halo nyonya, Johan!" kata Mama sinis.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6JrfHBmuYz
"Mama apa kabar?" tanyaku dengan tetap elegan di depan Mama.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8HV5LLwow
"Halah nggak perlu basa-basi!"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRtWdmyclv
"Mama kok kasar gitu sama aku?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2njQR7ckkX
Dengan tangan terlipat di dada Mama mendekatiku, berdiri dengan jarak yang sangat dekat di depanku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYyuZnpfiN
"Aku nggak pernah mengira, kalo sainganku adalah anakku sendiri..." kata Mama.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMNF3ipYUw8
"Apa maksud, Mama?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsA6CxTaLx2
"Nggak perlu pura-pura! Pelakor..."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhi82FHl1kE
"Pelakor? Aku ngerebut suami siapa, Ma?" tanyaku tak mengerti.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2cmePaXMJ3
"Masih pura-pura lagi..."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkNGMVA3QLZ
Setelah cukup lama, aku baru memahami maksud Mama. "Merebut Papa dari Mama gitu?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzuAHotIsgd
"Ya..."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Duf4GYOkn
"Mama masih berharap sama Papa? Apakabar sama suami baru Mama? Sadar Ma, Mama udah bercerai sama Papa" tanyaku tak kalah sinis.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8lP9UlOACi
Tiba-tiba wajah Mama berubah murung. Dengan gaun tradisional khas Tionghoa lengan panjang. Berhijab simpel dan high heels, Mama terlihat cantik. Namun, di wajahnya menyiratkan sesuatu yang tak kupahami.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWe5tDZmh3h
"Tapi, nggak seharusnya kamu melanggar batasan tabu...", kata Mama lirih lalu meninggalkanku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmkpbTC2qIM
"Ma..." kataku memanggilnya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTtHohBXGQ3
"Jangan panggil aku, Mama!"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFWZsnCXW7H
"Mama kenapa sih?" tanyaku dengan terisak.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvaZYXz9N4K
"Papamu emang nggak waras. Dia menikmati saat jadiin kamu obyek fantasy. Dan sekarang lebih intim dari itu, menyetubuhimu," kata Mama sinis.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZpNzCoQrah
"Mama yang minta!" kataku dengan terisak.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoK2fWPOheY
Lalu Mama tersenyum sinis, "Sejak awal, aku nggak memandangmu seperti anak gadisku sendiri, meski kamu terlahir dari rahimku. Kamu mau tau kenapa? Kamu iblis kecil yang merebut cintaku, sejak pertamakali kamu lahir ke dunia."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhGM22hmaWm
Aku langsung terperangah mendengar pengakuan Mama. "Mama cemburu aku terlahir ke dunia?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgg0U4eQ9rK
"Ya..." kata Mama.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyLSOCJYhbD
Setelah kepergian Mama, aku benar-benar tak mengerti. Kuresapi kata-kata Mama, ada sesuatu yang janggal. Sesuatu yang tak bisa kupahami sepenuhnya. Perasaan Mama yang sulit aku tembus. Bukan sekedar perasaan cemburu yang tak wajar. Namun, sesuatu yang tak mampu kujangkau. Tersembunyi, bahkan aku pun hanya bisa melihat selubungnya. Kata cemburu.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqM6UEMyd3
Dengan langkah lemah, saat aku berjalan di depan sebuah kamar. Kudengar suara desahan perempuan dari dalam kamar. Namun, karena perasaanku sedang tak baik-baik saja. Aku mengacuhkannya dan kembali ke dalam kamar.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5E5wMDmpI6
***********
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqvl2xvUhQX
Di hari ketiga, lagi-lagi Papa menghilang. Kesal, karena di hari kedua dan pertama juga begitu. Lalu kulangkahkan kakiku keluar dari kamar untuk mencari Papa, namun tak ada jejaknya. Kucoba menyusuri ruangan lain, namun tetap saja tak kutemukan. Agak frustasi sebenarnya, karena harus sendirian di dalam villa. Bukan karena takut sendirian, hanya saja aku kurang nyaman karena letak villa di tengah hutan, yang berada di puncak pegunungan. Aku sama sekali, tak menyukai suasana seperti ini. Karena memang sejak kecil aku tinggal di kota besar, yang sibuk dengan hiruk pikuknya. Bahkan di rumah pun, suasananya tak sesepi seperti di villa. Meski villa ini ukuran luasnya hampir sama dengan rumahku. Kesan tuanya yang aku tak suka. Seperti suasana zaman dulu, di era kolonial.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSVLVsVKAo
Sekarang aku berdiri di luar ruangan dengan pintu besar. Kudengar sayup-sayup tak begitu jelas, seperti hari-hari sebelumnya. Bedanya hari ini, aku tak mendengar suara desahan, hanya orang yang sedang mengobrol saja. Karena penasaran, barangkali pesta itu diadakan disini. Kucoba untuk mendorong pintu di depanku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMyuaePZQCJ
Saat aku masuk ke dalam ruangan, aku benar-benar shock, melihat om-om yang aku temui kemarin dalam kondisi telanjang. Sesekali aku menelan ludah melihat penis mereka yang menggantung.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzGH00Q3U1n
Kucoba susuri kamar dengan mataku, karena tujuanku untuk mencari Papa. Setelah kucari, kutemukan Papa sedang telanjang juga.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMs5wRld8d
Saat aku masuk ke dalam, semua mata melihatku terkejut.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxbSPtvesex
"Loh, Farisha? Kok disini?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbMpZHBquU
"Kata kamu, Farisha udah pulang Jo?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1QWIr8olaJ
"Oh, aku lupa. Kalo Farisha masih di kamar, haha," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHnBlk7kFyy
Kutarik tangan Papa, "Kenapa tinggalin aku?" tanyaku kesal.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFIbryRQL2
"Maaf," kata Papa sambil senyum-senyum sendiri.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡci4JYTyn21
"Jo? Mana Alya? Udah hampir setengah jam, nggak dateng-dateng," kata Om itu yang tiba-tiba membuatku kaget.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj86HLwSPhR
"Wah nggak tau juga. Aku juga nungguin," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhNrt5nVxw
"Ya udah, aku hubungi aja!"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvGcTWDzge
"Halo, Al. Kamu gimana sih? Udah banyak yang nunggu sekarang."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmfQRASQWRQ
"Loh, Om. Alya kan udah balik ke kota? Katanya setelah kemarin, Alya udah boleh pulang?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0GQtnKkBGF
"Astaga, ini gimana." Kata om-om itu sambil melihat ke arah Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4LZ1mVHul
Papa menatapnya hanya dengan cengar-cengir saja.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjaDqC1JU6S
Om itu menatapku diam-diam. Karena aku tau, kuberi kode pada papaku, dengan menyenggol menggunakan lenganku. Kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa hanya meresponku dengan tersenyum saja.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvry40CeQ2T
"Masak kita harus pulang?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvzt3OrSM4O
"Ya nggak bisa. Kita udah buang-buang waktu hari ini."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRKBUlqutPL
"Iya, aku juga ngerasa rugi nungguin Alya berjam-jam."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNDBfUbBc0T
Kulihat om-om di ruangan ini menggerutu. Ada wajah kecewa di wajah mereka. Mungkin acara ini, bagi mereka tak hanya sekedar acara perusahaan. Namun, cara mereka untuk lari dari kepenatan aktivitas mereka sehari-hari. Aku merasa kasian melihat mereka, meski sebenarnya mereka cabul juga seperti Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGrMbnlS5g
Sesekali kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa tak bergerak sedikit pun. Kupikir acara hari ini akan dibatalkan, karena yang perempuan termasuk Alya sudah kembali ke kota.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhq9l4647dm
Aku sama seperti Papa, tubuhku sama sekali tak bergerak. Bahkan untuk memulainya saja aku tak sanggup. Dengan keringat yang mulai mengucur.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn0q2P9fIwP
"Kita pulang aja..." kata om-om itu yang mulai memakai pakaiannya kembali.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fb2HMKlW1
"Ya udah lah, aku juga rugi waktu disini," kata om-om yang lain juga mulai memakai pakaiannya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyuMOCBzQZT
Lalu disusul om-om yang lain lagi. Dalam pikiranku, acara ini batal. Kulihat om-om di sekitarku menatapku. Agak bergidik juga membayangkannya, karena jumlah mereka sekitar 10 orang lebih.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡURIyCVnZGa
Papa yang tau aku dipandang cabul seperti itu hanya cengar-cengir saja. Kesal sih, melihat Papa. Ya meski aku sudah siap, jika aku bakal orgy di villa. Namun karena perempuan di villa hanya tersisa aku saja, tak mungkin orgy berlangsung. Karena orgy tak hanya fokus pada satu orang perempuan. Dan sekarang tinggal aku saja yang tersisa, yang mungkin terjadi aku akan digilir oleh mereka.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtS1I773eqK
Membayangkan saja, aku meremas jari-jari tanganku karena perasaan tak menentu. Bagaimana tidak? Jika benar terjadi, om-om disini akan penetrasi ke dalam lubangku. Tidak seperti bukake, yang hanya ejakulasi di atas tubuhku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQng4MwFKMe
Meski khawatir, karena ngeri membayangkan banyak om-om menggilirku. Namun, tak kupungkiri aku pun menikmati fantasyku. Seperti dadaku yang mulai mengencang, dengan ujung putingku yang mengacung. Sangat gatal, sampai aku membayangkan salah satu dari om-om memelukku dari belakang lalu memelintir putingku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBZYLiTd0X
Sayang, fantasy liarku tak sinkron dengan kenyataan yang kuhadapi saat ini. Sama persis seperti ide gilaku yang tak bisa menjadi kenyataan.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA5OfUnh9hO
Aku mengharapkan om-om di ruangan ini beraksi. Tak mungkin, aku menawarkan diri lebih dulu, karena egoku masih dominan. Maka dari itu, aku enggan merendahkan diriku sendiri untuk menggantikan Alya. Karena aku masih memikirkan reputasiku. Apalagi ini bukan sekedar have sex normal yang hanya satu cowok, satu cewek. Namun satu cewek, dengan banyak cowok.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWo91JaFxVu
Sesekali kulirik, mereka mengacuhkanku. Bahkan Papa pun, hanyut ke dalam obrolan. Kucoba sedikit menguping. Meski lirih, aku masih bisa mendengar apa yang sedang mereka obrolkan. Mereka membahas perusahaan, khususnya pergantian CEO. Seperti mengkritik keputusan Mama, yang gegabah mencalonkan calon menantunya daripada anak perempuan satu-satunya yang lebih memiliki kompetensi. Mendengar mereka, berada di pihakku, perasaan cemasku sedikit terobati. Aku senang mendapat dukungan, apalagi dukungan itu dari dewan direksi.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXIft42hfu
Lalu satu persatu dari mereka duduk di atas matras yang berukuran besar. Mereka saling memberi isyarat melalui mata, lalu berbisik-bisik lirih. Jadi aku tak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Papa pun ikut duduk, sedangkan aku berada di samping Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4xRoQXja2O
Mereka masih membahas seputaran bisnis, tak beralih untuk membahas topik yang berbeda. Sebenarnya aku cemas. Namun, lebih gelisah lagi saat om-om dewan direksi mengacuhkanku. Awalnya mereka sekedar melirikku, lalu menatapku dengan tersenyum. Lagi-lagi harapanku tak menjadi kenyataan. Persepsiku pun salah, karena mereka tetap memegang teguh integritasnya sebagai laki-laki terhormat.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUGrAwSwLeh
Papa pun demikian, berbeda 180° seperti Papa yang aku kenal. Saat di rumah Papa sering menggodaku, dengan memantik nafsuku. Dan pada akhirnya kita bercumbu.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡddaX9V9TW9
Yang aku alami akhir-akhir ini berbanding terbalik dengan prinsipku. Awalnya aku dominan, saat partnerku adalah papaku sendiri, prinsipku seketika runtuh. Membuat aku rela menyerahkan diriku, harga diriku dan hatiku. Bahkan aku tak bisa menolak saat Papa menawarkan ide gilanya padaku. Agar aku berada ke dalam dominasinya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiaYUGnZzCa
Apakah ini bucin? Kupikir perasaan itu muncul saat aku merindukan Aldo atau perasaan intim bersama Pak Salim. Ternyata aku salah, karena aku masih bisa berpaling ke dalam pelukan Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ20lZfmF46c
Kulihat salah satu om-om melihat jam di pergelangan tangannya. "Kayaknya aku harus segera pulang deh."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGX5h9oobrk
"Kenapa buru-buru?" tanya om-om yang lain.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4fn8TvRyzc
"Keputusan dewan direksi udah fix kan?" tanya om-om itu yang bernama Hendarto.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFik4COfv5g
"Iya, keputusan sudah fix. Karena status quo ada di tangan Jenny pemegang saham terbesar. Jadi bisa memutuskan apa aja buat penggantian CEO," kata Om itu yang bernama Wijaya. Jenny adalah mamaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrYnw2OYank
"Tapi menurutku, keputusan Jenny terlalu ceroboh. Meski dia punya kuasa penuh atas keputusannya. Memilih orang yang nggak punya kapasitas untuk memimpin perusahaan itu gegabah," kata Om itu yang bernama Jansen.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBioBMse5mz
"Dia terlalu terbawa emosi... membawa urusan pribadi ke dalam urusan perusahaan," kata Om Wijaya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWa52QURNpz
"Bukankah Jenny kayak gitu karena si tuan tanah itu? Aku pikir, ini bukan sekedar urusan emosional," kata Om Jansen.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHONsly12jr
Papa menghembuskan nafas panjang. "Masalah ini nggak sesederhana itu," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUMcuar9Vnw
"Aku tau, Jo. Masalah ini hanya soal cuan," kata Om Hendarto.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRMuU2uAnIu
"Kalo Jenny mempertimbangkan masalah opportunitas. Apa opportunitas yang diambil Jenny dari Aziz?" tanya Om Jansen.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4Qwd7dFKG
"Aku nggak tau. Awalnya aku berpikir Jenny segampang itu dikuasai. Tapi, setelah aku sadar kalo Jenny itu perempuan cerdas dan dominan. Kutepis pikiran itu. Justru dugaanku, ada strategi bisnis dalam langkah catur Jenny yang nggak kuketahui," kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnhgEs5JYkC
Om Hendarto menatapku, "Kalo emang CEO harus diganti. Aku lebih memilihmu, Fa," kata Om Hendarto.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC5SUFLK8Kf
"Setuju... karena Farisha lebih punya kapasitas dalam memimpin perusahaan daripada Akbar. Apalagi si Akbar nggak punya basic bisnis apa pun," kata Om Jansen.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0d1a95rKdu
"Farisha cuma pekerja freelance, Om. Farisha nggak yakin bisa memimpin perusahaan sebesar ini," kataku merendah.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7LWczzSSVz
"Kamu terlalu merendah, Fa. Om yakin kamu bisa sahebat Papa atau Mama kamu," kata Om Wijaya sambil menepuk pundakku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxuIASq1BYp
"Bener..." kata Om Hendarto.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHXTlkjzr4G
Sekarang aku berada di tengah, dengan dikelilingi oleh 15 om-om setengah baya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEC9aU8G7G6
"Kita harus misahin urusan bisnis sama urusan yang lain. Jangan kayak Jenny, yang mencampur keduanya," kata Om Wijaya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpFZHocJXF
"Setuju... apalagi sekarang waktunya seneng-seneng... hehe" kata Om Jansen.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsinVo0lH6W
"Gimana menurutmu, Fa?" tanya Om Hendarto.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDEs0hDWvS
"Emm, maksudnya Om?" tanyaku pura-pura tak mengerti.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKS8mTxAymH
"Ah coba jelaskan, Jo!" kata Om Hendarto.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUVPp9fbE51
"Hahaha, jadi dilempar ke gua," kata Papa tertawa ngakak.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWFo6hNtIiH
Om Hendarto mendekatiku, lalu duduk di sampingku. Tangannya merangkul pundakku, dengan sesekali tangannya yang berada di bahuku meremas lembut.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttecDWVevx
"Om, tau hubunganmu sama papamu. Om, sih nggak permasalahin itu..." kata Om Hendarto.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpQDPZPxPZM
Lalu Om Jansen duduk di sebelah kananku, "Nggak perlu khawatir. Kita dukung kamu sama papamu, toh kamu lebih baik daripada Jenny."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn4l0sM78ay
Mendengar ucapan Om Jansen, aku mengernyitkan dahiku. "Om, menormalisasi incest?" tanyaku mulai membuka suara.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvPRkzshqGj
"Bukan soal incestnya, Fa. Tapi soal hati, soal kecocokan," kata Om Hendarto sambil terus mengusap, meremas bahuku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWXfPKO3Kh
Sesekali kuembuskan nafas panjang, karena merasakan remasan pada bahuku. "Soal hati ya, Om? Normal nggak sih, Om. Mencintai tapi mengizinkan orang lain menyentuh orang yang dicintainya?" tanyaku sambil melirik Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjeyCUjCpV
"Aduh, kesindir gua, haha."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUSA3Nh3LZ0
"Mungkin Johan punya alasan, Fa," kata Om Jansen mengecup pundakku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMXiEHIghq
Nafasku sedikit memburu, padahal kita masih ngobrol biasa saja.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa3XpWLvfOq
"Apa alasan rasionalnya, Om? Kecenderungan cuckold? Agak aneh sih, Om. Incest tapi cuckold," kataku dengan suara bergetar karena tangan Om Jansen melingkar ke pinggangku. Lalu naik ke sela-sela hijab menuju dadaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qKZVlJOwD
"Nggak ada yang aneh, Fa. Yang penting consent kan? Kata Johan, kamu punya pandangan kayak gitu soal relationship?" tanya Om Hendarto ikut menyusupkan tangannya dari bawah hijabku. Lalu naik ke dadaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0e6x3mtj4B
Sekarang dadaku diremas dari kanan dan kiri. Mendapat sentuhan, remasan pada dadaku, libidoku mulai naik. Kutahan desahanku sedemikian rupa, dengan mata terpejam.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt0DfmWJO7O
"Tapi, kamu cinta nggak sama Johan?" kata Om Hendarto berbisik ke telingaku yang tertutup hijab.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4AlpNOc9gD
Aku tak menjawab pertanyaan Om Hendarto. Karena antara nafsu, perasaan dan akal sehatku terasa saling bertubrukan. Nafsuku menghendaki untuk mengabaikan sikap Papa, yang tak cemburu melihatku dijamah orang lain. Hatiku mencoba menyangkal hasratku, yang menginginkan sikap Papa yang protektif padaku. Akal sehatku mencoba membatasi nafsu dan hatiku, bahwa aku sudah melewati batas tabu.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DTN3Lms4S
"Sssssh, aaaaah." Kurasakan tangan Om Hendarto sudah mulai masuk ke dalam dress panjangku dengan membuka kancing depanku satu persatu sampai sebatas perut. Setelah kancing dress panjangku sudah terbuka, tangan Om Hendarto berada di atas payudaraku yang masih tertutup tanktop dan bra.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4GdrZ0lMwl
Om Hendarto kembali menanyakan pertanyaan yang sama, "Kamu cinta kan sama papamu?" tanya Om Hendarto lirih sambil mengecup pundakku yang masih tertutup hijab.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi0MF3p22Yl
"Sssssh, aaaah." Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah, tanpa membuka mulutku untuk mengakui bahwa aku memang mencintai Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7KPuPX3mc2
Kurasakan tangan Om Jansen mulai menurunkan tali tanktopku sampai tali tanktopku turun sebatas siku. Setelah turun, tangan Om Jansen menyusup dari atas braku, lalu jarinya mencari-cari putingku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡejIVAZ6HAS
"Cinta seharusnya nggak dibatasi status apa pun, Fa," kata Om Jansen sambil memelintir putingku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5WMxWHGkSg
Kupejamkan mataku, menahan gejolak yang benar-benar merongrongku. Tabu masih membentengiku. Dan rasa malu mengunci mulutku untuk mengungkap perasaanku yang sebenarnya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqn5XsZGBgz
"Om, paham yang kamu rasain Fa," kata Om Jansen yang mulai mengeluarkan dadaku dari cup braku dan menarik tanktopku turun ke bawah.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkAfHrWHiCA
"Aku cinta sama, Johan Om," kataku sambil menahan nafsu dan cinta yang mulai meruntuhkan pertahanan akal sehatku, sedikit demi sedikit.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkX1vcLwGZ2
"Seberapa cinta kamu sama, Johan?" tanya Om Hendarto sambil menyibakkan hijabku ke belakang. Sampai dadaku yang semi terbuka terlihat.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZIFvDuUwHw
"Nggak tau. Yang jelas aku cinta banget, Om," kataku sambil menahan desahanku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3ggOpCOPy
Om Hendarto mencoba menurunkan dress panjangku ke bawah. Dengan mengangkat tanganku untuk melepas lengan dress panjangku. Setelah terlepas dress panjangku turun sebatas perut.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnqjVtXjJYI
"Apa bukti cintamu, Fa?" tanya Om Hendarto sambil mengecup pundakku yang telanjang.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPFNuIfWRXI
"Aku bakal menuruti apa pun, yang dia mau," kataku sambil meneteskan air mata. Pedih rasanya hatiku. Karena seumur hidupku, aku tak pernah merasakan perasaan cinta. Apalagi cinta yang sedalam ini.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR8UJcNLIQ7
Kurasakan, ada yang melepas kaitan braku dari belakang. Braku pun terlepas dengan sempurna.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlepofbu0W
"Bikin aku cemburu! Kamu bisa?"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ2tp2t5s9F
Kudengar suara Papa yang berada di belakang tubuhku, sambil memelukku. Dengan tangannya berada di perutku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb9JiCPIC8w
"Caranya?" tanyaku dengan menoleh ke belakang untuk menatap papaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgMYL9FO0nq
Papa memagut bibirku, dengan hisapan dan pertemuan lidah. Lalu Papa melepas pagutan pada bibirku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc0Qhpbpsdn
"Aku pengen kamu digilir seluruh dewan direksi. Trus meminum sperma mereka yang ditampung ke dalam gelas. Kamu bisa?" tanya Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjZ59gbmST
Tangisku langsung meledak, dengan tangis yang terisak-isak. Papa benar-benar menjadikanku objek seksual. Namun, aku rela melakukan apa saja demi Papa. Karena aku sangat mencintainya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx500dXuX2r
Kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Tubuhku pun diangkat ke tengah-tengah matras. Sekarang tubuhku sudah setengah telanjang, dengan dress panjangku yang sudah terlepas, jatuh ke bawah.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xYQNSDiRQ
Yang masih melekat di tubuhku hanya celamis, kaos kaki, celana dalam, hijab, ciput dan cadarku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8JZSFWA3h
Om Wijaya mendekat untuk menarik celamisku sampai terlepas. Saat celamisku terlepas, aku dikerubungi om-om dewan direksi.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3S8Q4pTqyD
Mataku nanar melihat om-om dewan direksi yang sudah telanjang bulat yang mengelilingiku. Mereka menyodorkan penisnya ke wajahku yang masih tertutup cadar.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8B12LT9UVK
"Kulum!" kata salah satu dewan direksi.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ100UuJxDge
Dengan kasar om-om dewan direksi menyingkap cadarku, lalu memaksaku agar mengulum penisnya.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6wScDMks1W
Glok glok glok...
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNplLy51Kt
Belum sempat aku mengatur nafasku, wajahku ditarik ke samping kiri.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJkUbC6bCI1
"Kulum!"
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ0FHjoqi1a
Kupandang wajah om-om itu dengan memelas. Lalu cadarku ditarik dengan kasar sampai terlepas.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUeo0TYupFT
Glok glok glok...
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOgmbGMv6z5
Seperti sebelumnya, wajahku ditarik ke samping. Aku kembali mengulum penis yang berbeda.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLcHGLv9tAM
Kepalaku dipegang, lalu memompa mulutku dengan kasar.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLpMXxRyOPf
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku tersedak saat penis itu terlepas dengan ludah yang berleleran dari mulutku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw9DU4pQEcI
Aku kembali mengulum penis yang berbeda. Pompaan pada mulutku tak kalah kasar dari yang tadi. Lalu berpindah ke penis yang lain, berpindah lagi sampai aku tak ingat sudah penis ke berapa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvW5SH6UN9K
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku berkali-kali tersedak, sampai mataku terasa perih.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvlc2j2GtbL
Lalu om-om dewan direksi mengelilingiku sambil mengocok penisnya di atas wajahku. Satu persatu ejakulasi, mengenai wajah, hijab sampai mengalir ke dadaku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUEslj1K9y8
"Fa..." Papa memanggilku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY6Yd9v45bE
Papa memelukku dari belakang, "Maafin, Papa ya..."
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVqnvjzT1tK
Dengan terisak aku bertanya, "Nggak jadi gangbang?" tanyaku dengan wajah belepotan sperma.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCcJZFrnvji
"Nggak!" kata Papa sambil mengusap-usap punggungku.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoDoP8UT95B
"Kenapa?" tanyaku dengan menatap wajah Papa sendu.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX3fLiadgDm
"Aku nggak rela..." kata Papa.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTodN3Tv4k
"Tapi aku pengen mencobanya, Pa..." kataku tersenyum.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKWZu1L1T6g
Kulihat penis Papa yang layu, kembali menegang. Lalu om-om dewan direksi mengangkat tubuhku menjauh dari Papa. Aku diterlentangkan dan mereka menggilirku satu persatu.
4723Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaS5i9nXvyA
