x
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjj31y3H7JH
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy67OvizMNR
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe880o54nch
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa4b5myopfp
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIljvfW72o
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjTDf8mo6mI
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sGMAHKALO
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcrPA4qEvSH
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Andai saja tubuhku tak lemas, mungkin aku bisa kabur dari sini.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDIvT63tOlu
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZsXLI1aJ5a
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok, buang air kecil.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyA4o8YfDc
"Ngadep sana, kambing!"
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ACpy5g7in
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena kakiku terasa lumpuh.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtUriOGJqiX
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBeoL0xPKl
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ZHrUaar7r
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqGfUtJF8Pj
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0u3EbourPW
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT6apDduz0I
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRg3hgsk9Mw
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSr9jGSM1La
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke dalam lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVB6Iasby1A
"Bar.. kasiani aku! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun. Emosi hanya membuat tubuhku lemas.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdSf54BjZm6
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melepas pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVxXK7rqlK7
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO7lHAGm1hc
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang berada di dalam bathtub dan Akbar yang duduk menungguku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlv80CcFMK
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz02wwqI2j4
*******
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqG1alLJMy2
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Yang tak berhenti mengelap lekukan dadaku. Naik ke atas sampai ke puting lalu berputar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKRSDoyicEX
"Cantik..." kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhZViv77VW
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡijqTTxG70a
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Suami muji tubuh istrinya sendiri," kata Akbar sambil tertawa.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGWym5oLLV5
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWaALUrVEKo
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk berkali-kali.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8XtJaMTQ3
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku jutek.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH5uotW2Nyg
Akbar yang berada di belakangku mengambil kimono panjang dari capstok lalu membantuku memakainya. Dengan sedikit kasar, Akbar memutar tubuhku menghadap cermin.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMJEmnAVYYk
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2b5WIdPhiS
Wajahku pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Menatap penampilanku di cermin, aku terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4n5AEeCCQ
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil mengendus rambutku yang tergerai di punggungku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ldPUImLas
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9eUb4KvhbF
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang tersenyum di belakangku tanpa rasa bersalah.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtbIYzO3QVM
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqtPiH0VcO
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikan.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsg6vHMg3cI
Bulu kudukku bergidik melihat Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan bahwa ada ancaman besar yang mengintaiku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSTtl35Dc7g
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak bisa kubendung.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm27jeVquT3
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiu1mAKL6DE
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0oEo9xnmEk
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFwkwkUlgc
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeHlKl4dn4U
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote demi kamu," kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF3Y56aEjLq
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL25XGjPi0w
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIflTHio3C
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku pun perlu makan juga.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7rYxyu1Ss7
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHnhiS65onp
Ikatanku pun dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menderaku, aku tak lagi peduli dengan reputasiku. Lalu sebungkus nasi goreng yang masih dipegang Akbar kurebut, dengan buru-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, kulihat Akbar menatapku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFLDP2LB8W
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJzbgHjV0x
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBI4kkNimuM
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxJKeCCCqYB
"Nggak, itu buat kamu aja, biar kenyang. Aku taruh sini ya botol air mineralnya," kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvwlf7NYYjy
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjuUoS6ObJG
*****
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsIdxRxmnMZ
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi hanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5hZBi6dZtS
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdvgSYY03Ne
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡegC0FR4gJV
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVk6BdHjRZ
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHXb6XJBALx
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRaXGesM69
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTOllBgnjB
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" kata Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1P4hU1eWiv
Tak kutanggapi pernyataan Akbar. Namun aku lega karena Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Zskm0r8nX
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNlVbcfWf7n
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1gg44K1HNE
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmYyMkWDlm
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtj3xnK8iVT
Lalu Akbar bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaT9woIZjaS
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn77cFA8P2R
"Ci..." kata Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Vemchf4bV
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKV6S9fISJr
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmoymFwxVZj
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYkbRTl9GY
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzriDFl3UHQ
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZWNF5ktDnt
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkmZyIqhCeU
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9CKEapDbQ2
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUVodLfEHM
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrzmFtuZxmv
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiznwZ6a3mn
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUhneiZw6zB
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku!" kataku dengan terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9E9oPe2rst
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeOukyLPKAu
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZmR5c1nne
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu patah kata. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi48wkR4yQ1
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjQR927uEeu
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwkAZPGq6Ny
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1r4eJk593f
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMoJrYKlmKf
"Aku cuma mau, kamu jadi istri yang baik. Kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpIftKGbOZI
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5azb60Ubf
*********
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnrRfSW1xKl
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari, aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0OUf8jZ32Z
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7xwmzUJLi
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOEtZFewjaO
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡusnpLHajSA
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoU2269WLjC
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzNU4KC9nja
Di ruang tamu, aku menunduk dengan perasaan cemas yang menyiksa. Sesekali aku merapikan penampilanku, agar auratku tak tersingkap.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gMFWcIWCL
Saat Pak Sukri mendekatiku lalu duduk di sampingku. Perasaan takutku mulai muncul, "Maaf, Pak... Permisi!" Aku pun berjalan ke depan meninggalkan Pak Sukri.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN0OhSUvvg5
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman menatapku dari jauh. Perasaan takutku kembali muncul dengan kutundukkan pandanganku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqFUa0mhccx
Pak Dirman mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9BCcmGgZVt
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTv7PktNJwL
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku langsung menggigil seketika mendengar suara Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyJNFSTBAb
"Maaf Pak," kataku sambil meninggalkan Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMyv1NmGVN
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiA2YoAtEPY
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTeOH9ndfh7
"A... dek di depan Mas... duduk di teras," kataku tergagap.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdAm1cP7m3t
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YQkA9u0SS
Tangisku langsung meledak. Aku pun berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfwRREFo5H
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhzHY2X2Fpa
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7UMWoJZfH
"A... aku... "
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Q4h3rPrGA
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek!" kata Akbar menyeringai.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe8F0mtCyL7
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHAXw8GhmD
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmQR0IyPkm
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtuEfk7odbf
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiY34vGazWX
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Vd5e2kJ1S
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkIwwTuIE2R
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfJr3LXk0G3
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLklNMgkmHQ
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYaqENTPkar
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlvaD1GiAW8
Plak!
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCKllxawpgT
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWnU6iWU0rB
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOsLvu7eSFt
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5feBq96CI4
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgDjv8W1jVA
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtns9ANZM4G
"Oh, kamu mengakui kalo kamu salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4EUL5zfCi
"Aku tau..." kataku terisak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPrQahQNtup
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2hNZ9Lxcn
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di atas lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMeTMZWufop
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IbNBE5V6U
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1VSuStUTjB
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGLQ4OuHL3
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya! Jangan Cici Farisha!" kata Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLkhXYl3HPW
"Saya nggak mau mengotori tangan saya buat mukul orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIZwToT9ix
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpIIWPT2zCq
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar," kata Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRbbhychFPl
"Oh so sweet. Sebegitu setianyakah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEbRHZ9x3f8
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKpHoy8YWBD
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFnoNhWV1k
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7wu5FpftBr
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Ltr58Rf4m
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrHkmHyCKJ
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM7eht749pw
"Saya nggak apa-apa. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6eJTIdwbk
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrDfOngdhiy
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRX6mJLTIWS
"Aduh..."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxvBRCnfX1
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYKWQicgAA
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsX3sqeoqh
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1XVl4AFY9W
"Udah! Kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmLlnpzsJ9
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang rapuh, membuatku tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJIuKCRzGX7
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAB5zaw2Ed4
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡihz7XFQ8Kr
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtI0uISVXXy
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlPepfK0TG
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCBOZa1Tlm
"Sama-sama," kata mereka lirih.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbzL18qZ5qg
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpSwG200lSv
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuV8g5NRB8X
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FBf7biihd
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsdmXjkSh62
"Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut lalu melepas celamisku dengan kasar.1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTU4sd8B6z8
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2BOtNzQwOH
Dengan satu tarikan, celana dalamku pun turun sampai sebatas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack, saat Akbar mulai penetrasi tanpa foreplay. Aku hanya bisa pasrah tanpa mencegahnya karena tubuhku membeku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm5ooBdlQwJ
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, hanya sebatas menempel saja. Tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDmV0YSJXTs
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡarE5yNs6bY
"Ejakulasi dini?"
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNEZTUEmyIe
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku tak pernah membayangkan akan mengalami siksaan fisik dan mental seperti ini. Meski mentalku terlanjur rusak, ada secercah harapan agar aku kembali ke sedia kala.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ58e2OYgGyp
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar pun membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke arah kelaminnya yang mulai layu.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS8L20SaloX
"Mas, kok si Johny layu sih?" tanyaku yang sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, namun penis Akbar tak kunjung menegang.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNVlMNCNg6G
"Hei, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" tanyaku sambil mengocok penis Akbar lalu kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4trMxvAVrr
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLmL5GGha9u
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnXmtqY99Pc
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOu3sHIspdf
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan wajahku karena bentakan Akbar sempat membuatku down.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBrcHABGzF3
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ZvNYL316p
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9mmrEAjdf
"Nggak usah bawel! Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq4FWTaF0Of
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata temperamen Akbar tak sebanding dengan arogansinya. Personalitasnya minus, yang sering main tangan pada istrinya sendiri. Belum lagi lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan suami seperti itu. Posisi tinggi di perusahaan pun, karena orang dalam. Begitu juga previllage di masyarakat, hanya karena ia anak seorang kyai.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtkwRzrd0I8
Entah kenapa mengulik keburukan Akbar membuatku ingin membandingkannya dengan Papa. Dari wajah, postur tubuh, kecerdasan, kesuksesan finansial dan cara memperlakukan lawan jenis. Papa tak pernah membatasi kebebasanku. Sedangkan Akbar hanya laki-laki patriarkis yang menganggapku seperti object yang tak memiliki perasaan. Yang bebas menyakitiku seenaknya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjmrQ4KsYZz
Maka, mulai detik ini kuputuskan bahwa aku harus pulih dari traumaku. Sudah cukup aku terpuruk berhari-hari. Lelahku harus terbayarkan, dengan cara bangkit dari mimpi burukku. Yang aku inginkan, aku lepas dari perasaan cemas dan takutku. Setelah itu, aku harus kembali ceria. Dengan pulihnya mentalku, aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku juga bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Lalu apakah aku suka, mengungkap kelemahan Akbar? Ya meski mirip harapanku sebelum menikah. Namun apa gunanya? Mentalku sudah terlanjur hancur, begitu juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Apa aku semakin benci pada Akbar? Ya, tak bisa kupungkiri. Aku sangat membencinya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdZr5GJwZn3
Dan dibalik tubuhku yang lemah seperti sekarang, aku hanya bisa menggigil. Dengan memanggil-manggil nama papaku, karena aku sangat merindukannya.
1789Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2dcQWphlyG
